Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

NEW PUBLIK MANAGEMENT

DOSEN : Dr. Abdi ,M.Pd

Oleh:
Agib Ammar Kahar Bella
(105611110822)
Astia pratiwi
(105611112022)
A.Ahmad Sarihul Hizab
(105611111922)

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan kepada penyusun untuk menyelesaikan Makalah yang berjudul
“New Public Manajemen” dengan harapan semoga Makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadi referensi bagi kita semua. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu tugas kuliah pada mata kuliah Management pelayanan publik

Pada kesempataan ini tak lupa penulis menghanturkan ucapan terima kasih kepada Bapak
Dr. Abdi ,M.Pd selaku dosen mata pelajaran Management Pelayanan Publik yang telah
memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu
baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.

Apapun yang penyusun sajikan dalam laporan ini merupakan hasil maksimal yang telah
penyusun usahakan, dan penyusun juga menyadari laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, hal itu dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan yang penyusun miliki.
Penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif dan dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna untuk menentukan langkah-langkah
yang akan datang dan semoga memberikan manfaat bagi penyusun dan para pembaca
umumnya.

Makassar,18 Maret 2023

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan......................................................................................................3

BAB II..............................................................................................................................4

A. Hakikat Pelayanan Publik...........................................................................................


B. Pengertian Pelayanan Publik......................................................................................
C. Pengertian Manajemen Pelayanan Publik..................................................................
BAB III ...............................................................................................................................7

PEMBAHASAN......................................................................................................7

A. Pengertian dan Alasan Munculnya New Public Management (NPM).......7

B. Tujuan New Public Management...............................................................8

C. Konsep New Public Management..............................................................8

D. Prinsip - Prinsip New Public Management..................................................9

E. Kritik dan Masalah Terhadap Penerapan New Public Management.........11

F.   New Public Management di Indonesia..........................................................12

BAB IV ............................................................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................16

B. Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep New Public Management (NPM) merupakan isu penting dalam
reformasi sektor publik. Konsep NPM juga memiliki keterkaitan dengan
permasalahan manajemen kinerja sektor publik karena pengukuran kinerja
menjadi salah satu prinsip NPM yang utama. Perdebatan tentang kinerja
administrasi publik di seluruh dunia selalu ditandai dengan ketidak puasan.
Kecenderungan birokrasi dan birokratisasi pada masyarakat modern benar-benar
dipandang memprihatinkan, sehingga digambarkan adanya ramalan mengenai
makin menggejalanya dan berkembangnya praktek-praktek birokrasi yang paling
rasional pun tidak bisa dianggap sebagai berita yang menggembirakan,
melainkan merupakan malapetaka dan bencana baru yang menakutkan (Blau dan
Meyer, 2000: 3).

Penyusunan administrasi negara yang efisien merupakan prasyarat bagi


peningkatan demokratisasi, pengembangan ekonomi dan pengalokasian dana
secara adil. Reformasi manajemen memiliki peran istimewa guna memperbaiki
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan. Di banyak negara, reformasi
manajemen sedang dipersiapkan atau sudah diterapkan, meski kadang-kadang
karena pengalaman berbeda dan kesadaran bahwa tidak ada paradigma yang
standar. Hal ini ditunjukkan oleh sejumlah studi komparatif. lembaga public di
Amerika Latin sebagian besar tidak memiliki administrasi yang profesional,
kalaupun ada, hanya dalam kasus-kasus tertentu saja. Akses praktik kenaikan
pangkat (promosi) sangat dipolitisasi dan biasanya tidak berdasarkan prestasi
kerja dan kualifikasi. Ini terjadi baik pada tingkat pimpinan maupun pada
sebagian besar karyawan di dinas pemerintah.

