Nim: 140201131402019
Wahyudi Kumorotomo
Pentingnya kedudukan moralitas atau hukum moral bagi manusia sehingga dalam
banyak hal hal kemajuan peradaban suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana
individu-individu salam bangsa tersebut dapat menjunjung tinggi nilai-nilai
moralitas. Mengenai pentingnya hukum-hukum moral bagi kehidupan manusia,
beberapa uaraian berikut barangkali akan memperjelas kedudukannya :
.Etika merupakan pokok permasalahan di dalam disiplin ilmu itu sendiri yaitu
nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusisa. Moral
merujuk kepada tingkah laku yang bersifat spontan seperti rasa kasih, kemurahan
hati, kebesaran jiwa yang tidak terdapat dalam peraturan-peraturan hukum.
Sedangkan moralitas berfokus kepada hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang
abstrak dan bebas.
Berbeda dengan etika individu, etika sosial memiliki keterkaitan antar aspek-
aspek yang sangat luas. Etika sosial memerlukan lebih banyak konseptualisasi
maupun aplikasi yang bersifat multi-facet. Etika sosial lebih banyak mengundang
perdebatan karena masalah-masalah yang ada didalamnya lebih mudah
menimbulkan beragam pandangan dibandingkan dengan etika individual.
Persoalan etika sosial menyeruak karena semakin kompleksnnya kehidupan
masyarakat modern berbarengan dengan globalisasi masalah-masalah sosial,
politik, ekonomi, dan budaya.
Beberapa macam aliran yang menjadi landasan etika yaitu antara lain naturalisme,
individualisme, hedonisme,eudaemonisme, utilitarianisme, dan idealisme. Setiap
macam aliran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada enam ide
agung yang terdapat dalam tulisan Adler yaitu keindahan, persamaan, kebaikan,
keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
Pertimbangan moral
Legitimasi berasal dari bahasa Latin yaitu Lex, yang berarti hukum. Padanan kata
yang tepat untuk legitimasi adalah kewenangan dan keabsahan. Kekuasaan
merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk memengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain sehingga tingkah laku menjadi sesuai
dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan tersebut.
Negara adalah suatu bentukan permanen yang terdiri dari orang-orang yang hidup
bersama dalam suatu teritori dan organisasi dibawah suatu pemerintahan yang
bebas dari control luar serta membentuk hukum di dalam batas-batas Negara
tersebut. Unsur pokok suatu Negara adalah penduduk atau sekelompok orang
jumlah realtif besar, wilayah atau teritori yang pasti, organisasi politik atau sistem
pemerintahan yang ada, dan kedaulatan.
1. Plato
Dalam model distribusi kekuasaana antara penguasa dan yang dikuasai, Plat
mengandaikan bahwa para penguasa memperoleh hak memakai kekuasaan untuk
mencapai kebaikan public dari kecerdasan mereka yang luar biasa. Plato
merumuskan bahwa pemerintahan akan adil jika raja yang berkuasa adalah
seorang yang bijaksana. Kebijaksanaa atau wisdom dimiliki oleh seorang filsuf.
Maka konsepsi tentang filsuf raja atau raja filsuf banyak disebut sebagai inti teori
Plato mengenai kekuasaan Negara. Selain itu Plato mengatakan bahwa kebaikan
public akan tercapai jika setiap individu terpenuhi. Oligarki musti dicegah untuk
menghindari supaya kelas penguasa tidak justru melayani diri mereka sendiri.
Model ini menawarkan suatu bentuk Negara-kota yang ideal dengan penduduk
sekitar 50.000 orang. Betapapun abstrak dan utopisnya, pemikiran Plato sudah
mampu menjadi peletak dasar sistem kenegaraan modern. Legitimasi Negara tidak
harus selalu dikaitkan dengan hal-hal supernatural dan masalah-masalah sacral
yang ada di luar jangkauan pemikiran manusia.
2. Nicolo Machiavelli
Kaidah etika politik yang dianut Machiavelli ialah bahwa apa yang baik adalah
segala sesuatu yang mampu menunjang kekuasaan Negara. Apapun harus dibayar
untuk sampai kea rah itu. Alasan pembenar dari pernyataan ini adalah desakan
keadaan untuk segera mengatasi situasi chaotic yang bisa menggoyahkan
kestabilan kekuasaan Negara.
