Anda di halaman 1dari 99

ANALISIS KEBERADAAN USAHA KACANG RENDANG DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT


(Studi Kasus: Jorong Sungai Pandahan II, Nagari
Sundata, Kabupaten Pasaman)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi S1 Ekonomi Islam

Oleh:

FITRA WAHYULI
NIM : 3215.019

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
(IAIN) BUKITTINGGI
2019 M / 1440 H
Halaman Persembahan

    


Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT..


Taburan cinta dan kasih sayang-Mu atas takdir yang telah ditetapkan dan menjadikan aku
orang yang memiliki kekuatan, kesabaran dan membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan orang-orang yang memberikan sejuta pengalaman bagi ku..

Alhamdulillah Ya Allah..
Seiring berjalannya waktu, tahap demi tahap yang telah dilalui, sedih bahagia ku untuk
Sebuah perjuangan besar ini sehingga air mata kini telah terbayar dengan senyuman.
Terima kasih Ya Allah atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya
lelahku terbayar sudah dengan selesainya skripsi yang sederhana ini. Ku persembahkan
karya kecil ini kepada orang yang sangat ku cintai dan ku sayangi.

Teruntuk Malaikatku
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada Ibu (Yusmar) dan ayah (Buli) yang telah memberikan kasih
sayang, doa yang tiada pernah putus, segala dukungan, nasehat, semangat, pengornanan
dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan cinta dan persembahan. Semoga karya kecil ini menjadi
kado dan langkah awal untuk membuat Ibu dan ayah bahagia. Karena kusadar, selama ini
belum bisa berbuat yang lebih untuk Ibu dan ayah yang selalu mendo’akanku, selalu
berkorban tanpa kata lelah demi hidupku dan selalu menasehatiku menjadi lebih baik.
Terimakasih Ibu.. dan Terimakasih ayah..

Teruntuk Saudara-Saudariku
Untuk kakakku (Meliza dan Yonizal) dan abangku (Hermansyah dan Alm Asnul),
terimakasih telah memberiku warna-warni kehidupan semenjak diriku kecil hingga saat
sekarang ini. Terimakasih atas kasih sayang yang diberikan, terimakasih atas bantuan
dukungan (materi dan non materi) selama ini. Terimakasih juga untuk kakak ku Leli
Afrina SP.d abang Musawaldri S.E dan juga keluarga besarku. Hanya karya kecil ini
yang dapat ku persembahkan sebagai ucapan terimakasih ku untuk kalian. Maaf belum
bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi ku akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian
semua..

Teruntuk yang Terbaik


Terimakasih untuk Rory Ilyas S.T yang selalu memberi support dan motivasi, perhatian
dan bantuan dalam menempuh pendidikan ini. Terimakasih juga telah mendengarkan
keluh kesahku dan selalu sabar mengahdapi sikapku.

My Best Friend’s
Buat MBF ku Nurmadia Susanti, Siti Sholeha, Suci Rahmadani, dan Lidya yang kami
namakan MBF “Mantiak”. Terimakasih buat Mpun-Mpun ku Silzia Harly(sil), Yolan dan
kembaran ku Citra Rantika S. Partner seperjuanganku Vilda Oktavia, Yuna Zahra
Hasibuan, Marhamah resmunida, Asunni, Rahmat Ilham, Surya Panji N, terimakasih atas
bantuan, do’a, nasehat, hiburan, traktiran, dan semangat yang kalian berikan selama
kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.

Buat sahabat - sahabatku EI lokal A, EI angkatan 2015, terimakasih atas cerita selama ini
dan terimakasih atas bantuan kalian, semoga keakraban di antara kita selalu terjaga.

Teruslah belajar, berusaha dan berdo’a untuk menggapai impian. Jatuh bangkit lagi, kalah
mencoba lagi, gagal bangkit lagi.
NEVER GIVE UP!
Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”

By
Fitra Wahyuli

ABSTRAK

Skripsi atas nama FITRA WAHYULI NIM 3215.019 dengan judul


“Analisis Keberadaan Usaha Kacang Rendang dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus: Jorong Sungai Pandahan II,
Nagari Sundata, Kabupaten Pasaman)”. Program Studi S1 Ekonomi Islam,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi.
Latar belakang penulisan skripsi ini yaitu berdasarkan perkembangan usaha
kacang rendang yang terus meningkat dari tahun ke tahun serta mengetahui
bagaimana dampak usaha kacang redang terhadap perekonomian pemilik dalam
memenuhi kebutuhan primer (pokok) dan kebutuhan sekunder. Tujuan dilakukan
penelitian ini untuk mengetahui dampak keberadaan usaha kacang rendang dalam
meningkatan perekonomian masyarakat di Jorong Sungai Pandahan II, Nagari
Sundata, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman.
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulisan ini penulis lakukan
dengan cara datang langsung ke Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata,
Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Informan dalam penelitian ini
adalah pemilik usaha kacang rendang yang ada di Jorong Sungai Pandahan II,
Nagari Sundata. Dalam proses pengumpulan data penelitian, penulis melakukan
wawancara dan menyebarkan kuisioner kebeberapa responden. Sedangkan dalam
pembahasan penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang
menggambarkan keadaan yang terjadi dilapangan, dijelaskan dan diambil
kesimpulan secara sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha kacang rendang yang sudah
ada sejak lama ini dapat membantu dan meningkatkan perekonomian masyarakat
(keluarga). Ini dibuktikan dengan beberapa temuan yaitu terpenuhinya kebutuhan
primer pemilik secara kualitas, kuantitas dan ragam. Usaha kacang juga dapat
membantu peningkatan kebutuhan skunder dimana menigkatnya kualitas dan
kuantitas kendaraan, meningkatkan liburan pemilik dan yang utama meningkatkan
kualitas pendidikan keluarga pemilik usaha kacang rendang. Serta bentuk usaha
yang baik menurut Ekonomi Islam adalah usaha yang baik untuk dirinya, baik
untuk keluarga, baik untuk sosial dan baik untuk Tuhan-Nya.

Kata Kunci: Perekonomian

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilalamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat

Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidyah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Analisis Keberadaan Usaha Kacang Rendang dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus: Jorong Sungai Pandahan II,

Nagari Sundata, Kabupaten Pasaman)”. Selanjutnya shalawat salam senantiasa

kita mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah menyapaikan risalah-Nya kepada manusia sebagai

petunjuk dalam kehidupan.


Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam

halangan dan rintangan. Namun, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada Ayahanda Buli dan Ibunda Yusmar yang telah

membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan

yang begitu besar. Ucapan terimakasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada

kakak Meliza, Yonizal serta abang Alm. Asnul dan Hermansyah terimakasih

telah memberi warna-warni kehidupan, kasih sayang, motivasi dan dukungan

kepada penulis. Terimakasih untuk keluarga besar penulis atas kasih sayang dan

dukungan (materi dan non materi) sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan

perkuliahan dan skripsi ini. Selanjutnya, ucapan terimakasih penulis kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rekrot Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukitinggi beserta Bapak Wakil Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukitinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi.

3. Ibu Rini Elvira, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi.

4. Ibu Era Sonita, SE, M.Si selaku Penasehat Akademik (PA).

5. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA dan bapak Jon Kenedi, SE, MM selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi.


6. Bapak dan ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi

beserta Staf Akama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi yang

telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi.

7. Staf perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi yang

telah membantu penyediaan dan peminjaman buku untuk skripsi ini.

8. Bapak Wali Nagari Sundata beserta staf, Bapak Jorong Sungai Pandahan

II dan bapak/ibu pemilik usaha kacang rendang yang telah memberi izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Islam angkatan 2015, Sahabat

seperjuangan Ekonomi Islam lokal A 2015 dan kakak-kakak senior dan

junior yang selalu memberi do’a dan support dalam penyelesaian skripsi.

10. Himpunan ku HMJ Ekonomi Islam 2016/2017 dan HMPS Ekonomi Islam

2017/2018 yang telah memberi pengalaman dan kesempatan untuk

berproses selama di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi.

11. Sahabat-sahabat KKN 91 Sungai Baluka dan juga masyarakat Sungai

Baluka yang memberi cerita selama KKN.

