Anda di halaman 1dari 9

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

Pertemuan ke-7 (04.11.21)

A. ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAN ADMINISTRASI NEGARA

Administrasi pembangunan sebenarnya merupakan salah satu


paradigma admnistrasi negara yakni paradigma yaang berkembang setelah
ilmu administrasi negara sebagai ilmu administrasi negara pada sekitar tahun
1970. Hal ini seperti diketahui bersama bahwa dalam perjalanannya
menemukan jati diri, Administrasi negara melalui lima paradigm hingga
akhirnya diakui sebagai ilmu administrasi negara yang berdiri sendiri dan
memisahkan diri dengan ilmu politik sekalipun bersifat indicipliner.

Administrasi Pembangunan sendiri mulai dikembangkan dalam


administrasi negara yang biasanya lebih difokuskan kepada negara-negara
berkembang. Administrasi pembangunan hadir sebagai bidang ilmu dalam
menjalankan bagaimana proses pembangunan di negara-negara berkembang
agar semakin baik dan dapat mengejar ketertinggalannya dengan negara-
negara maju. Kondisi di negara-negara berkembang yang dianggap cukup
terpuruk dan jauh dari cara-cara atau metode-metode untuk mengembangkan
diri memaksa agar administrasi pembangunan mengambil tempat dan posisi
strategis.

Keberadaan administrasi negara dan administrasi pembangunan ini


sendiri tidaklah tepat untuk dibedakan secara sengaja dengan maksud untuk
memperjelas posisi kedua bidang ilmu ini karena administrasi pembangunan
sendiri hadir atau muncul dari perkembangan administrasi negara. Sehingga
dapat dikatakan bahwa administrasi pembangunan adalah bagian dari
administrasi negara yang konteks dan kontennya berupa penjabaran lebih
lanjut akan penyelenggraan negara lewat administrasi negara.

Administrasi negara dipahami sebagai kegiatan kerjasama dalam


proses penyelenggaraan negara dengan memanfaatkan segala sumberdaya
untuk mencapai tujuan bernegara, sementara administrasi pembangunan juga
berupa kegiatan kerjasama yang lebih difokuskan dalam pembangunan.
Dengan kata lain, administrasi negara hadir secara menyeluruh akan segala
aspek yang menyangkut negara/publik dan ada dalam jangka waktu yang
cukup lama, sementara itu administrasi pembangunan lebih memprioritaskan
daerah sasaran yang lebih bermasalah/ tertinggal (negara berkembang) dan
biasanya program-programnya lebih singkat daripada administrasi negara.
namun dengan catatan bahwa administrasi pembangunan hadir juga untuk
menyokong berjalannya administrasi negara sehingga diharapkan akan timbul
sinergi positif yang diperlihatkan dengan terjadinya pembangunan di segala
aspek kehidupan bernegara.

B. PENGUKURAN PEMBANGUNAN
Mengukur pembangunan di suatu negara, dapat digunakan indicator berikut
ini;
1. Kekayaan rata-rata
Pembangunan pada awalnya dipandang dalam arti pertumbuhan ekonomi.
Sebuah masyarakat di nilai berhasil melaksanankan pembangunan , jika
pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dengan demikian,
yang diukur adalah produktifitas mayarakat atau produktifitas negara
tersebut setiap tahunnya lewat penghitungan pendapatan rata-rata.

2. Pemerataan
Segera menjadi jelas bahwa kekayaan keseluruhan yang dimiliki, atau yang
di produksikan oleh sebuah bangsa, tidak berarti bahwa kekayaan itu
merata dimiliki oleh semua penduduknya. Bisa terjadi, sebagian kecil orang
di dalam negara tersebut memiliki kekayaan yang berlimpah, sedangkan
sebagian besar masyrarakat hidup dalam kemiskinan. Hal ini bisa
menimbulkan ironi. Orang-orang kaya ini ibarat sebuah pulau kecilyang di
kelilingi oleh samudera orang miskin yang sangat luas. Kemiskinan yang ada
di masyarakat tertutup oleh adanya kekayaan yang luar biasa tersebut.

Oleh karena itu, timbul keinginan untuk memasukan aspek


pemerataan dalam ukuran pembangunan, bukan lagi hanya pnb/ kapita saja.
Pemerataan ini secara sederhana diukur dengan melihat berapa prosen
dari pnb di raih oleh 40% penduduk termiskin, berapa prosen oleh 40%
penduduk golongan menengah, dan berapa prosen oleh 20% penduduk
terkaya. Kalau terjadi ketimpangan yang luar biasa, misalnya 20 prosen
penduduk terkaya meraih lebih dari 50% pnb, sedangkan sisianya dibagi
diantara 80% penduduknya, ketimpangan antara orang-orang kaya dan
miskin di anggap besar.