3. Thomas Hobbes
Dasar dari ajaran Hobbes adalah tinjauan psikologis terhadap motivasi tindakan
manusia. Hobbes mengatakan bahwa untuk menerbitkan tindakan manusia,
mencegah kekacauan dan mengatasi anarki, mungkin perlu mengandalkan kepada
imbauan-imbauan moral. Pemikiran Hobbes mengenai kekuasaan Negara melihat
adany upaya untuk mengatasi konflik-konflik kepentingan dari sudut pandang
utilitarian. Negara mesti berkuasa secara absolut jika tidak ingin Negara tersebut
keropos oleh banyaknya anarki. Selain itu, Hobbes adalah orang pertama kali
yang mengatakan dengan pasti paham positivism hukum, bagi Hobbes hukum
diatas segala-galanya. Sesuatu dianggap adil jika sesuai dengan undang-undang
betapa pun buruknya.
Birokrasi berasal dari bahasa Yunani, bureau yang artinya meja tulis atau tempat
bekerjanya para pejabat. Birokrasi adalah tipe dari suatu organisasi yang
dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administrative yang besar dengan cara
mengoordinasikan secara sistematis pekerjaan dari banyak orang. Konsep awal
yang mendasari gagasan modern tentang birokrasi berasal dari tulisan-tulisan Max
Weber. Ciri-ciri pokok struktur birokrasi sebagai berikut; 1) birokrasi
melaksanakan kegiatan-kegiatan regular yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi, didistribusikan melalui cara tertentu dan dianggap sebagai
tugas-tugas resmi, 2) pengorganisasian kantor mengikuti prinsip hierarkis, yaitu
bahwa unit yang lebih rendah dalam sebuah kantor berada di bawah pengawasan
dan pembinaan unit yang lebih tinggi, 3) pelaksanaan tugas diatur oleh suatu
sistem peraturan peraturan abstrak yang konsisten, 4) pejabat yang ideal
malaksanakan tugas-tugasnya dengan semangat sine ira et studio tanpa perasaan
dendam dan nafsu dan tanpa perasaan suka atau tidak suka. 5) pekerjaan dalam
organisasi birokratis didasarkan pada kualifikasi teknis dan dilindungi dari
pemecatan oleh sepihak. 6) pengalaman menunjukan bahwa tipe organisasi
administrative murni berciri birokrasi dilihat dari sudut teknis akan mampu
mencapai tingkat efisiensi yang tertinggi.
1. Inefisiensi organisasi
Pengertian ini muncul karena banyaknya peraturan formal yang harus diikuti jika
berhubungan dengan birokrasi. Gejala yang diamati dalam birokrasi itu meliputi
kepercayaan, kurangnya inisiatif, kelambanan dalam b erbagai urusan, banyak nya
formalitas dan formulir serta duplikasi pekerjaan.
Aparat birokrasi merupakan salah satu lembaga yang melaluinya kegiatan untuk
mencapai tujuan dijalankan. Kegiatan itu disebut admnistrasi dilaksanakan dalam
sebuah organisasi raksasa yang disebut Negara. Ciri kegiatan administrasi adalah
spesialisasi tugas, hierarki orotiras, badan keterampilan serta peran-peran khusus.
Dapat disimpulkan bahwa konsep ini didasarkan atas pengangkatan aparat
berdasarkan kapasitas kerja seseorang.
4. Masyarakat modern
5. Organisasional rasional
Gagasan rasionalitas merupakan landasan dari tipe ideal birokrasi. Konsep ideal
yang diidealkan oleh Weber ternyata sulit diwujudkan. Salah satu penyebabnya
adalah bahwa betapapun orang yang bekerja di dalam birokrasi tetap akan
membawa kepentingan-kepentingan individualnya. Setiap model birokrasi
memiliki nilai-nilai tersendiri yang harus ditaati. Baik nilai model tradisional
maupun model birokrasi pengaruh sistem colonial ataupun model birokrasi
rasional. Yang diharapkan adalah bahwa setiap birokrat akan senantiasa mawas
diri serta melihat tindakan-tindakan dari sudut etis yang universal.
e. Wibawa birokrat
4. Apakah para pejabat public menyadari bahwa kerahasiaan merupakan hal yang
bertolak belakang dengan pertanggungjawaban dan bahwa partisipasi serta
kepercayaan warga Negara dalam pemerintahan lebih ditunjang oleh keterbukaan,
sehingga kerahasiaan tentang sesuatu itu dipandang sebagai perkecualian?
g. Etka pembangunan
Kemerdekaan pribadi atau kebebasan merupakan bagian penting dari hak hak
asasi manusia. Hak untuk bebas merupakan hak yang melekat pada setiap individu
karena martabatnya sebagai manusia bukan karena pemberian oleh masyarakat
dan Negara.