New Public Management (NPM) mempunyai fokus yang kuat terhadap


organisasi internalnya, dalam artian bahwa NPM berusaha memperbaiki kinerja
sektor public dengan menggunakan metode yang biasa digunakan oleh sektor
privat. New Public Management (NPM) merupakan System manajemen
administrasi public yang paling aktual dan modern di seluruh dunia dan sedang

1
direalisasikan di hampir seluruh negara. Sistem ini dikembangkan di wilayah
anglo Amerika sejak paruh kedua tahun 80-an dan telah mencapai status sangat
tinggi khususnya di Selandia Baru. Perusahaan-perusahaan umum diprivatisasi,
pasar tenaga kerja umum dan swasta dideregulasi dan dilakukan pemisahan yang
jelas antara penetapan strategis wewenang negara oleh lembaga-lembaga politik
(Apa yang dilakukan negara) dan pelaksanaan operasional wewenang oleh
administrasi (pemerintah) dan oleh badan penanggung jawab yang independen
atau swasta (Bagaimana wewenang dilaksanakan). Administrasi dan badan
penanggungjawab melaksanakan tugas yang diserahkan oleh negara atas dasar
perumusan “visi dan misi ” secara kuantitatif dan kualitatif.

Di masa lalu, jabatan dalam pemerintahan selalu menjadi wadah bagi yang
berkuasa untuk menciptakan lapangan kerja bagi aktivitas partai dan karena itu,
jabatan dalam pemerintahan selalu tak pernah lowong. Oleh karenanya, sangat
mungkin setelah dilakukan analisa terhadap kebutuhan akan lapangan kerja
untuk layanan-layanan yang dihasilkan selama ini, jumlah lapangan kerja yang
dibutuhkan jelas berada di bawah angka riilnya. Jika sudah begini, ada dua
pilihan yang tersisa: mengurangi jumlah personal( melakukan PHK masal) secara
politis tidak akan bisa berhasil, atau mencoba meningkatkan cakupan layanan
secara signifikan dengan jumlah karyawan yang ada. Andai pilihan kedua ini
yang diambil, maka sangat mungkin harus dilakukan investasi besar di bidang
pendidikan dan peningkatan kualifikasi. Rintangan implementasi New Publik
Management adalah terlalu banyaknya regulasi yang tak jelas dan diterapkan
secara semena-mena.

Pendekatan New Public Management, merupakan segala bentuk pekerjaan


dalam administrasi publik yang tidak melayani masyarakat adalah pemborosan.
Pendekatan New Public Management yang menghapus hierarki ini akan
menimbulkan masalah. Jadi, dilihat secara keseluruhan, peluang untuk
menerapkan New Public Management tampak tidak bagus. Tapi di lain pihak,
saat ini sudah ada jutaan warga yang menderita atas ketidakmampuan pemerintah
untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Kalau mengingat rentannya
demokrasi di Amerika Latin dan juga Indonesia kecenderungan situasi yang
ekstrim, yakni jatuhnya kekuasaan kepada politisi yang populis atau mungkin

2
munculnya kekuasaan otoriter, maka penerapan System administrasi yang
menunjukkan hasil konkret sangatlah mendesak.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan New Public Management dan Latar Belakang
Munculnya Teori NPM ?

b. Apa saja Tujuan New Publik Manajemen?

c. Bagaimana Konsep New Publik Manajemen?

d. Bagaimana Prinsip New Public Management?

e. Bagaimana Kritik dan Masalah dalam Penerapan New Public Management?

f. Seperti apa New Publik Manajemen di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui yang dimaksud dengan New Public Management dan Latar


Belakang Munculnya Teori NPM ?

b. Memahami Tujuan New Publik Manajemen?

c. Memahami Konsep New Publik Manajemen?

d. Memahami Prinsip New Public Management?

e. Mengetahui Kritik dan Masalah dalam Penerapan New Public Management?

f. Mengetahui New Publik Manajemen di Indonesia?

3
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Hakikat Pelayanan Publik


Pelayanan pada hakekadnya merupakan suatu kegiatan yang
terkait dengan interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain
atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi pengertian, bahwa pelayanan
merupakan cara atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani
adalah menyuguhi (orang dengan makanan atau minuman;
menyediakan keperluan orang; mengiyakan, menerima; menggunakan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Istilah publik berasal dari bahasa
Inggris, yaitu publikyang berarti umum, dalam pengertian yang lebih
luas adalah orang banyak, amasyarakat, bahkan negara. Dalam bahasa
Indonesia baku, kata publik sudah menjadi bahasa Indonesia,
yangdiberi pengertian umum, orang banyak, ramai.
Dalam kaitannya dengan fungsi negara yang harus melakukan
upaya mensejahterakan rakyatnya, maka pelayanan publik berarti
merupakan setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya, baik kebutuhan layanan barang,
layanan jasa, maupun layanan adminisrasi. Menurut Rasyid dalam
Patton, P 1998 Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian
layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang telah ditetapkan.