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

dalam peneyelesaian penulisan skripsi. Penulis berdoa dan berharap kepada Allah

SWT semoga amal dan kebaikan kita semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai

ibadah dihadapan-Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa didalamnya masih

belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun
penyampaian kata. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang

konstruktif dari segenap pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik

dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terimakasih.

Bukittinggi, Juli 2019


Penulis

Fitra Wahyuli
NIM 3215.019

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN

HALAM PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Batasan Masalah .............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6
1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
F. Penjelasan Judul .............................................................................. 7
G. Kajian Terdahulu ............................................................................. 8
H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI


A. Produksi .......................................................................................... 12
1. Pengertian Produksi ............................................................... 12
2. Faktor-faktor Produksi ............................................................. 14
3. Fungsi Produksi ........................................................................ 17
4. Tujuan Produksi ....................................................................... 18
5. Etika Produksi .......................................................................... 19
B. Pendapatan ...................................................................................... 21
1. Pengertian Pendapatan ............................................................. 21
2. Sumber Pendapatan ................................................................. 22
3. Faktor Mempengaruhi Pendapatan .......................................... 25
4. Jenis-jenis Pendapatan ............................................................. 27
5. Distribusi Pendapatan dalam Islam ......................................... 28
C. Perekonomian .................................................................................. 33
1. Pengertian Perekonomian ......................................................... 33
2. Masalah dalam Perekonomian ................................................. 34
3. Indikator Peningkatan Ekonomi dalam Keluarga .................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ................................................................................ 39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 39
1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 39
2. Waktu penelitian ...................................................................... 40
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 40
1. Data Primer .............................................................................. 40
2. Data Sekunder .......................................................................... 40
D. Informan Penelitian ......................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Monografi Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata,
Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman .......................... 44
1. Sejarah Usaha Kacang Rendang .............................................. 44
2. Kondisi Geografi Nagari Sundata ............................................ 46
3. Kependudukan ........................................................................ 47
4. Pendidikan Masyarakat ............................................................ 48
5. Kondisi Ekonomi Masyarakat ................................................. 49
6. Agama Masyarakat .................................................................. 49
B. Profil responden .............................................................................. 50
1. Pekerjaan Responden ............................................................... 50
2. Jenis Kelamin Responden ........................................................ 50
3. Pendidikan Responden ............................................................. 51
C. Proses Produksi Usaha Kacang Rendang......................................... 51
1. Produksi ................................................................................... 51
2. Pasar dan Pemasaran ................................................................ 54
3. Manajemen Keuangan .............................................................. 56
D. Dampak Usaha Kacang Rendang pada Perekonomian
Masyarakat Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata,
Kecamatan Lubuk Sikaping ............................................................ 59
E. Analisis Dampak Usaha Kacang Rendang pada Perekonomian
Masyarakat Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata,
Kecamatan Lubuk Sikaping ............................................................ 70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur .................................................... 48

4.2 Julah Penduduk Berdasarkan Pendidikan .............................................. 48

4.3 Sarana dan Prasarana Agama ................................................................. 49

4.4 Rentang Harga Perkemasan ................................................................... 55

4.5 Peningkatan Kualitas Makanan .............................................................. 59

4.6 Peningkatan Kuantitas Makanan ............................................................ 60

4.7 Peningkatan Ragam Makanan ................................................................ 61

4.8 Peningkatan Kualitas Pakaian ................................................................ 62

4.9 Peningkatan Kuantitas Pakaian .............................................................. 62

4.10 Peningkatan Ragam Pakaian .................................................................. 63


4.11 Peningkatan Kualitas Rumah ................................................................. 64

4.12 Peningkatan Ragam Rumah ................................................................... 65

4.13 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Meja Dan Kursi ............................ 65

4.14 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Televisi ......................................... 66

4.15 Peningkatan Kualitas Kendaraan ........................................................... 67

4.16 Peningkatan Kuantitas Kendaraan ......................................................... 68

4.17 Peningkatan Kualitas Pendidikan ........................................................... 68

4.18 Peningkatan Liburan .............................................................................. 69

BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan memiliki jumlah

penduduk keempat terbesar didunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

Dengan jumlah penduduk yang begitu banyak, Indonesia diharapkan mampu

mengimbangi pembangunan di berbagai sektor dalam menopang

pertumbuhan ekonomi negara. Ini membuktikan bahwa pemerintah masih

memiliki tugas yang berat dalam mengetaskan proses pembangunan nasional

untuk mecapai kesejahteraan masyarakat.


Sebagian besar masayarakat Indonesia mendalami daerah pedesaan,

dalam upaya mewujudkan pembangunan ekonomi. Pemerintah tidak hanya

memusatkan pembangunan di daerah perkotaan saja tetapi juga berusaha

melakukan pembangunan ke daerah pelosok pedesaan, supaya pembangunan

ekonomi dapat dinikmati dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat

Indonesia tanpa terkecuali.

Pembangunan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk

memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pembangunan

merupakan peningkatan standar hidup dari penduduk pada negara yang

bersangkutan yang diukur dengan peningkatan pendapatan perkapita.

Indikator berhasil atau tidaknya pembangunan dilihat dari peningkatan

pendapatan nasional.

Pembangunan daerah yang dilaksanakan selama ini secara bertahap

memberikan manfaat nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,

hal ini terlihat dengan membaiknya sarana dan prasarana sosial ekonomi yang

ada bagaimana kita dapat rasakan dari segala sektor pembangunan yang

meliputi sektor pendidikan, pertanian, perhubungan dan lain sebagainya.

Tantangan pembangunan dewasa ini adalah tantangan kesempatan

kerja atau usaha bagi penduduk yang terus meningkat. Jutaan orang atau

pemuda memerlukan pekerjaan sementara lapangan kerja “formal” yang baru

relatif sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang ada. 1

Banyak mereka yang ingin bekerja tapi mereka tidak bisa bekerja karena

1
Soesarno Wijandi, Pengantar Kewiraswastaan, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo,
2000), hal 111.
beberapa sebab yang diantaranya tidak memiliki keterampilan khusus dan

tidak memiliki pendididkan formal yang lengkap, oleh kerna itu banyak dari

mereka yang kemudian mencari dan berusaha sendiri dalam berbagai bentuk

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Pembangunan sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang tak

kalah penting dalam membantu pembangunan ekonomi. Fakta menyatakan

ketika terjadi krisis moneter nyaris tidak begitu mempengaruhi terhadap

keberlangsungan UMKM itu sendiri dengan jumlahnya yang tidak sedikit.

Usaha kecil menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan

memberikan bebagai macam layanan ekonomi sehingga membantu proses

pemerataan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Keberadaan UMKM

ini juga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran,

mengurangi angka kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan, membantu

meningkatkan pendapatan bagi masyarakat serta mewujudkan tujuan

pembangunan nasional.

Dalam Islam sangat menganjurkan kaum muslim untuk melakukan

usaha yang bermanfaat untuk kehidupan mereka, tetapi dalam berusaha kita

tetap melakukan kewajiban untuk selalu bertawakal dan minta pertolongan

dari Allah dalam usaha yang dilakukan. Sebagaimana firman Allah dalam QS

Al-Jumu’ah ayat (62): 10:

       


       
Artinya:
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung2. (Q.S Al-Jumu’ah ayat 10).
Sungai Pandahan II adalah salah satu jorong yang terletak di Nagari

Sundata, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Masyarakat

Sungai Pandahan II bermata pencaharian sebagai karyawan, baik karyawan

dinegeri maupun swasta, bekerja pada sektor usaha mikro, kecil dan

menengah dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Jenis

usaha mikro, kecil dan menengah yang bekembang di masyarakat Sungai

Pandahan II salah satunya adalah usaha kacang rendang.

Usaha kacang rendang ini telah berkembang sejak lama. Awalnya

usaha kacang rendang ini hanya ditekuni oleh beberapa keluarga saja, seiring

perkembangannya usaha ini memberikan contoh pada keluarga lain yang

kemudian dikembangkan menjadi usaha sendiri. Usaha kacang rendang ini

merupakan usaha unggulan yang hanya ada dan di miliki oleh masyarakat

Sungai Pandahan II dan tidak dimiliki oleh masyarakat jorong lain di

Kecamatan Sundata.