2. Persamaan
Nilai nilai moral yang terkandung dalam gerak pembangunan juga ditentukan oleh
seberapa jauh proses itu dapat menciptakan persamaan derajat bagi warga Negara.
Hal yang harus ditegakan pemrintah adalah persamaan di depan hukum. Aspek
persamaan membutuhkan perhatian adalah persamaan kesempatan bagi seluruh
lapisan masyarakat. Persamaan di Negara berkembang dapat diwujudkan jika
peran Negara aktif untuk menciptakan peluang terutama bagi kaum miskin dan
kurang berpendidikan. Persamaan harus diciptakan disegala bidang. Tantangan
yang dihadapi guna memecahkan persoalan ini semakin nyata apabila benar benar
mengharapkan tumbuhnya demokrasi.
Etika administrasi Negara berada di antara cabang etika profesi dan etika politik.
Asumsi yang dipakai ialah bahwa seorang administrator adalah orang yang harus
menerapkan ilmu-ilmu manajemen dan organisasi secara professional. Harus
mampu memecahkan masalah taktis dengan baik serta mampu mengelola
organisasi secara efisien. Etika administrasi Negara berusaha menempatkan
kaidah-kaidah moral dalam menghadapi berbagai dilemma dan juga masalah yang
menyangkut kedudukan pribadi seorang administrator dalam proses interaksi
dengan Negara dan masyarakat.
BAB 3 KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG
MENGANDUNG KONSEKUENSI MORAL
a. Keadilan Sosial
Tolok ukur keberhasilan pranata public yang harus diperhatikan ialah keadilan
sosial. Keadilan sosial merujuk kepada masyarakat (society) atau Negara yang
dapat berfungsi sebagai subjek maupun obyek. Konsepsi keadilan sosial di satu
pihak mewajibkan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan umum serta membagi
beban dan manfaatnya kepada warga untuk membantu masyarakat atau Negara
guna mencapai tujuannya.
Terdapat empat corak partisipasi warga Negara yang dapat dibedakan antara lain
sebagai berikut;
Merupakan corak partisipasi yang paling mudah dilihat karena biasanya bersifat
rasional.
2. Partisipasi kelompok
c. Masalah-masalah lingkungan
Meningkatnya taraf hidup manusia membawa tuntutan yang makin tinggi atas
berbagai macam kebutuhan sementara daya dukung alam di bumi tak bertambah.
Terdapat lima aspek yang mendapat perhatian. Pertama, dari sudut kependudukan
pemerintah harus menyediakan wilayah-wilayah permukiman yang sehat,
pembukaan lahan transmigrasi tanpa mengganggu potensi sumber daya alami atau
memperbaiki kualitas hidup di lingkungan kumuh perkotaan. Kedua, masalah
lingkungan dapat dilihar dati aspek pembangunan sektoral. Ketiga, pendekatan
masalah lingkungan dari aspek media lingkungan seperti tanah, air, atau ruang.
Keempat, masalah lingkungan tidak lepas dari unsur-unsru penunjang seperti
pendidikan, teknologi, dan pengaturan aparatur. Kelima, dari sudut legalitas harus
menerapkan peraturan perundangan mengenai lingkungan secara tegas.
d. Pelayanan umum
Sadar atau tidak, setiap warga Negara selalu berhubungan dengan aktivitas
birokrasi pemerintahan. Tidak henti-hentinya orang harus berurusan dengan
birokrasi sejak berada dalam kandungan sampai meninggal dunia. Kelambanan
pelayanan umum tidak hnya disebabkan oleh kurang baiknya cara pelayanan di
tingkat bawah. Ternyata masih banyak faktor yang memengaruhi begitu buruknya
birokrasi.