4
B. Pengertian Pelayanan Publik
1. Menurut Lijan Poltak S (2006:5), istilah publik berasal dari bahas
Inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata public
sebenarnya sudah diterima menjadi Bahasa Indonesia Baku
menjadi Publik yang berarti umum, orang banyak dan ramai.
Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan di atas, maka publik
dapat didefinisikan sebagai masyarakat luas atau umum.
Istilah pelayanan umum di Indonesia seringkali diidentikkan
dengan pelayanan publik sebagai terjemahan dari pubic service Di
Indonesia, konsepsi pelayanan administrasi pemerintahan
seringkali digunakan secara bersama-sama atau dipakai sebagai
sinomin dari konsepsi pelayanan perizinan.
2. Menurut AG. Subarsono seperti yang dikutip oleh Agus Dwiyanto
(2005:141) Pelayanan publik didefinisikan sebagai serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi
kebutuhan warga pengguna. Pengguna yang dimaksud disini adalah
warga negara yang membutuhkan pelayanan publik, seperti
pembuatan KTP, akta kelahiran, akta nikah, akta kematian,
sertifikat.
3. Menurut Sumaryani (2010:70-71) Secara operasional, pelayanan
publik yang diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan dalam
dua kelompok besar yaitu; Pertama, pelayanan publik yang
diberikan tanpa memperhatikan orang perseorangan, tetapi
keperluan masyarakat secara umum yang meliputi penyediaan
sarana dan prasarana transportasi, penyediaan pusat-pusat
kesehatan, pembangunan lembaga-lembaga pendidikan,
pemeliharaan keamanan, dan lain sebagainya; Kedua, pelayanan
yang diberikan secara orang perseorangan yang meliputi kartu
penduduk dan surat-surat lainnya.
4. Menurut Mahmudi (2007: 128) Mengatakan bahwa pelayanan
publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

5
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya, pemenuhan
kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Menurut Moenir (2015: 26) Bahwa pelayanan umun adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan faktor melalui sistem, prosedur dan metode
tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain
sesuai haknya. Hakikatnya pelayanan publik adalah pemberian
pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan
kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

C. Pengertian Manajemen Pelayanan Publik


1. Menurut Moenir (2008: 186) manajemen pelayanan adalah
manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur dan
mengendalikan proses layanan, agar mekanisme kegiatan
pelayanan dapat berjalan tertib, lancar, tepat mengenai sasaran dan
memuaskan bagi pihak yang harus dilayani.
2. Menurut Ratminto dan Atiksepti Winarsih (2005: 4) manajemen
pelayanan adalah suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk
menyusun rencana, mengimplementasi rencana,
mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas
pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.
3. menurut Sahuri (2017,1), manajemen pelayanan publik merupakan
upaya pengelolaan sejumlah aspek dalam manajemen dalam upaya
merancang, mempersiapkan atau mempersembahkan barang dan
jasa kepada masyarakat serta dilakukan evaluasi dan penilaian atas
kegiatan-kegiatan tersebut.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Alasan Munculnya New Public Management (NPM)

1. Pengertian New Public Management (NPM)

New Public Management (NPM) merupakan suatu paradigma alternatif yang


menggeser model administrasi publik tradisional menjadi administrasi publik
yang efektif, efisien serta lebih mengakomodasi pasar. Penerapan New Public
Management (NPM) dapat dipandang sebagai bentuk modernisasi atau reformasi
manajemen dan administrasi publik yang mendorong demokrasi

New Public Management (NPM) adalah suatu sistem manajemen disentral


dengan perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking
dan lean management. NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas
aktivitas pemerintah. NPM secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan
dalam administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh dalam dunia manajemen bisnis dan disiplin yang lain untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada birokrasi
modern.

