Anda di halaman 1dari 15

Materi Kuliah Administrasi Pembangunan (Pertama)

Pengertian Administrasi
Administrasi pembangunan adalah suatu disiplin ilmiah yang diturunkan dan
ilmu administrasi Negara. Administrasi pembangunan terdiri dari 2 kata yakni
administrasi dan pembangunan. Pengertian Administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan,
pengertian pembangunan adalah rangkaian usaha untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Administrasi pembangunan berkembang karena adanya kebutuhan di negara-
negara yang sedang membangun untuk mengembangkan lembaga-lembaga dan pranata-
pranata sosial, politik dan ekonominya, agar pembangunan dapat berhasil. Oleh karena
itu, pada dasarnya administrasi pembangunan adalah bidang studi yang mempelajari
sistem administrasi negara di negara yang sedang membangun serta upaya untuk
meningkatkan kemampuannya. Dari sudut praktek, administrasi pembangunan
merangkum dua kegiatan besar dalam satu. pengertian, yakni administrasi dan
pembangunan.
Konsep pembangunan menjembatani antara masalah-masalah administratif
yang biasanya muncul sewaktu pelaksanaan seperti masalah tipe personil, keuangan,
organisasi-organisasi dan metode-metode kerja didalam administrasi negara dengan
masalah-masalah administratif yang muncul diluar pelaksanaannya seperti agen
(pelaksana) perubahan. Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh
dilihat dan konsep yang statis. Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan
yang tanpa akhir
Masalah-masalah eksternal atau “Administrasi Pembangunn” menyangkut
hubungan antara masyarakat dan lingkungan. Di dalamnya terdapat masalah-masalah
yang melekat pada penerapan program pembangunan. Administrasi pembangunan yang
dibahas merupakan administrasi dan suatu program pembangunan. Pertama,
administrasi pembangunan berkaitan dengan proses administrasi dan suatu program
pembangunan, dengan metode yang digunakan oleh organisasi besar terutama
pemerintah, untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah direncanakan guna

1
menemukan sasaran-sasaran pembangunan. Kedua arti dari istilah “administrasi
pembangunan” dikaitkan dengan implikasinya, tidak dengan pengertiannya secara
langsung. Termasuk didalamnya adalah peningkatan kemampuan administratif.
Jelasnya, apabila suatu program pembangunan berhasil dilaksanakan, dengan sendirinya
akan mendorong terjadinya perubahan-perubahan di lingkungan masyarakat termasuk
perubahan kemampuan masyarakat dalam bidang administrasi.

Konsep Administrasi Pembangunan


Administrasi pembangunan lahir dari sebuah kebutuhan negara-negara
berkembang untuk membangun dan memperbaiki tatanan kehidupannya. Implementasi
kegiatan-kegiatan pembangunan disuatu negara telah menimbulkan adanya kebutuhan
untuk mengembangkan suatu disiplin ilmiah baru yang menjadi sarana dalam mencapai
pembangunan suatu negara dan bangsa ditinjau dari segi administrasi. Selain itu,
administrasi pembangunan juga terlahir dan kepedulian negara-negara dunia kedua dan
pertama (dengan berbagai kepentingan didalamnya) untuk membantu negara-negara
berkembang menjalankan administrasi negaranya kearah yang lebih baik. Pada dasarnya
administrasi pembangunan merupakan cabang dan administrasi negara, sehingga
kaidah-kaidah umum yang ada di administrasi negara berlaku pula pada administrasi
pembangunan. Dalam perkembangannya para ahli ilmu administrasi negara
memberikan pengertian yang berbeda terhadap dua hal yaitu:
1. Administrasi di negara-negara yang sedang berkembang.
2. Administrasi yang berada pada negara-negara sudah maju.
Konklusi dan penemuan (CAG-Comparative Administration Group)
memberikan keputusan perlunya dibentuk administrasi pembangunan, untuk
meningkatkan kemajuan masyarakat di negara-negara sedang berkembang. Dipandang
perlunya membentuk administrasi pembangunan ini dikarenakan beberapa hal, yaitu:
1. Bahwa teori ilmu administrasi negara yang selama ini mereka kuasai dan
kembangkan tidak begitu saja dapat dialihkan ke negara-negara yang sedang
membangun.
2. Agar bantuan yang diberikan di bidang administrasi mencapai sasarannya, para
pakar tersebut merasa perlu untuk menciptakan suatu disiplin ilmiah baru yang