Kacang rendang merupakan jenis kacang yang berasal dari kacang

tanah yang didatangkan dari daerah Sumatera Utara dan Pasaman Barat yang

kemudian diolah, direndang dan dikemas menjadi kacang rendang yang siap

untuk dipasarkan. Kacang rendang dipasarkan didepan rumah, melalui

pengempul dan dibawa kepasar-pasar. Harga yang di jual di depan rumah pun

bervariasi mulai dari harga 5.000 – 20.000/bungkusnya. Pada saat ini usaha

kacang rendang berjumlah 15 rumah usaha yang dimiliki masyarakat dengan

2
Qs Al-Jumu’ah Ayat 10
bermodalkan sendiri. Adapun bentuk dukungan dari pemerintah daerah

Pasaman untuk mengembangkan produk UMKM kacang rendang ini yaitu

melalui binaan, pelatihan dan memperkenalkan usaha kacang rendang

kebeberapa daerah yang salah satunya melalui Iven Sumbar Expo tahun 2015

di Makasar. Dengan adanya usaha kacang rendang maka diharapkan mampu

membantu perekonomian pemilik usaha menjadi lebih produktif.

Dari uraian di atas usaha kacang rendang di Jorong Sungai Pandahan

II sudah bisa dikatakan berkembang dengan baik sampai sekarang. Dengan

perkembangan usaha ini maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut

mengenai bagaimana dampak keberadaan usaha kacang rendang dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat. Maka dari itu penulis mengambil

judul skripsi yaitu Analisis Keberadaan Usaha Kacang Rendang dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus: Jorong Sungai

Pandahan II, Nagari Sundata, Kabupaten Pasaman).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah

yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terjadinya peningkatan pemilik usaha kacang rendang dari tahun ke

tahunnya.

2. Dalam usaha kacang rendang, tingkat pendidikan masyarakat masih

rendah.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis dalam

hal ini membatasi penelitian dan memfokuskan hanya kepada Analisis

Keberadaan Usaha Kacang Rendang dalam Meningkatan Perekonomian

Masyarakat (Studi Kasus: Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata,

Kabupaten Pasaman).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas masalah diatas, maka

rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah

Dampak Keberdaan Usaha Kacang Rendang dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat?

E. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui Dampak

Keberadaan Usaha Kacang Rendang dalam Meningkatan Perekonomian

Masyarakat di Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kecamatan

Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman.

2. Manfaat Penelitian

a) Bagi Penulis

Penelitian ini untuk memenuhi salah satu prasyarat dalam

melengkapi tugas akhir guna mencapai gelar Strata Satu (S1) pada
Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

b) Bagi Masayarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau

sumbangan pemikiran bagi pemerintah Nagari Sundata, Kecamatan

Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman untuk merumuskan arah

kebijakan dalam meningkatkan usaha kacang rendang di Jorong

Sungai Pandahan II.

c) Bagi Lembaga atau Akademisi dan Mahasiswa Lainya

Penelitian ini dapat memperluas penelitian Ekonomi

Pembangunan khususnya tentang pengembangan usaha kacang

rendang di Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kecamatan

Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman.

F. Penjelasan Judul

Untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap judul skripsi ini,

maka perlu diberi penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam judul yaitu:

Usaha : Kegiatan dengan mengarahkan tenaga, pikiran atau badan

untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan,

prakarsa, ikhtiar dan upaya) untuk mencapai sesuatu.3

Perekonomian : Berasal dari kata oikos dan nomos, oikos yaitu rumah

tangga dan nomos berarti mengatur. Dari dasar kata

ekonomi maka perekonomian dapat diartikan sebagai

3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi Ke-3, hal 1245.
tindakan, aturan atau cara mengelola ekonomi rumah

tangga dan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.4

Masyarakat : yang dimaksud dengan masayarakat yaitu pemilik usaha

kacang rendang yang ada di daerah Jorong Sungai

Pandahan II, Nagari Sundata, Kabupaten Pasaman.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Produksi

1. Pengertian Produksi

Kata produksi telah menjadi kata Indonesia setelah diserap

kedalam pemikiran ekonomi bersama dengan kata distribusi dan

konsumsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi diartikan

sebagai proses mengeluarkan hasil atau penghasilan. Dalam teori

konvensional, disebutkan bahwa teori produksi ditunjukkan untuk

memberikan pemahaman tentang prilaku perusahaan dalam membeli dan

4
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), hal 24.
menggunakan masukan (input) untuk produksi dan menjual keluaran atau

produk.5

Ekonomi Islam mendorong produktifitas dan pengembangannya,

melarang menyia-nyiakan potensi material maupun potensi sumber daya

manusia, serta mendorong penggunaan sarana dan prasarana yang bisa

memberikan manfaat yang lebih banyak bagi manusia. Dalam ekonomi

Islam barang yang diproduksi haruslah barang yang bermanfaat dan

sesuai dengan kebutuhan, bukan barang yang dapat merusak dan

menghancurkan tatanan kehidupan manusia.6

Akhlaq dalam produksi wajib diperhatikan, baik secara individu

ataupun bersama-sama. Pekerjaan yang digeluti harus pada bidang yang

dihalalkan Allah, tidak pada yang diharamkan Allah, dalam

memproduksi barang apakah membawa manfaat atau mudharat, baik atau

buruk, sesuai akhlaq atau tidaknya harus diperhatikan.7

Produksi menurut Ibnu Khaldun adalah sebagai pencurah tenaga

untuk memproduksi suatu (barang dan jasa) yang dapat memenuhi

kebutuhan, baik kebutuhan individu maupun kebutuhan masyarakat.8

5
Fordebi, Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal
249.
6
Moh. Idil Ghufron, “Peningkatan Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam Sebagai
Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat”, Dinar, Vol. 1 No. 2, hal 42.
7
Moh. Idil Ghufron, “Peningkatan Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam Sebagai
Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat”, Dinar, Vol. 1 No. 2, hal 42.
8
Fita Nurul Faizah, “Teori Produksi dalam Studi Ekonomi Islam Modern (Analisis
Komperatif Pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr dan Muhammad Abdul Manan)”, Tesis Sarjana
pada Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Walisongo Semarang, Tidak di Terbitkan, 2018, hal 32.
Sementara menurut Agus Budiartha produksi adalah suatu proses

degan mengolah bahan baku menjadi barang yang memiliki nilai guna

dan nilai jual tinggi.9

Selanjutnya menurut Gunawan mengatakan bahwa produksi

mencakup setiap pekerjaan yang menciptakan atau menambah nilai dan

guna suatu barang dan jasa. Agar produksi yang dijalankan dapat

menciptakan hasil, maka diperlukan beberapa faktor produksi (input).

Dan untuk menghasilkan output, maka faktor-faktor produksi yang

merupakan input perlu diproses bersama-sama dalam suatu proses

produksi (metode produksi).10

Jadi dapat disimpulkan bahwa produksi menurut para ahli pada

prinsipnya mempunyai pengertian yang sama, yaitu menghasilkan

sejumlah barang atau jasa (output).

2. Faktor-Faktor Produksi

Menurut Sadono Sukirno sebagaimana yang dikutip oleh Siti

Nurrohmah pengertian faktor produksi adalah benda-benda yang

disediakan oleh alam atau yang diciptakan oleh manusia yang dapat

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.11

9
Ni Made Marsy Dwitasari dan I Gusti Bagus Indrajaya, “Analisis Produksi Terhadap
Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar”, E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 6, No. 5, Mei 2017, hal 864.
10
Wiwit Setiawati, “Analisis Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Industri
Pengasapan Ikan di Kota Semarang”, Tesis Sarjana pada Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan, Universitas Diponegoro Semarang, Tidak di Terbitkan, 2006, hal 30.
11
Siti Nurrohmah, “Analisis Produksi dan Pendapatan Petani Padi Awah di Kecamatan
Mowila, Kabupaten Konawe Selatan”, Skripsi Sarjana pada Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas
Hulu Oleo, Tidak di Terbitkan, 2016, hal 8.
Pembahasan tentang faktor produksi dalam ekonomi Islam,