2. Alasan Munculnya Teori Manajemen Publik (by Owen E.Huge)

a. Administrasi Publik tradisional telah gagal mencapai tujuannya secara efektif


dan efisien sehingga perlu diubah menuju orientasi yang lebih memusatkan
perhatian pada pencapaian hasil kinerja dan akuntabilitas.

7
b. Adanya dorongan yang kuat untuk mengganti tipe birokrasi klasik yang kaku
menuju kondisi organisasi publik, kepegawaian, dan pekerjaan ke arah yang
lebih fleksibel.

c. Perlunya menetapkan tujuan organisasi dan pribadi secara lebih jelas dan
ditetapkannya tolak ukur keberhasilan kinerja melalui indikator kerja.

d. Perlunya para pegawai senior memiliki komitmen politik pada pemerintah


daripada sekedar bersikap netral atau non partisipan.

e. Fungsi-fungsi yang dijalankan pemerintah hendaknya lebih disesuaikan


dengan tuntutan dan sinyal pasar.

f. Adanya kecenderungan untuk mereduksi peran dan fungsi Pemerintah


dengan melakukan kontrak kerja dengan pihak lain dan privatisasi.

B. Tujuan New Public Management


Tujuan dari Public Management adalah:

a. Menurut Rainey (1990): ”public management aims to achive skills and


improve skills and improve accountability” Manajemen publik itu ditujukan
untuk meningkatkan tercapainya tujuan sektor publik (lebih efektif dan
efisien), pegawainya lebih berkeahlian dan lebih mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya.

b. Graham & Hays (1991): “public management are concert with


efficiency,accountability,goal achlevement and dozen of other manajerial
and technical question”. Manajemen publik itu bertujuan untuk menjadikan
sector public lebih efisien, akun tabel, dan tujuannya tercapai serta lebih
mampu menangani berbagai masalah manajerial dan teknis.

c. Tujuan umum New Public Management :Efektivitas, efisiensi dan


ekonomisasi sektor publik,

8
C. Konsep New Public Management
Tulisan tentang NPM dimulai pada awal tahun 80-an yang merefleksikan
gabungan antara prinsip normative dan usaha dalam melakukan mapping
pengembangan institusional pada tingkat deskriptif (Hood dan Peter, 2004).
Menurut Hood (1991) walaupun beberapa penulis NPM menekankan pada aspek
yang berbeda mengenai doktrin NPM, tetapi sebenarnya kalau diringkas ada
tujuh aspek. Konsep New Public Management pada dasarnya mengandung tujuh
aspek utama, yaitu:

a. Manajemen profesional di sektor public

b. Adanya standar kinerja dan ukuran kinerja


c. Penekanan yang lebih besar terhadap pengendalian output dan outcome

d. Pemecahan unit-unit kerja di sektor public

e. Menciptakan persaingan di sektor public

f. Pengadopsian gaya manajemen di sektor bisnis ke dalam sektor public

g. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam


menggunakan sumber daya

D. Prinsip - Prinsip New Public Management


Konsep Reinventing Government yang ditawarkan oleh Osborne dan
Gaeblerdirasa paling mendekati tentang apa dan bagaimana NPM itu. Osborne
dan Gaebler(1992) menawarkan 10 prinsip pemerintahan yang berjiwa
wirausaha, yaitu :
1. Pemerintahan katalis; Pemerintahan katalis adalah Pemerintahan yang
mengarahkan bukan mengayuh. Disini pemerintah hanya menjalankan fungsi
strategis saja tidak ikut campur dalam pelaksanaan atau kegiatan tekniknya.
Peran pemerintah hanya sebagai perencana, pencetus visi, dan penyedia
berbagai kebijakan strategis lainnya. Selain itu, berbagai metode dapat
digunakan untuk mencapai organisasi publik mencapai tujuan, memilih
metode yang paling sesuai untuk mencapai efisiensi, efektivitas, persamaan,
pertanggungjawaban, fleksibilitas seperti, privatisasi, lisensi, konsesi,
kerjasama operasional, kontrak, voucher, insentif pajak, dll.