Gaya manajemen yang terlalu berorientasi kepada tugas juga membawa pengaruh
tidak terpacunya pegawai kepada hasil dan kualitas pelayanan umum.
Kecenderungan lain adalah kurang perhatiannya asas keterjangkauan dan
pemerataan dalam pelayanan. Oleh sebab itu, perlu adanya debirokratisasi
merupakan hal yang tidak dapat ditunda lagi dan pelaksanaannya pada jajaran
aparat pemerintaham hendaknya dijaga konsistensinya. Bentuk organisasi
diharapakan memiliki daya tanggap yang baik terhadap kepentingan-kepentingan
umum adalah bentuk organis adaptif. Ciri pokok yang terdapat dalam struktur
yang organis adaptif antara lain; berorientasi pada kebutuhan para pemakai jasa,
bersifat kreatif dan inovatif, menganggap sumber daya manusia sebagai modal
tetap jangka panjang, kepemimpinan yang memiliki kemampuan mempersatukan
berbagai kepentingan dalam organisasi sehingga menumbuhkan sinergisme.
f. Pertanggungjawaban administrasi
Untuk organisasi dan aparatur public, masalah yang sesungguhnya dihadapi oleh
mereka bukan sekadar ada atau tidaknya sistem-sistem pertanggungjawaban
administrasi tetapi bagaimana pertimbangan antarmasing-masing
pertanggungjawaban itu. Agar tercipta suatu proses administrasi Negara yang adil
dan kondisi kerja yang dinamis, pemakaian seluruh aspek sistem
pertanggungjawaban secara proporsional menjadi prasyarat yang sangat penting.
g. Analisis etis
Konsep moralisme legal dapat dirumuskan dari dua sisi tuntutan yang
menyangkut tindakan manusia yaitu; sisi moralis, bahwa tindakan tindakan
tertentu memang secra intrinsic dapat disebut salah; sisi legal, bahwa tindakan
tindakan yang salah adalah tindakan tindakan yang illegal atau melawan hukum.
Maka salah satu kekuatan pokok dari aturan aturan yang terdapat dalam etika dan
moral adalah kemampuannya untuk menemukan kaidah-kaidah penting di luar
aturan aturan atau hukum yang berlaku.
Masalah yang erat kaitannya dengan kedudukan dan kewenangan pejabat public
adalah korupsi dengan beranekaragam bentuknya dan masalah ruwetnya prosedur
layanan masyarakat atau bureaucratism. Berkenaan dengan lambatnya pelayanan
umum diungkapkan dengan istilah pita merah atau red-tipe.
Korupsi berasal dari kata Latin corrumpere, corruption atau corrutus. Yang
berarti penyimpangan dari kesucian. Sedikit modifikasi : inggris : corrupt,
corruption, Prancis : corruption, Belanda: korruptie
Unsur yang melekat pada tindakan korupsi yaitu; 1) setiap korupsi bersumber
pada kekuasaan yang didelegasikan, 2) korupsi melibatkanfungsi ganda yang
kontradiktif dari pejabat-pejabat yang melakukannya, 3) korupsi dilakukan
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, klik atau kelompok, 4) orang-orang
yang mempraktikkan korupsi biasanya berusaha merahasiakan perbuatannya, 5)
korupsi dilakukan secara sadar dan disengaja oleh para pelakunya.
Oleh karena itu, korupsi mempunyai karakteristik sebagai kejahatan yang tidak
mengandung kekerasan dengan melibatkan unsur tipu muslihat, ketidakjujuran
dan penyembunyian suatu kenyataan.
Fenomena korupsi yang pertama-tama dapat disebutkan yang berskala kecil tetapi
sering terjadi di dalam manajemen public tingkat operasional ialah berkaitan
dengan pengertian pungli. Di samping penyelewengan jabatan dengan imbalan-
imbalan material, banyak koruptor yang ternyata lebih mementingkan imbalan-
imbalan politis. Korupsi politis biasanya dilakukan oleh kalangan atas, dank arena
itu cakupan wilayahnya bisa meiputi distrik, daerah atau bahkan tingkat nasional.