menurut M Nejatullah belum ada kesepakatan tentang faktor-faktor

produksi. Sebagian menyebutkan ada empat faktor produksi, meliputi

sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan manajemen. Ada

yang berpendapat terdiri atas amal/kerja (labour), tanah (land), dan

modal (capital). Dan ada yang memasukkan tanah (land) kedalam modal

(capital). Seperti yang dikemukakan oleh An-Najjar bahwa faktor

produksi terdiri dari dua elemen, yaitu amal/kerja (labour) dan modal

(capital).12

Lebih lanjut, Ghazali menyebutkan bahwa beberapa faktor

produksi anara lain tanah dengan segala potensina, tenaga kerja, modal

atau capital, manajemen produksi, teknologi dan bahan baku atau

material. Adapun maksud dari faktor-faktor produksi tersebut adalah:13

a) Tanah

Tanah adalah faktor produksi terpenting mencakup semua

sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi sejak dulu

kala. Dengan segala potensinya, Islam mempunyai komitmen untuk

melaksanakan keadilan dalam hal pertahanan. Dalam pemanfaatan

sumber daya alam Islam menekankan untuk mengimbangi

pemanfaatannya dengan selalu mengupayakan penggunaan dan

pemeliharaan yang baik atas sumber daya tersebut.14


12
Fordebi, Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal
251.
13
Ikayunia Fauzia dan Abdulkadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2014), hal 118.
14
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2015), hal 115.
b) Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan human capital bagi suatu

perusahaan. Tenaga kerja adalah segala usaha atau ikhtiar yang

dilakukan oleh anggota badan atau pemikiran untuk mendapatkan

imbalan yang pantas. Baik kerja yang dilakukan fisik atau pikiran.

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi mempurnyai arti

yang besar dan merupakan aset bagi keberhasilan suatu produksi,

karena kualitas dan kuantitas produksi sangat ditentukan oleh tenaga

kerja, serta kekayaan alam tidak akan berguna bila tidak di

eksploitasi dan diolah oleh manusia (tenaga kerja).15

c) Modal (Capital)

Dalam pandangan ekonom, capital adalah bagian dari harta

kekayaan yang digunakan utuk menghasilkan barang dan jasa.

Dalam operasionalnya, capital mempunyai kontribusi yang cukup

berarti bagi terciptanya barang dan jasa. Sebagai konsekuensi,

capital berhak mendapatkan kompensasi atas jasa. Sebagai

kosekuensi capital berhak mendapatkan kompensasi atas jasa yang

telah diberikan. Dalam kapitalis capital berhak mendpatkan bunga

sebagai kompensasi pinjman.16 Modal merupakan faktor yang sangat

penting dalam suatu produksi. Tanpa adanya modal produsen tidak

akan bisa menghasilkan suatu barang dan jasa. Modal adalah

15
Nurul Huda dkk, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2015), hal
227.
16
Fordebi Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam, Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan
Bisnis Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2016), hal 252.
sejumlah kekayaan yang bisa saja berupa asset ataupun

intagibleassets yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu

kekayaan.

d) Manajemen Produksi

Beberapa faktor produksi diatas tidak akan menghasilkan

suatu profit yang baik ketika tidak ada manajemen yang baik. Semua

memerlukan suatu peraturan yang baik, berupa suatu organisasi,

ataupun suatu manajemen yang bisa menerbitkan, mengatur,

merencanakan, dan mengevaluasi segala kinerja yang akan dan telah

dihasilkannya oleh masing-masing devisi. Untuk mendapatkan

kualitas produksi yang baik diperlukan manajemen yang baik juga.

e) Teknologi

Diera kemajuan produksi yang ada saat ini, teknologi

mempunyai peran yang sangat besar dalam sektor ini. Berapa banyak

produsen yang kemudian yang tidak bisa survive karena adanya

kompetitor lainnya yang lebih banyak yang bisa menghasilkan

barang atau jasa yang lebih baik, karena didukung oleh faktor

teknologi. Adapun perkembangan alat-alat produksi berupa mesin

pabrik maupun yang lain.

f) Bahan Baku ataupun Material

Ketika seorang produsen akan memproduksi suatu barang

atau jasa, maka salah satu hal yang harus dipikirkan yaitu bahan

baku. Karena jikalau bahan baku tersedia dengan baik, maka


produksi akan berjalan dengan lancar, jika sebaliknya, maka akan

menghambat jalannya proses suatu produksi. Maka dari itu seorang

produsen haruslah mempelajari terlebih dahulu saluran-saluran

penyediaan bahan baku, agar aktivitas produksi bejalan dengan baik.

3. Fungsi Produksi

Fungsi produksi menunjukkan keterkaitan diantara faktor-faktor

produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi

dikenal dengan input, sedangkan jumlah produksi dikenal dengan istilah

output. 17

Keberadaan input sangat mutlak untuk mendukung

berlangsungnya kegiatan produksi. Dalam kenataannya, tidak semua

input tersebut akan memberikan kontribusi yang sama dan karakteristik

diantara input tersebut juga berbeda.18 Karena semua input yang

digunakan mengandung biaya, maka prinsip dari produksi adalah

bagaimana produksi dapat berjalan sehingga mampu mencapai tingkat

yang paling maksimum dan efesiensi dengan: (1) memaksimalkan output

dengan menggunakan input tetap, (2) meminimalkan penggunaan input

untuk mencapai tingkat output yang sama.19

Fungsi produksi selalu dinyatakan sebagaimana dibawah ini:

Q = (C,L,R,T)

Dimana : Q = Jumlah Produksi

17
Nur Laily dan Budyono Pristyadi, Teori Ekonomi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),
hal 53.
18
Suamar’in, Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal 128.
19
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2014), hal 129.
C = Modal (Capital)

L = Tenaga Kerja (Labour)

R = Kekayaan Alam (Resaouse)

T = Teknologi (Technology)

Berdasarkan persamaan diatas dapat dipahami bahwa tingkat

produksi suatu barang dan jasa tergantung pada jumlah modal, tenaga

kerja, kekayaan alam dan teknologi yang digunakan.20

Dalam teori ekonomi, dalam menganalisis produksi selalu

dimisalkan bahwa tiga faktor (tanah, modal dan keahlian) adalah tetap

jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi

yang berubah-ubah jumlahnya sehingga dalam menggambarkan

hubungan antar faktor-faktor produksi yang digunakan dengan tingkat

produksi yang dicapai selalu digambarkan dengan hubungan antar jumlah

tenaga kerja yang digunakan dengan jumlah produksi yang dihasilkan.21

4. Tujuan Produksi

Ekonomi Islam sangat menganjurkan dilaksanakan aktivitas

produksi dan mngembangkannnya, baik segi kuantitas maupun kualitas.

Tujuan utama dari usaha produktif bukan sekedar mendapat keuntungan

dan memasarkan produk untuk konsumen, tujuan ini hanyalah tujuan

jangka pendek yang bersifat duniawi. Ada jangka panjang yang hendak

dituju dari aktivitas produksi yaitu untuk tujuan ukhrawi, mengingat

20
Fita Nurul Faizah, “Teori Produksi dalam Studi Ekonomi Islam Modern (Analisis
Komperatif Pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr dan Muhammad Abdul Manan)”, Tesis Sarjana
pada Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Walisongo Semarang, Tidak di Terbitkan, 2018, hal 60.
21
Rozalinda, Ekonomi Islam, Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), hal 113.
kembali tujuan utama diciptakannya jin dan manusia adalah untuk

beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan apapun. Dan

segala aktivitas kita tak bisa dipisahkan dari tema sebenarnya yaitu

ubudiah kepada Allah.22

Menurut Monzer Khaf tujuan produksi adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan manusia tidak hanya kondisi material saja

tetapi juga moralnya dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan di hari

akhirat.23

Menuut Chapra tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan

pokok setiap individu dan menjamin setiap orang mempunyai standard

hidup manusiawi, terhormat dan sesuai dengan martabat manusia sebagai

khalifah. Tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut dapat menimbulkan