9
2. Pemerintahan milik masyarakat; Menekankan adanya kontrol dari
masyarakat sebagai akibat dari pemberdayaan yang diberikan pemerintah.
Sehingga masyarakat lebih mampu dan kreatif dalam menyelesaikan
masalahnya, tanpa bergantung pada pemerintah. Akhirnya masyarakat
melayani diri mereka sendiri bukan lagi pemerintah yang melakukannya,
namun pemerintah tetap memastikan masyarakat memperoleh pelayanan
dasar mereka. Dengan adanya kontrol dari masyarakat, pegawai negeri akan
memiliki komitmen yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam
memecahkan masalah.

3. Pemerintahan Kompetetif;pemerintahan yang memasukkan semangat


kompetisi dalam pemberian layanan kepada masyarakat. Masyarakat disini
sebagai konsumen yang secara pribadi berhak memilih layanan mana yang
lebih baik, sehingga akhirnya pemerintah saling berkompetisi untuk dapat
menjadi yang terbaik.

4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi; pemerintahan yang mampu


merubah orientasi dari pemerintahan yang digerakkan oleh aturan menjadi
pemerintahan yang digerakkan oleh misi. Artinya adalah pemerintah tidak
harus berjalan sesuai aturan, karena dengan aturan pemerintah menjadi
lamban dan lebih mengutamakan prosedur yang sesuai dengan aturan.
Dengan digerakkan oleh misi maka misi utamalah yang dikedepankan dalam
menjalankan pemerintahan.

5. Pemerintahan yang berorientasi hasil; pemerintahan yang membiayai hasil


bukan input. Pemerintah dalam hal ini akan bekerja sebaik mungkin karena
penghargaan yang diterima berdasarkan hasil yang dikeluarkan oleh masing-
masing instansi. Sehingga dengan hal ini kinerja pemerintah menjadi lebih
baik untuk mendapat penghargaan yang baik pula.

6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; pemerintahan yang memenuhi


kebutuhan pelanggan bukan birokrasi. Pemerintah memenuhi apa yang di
inginkan masyarakat bukan menjalankan pelayanan berdasar aturan
birokrasi. Sehingga pemerintah dalam hal ini perlu melakukan survei untuk

10
melihat perkembangan kebutuhan masyarakat, yang akhirnya pemerintahan
menjadi efektif dan efisien.

7. Pemerintahan wirausaha; Pemerintahan yang menghasilkan profit bukan


menghabiskan. Berupaya untuk meningkatkan sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki oleh instansi pemerintah dari yang tidak produktif menjadi
produktif, dari yang produksinya rendah menjadi berproduksi tinggi, yaitu
dengan mengadopsi prinsip-prinsip kerja swasta yang relevan dalam
administrasi publik.

8. Pemerintahan antisipatif; Pemerintahan yang berorientasi pencegahan bukan


penyembuhan. Pemerintah antisipatif adalah suatu pemerintahan yang
berpikir ke depan. Pemerintah berusaha mencegah timbulnya masalah
daripada memberikan pelayanan untuk menyelesaikan masalah, dengan
menggunakan perencanaan strategis, pemberian visi masa depan, dan
berbagai metode lain untuk melihat masa depan.

9. Pemerintahan desentralisasi; merubah pemerintahan yang digerakkan oleh


hierarki menjadi pemerintahan partisipasi dan kerjasama tim. Pemerintah
desentralisasi adalah suatu pemerintah yang melimpahkan sebagian
wewenang pusat kepada daerah melalui organisasi atau sistem yang ada.
Sehingga Pegawai di tingkat daerah dapat langsung memberikan pelayanan
dan mampu membuat keputusan secara mandiri, sehingga tercipta efisiensi
dan efektivitas.