2
dapat diterapkan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan pembangunan
dengan segala seginya.
3. Demi perkenibangan ilmu administrasi yang mutakhir serta sesual dengan
tuntutan praktek di lapangan, para pakar yang berpengalaman di negeri sendiri
dan di negara lain di mana mereka pernah ditempatkan dalam rangka bantuan
luar negeri, merasa perlu untuk mengembangkan studi perbandingan dibidang
administrasi.
4. Masih terdapat jurang yang lebar antara negara-negara yang kaya dengan
negara-negara yang miskin, disamping itu ditekankan betapa pentingnya
kerjasama nasional dalam usaha memperlancar kegiatan-kegiatan pembangunan.

Pembangunan sering kali dikaitkan dengan ekonomi, politik, mental dan


berbagai bidang lainnya. Selain itu, pembangunan juga sering dikaitkan dengan
perubahan ke arah yang lebih baik. Menurut Nugroho dan Rochmin Dahuri (2004)
Pembangunan adalah suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih
baik secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya
yang paling manusiawi. Menurut Siagian (1994) pembangunan adalah suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa.
Konsep Pembangunan (3 pengertian)
 Pembangunan adalah proses penerapan teknologi terpilih, oleh karena itu dalam
pembangunan harus dikembangkan suatu jalinan dan komunikasi yang akrab
peneliti, penyuluh dan masyarakat (Prabowo, 1978)
 Pembangunan adalah usaha pemecahan masalah (Todaro, 1981)
 Pembangunan merupakan proses kegiatan yang dilakukan oleh banyak pihak yaitu
pemerintah dengan memperoleh dukungan partisipasi dan masyarakat (Rahim,
1986)
Konsep pembangunan itu sendiri adalah konsep mengenal kemajuan
pembangunan dari hasil - hasi pembangunan suatu negara. Konsep pembangunan
tersebut selalu dikembangkan dari masa ke masa agar negara atau pemerintah dapat
memberikan pelayanan pada masyarakat. Menurut Imam Nazeni konsep pembangunan

3
diibaratkan seperti proses komputer yang harus ada peningkatnya yakni Perangkat
Keras terdiri atas:
Tenaga kerja, Dana, Material, Basis Usaha, Waktu. Perangkat Lunak terdiri atas: Ilmu,
Keahlian, Peraturan, Teknologi, Informasi, dan Moral.
Konsep pembangunan juga tidak bisa terlepas dari berbagai teori pertumbuhan
ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
Teori Pembangunan Adam Smith:
Teori ini juga sering dikenal dengan Teori Hukum Alam. Teori ini meyakini dimana
berlakunya doktrin hukum alam dalam persoalan ekonomi maka wajar jika ia akan
menganjurkan kebijakan pasar bebas dalam ekonomi. Kekuatan yang tidak akan terlihat
yakni pasar persaingan sempurna yang merupakan suatu mekanisme menuju
keseimbangan secara otomatis atau cenderung memaksimumkan kesejahteraan nasional.
Teori Pembangunan Thomas Malthus
Dalam teori ini, Thomas Robert Maithus akan menganggapi bahwa proses
pembangunan ekonomi itu tidak akan terjadi dengan sendiri, namun apabila
membutuhkan berbagai usaha yang konsisten dan pihak rakyat. Jadi proses
pembangunan merupakan suatu proses naik turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada
sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi tersebut.
Teori pembangunan Rostow
Dalam teori ini Rostow membuat pernyataan tentang membedakan lima tahap
pertumbuhan ekonomi:
a. Masyarakat tradional
b. Prasyarat untuk tinggal landas
c. Tinggal landas
d. Dewasa
e. Masa konsumsi massal
Teori pembangunan Mill
John Stuart Mill menganggap pembangunan ekonomi sebagai fungsi tanah, tenaga kerja
dan modal. Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin jika tanah dan modal mampu
meningkatkan produksi lebih cepat dibanding angkatan kerja.