masalah mendasar bagi manusia. Oleh sebab itu, setiap muslim juga

harus berusaha meningkatkan pendapatan agar menjadi mustahiq yang

dapat membantu kaum lemah melalui pembayaran zakat, infaq, sedekah

dan wakaf.24

5. Etika Produksi

Produksi penting bagi keberlangsungan hidup dan juga peradaban

manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari

menyatukan manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan anatar

manusia dengan alam ini, Allah telah menetapkan bahwa manusia


22
Fordebi, Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal
263.
23
Akhmad Mujahidin, “Aktifitas Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Islamica,
Vol.3 No.2, Maret 2009, hal 88.
24
M Umar Chapra, Islam dan TantanganEkonomi, Alih Bahasa Ikhwan Abidin Basri,
(Jakarta: Gema Insani Press: Tazkiah Intitute, 2000), hal 12
berperan sebagai khalifah dimuka bumi. Bumi adalah lapangan atau

medan, manusia adalah pengelola segala apa yang terhampar dimuka

bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaannya.25

Produksi dalam perspektif Islam tidak hanya berorientasi untuk

memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, meskipun mencari

keuntungan tidak dilarang. Bagi umat Islam produksi selain untuk

pemenuhan kebutuhan sendiri, produksi juga harus berorientasi kepada

kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah. Ibadah seringkali tidak

langsung memberikan keuntungan material, namun kegiatan produksi

tetap harus berlangsung meskipun tidak memberikan keuntungan materi,

sebab ibadah dan produksi akan memberikan keuntungan yang lebih

besar berupa pahala akhirat nanti.26

Al-Qur’an telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap

kegatan produksi. Dalam Al-Qur’an dan sunnah rasul banyak

dicontohkan bagaimana umat Islam diperintahkan untuk bekerja dalam

memennuhi kebutuhannnya agar mereka dapat memberlangsungkan

kehidupan dengan lebih baik, seperti dalam Al-Qur’an surah Al-Qashash

(28): 73.

      


      
Artinya:
dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang,
supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu
mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan
agar kamu bersyukur kepada-Nya.

25
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2014), hal 128.
26
Sumar’in, Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal 139-140.
Pada dasarnya, syarat-syarat dalam melakukan aktivitas produksi

diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan teks dalam Al-

Qur’an dan As-sunnah. Dan inilah yang menjadi perbedaan yang

mendasar dengan produsen pada tatanan ekonomi konvensional yang

tidak mengenal istilah halal dan haram. Prioritas kerja mereka adalah

memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba, harta dan

uang. Dan mengesampaingkan apa yang diproduksinya itu bermanfaat

atau bahaya, baik atau buruk, etis atau tidak etis.

Etika terpenting lainya dalam melaksanakan aktivitas produksi

adalah dengan menjaga sumberdaya alam, kerena ia merupakan nikmat

Allah kepada hambanya. Dengan menerapkan produksi secara alami akan

melindungi konsumen dari hal-hal yang membahayakan mereka, karena

sebelumnya produsen telah menetapkan prinsip-prinsip syariah Islam

dalam proses produksinya.27

B. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan yang diterima masyarakat berbeda antara satu dengan

yang lainnya. Secara garis besar pendapatan adalah uang yang diterima

dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang

diserahkan, yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri

27
Fordebi, Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal
266.
atau usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan. Besarnya

pendapatan tergantung pada jenis pekerjaan.28

Berbedanya jenis pekerjaan dilatar belakangi oleh tingkat

pendidikan, skill dan pengalaman dalam bekerja. Indikator keejahteraan

masyarakat dapat diukur dari pendapatan yang diterimanya. Pendapatan

merupakan suatu hasil yang diterima oleh seorang atau rumah dari

berusaha atau bekerja. Jenis pekerjaan masyarakat bermacam ragam

seperti bertani, nelayan, berternak, buruh, berdagang dan juga bekerja

pada pemerintah dan swasta.29

Pendapatan adalah kenaikan dalam ekuitas pemilik sebagai hasil

dari menjual barang dan jasa kepelanggan.30 Menurut Sadono Sukirno

pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas

prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,

bulanan dan tahunan.31

Sementara itu menurut Winardi menyatakan bahwa pendapatan

adalah semua penghasilan yang diperoleh dari pihak lain sebagai tanda

balas jasa yang diberikan, dimana penghasilan tersebut digunakan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga atau perorangan.32

28
Ahmad Tono, “Strategi Pemberdayaan Petani Kebun Karet dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat di Balai Badak Batu Kambing Kecamatan Ampek Angkek,
KabupatenAgam”, Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi Islam, IAIN Bukittinggi, Tidak di
Terbitkan, 2014, hal 46.
29
Pitma Pertiwi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja
di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas
Negeri Yogyakarta, Tidak di Terbitkan, hal 21-22.
30
James M. Reeve, PengantarAkuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal 58.
31
Sadono Sukirno, MakroEkonomiTeoriPengantar, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2011), hal
47.
32
I Putu Rian Kusuma Jaya, Made Nuridja dkk, “Analisis Pendapatan Pedagang (Studi
pada Pasar Anyar di Kelurahan Banjar Tengah)”, Vol. 4, No. 1, 2014.
Selanjutnya menurut Dumairy pendapatan adalah jumlah jasa

yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses

produksi meliputi upah atau gaji, sewa, tanah, bunga dan keuntungan.

Bekerja dapat membuat seseorang memperoleh pendapatan atas

keinginan yang telah dilakukannya. Setiap kepala keluarga mempunyai

ketergantungan hidup terhadap besarnya pendapatan yang diterima untuk

memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sandang, pangan,

papan dan kebutuhan lainnya.

Jadi pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh

masyarakat atas hasil usaha atau kerja keras yang dilakukan dalam

jangka waktu tertentu (hari, minggu dan bulan) sebagai balas jasa atas

faktor produksi yang telah disumbangkan atau di gunakan.

2. Sumber Pendapatan

Pendapatan adalah imbalan setelah melakukan pekerjaan.

Menurut teori makro ekonomi (Todaro) pendapatan adalah sejumlah

dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki.

Sumber pendapatan tersebut meliputi:33

a) Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya

menyewakan rumah dan tanah.

b) Upah atau gaji karena bekerja kepada orang lain ataupun menjadi

pegawai negeri.

33
Made Ika Prastyadewi, “Analisis Pendaptan Pedagang Pasar Seni Sukawati ditinjau
dari Faktor Internal”, Jurnal Ekonomi dan Pariwisata, Vol. 11, No.2.31, 2016.
c) Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan,

misalnya mendepositokan uang dibank dan membeli saham.

d) Hasil usaha dan wiraswasta, misalnya berdagang, berternak,

mendirikan perusahaan ataupun bertani.

Adapun sumber pendapatan masyarakat atau rumah tangga

yakni:34

a) Upah atau gaji yang diterima sebagai ganti tenaga kerja.

b) Dari hak milik, seperti modal dan tanah.

c) Dari pemerintah, tapi tidak secara eksklusif ditunjukkan kepada

masyarakat yang berpendapan rendah.

Sumber-sumber pendapatan dalam Islam yang dikutip dari

pendapat Ibnu Sina berpendapat bahwa adanya harta milik pribadi pada

umumnya berasal dari dua jalan, yaitu:

a) Harta warisan, yaitu harta yang diterima dari keluarga yang

meninggal. Orang yang beruntung mendapatkan harta warisan tidak

perlu susah payah untuk bekerja memperoleh kekayaan karena

mereka telah menerima peninggalan harta dari bapak yang telah

meninggalkannya.

b) Harta usaha, yang diperoleh dari bekerja. Lain halnya harta warisan,

untuk memperoleh harta seseorang aharus bekerja keras untuk

memperoleh harta.

34
Siti Rohani, “Ananlisis Potensi UMKM Tahu dan Tempe Terhadap Peningkatan
Pendapatan Keluarga Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada UMKM Bapak Marzuki di
Desa Pangkalongan), Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi, UIN Raden Intan Lampung, Tidak di
Terbitkan, 2018, hal 88.
3. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Bintari, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

yaitu:35

a) Kesempatan kerja yang tersedia, dengan semakin tinggi atau

semakin besar kesempatan kerja yang tersedia berati banyak

penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

b) Kecakapan dan keahlian kerja, dengan bekal, kecakapan dan

keahlian ynag tinggi akan dapat meningkatkan efesiensi dan

efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap

penghasilan.

c) Keuletan kerja, keuletan kerja dapat disamakan dengan ketekunan

dan keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan.

d) Banyak sedikitnya modal yang digunakan, suatu usaha yang

besarnya dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap

penghasilan yang diperoleh.