10. Pemerintahan yang berorientasi pasar; pemerintahan yang mendorong


perubahan melalui pasar. Pemerintah yang berorientasi pasar acap kali
memanfaatkan struktur pasar swasta untuk memecahkan masalah dari pada
menggunakan mekanisme administratif, seperti menyampaikan pelayanan
atau pemerintah dan kontrol dengan menggunakan peraturan. Dengan
menciptakan insentif keuangan-insentif pajak, dan sebagainya, sehingga
dengan cara ini organisasi swasta atau anggota masyarakat berperilaku yang
mengarah pada pemecahan masalah sosial.

11
E. Kritik dan Masalah Terhadap Penerapan New Public Management

1. Kritik Terhadap NPM

a. Adanya perbedaan besar antara kekuatan pasar dan kepentingan masyarakat

b. dianganggap hanya sebagai konsumen semata menyebabkan masyarakat


dijauhkan hakikatnya dari partisipasi.

Akibatnya :

a. Terjadi krisis identitas pada sektor publik,

b. kepercayaan publik terhadap pemerintah,

c. Restrukturisasi hubungan masyarakat dengan pemerintah dalam pelayanan


publik. Di negara-negara berkembang NPM dipengaruhi oleh world bank,
UNDP, IMF,OECD.

2. Masalah penerapan NPM dinegara berkembang:

a. NPM menerapkan mekanisme pasar atas kebijakan publik sehingga kurang


tepat diterapkan dinegara berkembang karena pengalamannya tentang
ekonomi pasar masih sedikit,

b. Permasalahan privatisasi perusahaan-perusahaan publik,

c. birokrasi ke mekanisme pasar apabila tidak hati-hati akan mengakibatkan


korupsi,

d. Adanya permasalahan kelembagaan,

e. Adanya keengganan untuk berpindah ke model pengontakan dalam


pemberian pelayanan publik jika aturan hukum dan penegakannya tidak
kuat.

12
F. New Public Management di Indonesia
Mulai tahun 1990-an ilmu administrasi publik mengenalkan paradigma baru
yang sering disebut New Public Management\/NPM (Hood, 1991). Walaupun
juga disebut dengan nama lain misalnya Post-bureaucratic Paradigma (Barzeley,
1992), dan Reinventing Government (Osborne dan Gaebler, 1992), tetapi secara
umum disebut NPM karena berangkat dari gagasan Christopher Hood sebagai
awal mula paradigma alternatif. Paradigma ini menekankan pada perubahan
perilaku pemerintah menjadi lebih efektif dan efisien dengan prinsip The
Invisible Hand-nya Adam Smith. Yaitu mengurangi peran pemerintah, membuka
peran swasta, dan pemerintah lebih berfokus pada kepentingan publik yang luas.
Tentu saja paradigma baru ini tidak lepas dari kritik. Di antaranya kapitalisme
dalam sektor publik dan kekhawatiran akan menggerus idealisme pelayanan
publik.
NPM menurut Kamensky dalam Denhardt & Denhardt didasarkan pada public
choice theory. Teori ini menekankan pada kemampuan individu seseorang
dibandingkan dengan kemampuan publik secara bersama-sama. Lebih lanjut
Kamensky mengutarakan “public choice theories have tended to reject concepts
like ‘public spirit’, ‘public service’, and so forth. And these are not ideas we can
afford to ignore in a democratic society”. Dengan demikian penerapan NPM
sulit untuk diterapkan di Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar
di dunia.

Beberapa pihak berpendapat bahwa NPM tidak tepat diterapkan untuk negara-
negara berkembang. Dalam implementasinya mereka mengalami kesulitan.
Akibat adanya kecenderungan birokrasi yang masih sulit dihilangkan.
Pengadopsian model NPM yang dilakukan oleh negara berkembang ini apakah
memang benar-benar menjadikan lebih baik atukah hanya sekadar perubahan
luarnya saja. Kita perlu menilik sejauh mana efektivitas penerapan NPM di
negara-negara berkembang pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.
Sebagai negara yang juga turut ingin berbenah Indonesia berusaha menerapkan
paradigma NPM tersebut. Meski ada sikap pesimis dari berbagai pihak mengenai
kesanggupan penerapannya. Salah satu yang menonjol adalah adanya reformasi
birokrasi di Departemen Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam
reformasinya kedua instansi ini berfokus pada pilar-pilar yang menjadi pokok