4
Selanjutnya, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu
-ilmu sosial, para ahli manajemen pembangunan terus berupaya untuk menggali konsep
-konsep penibangunan secara ilmiah. Sebagai disiplin ilmiah, Administrasi
Pembangunan menjadi titik tolak berhasil tidaknya suatu bangsa dalam membangun
masyarakat untuk bisa mencapai kemakmuran yang merata di segala bidang. Sebuah
konsep administrasi selalu diharapkan mampu menjadikan kinerja pembangunan
menjadi semakin baik, namun sedikit yang memikirkan bahwa sebuah konsep
pembangunan juga harus mampu berpengaruh pada perkembangan administrasi.
Seorang administrator juga harus mampu dan berkecimpung pada proses manajemen,
bukan hanya menjadi aktor pelaksana saja. Karena kegagalan pembangunan terjadi
salah satunya ialah perbedaan paham antara sang pengonsep dan sang eksekutor. Maka
daripada itu seorang eksekutor (dalam hal mi administrator) harus bekerja mulai dan
planning ditulis.
Pembangunan administrasi harus mampu menyentuh tatanan administrasi itu
sendiri. lika tidak,maka ibarat orang yang ingin memperbaiki orang lain tapi dia sendiri
tidak menginginkan menjadi baik, jika seperti ini yang teajadi maka proses
pembangunan akan sangat mustahil untuk di-gol-kan. Karena awal dari pembangunan
negara adalah membangun administrasi terlebih dahulu.
Ada beberapa unsur-unsur dalam birokrasi pembangunan administrasi di antaranya:
1) Birokrasi harus dapat membangun partisipasi rakyat.
2) Birokrasi hendaknya tidak cenderung berorientasi kepada yang kuat, tetapi harus
lebih kepada yang lemah dan kurang berdaya.
3) Peran birokrasi harus bergeser dan mengendalikan menjadi mengarahkan, dan dari
memberi menjadi memberdayakan.
4) Mengembangkan keterbukaan dan kebertanggungjawaban.
Namun sebuah Administrasi Pembangunan harus disesuaikan dengan keadaan
yang terjadi di masing-masing negara. Negara yang mampu menerapkan sistem
pembangunannya sesuai dengan keadaan negara tersebut maka akan berpeluang besar
untuk maju dan pada negara yang asal dalam menerapkan sebuah konsep pembangunan.
Segi-segi pembangunan yang begitu kompleks harus mampu diseimbangkan. Prinsipnya
adalah membangun bersama, walaupun demikian, prioritas tetap harus ada.