35
Siti Rohani, “Ananlisis Potensi UMKM Tahu dan Tempe Terhadap Peningkatan
Pendapatan Keluarga Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada UMKM Bapak Marzuki di
Desa Pangkalongan), Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi, UIN Raden Intan Lampung, Tidak di
Terbitkan, 2018, hal 88.
e) Jumlah faktor produksi yang dimiliki dan disumbangkan dalam

proses produksi, semakin banyak fakrtor produksi yang digunakan

maka semakin besar pula pendapatan yang diterima.36

Sedangkan menurut Sukirno faktor-faktor yang menimbulkan

perbedaan upah anatara lain:37

a) Pemintaan dan penawaran tenaga kerja

Permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam suatu jenis

pekerjaan sangat besar perannya dalam menentukan upah di suatu

jenis pekerjaan. Dalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran

tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya,

upah cenderung rendah. Sebaliknya dalam suatu pekerjaan dimana

terdapat penawaran tenaga kerja yang terbatas tetapi permintaannya

sangat besar, upah cenderung tinggi.

b) Perbedaan corak pekerjaan

Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan. Ada

diantaranya pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan ringan dengan

sangat mudah dikerjakan tetapi ada pula pekerjaan yang harus

dikerjakan dengan mengeluarkan tenaga fisik yang besar dan ada

pula pekerjaan yang harus dilakukan dalam lingkungan yang

menyenangkan.

c) Perbedaan keahlian, kemampuan dan pendidikan


36
Siti Nurrohmah, “Analisis Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan
Mowila Kabupaten Konawe Selatan”. Skripsi Sarjana pada Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas
Hulu Oleo Kendari, Tidak di Terbitkan, 2016, hal 25-27.
37
Pitma Pertiwi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja
di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas
Negeri Yogyakarta, Tidak di Terbitkan, hal 21-22.
Kemampuan, keahlian, pendidikan para pekerja di dalam

suatu jenis pekerjaan adalah berbeda. Jika hal tersebut lebih tinggi

maka produktivitas akan lebih tinggi, upah yang didapatkan pun

lebih tinggi. Tenaga kerja yang lebih berpendidikan memperoleh

pendapatan yang lebih tinggi karena pendidikan memperinggi

kemapuan kerja dan kemampuan menaikkan produktivitas.

d) Pertimbangan bahan baku

Daya tarik suatu pekerjaan bukan saja tergantung pada

besarnya upah yang ditawarkan. Ada tidaknya perumahan yang

tersedia, jauh dekatnya rumah pekerja, apakah berada dikota besar

atau ditempat terpencil dan pertimbangan lainnya. Faktor-faktor

bukan keuangan seperti ini mempunyai peran yang cukup penting

pada waktu seseorang memilih pekerjaan. Seseorang sering kali

menerima upah yang rendah apabila pertimbangan bukan keuangan

sesuai dengan keinginannya.

e) Mobilitas pekerja

Upah dalam suatu pekerjaan di berbagai wilayah dan bahkan

didalam susatu wilayah tidak selalu sama. Salah satu faktor yang

menimbulkan perbedaan tersebut adalah ketidak sempurnaan dalam

mobilitas tenaga kerja. Ketidak sempurnaan mobilitas pekerjaan

disebabkan oleh faktor geografis dan institusional.

4. Jenis-Jenis Pendapatan

Adapaun jenis-jenis pendapatan yaitu:


a) Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah keseluruhan pendapatan yang

diterima golongan masyarakat pemilik faktor-faktor produksi berupa

alam, tenaga kerja, modal dan skill dalam satu tahun.38

b) Pendapatan Perseorangan

Pendapatan perseorangan adalah pendapatan yang diperoleh

seseorang dalam kegiatan ekonomi dalam waktu tertentu.

Pendapatan seseorang dapat dibedakan atas:

1) Upah adalah sejumlah uang, barang-barang dan jasa-jasa yang

diterima seseorang dalam jangka waktu tertentu atas pemakaian

tenaga kerja.

2) Deviden adalah pendapatan yang diterima oleh pemilik atas

saham sebagai balas jasa dari pengikut sertaan modal dalam

perusahaan.

3) Sewa aadalah pendapatan yang diterima oleh pemilik harta yang

disewakan dalam jangka waktu tertentu sebagai imbalan atas

penggunaan fasilitas yang dimanfaatkan orang lain.

4) Bunga adalah pendapatan yang diterima oleh pemilik modal.

5. Distribusi Pendapatan dalam Islam

Titik tekan permasalahan ekonomi adalah bagaimana

menciptakan mekanisme distribusi ekonomi yang adil ditengah


38
Siti Nurrohmah, “Analisis Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan
Mowila Kabupaten Konawe Selatan”. Skripsi Sarjana pada Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas
Hulu Oleo Kendari, Tidak di Terbitkan, 2016, hal 19.
masyaraakat. Distribusi pendapatan merupakan suatu proses pembagian

(sebagai hasil penjualan produk) kepada faktor-faktor produksi yang ikut

dalam menentukan pendapatan. Prinsip utama dalam konsep distribusi

menurut pandangan Islam adalah peningkatan dan pembagian hasil

kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan

yang ada dapat melimpah dan merata dan tidak hanya beredar pada

golongan tertentu saja. Maka pada perekonomian modern, distribusi

merupakan sektor yang terpenting dalam aktivitas perekonomian, baik

dari distribusi pendapatan maupun distribusi kekayaan melalui kegiatan-

kegiatan perekonomian maupun sosial.39

Adapun ayat yang menjelaskan tentang distribusi pendapatan

dalam Islam yaitu pada QS Al-Hasyr (59):7

         


    
        
       
         

Artinya:
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-
kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan
Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.(QS Al-Hasyr
(59):7)

39
Havis Aravik, Konsep, Teori dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam
Abu Ubaid Samapai Al-Madudi, (Jatim: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam, 2016), hal128.
Disribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta

yang ada baik yang dimiliki orang pribadi atau umum (publik) kepada

pihak yang berhak menerima yang ditunjuk untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan syariat. Secara sederhana dapat

digambarkan kewajiban menyisihkan sebagian harta bagi pihak yang

berkecukupan (surplus) yang diyakini sebagai kompensasi atas kekayaan

dan disisi lain merupakan perangsang (intensif) untuk kekayaan pihak

yang berkekurangan (defisit).40

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan distribusi dalam Islam

adalah memberikan harta seseorang yang memiliki harta yang berlebihan

kepada orang yang membutuhkan, guna menghilangkan kesenjangan

ekonomi antara sikaya dan simiskin, sehingga terciptanya pemerataan

pendapatan dan tercapainya kesejahteraan ekonomi. Adapun distribusi

Distribusi pendapatan dalam Islam yaitu:

a. Distribusi pendapatan dalam konteks rumah tangga

Distribusi pendapatan dalam rumah tangga akan sangat

terkait dengan terminologi Shadaqah. Shadaqah berasal dari kata

shadaqa, yang berarti benar. Ia adalah pembenaran (pembuktian)

dari syahadat (keimanan) kepada Allah dan rasulnya diwujudkan


41
dalambentuk-bentuk pengorbanan materi. Shdaqah dalam Islam

terbagi atas dua yaitu:

40
Havis Aravik, Konsep, Teori dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam
Abu Ubaid Samapai Al-Madudi, (Jatim: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam, 2016), hal128.
41
Havis Aravik, Konsep, Teori dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam
Abu Ubaid Samapai Al-Madudi, (Jatim: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam, 2016), hal 128.
1) Shadaqah wajibah

Bentuk pengeluaran rumah tangga yang berkaitan

dengan instrumen distribusi pendapatan berbasis kewajiban.42

Instrumen shadaqahwajibah tersebut antara lain:

a. Nafaqah yaitu kewajiban tanpa syarat dengan menyediakan

semua kebutuhan pada orang-orang terdekat seperti anak

dan istri.

b. Zakat yaitu kewajiban seorang muslim untuk menyisihkan

sebagian harta miliknya, untuk didistibusi kan kepada orang

kelompok tertentu.

c. Warisan yaitu pembangunan aset kepemilikan kepada orang

yang ditinggalkan setelah meninggal dunia. Ini berguna

untuk mencapai suatu kesejahteraan agar kehidupan rumah

tangga dan kehidupan orang-orang yang ditinggalkan dalam

kesejahteraan secara ekonomi.

d. Jiwar yakni memberikan bantuan kepada tetangga.

e. Difayah yaitu memberikan jamuan atas tamu yang datang.