Pada tahap awal, basis korupsi adalah konsepsi bahwa segala usaha memrlukan
pengesahan dari pemerintah, bahwa usaha masyarakat bisa menjadi sumber dana
bagi pejabat-pejabat pemerintah. Maka korupsi mengambil bentuk komersialisasi
jabatan atau manipulasi uang Negara. Teknik pembagian jabatan juga bisa
dilakukan oleh pemimpin-pemimpin partai dengan maksud untuk memelihara
keutuhan kerjasama antara kepentingan yang bermacam-macam.
5. Korupsi membawa serta unsur persaingan dan tekanan untuk bekerja lebih efisien
ke dalam kehidupan ekonomi yang kurng berkembang.
Dari berbagai kemungkinan diatas, korupsi dapat menjadi sarana untuk keluar dari
sistem kemandegan akibat sistem ekonomi dan administrasi. Akibat yang paling
nytaa dari merajalelanya korupsi di tingkat teknis operasional adalah
berkembangnya suasana yang penuh tipu-muslihat dalam setiap urusan
administrasi. Kesulitan lain yang akan dihadapi oleh masyarakat karena korupsi
ialah menyangkut relativitas layanan.
3. Karena adanya kesenjangan diantara para pejabat untuk memancing suap dengan
menyalahgunakan kekuasaanya, disiplin sosal menjadi kendur, efisiensi merosot.
Salah satu hal yang menjadi penyebab merajalelanya korupsi ialah tidak adanya
komponen-komponen yang berfungsi sebagai pengawas atau pengontrol sehingga
tidak ada proses check and balances. Efek birokratisasi juga merupakan salah satu
sumber penyebab korupsi di kebanyakan Negara berkembang.
Korupsi menjadi fenomena yang tak terelakkan dalam setiap sistem pemerintahan.
Tidak adanya satu sistem sosial yang benar benar steril dari korupsi. Oleh sebab
itu diperlukan kewaspadaan yng terus menerus akan bahaya korupsi serta sikap
sikap tanpa kompromi terhadap bibit-bibit korupsi. Dalam melawan korupsi, perlu
adanya sikap konsistensi. Sikap ini nantinya akan menunjukan seberapa kuatkah
individu berusaha untuk melawan tidak melakukan korupsi. Terdapat beberapa
landasan untuk menangkalnya yaitu;
b. Cara abolisionistik, berasumsi dari korupsi merupakan suatu kejahatan yang harus
diberantas dengan terlebih dahulu menggali sebab-sebabnya dan kemudian
penanggulangan diarahkan pada usaha-usaha menghilangkan sebab-sebab
tersebut.
c. Cara moralistic, dapat dilakukan melalui pembinaan mental dan moral manusia,
khotbah-khotbah, ceramah, atau penyuluhan di bidang keagamaan, etika dan
hukum.
Upaya-upaya untuk menangkal korupsi akan kurang berhasil bial ancangan yang
dilakukan hanya sepotong-potong. Oleh karena itu, upaya tersebut hendaknya
dimulai secara sistematis melibatkan semua unsur masyarakat. Kegiatan kegiatan
pers mesti digalakkan tanpa sikap curiga yang berlebihan dari pihak pemerintah.
Selain itu, sistem administrasi Negara perlu dibenahi terus menerus sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan administrasi modern. Pemupukan semangat kekompakan
korps merupakan hal yang penting dalam menghentikan penularan korupsi.
Konsep konsep tentang nilai moral dan etika dalam administrasi pemerintahan
dirumuskan untuk diterapkan dalam kehidupan kenegaraan dan lingkup
administrasi yang sesungguhnya. Kemanfaatan konsepsi etika tersebut hanya akan
terasa apabila ia benar-benar dapat menjadi bagian dari dinamika administrasi
modern. Perlu diingat bahwa unsur-unsur administrasi negara bukan hanya
pejabat-pejabat yang memiliki otoritas tinggi untuk membuat keputusan strategis
tetapi juga parat-aparat teknis yang langsung berhadapan dengan tugas-tugas yang
sangat teknis. Karena itu etika atau kode-kode etik administrasi juga berlaku bagi
pejabat-pejabat yang membidangi pekerjaan-pekerjaan operasional, ketatausahaan
atau administrasi dalam arti sempit.