5
Materi Kuliah Dimensi Administrasi Pembangunan (Kedua)
 Manusia sebagai individu
Proses pembangunan seharusnya menempatkan manusia sebagai subjek
sekaligus objek pembangunan itu (Misra, 1991). Manusia merupakan subjek
pembangunan, karena ia merupakan pelaksana pembangunan. Manusia menjadi
objek pembangunan, sebab sasaran hasil pembangunan pada hakikatnya untuk
kepentingan manusia itu sendiri. Pembangunan dilaksanakan oleh dan untuk
manusia. Karenanya aspek kesejahteraan yang adil dan merata di setiap wilayah
harus diupayakan. Dalam pelaksanaan pembangunan, manusia memiliki hak dan
kewajiban. Hak dan kewajiban ini diatur sedemikian rupa sehingga kedudukan
manusia sebagai subjek dan objek pembangunan dapat terwujud.
 Manusia sebagai Masyarakat dan Bangsa
Dalam konsep pembangunan berkelanjutan, terkandung makna bahwa segala
upaya pemanfaatan sumber daya, pengembangan teknologi, perubahan tatanan
kelembagaan, peningkatan investasi, harus diarahkan secara harmonis dan terpadu
untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. Hal
ini dinyatakan secara tegas oleh Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan
di Stockholm, Swedia tahun 1984 yakni manusia pada prinsipnya memiliki
kemampuan untuk membuat pembangunan berkelanjutan, sehingga terjamin
pemenuhan kebutuhan manusia untuk hari ini, tanpa mengurangi hak generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhannya akan sumber daya alam.
 Dimensi ruang wilayah dan pembangunan
 Pengentasan Kemiskinan. Merupakan masalah mendasar yang harus segera
ditanggulangi. Kemiskinan adalah salah satu penyebab kemerosotan lingkungan
dan dampak negatif dan pembangunan, sebaliknya kemerosotan daya dukung
lingkungan dapat menjadi penyebab muncul dan berkembangnya kemiskinan.
 Pola Konsumsi dan Pola Produksi. Pola konsumsi kebutuhan dasar dari pola
hidup melalui pola produksi yang tidak berkelanjutan merupakan salah satu

6
penyebab utama. berkelanjutan kerusakan lingkung ini. Selama ini belum ada
kebijakan yang secara eksplisit mendorong pola konsumsi dari pola produksi
yang berkelanjutan. Di kalangan masyarakat kota, telah berkembang gaya hidup
konsumtif yang tidak lagi mengkonsumsi atas dasar nilai guna dan nilai pakai,
tetapi berdasarkan simbol, citra, atau image.
 Dinamika Kependudukan. Dalam perencanaan pembangunan, dilakukan upaya
untuk memahami keterkaitan antara variabel kependudukan dan lingkungan,
serta dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Hal ini sebagai
upaya untuk mengatasi kemerosotan sumber daya alam, yakni dengan menekan
angka kelahiran, sehingga tercipta keseimbangan antara penduduk dan
lingkungan di dalam satu wilayah dan atau antar wilayah.
 Pengelolaan dan Peningkatan Kesehatan. Merupakan hal yang penting, sebab
tingkat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan kondisi sosial ekonomi
dan lingkungan. Hubungan ini bersifat timbal balik, terkadang pembangunan
sosial ekonomi akan mempengaruhi kualitas lingkungan, terkadang kualitas
lingkungan akan mempengaruhi kesehatan, dan kesehatan yang merupakan
modal dasar dalam pembangunan akan mempengaruhi proses pembangunan itu
sendiri. Pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan yang layak sangat
menentukan terhadap kesehatan.
 Pengembangan Perumahan dan Permukiman. Dalam pemanfaatan ruang
wilayah, dengan dinamika kependudukan yang terus berkembang akan
didominasi untuk permukiman (human settlement). Pada suatu permukiman
(baik perkotaan maupun pedesaan) 40% sampai dengan 60% akan didominasi
oleh kawasan perumahan.

Dimensi Manusia Sebagai Subjek dan Objek Pembangunan Sosial Ekonomi


Manusia Sebagai Individu
Proses pembangunan seharusnya menempatkan manusai sebagai subjek sekaligus objek
pembangunan itu (Misra, 1991). Manusia merupakan subjek pembangunan, karena ia
merupakan pelaksana pembangunan. Manusia menjadi objek pembangunan, sebab
sasaran hasil pembangunan pada hakikatnya untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pembangunan dilaksanakan oleh dan untuk manusia. Karenanya aspek kesejahteraan

7
yang adil dan merata disetiap wilayah harus diupayakan. Dalam pelaksanaan
pembangunan, manusia memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban ini diatur
sedemikian rupa sehingga kedudukan manusia sebagai subjek dan objek pembangunan
dapat terwujud.