2) Shadaqah nafilah

42
Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2006), hal 135.
Bentuk-bentuk pengeluaran rumah tangga muslim yang

berkaitan dengan instrumen distribusi pendapatan berbasis amal

karikatif (bernilai sunnah).43 Adapun instrumen shadaqah nafilah

adalah:44

a. Infaq yaitu sedekah yang dapat diberikan kepada pihak lain

jika kondisi keuangan rumah tangga muslim sudah

mencukupi.

b. Akikah yaitu memotong seekor kambing untuk anak

perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki yang

baru dilahirkan.

c. Wakaf yaitu memberikan bantuan atas kepemilikan intuk

kesejahteraan masyarakat umum.

d. Wasiat yaitu pemberian harta kepada orang lain (maksimal

1/3) yang didistribusikan setelah pemberi wasiat meninggal

dunia.

b. Distribusi pendapatan sektor negara

Ajaran Islam merencanakan kepentingan distribusi

pendapatan secara adil dan memberikan harta kepada pemerintah

berupa pendapatan dan pengeluaran negara. Pemerintah diberikan

kewewenangan mengatur pendapatan negara melalui penarikan

pajak pendapatan BUMN dan sebagainya. Disamping itu,

43
Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2006), hal 136.
44
Havis Aravik, Konsep, Teori dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam
Abu Ubaid Samapai Al-Madudi, (Jatim: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam, 2016), hal 128.
pemerintah juga memberikan kewewenangan untuk membelanjakan

anggaran untuk kepentingan bangsa dan negara misalnya, pemberian

subsidi, pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya. Semua

keistimewaan tersebut harus diserahkan untuk memenuhi

kepentingan bangsa dan negara.45

Dalam pengelolaan sumber daya alam yang tersedia, negara

harus mampu mendistribusikan sumber daya yang ada dengan baik.

Artinya kesempatan tidak hanya diberikan kepada sekelompok orang

tertentu, kebijakan distribusi menganut kesamaan dalam kesempatan

kerja, pemerataan kesejahteraan, pembelaan kepentingan ekonomi

untuk kelompok miskin, menjaga keseimbangan sosial dan investasi

yang adil dan merata. Ajaran Islam memberikan otoritas kepada

pemerintah dalam menetukan kebijakan pengunaan lahan guna

memenuhi kepentingan publik dan pembebasan kemiskinan.46

C. Perekonomian

1. Pengertian Perekonomian

Ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos, oikos adalah rumah

tangga dan nomos berarti mengatur. Berdsarkan pengertian tersebut, ilmu

ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu tentang mengelola rumah tangga.47

45
Havis Aravik, Konsep, Teori dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam
Abu Ubaid Samapai Al-Madudi, (Jatim: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam, 2016), hal 128.
46
Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2006), hal 136.
47
Multazam Nasruddin, “Analisis Peran Usaha Kecil Menengah Terhadap Peningkatan
Ekonomi Keluarga Karyawan (Studi di CV Citra Sari Kota Makasar)”, Skripsi pada Jurusan
Ekonomi Islam, UIN Alauddin Makasar, Tidak di Terbitkan, 2016, hal 28.
Secara etimologi (bahasa), pengertian ekonomi adalah aturan

rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sedangkan secara umum,

pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari

aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi,

konsumsi terhadap barang dan jasa.48

Menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yaitu perekonomi disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan

dalam ayat 3 perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,

berkelanutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Sedangkan menurut Gunawan Sumodiningrat perekonomian

berasal dari kata oikos dan nomos, yang dapat diartikan sebagai ilmu

tentang mengelola rumah tangga. Maka perekonomian dapat diartikan

sebagai tindakan, aturan atau cara mengelola ekonomi rumah tangga dan

tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.49

Jadi dapat disimpulkan bahwa perekonomian adalah cara

pengelola ekonomi (produksi, konsumsi dan distribusi) yang tujuannya

untuk pemenuhan kebutuhan dengan prinsip kebersamaan, efesiensi

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi.

48
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), hal 24.
49
Herispon, “Buku Ajar Ekonomi Makro (Buku II)”, (Pekanbaru: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Riau, 2009), Tidak di Terbitkan, hal 11-13.
2. Masalah dalam Perekonomian

Permasalahan-permasalahan dalam perekonomian sebenarnya

banyak mencakup hal, karena permesalahan yang ada dalam kehidupan

manusia adalah berhubungan dengan usaha manusia dalam memenuhi

kebutuhannya, seperti masalah politik, sosial, hukum, budaya dan lainnya

kesemuannya dapat berkaitan ekonomi, sementara yang menjadi isu

penting atau masalah pokok dalam perekonomian antara lain:50

a) Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat.Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan

dapat tercapai bila semua komponen dalam perekonomian ikut

berperan aktif untuk menggerakkan roda perekonomian, karena

pertumbuhan ekonomi suatu hal yang sangat diharapkan oleh setiap

negara.

Masalah perekonomian dapat dipandang sebagai masalah

dalam jangka panjang, dari priode lainnya kemampuan suatu negara

untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat, kemampuan

50
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), hal 24.
yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi yang

akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.51

b) Ketidak stabilan kegiatan ekonomi

Ketidak stabilan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh: 1)

regulasi, kebijakan, yang berasal dari pihak pemerintah yang sifatnya

memberikan pengaruh negatif bagi kegiatan ekonomi (kebijakan ini

disebut-bad news), 2) kondisi yang ada pada masyarakat seperti

kemiskinan dan keterbelakangan, 3) kondisi dalam mekanisme pasar.

c) Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu kondisi dimana seseorang

yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan

tapi belum mendapatkan pekerjaan itu. Pengangguran yaitu mereka

yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari

pekerjaan. Kategori orang yang mengangguran biasanya adalah

mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masa

kerjanya.52Adapun faktor yang menimbulkan pengangguran antara

lain:

1) Kekurangan dalam pengeluaran agregat,

2) Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik,

3) Pengangguran teknologi modern dalam kegiatan produksi,

51
Kasman Karimi, Pengantar Ekonomi Makro, (Padang: Bung Hatta University Press,
2010), hal 5
52
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal
472.
4) Ketidak sesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan

keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja atau industri.

Seseorang bisa menjadi pengngguran akibat salah satu dari 4

alasan berikut:53

1) Ia mungkin baru memasuki angkatan kerja, orang yang pertama

kali mencari pekerjaan.

2) Orang yang keluar dari pekerjaannya untuk mencari pekerjaan

baru.

3) Orang yang mungkin diberhentikan sementara

4) Para pekerja yang kehilangan pekerjaan, baik karena dipecatatau

karena perusahaan bangkrut.

Pengangguran akan berdampak kepada kondisi politik, sosial,

ekonomi, kesejahteraan masyrakat, mengurangi pendapatan

masyarakat, dan prospek pembangunan ekonomi jangan panjang.

d) Inflasi

Secara umum inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara

umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu priode

waktu.

3. Indikator Peningkatan Ekonomi dalam Keluarga

Indikator peningkatan ekonomi dalam keluarga dapat dilihat

dari:54

53
Rudiger Dornbusch, Makro Eonomi
54
Multazam Nasruddin, “Analisis Peran Usaha Kecil Menengah Terhadap Peningkatan
Ekonomi Keluarga Karyawan (Studi di CV Citra Sari Kota Makasar)”, Skripsi pada Jurusan
Ekonomi Islam, UIN Alauddin Makasar, Tidak di Terbitkan, 2016, hal 28
a) Terpenuhinnya kebutuhan primer yaitu kebutuhan pokok yang

dibutuhkan manusia seperti sandang pangan dan papan.

1) Sandang adalah pakaian diperlukan oleh manusia sebagai

mahkluk yang berbudaya dimana pakaian untuk memberi

kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian

kerja, pakaian rumah untuk tidur dan sebagainya yang berfungsi

sebagai perlindungan dan memberi kenyamanan.