Bila pembangunan sebuah bangsa di ukur dengan pnb/ kapita dan


tingkat ketimpangan pembagian pendapatannya,kita akan mendapatkan
gambaran yang lebih majemuk. Tidak saja kekayaan atau produktifitas
bangsa tersebut yang dilihat, tetapi juga pemerataaan kekayaannya. Tidak
semua negara yang berhasil meningkatkan pnb/perkapitanya, berhasil juga
dalam memeratakan hasil-hasil pembangunannya. Demikian juga negara
yang masih rendah pnb/ kapitanya menunjukan ketimpangan yang tinggi
dalam hal penerataan. Dengan demikian dapat dikatakan, bangsa atau
negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah mereka yang
disamping tinggi produktifitasnya, penduduknya juga makmur dan
sejahtera secara relative merata.

3. Kualitas kehidupan
Salah satu cara lain untuk mengukur kesejahteraan masyarakat sebuah
negara adalah dengan menggunakan tolak ukur pqli (physical quality of life
index). Tolak ukur pqli ini di perkenalkan oleh moris yang mengukur tiga
indicator, yakni .
a. Rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun
b. Rata-rata jumlah kematian bayi, dan
c. Rata-rata prosentasi buta dan melek huruf

4. Kerusakan lingkungan
Sebuah negara yang tinggi produktivitasnya, dan merata pendapatan
penduduknya, bisa saja berada dalam sebuah proses untuk menjadisemakin
miskin. Hal ini, misalnya karena pembangunan yang menghasilkan
produktivitas yang tinggi itu tidak memperdulikan dampak terhadap
lingkungannya. Lingkungannya semakin rusak. Sumber-sumber alamnya
semakin terkuras, sementara kecepatan bagi alam untuk melakukan
rehabilisasi lebih lambat dari pada kecepatan perusakan sumber alam
tersebut. Mungkin juga pabrik-pabrik yang didirikan menghasilkan limbah
kimia yang merusak alam disekitarnya, sehingga mengganggu kesehatan
pendudukmaupun segala mahluk hidup di sekitarnya. Padahal sumber-
sumber alam dan manusia itu adalah factor utama yang menghasilkan
pertumbuhan yang tinggi tersebut.
Oleh karena itu, seringkali terjadi bahwa pembangunan yang
dianggap berhasil ternyata tidak memiliki daya kelestarian yang memadai.
Akibatnya, pembangunan ini tidak bisa berkelanjutan, atau tidak
sustainable. Karena itu, dalam kriteria keberhasilan pembangunan yang
paling baru, di masukan juga factor kerusakan lingkungan sebagai factor
yang menentukan. Apa gunanya sebuah pembangunan yang pada saat ini
memang tinggi produktifitasnya, merata pembagian kekayaanya, tetapi
dalam jangka sepuluh tahun atau dua puluh tahun mendatang akan kempes
karena kehilangan sumber daya yang menjadi impuls utama pertumbuhan
tersebut.

5. Keadaan sosial dan kesinambungan


Tolak ukur pembangunan yang berhasil, yang semula hanya memberi
tekanan pada tingkat produktifitas ekonomi sebuah negara, kini menjadi
semakin kompleks. Dua faKtor baru yang ditambahkan pada pembahasan
diatas, yakni :
 faktor keadilan social
 faktor lingkungan, berfungsi untuk melestarikan pembangunan ini,
supaya bisa berlangsung terus secara berkesinambungan.

Sebenarnya, faktor keadilan social dan faktor lingkungan saling


berkaitan erat. Yang pertama, keadilan social, bukalah faktor yang
dimasukan atas dasar pertimbangan moral, yaitu demi keadilan saja. Tetapi
faktor ini berkaitan dengan kelestarian pembangunan juga.
Bila terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok antara orang-orang
kaya dan miskin, masyarakat yang bersangkutan menjadi rawan secara
politis. Orang-orang miskin itu cenderung untuk menolak status quo yang
ada. Mereka ingin memperbaiki diri, dengan mengubah keadaan. Oleh
karena itu, bila konfigurasi kekuatan-kekuatan sosial memungkinkan
(misalnya terjadi pertentangan yang tajam antara yang kaya dan miskin,
terjadi perpecahan di kalangan militer dan sebagaian dari mereka
mendukung kelompok yang mau mengubah keadaan, kelompok orang-orang
miskin ini terorganisir secara relative baik, dan sebaginya ), akan terjadi
gejolak politikyang bisa menghancurkan hasil pembangunan yang sudah
dicapai.
C. TANTANGAN UTAMA DALAM PEMBANGUNAN NEGARA BERKEMBANG
DI MASA DEPAN