13
perubahan birokrasi, yaitu: kelembagaan\/ organisasi, proses bisnis, sumber daya
manusia, serta prasarana dan sarana. Tidak salah lagi, bahwa upaya ini dilakukan
untuk memperbaiki standar pelayanan umum yang diberikan kepada publik.
Dalam reformasi birokrasinya, sebagai penerapan dari NPM, baik Departemen
Keuangan maupun Badan Pemeriksa Keuangan menggunakan konsep Balance
Score Card, yaitu dengan membentuk strategi map dan Key Performance
Indicators (KPI) sebagai standar dan alat pengukuran kinerja. Bisa dikatakan
bahwa dalam konsepnya kedua instansi ini sukses. Hanya saja dalam
pelaksanaannya dirasa masih setengah hati.
Hal ini terlihat dari belum sinkronnya antara program dengan strategi yang
dibentuk. Juga antara program dengan KPI. Terlebih pada anggarannya pada
format DIPA. Hal ini saling berkaitan karena money follow functions. Ketika
strategi program beserta KPI-nya terbentuk secara rapi maka tentunya anggaran
akan mengikuti mekanisme tersebut.
Terlepas dari apa yang terjadi pada kedua instansi pemerintahan tersebut, dalam
ranah yang lebih luas, NPM ini telah dicoba diterapkan juga pada Pemerintahan
Daerah, yaitu sejalan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia mulai tahun
2004. Bisa dikatakan, bahwa penerapan NPM ini memberikan dampak positif
pada beberapa hal. Misalnya peningkatan efisiensi dan produktivitas kinerja
pemerintahan daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Hal ini dapat dipahami melalui salah satu karakteristikNPM
yang menurut Christopher Hoods, yaitu menciptakan persaingan di sektor
publik. Sehingga, apa yang dilakukan oleh pemerintahan daerah adalah berusaha
bersaing untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, dan
pada gilirannya, publiklah yang diuntungkan atas upaya ini.
Namun, dalam banyak hal, sering kali pemerintah menerjemahkan NPM secara
salah dan kebablasan. Prinsip ‘Pemerintah Wirausaha’ atau Enterprising
Government sebagai salah satu prinsip NPM yang menyarankan kepada
pemerintah untuk berinovasi dalam menciptakan sumber-sumber pendapatan
baru diterjemahkan secara salah. Banyak pihak lupa bahwa prinsip-prinsip dalam
NPM harus diterapkan secara keseluruhan. Tidak bisa memilih-milih. Sehingga,
prinsip ‘Pemerintah yang Berorientasi pada Publik’ justru sering terlupakan. Hal
ini membawa dampak pada komersialisasi dan privatisasi kebablasan.

14
Di Indonesia ada beberapa hal yang menandakan karakteristik NPM yang telah
diterapkan di Depkeu dan BPK adalah (Anindita, 2009):

a. Manajemen profesional di sektor publik; Secara bertahap, mereka sudah


mulai menerapkannya, yaitu mengelola organisasi secara profesional,
memberikan batasan tugas pokok dan fungsi serta deskripsi kerja yang jelas,
memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab.

b. Penekanan terhadap pengendalian output dan outcome; Sudah dilakukan


dengan penggunaan performance budgeting yang dirancang oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. Perubahan atas sistem anggaran yang digunakan
ini merupakan yang terpenting yang terkait dengan penekanan atas
pengendalian output dan outcome.

c. Pemecahan unit-unit kerja di sektor publik; Menurut saya hal ini sudah sejak
lama dilakukan oleh Depkeu juga BPK, yaitu adanya unit-unit kerja tingkat
eselon 1.

d. Menciptakan persaingan di sektor publik; Hal ini juga sudah dilakukan, yaitu
adanya mekanisme kontrak dan tender kompetitif dalam rangka penghematan
biaya dan peningkatan kualitas serta privatisasi, diatur dalam Keppres 80
tahun 2003.