Pelaksanaan hal tersebut dilakukan dengan cara :


 Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
 Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat
 Menumbuhkan ketanggapan masyarakat untuk melakukan pengawasan social
 Memberikan saran pendapat
 Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

Manusia sebagai Masyarakat dan Bangsa


Dalam konsep pembangunan berkelanjutan, terkandung makna bahwa segala upaya
pemanfaatan sumber daya, pengembangan teknologi, perubahan tatanan kelembagaan,
peningkatan investasi, harus diarahkan secara harmonis dan terpadu untuk memenuhi
kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. Hal ini dinyatakan secara
tegas oleh Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan di Stockholm, Sewdia
tahun 1984 yakni manusia pada prinsipnya memiliki kemampuan untuk membuat
pembangunan berkelanjutan, sehingga terjamin pemenuhan kebutuhan manusia untuk
hari ini, tanpa mengurangi hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
akan sumber daya alam.

Deminesi Ruang Wilayah dari Pembangunan Berkelanjutan


1. Pengentasan Kemiskinan. Merupakan masalah mendasar yang harus segara
ditanggulangi. Kemiskinan adalah salah satu penyebab kemerosotan lingkungan dan
dampak negative dari pembangunan, sebaliknya kemerosotan daya dukung
lingkungan dapat menjadi penyebab muncul dan berkembangnya kemiskinan.
2. Pola Konsumsi dan Pola Produksi. Pola konsumsi kebutuhan dasar dan pola hidup
melalui pola produksi yang tidak berkelanjutan merupakan salah satu penyebab
utama berkelanjutan kerusakan lingkungan. Selama ini belum ada kebijakan yang
secara eksplisit mendorong pola konsumsi dan pola produksi yang berkelanjutan. Di

8
kalangan masyarakat kota, telah berkembang gaya hidup konsumtif yang tidak lagi
mengonsumsi atas dasar nilai guna dan nilai pakai, tetapi berdasarkan symbol. Citra
atau image.

9
Materi Kuliah Strategi Administrasi Pembangunan (Ketiga)
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang
dijadikan faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan, atau dengan kata
lain strategi pembangunan merupakan suatu cara untuk mencapai visi dan misi yang
dirumuskan dalam bentuk strategi sehngga dapat meningkatkan kinerja. Kinerja sangat
dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi (pemerintah) menerima sukses atau
mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah. Faktor-faktor keberhasilan
berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam rangka mencapai tujuan dan misi
organisasi pemerintah secara sinergis dan efisien.
Kunci dan pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan pembangunan
yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai pemerataan
pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber
daya manusia. Flipotesis Kusnets (1963) yang menyatakan bahwa sejalan dengan waktu
ketidakmerataan (inequality) akan meningkat akan tetapi kemudian akan menurun
karena adanya penetesan kebawah (trickle down effect), sehingga kurva akan berbentuk
seperti huruf U terbalik (Inverted U). Akan tetapi pada kenyataannya penetesan
kebawah (trickle down effect) tidak selalu terjadi, sehingga kesenjangan antara kaya dan
miskin semakin besar.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang
berorientasi pada penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasarnya dilandasi
keinginan, berdasarkan atas norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin
dibatasi. Sementara itu strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat sulit
mempengaruhi atau memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan


Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan antara lain:
 Kependudukan dan sosial budaya