Dari berbagai uraian, disertai melihat apa yang terjadi dewasa ini serta
melihat kedepannya, dapat ditarik suatu uraian mengenai tantangan yang
akan dihadapi kedepannya oleh negara-nagara di dunia, khususnya negara
berkembang dalam menjalankan pembangunan. Adapun tantangan tersebut
meliputi (sondang p siagian;2007);

1. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi saat ini sedang gencar-gencarnya dicetuskan oleh dunia,
terutama oleh negara-negara maju dan negara yang merasa mampu
mengambil tempat dan kesempatan. Dalam globalisasi, batas dari setiap
negara sudah tidak jelas mengingat adanya kebebasan dari setiap negara
maupun warganya untuk melakukan berbagai hal yang menyangkut ekonomi
seperti adanya investasi dari pihak asing. Dengan kata lain, globalisasi
mensyaratkan bentuk persaingan yang kompetitif. Ini merupakan
tantangan yang harus diwaspadai maupun dimanfaatkan oleh negara
berkembang. Secara kemampuan dan kehebatan, harus diakui bahwa
negara maju tentu memiliki kemampuan untuk menguasai pasar dengan
memasukkan berbagai produk-produknya terhadap negara berkembang.
Oleh karena itu, dalam hal ini negara berkembang harus segera mampu
untuk membuat kebijakan agar memiliki ruang gerak demi tidak
terjajahnya produk asli butan dalam negeri di negeri itu sendiri. Jiak
terjadi, maka dampak kedepannya adalah ekonomi yang tidak tumbuh yang
mengakibatkan semakin banyaknya kemiskinian.

2. Masalah Pengangguran
Masalah pengangguran memang merupakan masalah yang cukup rumit yang
pemecahannya juga masih belum bisa dipastikan. Banyak anggapan bahwa
untuk menanggulangi tingkat penggangguran, maka harus diciptakan
lapangan pekerjaan yang banyak. Hal ini tentunya tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan mengingat tidak hanya factor ekonomi dalam
membangun lapangan pekerjaan saja yang menjadi kendala, tetapi
kemampuan dari masyarakat itu sendiri yang juga harus ditingkatkan
mengingat ketika lapangan pekerjaan sudah ada, maka karyawan yang dicar
tentunya adalah yang handal dan memiliki kemampuan.
Masalah pengangguran terbagi tiga, yakni:

a. Perihal pengangguran terbuka, yakni tidak bekerjanya tenaga kerja


yang seharusnya bekerja.
b. Perihal pengangguran terselubung, yakni terjadinya pemutusan
hubungan kerja terhadap karyawan. Hal ini dikarenakan seseorang
tersebut sebenarnya sudah memiliki pekerjaan, akan tetapi ternyata
produktivitasnya rendah sehingga ketika perusahaan ternyata sudah
semakin besar atau pun jiak dalam mengalami masalah maka akan
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan tersebut.
c. Perihal pengangguran musiman, yakni dalam periode tertentu memiliki
pekerjaan, namun di periode berikutnya sudah tidak lagi bekerja. Hal
ini biasanya tejadi pada masyarakat tertentu seperti agraris yang
hanya sibuk ketika musim tanam saja. Setelah itu, mereka tidak lagi
memiliki pekerjaan dan menjadi pengangguran.

3. Tanggung Jawab Sosial Sebagai Sebagai Tantangan


Semakin besar pembangunan yang dilakukan, maka harus diakui bahwa
semakin besar pula tanggung jawab yang diemban, termasuk tanggung
jawab social. Tanggung jawab social diwujudkan dengan kepedulian social,
meliputi;
a. Penggunaan tenaga kerja setempat dalam penyelenggaraan berbagai
kegiatan organisasi sepanjang tenaga kerja local local tersebut
memenuhi berbagai persyaratan administrative dan perundang-
undangan, termasuk dalam arti jumlah dan mutunya.
b. Pemanfaatan masyarakat sekitar organisasi sebagai pemasok bahan
yang diperlukan.
c. Keterlibatan dalam aktivitas sosial yang berlangsung di masyarakat
sekitar.
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum dan social yang dapat
diakses oleh masyarakat sekitar dan tidak hanya diperuntukkan
bagi para karyawan organisasi dan para anggota keluarganya.
e. Berperan aktif dalam membangun masyarakat sekitar sehingga
menjadi masyarakat yang mandiri dengan kemampuan yang lebih
tinggi.