e. Mengadopsi gaya manajemen sektor bisnis ke sektor publik; hampir di


seluruh eselon 1 di Depkeu sudah menerapkannya, dengan adanya
modernisasi kantor baik di Ditjen Pajak, Ditjen Perbendaharaan, maupun
Ditjen Bea Cukai, juga terkait dengan pemberian remunerasi sesuai job grade
karyawan. Demikian juga di BPK, selain modernisasi kantor dan remunerasi,
hubungan antara atasan dan bawahan semakin dinamis, gap senioritas hanya
muncul dalam hal-hal profesionalisme saja yang dibutuhkan.

f. Disiplin dan penghematan pengguanann sumber daya; Dalam hal disiplin


biaya, saya masih meragukan implementasinya pada kedua instansi ini,
karena masih adanya aset-aset yang dibeli melebihi spesifikasi kebutuhan.
Sedangkan dalam hal disiplin pegawai, adanya model presensi menggunakan
finger print sudah sangat efektif dilakukan.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil nyata dari proses penerapan NPM mencakup lima aspek, yaitu : (1)saving,
(2) perbaikan proses, (3) perbaikan efisiensi, (4) peningkatan efektivitas, dan (5)
perbaikan sistem administrasi seperti peningkatan kapasitas, fleksibilitas dan
ketahanan.

NPM umumnya merupakan pengganti yang efektif untuk model administrasi,


tapi belum tentu cocok untuk semua negara di seluruh dunia. Bahkan, beberapa
keterbatasan dan kelemahan telah muncul ketika model NPM telah diterapkan di
beberapa negara berkembang. Hal ini tidak mudah untuk menentukan apakah
NPM sama sekali tidak relevan untuk negara-negara berkembang dan apakah
transisi ekonomi itu sesuai dengan mereka, karena beberapa pendekatan dan
teknik NPM bisa cocok untuk beberapa, ada prasyarat tertentu yang dibutuhkan
oleh negara-negara berkembang sebelum penerapan NPM mendapatkan hasil
yang baik dan efektif. Namun, prasyarat ini saja tidak cukup karena adanya
faktor-faktor penting lainnya yang memiliki efek yang kuat, yaitu:, faktor
budaya.

Pelajaran penting yang dapat diambil dari NPM ini adalah bahwa pembangunan
birokrasi harus memperhatikan mekanisme pasar, mendorong kompetisi dan
kontrak untuk mencapai hasil, harus lebih responsif terhadap kebutuhan
pelanggan, harus lebih bersifat mengarahkan (steering) dari pada menjalankan
sendiri (rowing), harus melakukan deregulasi, memberdayakan para pelaksana
agar lebih kreatif, dan menekankan budaya organisasi yang lebih fleksibel,
inovatif, berjiwa wirausaha dan pencapaian hasil ketimbang budaya taat asas,
orientasi pada proses dan input (Rosenbloom & Kravchuck, 2005).

B. Saran
NPM harus dianggap sebagai sejumlah teknik yang terpisah, bukan sebagai
sebuah paket, untuk membantu negara-negara berkembang mengadopsi teknik-
teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal mereka.

16
Disarankan bahwa prasyarat yang dianggap sebagai tahap persiapan sebelum
pelaksanaan pendekatan NPM. Negara-negara maju dan contoh sukses
menerapkan pendekatan NPM atas tahapan yang berbeda yang mengambil
dekade untuk mengambil efek. Oleh karena itu, negara-negara berkembang juga
harus mempertimbangkan rencana jangka panjang dimana prasyarat akan
dipenuhi terlebih dahulu sebelum pendekatan NPM relevan diterapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sayidah, Nur dkk. (2015). Implementasi Konsep New Public Management di Dinas
Koperasi Danumkm Kota Surabaya. Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 12/No. 1,
3952. Retrieved from http://media.neliti.com/ 74079-ID-implementasi-konsep-new-
publicmanagemen

https://m.detik.com/news/opini/d-1273191/penerapan-new-public-management-
diindonesia-

http://nanda-transmisiselulur.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-new-

publicmanagement.html?m=1 http://miaanur.blogspot.com/2016/10/resume-new-public-

management.html?m=1

http://www.reserchgate.net//NPM_-_New_Public_Management_-_CRITICAL_REVIEW

Anda mungkin juga menyukai