10
 Wilayah dan lingkungan
 Sumber daya alam serta persebarannya
 Kualitas sumber daya manusia terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi
 Manajemen nasional
 Kemungkinan pengembangan
Seperti diketahui bahwa pembangunan identik dengan pertumbuhan, dalam hal
ini pertumbuhan ekonomi, maka strategi pembangunan pun tidak lepas dengan yang
namanya strategi pembangunan ekonomi.
Terdapat 5 (lima) strategi baru dalam pembangunan ekonomi, yaitu:
1. Strategi pertumbuhan dengan distribusi
Strategi pertumbuhan dengan distribusi merupakan strategi pembangunan
yang lahir dan kegagalan pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi
saja tanpa diikuti dengan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak akan berarti kalau distribusi pendapatan dalam masyarakat timpang.
Pengalaman di beberapa negara sedang berkembang menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi juga diikuti dengan ketimpangan distribusi
pendapatan yang semakin lama semakin lebar. Dengan demikian strategi
pertumbuhan dan distribusi merupakan strategi pembangunan yang tidak saja
mengejar laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi juga memperhatikan
distribusi pendapatan masyarakat. Tujuan dan strategi ini adalah mengurangi
kesenjangan antara golongan kaya dan miskin supaya tidak semakin timpang.
Pembagian ini sangat penting agar pembangunan dapat dinikmati oleh semua
golongan.
Implementasi dan strategi pembangunan ini adalah berupa kebijakan antara
lain:
a) Menciptakan lapangan kerja
b) Perhatian terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
c) Investasi pada SDM (Sumber Daya Manusia)
d) Perhatian terhadap rakyat miskin

11
Kebijakan pemerintah diarahkan pada kebijakan yang berorientasi pada
masyarakat banyak, oleh karena itu strategi ini dinamakan juga strategi
pembangunan bersifat populis (populisme).

2. Strategi kebutuhan pokok


Strategi kebutuhan pokok merupakan strategi pembangunan dengan
berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Kebutuhan pokok dapat
didefinisikan sebagai kebutuhan yang meliputi pangan, papan, dan sandang, Namun
demikian konsep kebutuhan pokok untuk masing-masing negara adalah berbeda,
semakin maju dan kaya suatu negara semakin tinggi kebutuhan pokok. Pada
umumnya kebutuhan pokok meliputi kebutuhan minimum konsumsi (pangan,
sandang, perumahan) dan jasa umum (kesehatan, transportasi umum, air, fasilitas
pendidikan), Namun menurut Todaro, pengertian kebutuhan pokok jauh lebih luas
dari sekedar pemenuhan kebutuhan minimum.
Todaro kebutuhan pokok manusia mengacu pada 3 (tiga) nilai dasar
pembangunan, yaitu:
1. Kemampuan menyediakan kebutuhan dasar (life sustenance)
2. Kebutuhanu untuk dihargai (self esteem)
3. Kebebasan untuk memilih (freedom)
Dengan demikian kebutuhan pokok menurut Todaro tidak sekedar
pemenuhan kebutuhan minimum, tetapi lebih luas lagi ehingga pembangunan dapat
dinikmati oleh semua masyarakat. Strategi pembangunan kebutuhan pokok ini
merupakan strategi pembangunan dengan pendekatan ekonomi dan sosial.

3. Strategi Pembangunan Mandiri


Strategi pembangunan mandiri lahir sebagai antithesis dari strategi
dependensia, yaitu strategi pembangunan yang berorientasi pada negara donator
sebagai pemasok modal melalui utang luar negeri. Model pembangunan seperti ini
sangat rentan karena menggantungkan diri pada negara donatur. Kondisi ini
melahirkan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi antara negara sedang
berkembang dengan negara maju. Negara sedang berkembang yang pada umumnya

12
merupakan negara miskin sangat terbatas dalam pemumpukan modal sehingga
tidaklah heran banyak negara sedang berkembang yang terjerat dalam lilitan utang
luar negeri, termasuk Indonesia.
Sebagai pelopor kelahiran strategi pembangunan mandiri adalah negara India
pada masa pemerintahan Mahatma Gandhi, Tanzania pada masa pemerintahan
Julius Nyerere, Cina pada masa pemerintahan Mao Zedong dan Indonesia pada
masa pemerintahan Soekarno. Pengertian “mandiri” tidak saja mandiri secara
ekonomi tetapi juga mandiri dalam segala hal, sehingga strategi pembangunan
mandiri pada intinya merupakan strategi pembangunan yang tidak tergantung pada
negara lain.