Penguasaan urusan publik mewajibkan bahwa para politisi dan pejabat publik
bekerja sesuai dengan keinginan publik ( masyarakat) dan bukan berdasarkan
persepso mereka tentang keinginan masyarakat tersebut
Urusan-urusan publik membutuhkan intuisi yang tersentralisasi. Tentu sentralisasi
kekuasaan disini mengandung konsekuensi tanggung jawab moral.
Peraturan intuisi-intuisi pemerintah terhadap masyarakat mayoritas warga negara
bukanlah peraturan absolut.yang berlaku dalam hal ini adalah kontrak sosial atau
pendelegasian otoritas antara kelompok mayotitas (masyarakat) kepada kelompok
minoritas (aparatur negara).
Pelaksanaan urusan-urusan publik harus berakar pada hukum. Hukum dapat
ditegakkan kalau tindakan-tindakan pejabat publik sesuai dengan kehendak
rakyat.
Pejabat publik harus menyadari bahwa tidak semua kasus konkret termuat dalam
pasal-pasal hukum. Nemun kebebasan bertindak harus dilakukan untuk
menghasilkan juridiksi-jurisdiksi yang memperkuat hukum itu sendiri.
Pejabat-pejabat publik bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang
berdasarkan preferensi dan wawasannya. Dalam hal ini tanggung jawab
menyangkut preferensi untuk melakukan sesuatu action atau tidak sesuatu.
Salah satu kelemahan dalam pendidikan moral yang selama ini ditempuh ialah
bahwa ancangan-ancangan yang dipergunakan dalam menguraikan gagasan-
gagasan etis terkadang lebih merupakan indoktrinasi daripada pendidikan. Jaran-
ajaran tentang moral masih belum merangsang pemikiran kritis dan pelaksanaan
secara konsuken.
Pendidikan moral hendak menanamkan dan mempertahankan nilai dan
norma. Oleh karena itu pendidikan moral harus menekankan pada kondisi yang
akan menimbulkan penyimpangan ketimbang penyimpangan itu sendiri. Apabila
hukuman atas penyimpangan itu menyangkut nilai, maka penerapannya harus
tepat pada waktu dan proporsinya sehingga kerigian atau biaya yang dibebankan
sesuai dnegan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Jika para administrator dan
birokrat telah membenci kejahatan, membenci korupsi, atau membenci
penyimpangan-penyimoangann administratif, maka kontrol terhadap aktivitas
administrasi negara akan dapat berjalan dengan sendirinya.
Dengan demikian untuk pengembangan pribadi-pribadi yang tangguh dan
menciptakan aparatur yang bersih, berwibawa, dan sekaligus profesional, ada
beberapa aspek pengembangan kualitas manusia yang diperlukan, yakni:
1. Pengembangan sosial ( social development) yaitu untuk meningkatkan berbagai
keahlian dan keterampilan dalam membina berbagai keahlian dan keterampilan
dalam membina hubungan antar-pribadi. Proses administratif membutuhkan
keterampilan dalam membina hubungan baik dengan atasan, reka sekerja, maupun
bawahan, sehingga interaksi sosial dalam organisasi dapat berjalan dengan baik
2. Pengembangan emosional ( emotional development), untuk membina kesadaran
diri yang lebih besar dan ketangguhan emosi. Syarat bagi seorang pejabat yang
baik adalah yang dapat mengontrol emosinya sehingga setiap persoalan dalam
organisasi dapat dipecahkan dengan cara rasional.
3. Pengembangan intelektual ( intelectual development), untuk memajukan,
pengetahuan, kearifan dan berbagai keterampilan praktis. Pra administrator
organisasi publik dituntut memiliki pengetahuan yang menunjang pemahamannya
mengenai persoalan-persoalan publik serta membuat keputusan-keputusan yang
tepat.
4. Pengembangan watak ( character development), merupakan upaya untuk
menyempurnakan perilaku manusia sehingga senantiasa sejalan dengan moral dan
nilai-nilai etika. Kesadaran mengenai norma-norma etis juga merupakan bagian
dari pengembangan watak.
5. Pengembangan spriritual ( spiritual development), yaitu usaha memupuk
kesadaran yang lebih besar terhadap makna kemanusiaan. Pengembangan spritual
juga merupakan sarana utama untuk membentuk kepribadian manusia yang
tangguh.