4. Pelestarian Lingkungan Hidup


Tantangan lainnya dalam pembangunan adalah mengenai pelstarian
lingkungan hidup. Hal yang memang terlihat cukup sulit dalam tantangan ini
adalah pembangunan selalu diidentikkan dengan kemajuan dan penggunaan
teknologi tinggi sementara itu, efek dari teknologi biasanya tidak jauh
dari sesatu yang bersifat merusak lingkungan. Satu hal yang harus kita
sadari dalam hidup ini adalah bahwa menjaga lingkungan merupakan hutang
yang harus kita bayar terhadap generasi berikutnya. Oleh karena itu,
dalam pembangunan, aspek lingkungan hidup menjadi hal mutlak yang harus
mendapat perhatian lebih.
Peningkatan mutu hidup lebih beroientasi pada pengakuan atas harkat
dan martabat manusia sebagai insan politik, insan ekonomi, makhluk sosial,
dan sebagai individu yang mempunyai jati diri yang khas. Penerapan norma-
norma moral dan etika Manusia sebagai makhluk yang dilengkapi dengan
daya pikir, akal, dan nalar harus memperhatikan aspek moral dan etika
dalam kehidupan. Pembangunan merupakan sesuatu yang akan membawa
dampak perubahan, tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dapat
menyebabkan pergeseran nilai moral dan etika. Manusia terkadang
melakukan cara apa saja, termasuk cara-cara yang tidak halal dalam
mewujudkan keinginannya. Ini menjadi sesuatu yang perlu dihindari agar
tercipta suatu entuk pembangunan yang bersih dan sesuai tujuan
pembangunan itu sendiri. Hal ini dikarenakan, sesuatu yang dimulai dengan
ketidakbaikan akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan
meskipun dalam beberapa hal tujuan tercapai.

5. Keanekaragaman Tenaga Kerja


Manusia di muka bumi ini memang hany memiliki satu spesies, yakni
manusia itu senidiri. Namun, hal yang menjadi perhatian adalah bahwa
manusia ternyata memiliki keanekaragaman, baik menyangkut; jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan lain-lain. Hal ini tentunya menjadi
pertimbangan dimana diharapkan tidak terjadinya suatu diskriminasi yang
membuat pihak-pihak tertentu tidak dapat bekerja di perusahaan
tertentu.

6. Konfigurasi Demografi
Konfigurasi demografi menyangkut akan tiga hal, yakni;
a. Penduduk yang belum waktunya memasuki lapangan pekerjaan (anak-
anak yang masih dalam batasan umur belum boleh bekerja)
b. Penduduk yang tergolong pada angkatan kerja, dan
c. Penduduk yang tergolong purnakarya.

Tantangan nya adalah, bagaimana untuk ke depannya organisasi harus


mampu melihat akan hal ini di mana penduduk yang tergolong pada
angkatan kerja/produktif harus menopang kehidupan penduduk yang masih
belum waktunya memasuki lapangan pekerjaan sdan penduduk yang sudah
tidak produktif lagi (lanjut usia). Salah satu solusinya adalah meningkatkan
system kompensasi kepada penduduk angkatan kerja tersebut.

7. Penguasaan Dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang wajib mengingat era pembangunan
sudah memasuki era globalisasi yang sarat akan persaingan. Dalam
persaingan, maka yang terbaiklah tentunya yang akan menang. menciptakan
sesuatu yang terbaik dan lebih baik lagi tentunya adalah dengang teknologi
yang semakin mutakhir. Mengembangkan suatu teknologi tentunya harus
memiliki ilmu pengetahuan pula.

8. Bidang Politik Sebagai Tantangan


Dalam menjalankan suatu pembangunan, biasanya kental akan campur
tangan politik dalam menentukan rioritas dan kebijakan. Bidang politik
tentunya tidak saja hanya menyangkut partai politik, tetapi bagai mana
menjalankan Negara ini kedepannya juga termasuk kajian politik. Hal ini
tentunya dapat dicontohkan seperti pengaturan angkatan bersenjata
dalam menjaga stabilitas ekonomi dan bahkan di beberapa Negara
dimanfaatkan untuk membantu keamanan pembangunan suatu Negara.

......Ap......
TUGAS :
1. Buat Rangkuman Materi diatas
Tugas dikirimkan ke Edlink (Link Tugas) atau E-mail : berian.hariadi@yahoo.com
paling telat Jumat (05/11/2021) Jam.15.00 Wib.

2. Tugas Makalah Pra UTS, Buat makalah dengan judul


‘ASPEK ORGANISASI SEBAGAI FOKUS ADMINISTRASI PEMBANGUNAN’.
Tugas dikirimkan ke Edlink (Link Tugas) atau E-mail : berian.hariadi@yahoo.com
selambat-lambatnya 15 Novembber 2021.

Anda mungkin juga menyukai