4. Strategi pembangunan berkelanjutan


Strategi pembanguhan berkelanjutan (sustainable development), lahir sekitar
tahun 1970 seiring dengan merebaknya masalah lingkungan. Kesadaran masyarakat
yang sangat tinggi akan pentingnya lingkungan hidup, mendorong beberapa negara
untuk mengadakan pertemuan dan membahas tentang kerusakan lingkungan yang
terjadi.
Laporan dan Club of Rome, dengan menggunakan data statistik,
menyimpulkan bahwa “bila tren pertumbuhan penduduk, industrialisasi, polusi,
produksi makanan, dan deplesi sumber daya terus menerus tidak berubah maka
batas pertumbuhan atas planet bumi akan dicapai dalam. waktu kurang dari 1000
tahun”. Namun demikian dan ramalan ini tidak terbukti.

Menurut Lester Brown (1981), konsep subtainable sendiri merujuk pada 4 (empat) nilai
utama, yaitu:
a. Tertinggalnya transisi energi
b. Memburuknya sistem biologi utama (perikanan taut padang rumput, hutan, lahan
pertanian)
c. Ancaman perubahan iklim yang sangat ekstrem (polusi, dampak rumahk aca,
bencana banjir musim panas yang sangat panas dan musim dingin yang sangat
dingin).
d. Kurangnya bahan makanan

13
Dengan demikian, strategi pembangunan berkelanjutan merupakan strategi
pembangunan yang betorientasi pada pentingnya menjaga lingkungan. Pembangunan
yang tidak semata-mata mengejar nilai ekonomis, tetapi disisi lain juga memperhatikan
ekologi maupun sosial di masa yang akan datang. Oleh karena itu para ahli
pembangunan setuju tentang konsep pembangunan ecodevelopment dimana masyarakat
dan lingkungan harus bersama-sama berkembang menuju produktivitas dan pemenuhan
kebutuhan yang lebih baik.
Pada program Millennium Development Goals atau MDGs yang disepakati 189
negara termasuk Indonesia pada konferensi Tingkat Tinggi Milenium Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada bulan September 2000 merumuskan 8 (delapan) target
pembangunan yang harus dicapai pada tahun 2015. Kedelapan target pembangunan
tersebut adalah:
1. Penghapusan kemiskinan
2. Pendidikan untuk semua
3. Penyetaraan gender
4. Perlawanan terhadap penyakit
5. Penurunan angka kematian anak
6. Peningkatan kesehatan ibu
7. Perlindungan lingkungan hidup
8. Kerjasama global
Program Millennium Development Goals atau MDGs merupakan salah satu
program dunia tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan. Disamping itu dalam
program Millennium Development Goals atau MDGs terkandung makna pentingnya
perubahan dalam memahami makna pembangunan. Pembangunan tidak saja dipandang
dan segi ekonomi tetapi juga dan segi ekologi, lingkungan dan sosial. Dampak
perubahan iklim sebagai salah satu penyebab pentingnya pembangunan berdasarkan
lingkungan sekitar.

5. Strategi Pembangunan Berdimensi Etnik


Strategi pembangunan berdimensi etnik (ethnodevelopment) lahir dengan
latar belakang konflik antar etnis. Konflik antar etnis terjadi pada negara yang
memiliki berbagai macam etnis, (multietnis) sepert iras, suku dan agama yang

14
beragam (heterogen). Negara dengan multi etnis seperti ini sangat rentan untuk
terjadinya konflik. Pada negara-negara seperti di Afrika, dan Asia Selatan pada
umumnya sering terjadi konflik berupa:
a. Konflik kepemilikan atas tanah
b. Konflik penguasaan sumber daya alam
c. Konflik ketimpangan pembangunan
d. Konflik penguasaan politik dan ekonomi
Negara Malaysia secara terbuka memasukan konsep ethnodevelopment
dalam formulasi kebijakan Ekonomi Baru-nya (NEP) yang dirancang dan digunakan
untuk menjamin agar buah pembangunan dapat dirasakan oleh semua warga negara
secara adil, baik dan komunitas Cina, India, maupun masyarakat pribumi Malaysia
(Faaland, et al, 1990).

15

Anda mungkin juga menyukai