2) Pangan adalah kebutuhan paling utama manusia, pangan

dibutuhkan manusia secara kualitatif maupun kuantitatif

terpenuhinya kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman.

3) Papan adalah kebutuhan manusia untuk membuat tempat tinggal

yang berfungsi untuk bertahan diri atau tempat tinggal keluarga.

b) Terpenuhinnya kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan kedua yang

dipenuhi setelah kebutuhan primer memenuhi. Contoh kebutuhan

sekunder yaitu meja dan kursi, lemari, televisi, tempat tidur,

kendaraan serta pendidikan dan hiburan.

D. Kajian Terdahulu

Pertama, yang dilakukan oleh Adek Fitra Suriadi dengan judul

“Usaha Pengelolaan Pupuk Kompos dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan

Perekonomian Masyarakat dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam”. Penelitian

ini menggunakan penelitian lapangan, dengan menggunakan metode yang

bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

efesiensi produksi pupuk kompos yaitu bagaimana produksi pupuk kompos


bisa mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktivitas dengan hasil

panen yang berkualitas dari hasil panen sebelumnya.55

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Rita Rahayu yang berjudul

“Pemanfaatan Alat Tenun Modifikasi dalam Peningkatan Perekonomian

Pengerajin (Studi Kasus: Pengerajin Songket di Koto Tinggi Nagari Pandai

Sikek)”. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research)

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitiannya yaitu

pemanfaatan alat tenun modifikasi sudah dapat meningkatkan produtifitas

para pengerajin dalam berproduksi serta meningkatkan perekonomian

pengerajin.56

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dodi Kurniawan yang

berjudul “Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Sapu

Rayung di Dusun Keprekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten

Magelang”. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Untuk hasil penelitiannya yaitu

masyarakat mampu meningkatkan perekonomian baik bagi pengerajin

maupun warga masyarakat di dusun keprekan tanpa mengandalkan lapangan

kerja dari pemerintah.57

55
Adek Fitra Suriadi, “Usaha Pengelolaan Pupuk Kompos dalam Upaya Meningkatkan
Pendapatan Perekonomian Masyarakat dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi Sarjana
pada Jursan Ekonomi Islam, IAIN Bukittinggi, Tidak di Terbitkan, 2018, hal 13-40.
56
Rita Rahayu, “Pemanfaatan Alat Tenun Modifikasi dalam Peningkatan Perekonomian
Pengerajin (Studi Kasus: Pengerajin Songket di Jorong Koto Tinggi Nagari Pandai Sikek)”,
Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi Islam, IAIN Bukittinggi, Tidak di Terbitkan, 2017, hal 13-
30.
57
Dodi Kurniawan, “Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan
Sapu Rayung di Dusun Keprekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang”,
Skripsi Sarjana pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Tidak di Terbitkan, 2015, hal 74-85.
Selanjutnya peneltian yang dilakukan oleh Lastri yang berjudul

“Analisis Dampak Home Industri pada Perekonomian Masyarakat Menurut

Perspektif Ekonomi Islam”. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan

yaitu mengumpulkan data langsung dari lapangan atau lokasi penelitian.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

kualitatif. Hasil penelitiannya yaitu home industri dapat memberikan dampak

positif terhadap perekonomian masyarakat.58

Berdasarkan beberapa penelitian diatas adalah penelitian yang

mempunyai fokus yang hampir sama dengan penulis buat yaitu tentang

peningkatan perekonomian masyarakat, penelitian sebelumnya yaitu

membahas tentang pupuk kompos, pemanfaatan alat tenun, kerajinan sapu

rayung dan homeindustri, bedanya dengan penelitian yang penulis buat aitu

membahas tentang kacang rendang yang belum diteliti dan dikaji

sebelumnya. Dimana judul penelitian penulis yaitu Analisis Keberadaan

Usaha Kacang Rendang dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat.

58
Lastri, “Analisis Dampak Home Industri pada Perekonomian Masyarakat Menurut
Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi Islam, IAIN Bukittinggi, Tidak
di Terbitkan, 2016, hal 15-30.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan

(Field research) yaitu penulis mengumpulkan data langsung dari lapangan

atau lokasi penelitian dengan menggnakan metode deskriftif kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada yakni tentang

situasi atau fenomena yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Sehingga

mendapatkan gambaran dan keterangan mengenai Analisis Keberadaan Usaha

Kacang Rendang dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat (Studi kasus:

Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kabupaten Pasaman).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dalam permesalahan yang dikaji dalam

penelitian ini nantinya akan dilakukan pada Usaha Kacang Rendang

(Studi Kasus: Jorong Sungai Pendahan II, Nagari Sundata, Kabupaten

Pasaman). Alasan penulis mengambil lokasi penelitian didasarkan oleh:

a. Penulis ingin mengetahui sejauh mana perkembangan usaha kacang

rendang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Jorong

Sungai Pandahan II.

b. Lokasi penelitian ini strategis, dimana lokasinya terletak dipinggir

jalan lintas Sumatera sehingga mudah di jangkau oleh penulis.


2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari 2019 sampai

dengan selesainya skripsi ini.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penelitian

melalui observasi langsung kelapangan dan melakukan wawancara

langsung dengan subjek penelitian yang dituju.59 Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti dengan instrumen yang dipersiapkannya dan

hasilnya diolah sendiri untuk menjawab masalah penelitian yang

diajukan.

Dalam hal ini data primer yang didapatkan dengan melaukan

wawancara langsung terhadap pemilik usaha yang secara umum kita

sebut sebagai narasumber.

2. Data Sekunder

Data sekunder berasal daribahasa Inggris “Secondary” yang

berarti kedua. Oleh karena itu data sekunder dapat didefinisikan sebagai

data yang telah diumpulkan oleh pihak lain diolah dan dipublikasikan

untuk kepentingan tertentu. Peneliti hanya meminjam data tesebut sesuai

dengan kebutuhan peneliti, dalam hal ini peneliti adalah “Tangan Kedua”

yang sekedar mencatat, mengakses atau meminta data ke pihak lain

bertangung jawab atas data tersebut.60


59
Sugiono, Metode Peneitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal 194.
60
Lijan Poltak Sinambel, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Untuk Bidang Ilmu
Administrasi, Kebijakan Publik, Ekonomi, Sosiologi, Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya,
Data sekunder diperoleh dari buku, majalah, jurnal atau dokumen

yang bersumber dari instansi dan pihak yang terkai di dalam penelitian.

Dalam penelitian ini data diperoleh dari kantor Jorong Sungai Pandahan

II dan kantor Wali Nagari Sundata.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi dalam penelitian. Seorang informan

dalam penelitian ini memiliki dan mempunyai pengalaman tentang informasi

penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini, informan berkewajiban secara

sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan yaitu pemilik usaha

Kacang Rendang dan instansi yang berkaitan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa cara:

1. Observasi

Observasi yaitu metode penelitian dengan melakukan pengamatan

secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang

dibutuhkan dalam penyusunan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi antara

peneliti dengan responden, dimana pewawancara diharapkan


(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hal 112-113.
menyampaikan pertanyaan secara jelas kepada responden secara lisan.61

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap pemilik usaha

kacang rencang dan instansi yang berkaitan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari datau atau hal-hal variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, atapun jurnal

dan sebagainya. Dalam hal ini, penulis mengambil dokumentasi yang

terkait dengan objek pengamatan seperti usaha yang terkait, dokumentasi

dari instansi dengan objek pengamatan seperti usaha yang terkait,

dokumentasi dari instansi terkait hal lain yang berkaitan dengan proses

penelitian seperti lokasi usaha, subjek yang melakukan usaha tersebut

dengan cara difoto atau didokumentasikan.

4. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan alat pengmpulan data dalam bentuk

pertanyaan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada setiap

responden.62

F. Teknik Analisis Data

Setelah terkumpulnya data, maka penulis menganalisis data yang telah

terkumpul dengan menggunakan analisa deskriftif-kualitatif. Data yang

61
Zulganef, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hal
162.
M. Burhan, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: PT Fajar
62

Interpratama Mandiri, 2013), hal 69.


muncul berupa datatertulis maupun lisan dari orang yang diamati melalui

proses pencataan, dan kekudian disusun dalam teks diperluas.63Penulis

melakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran situasi

yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Teknik analisis data yang dipakai

pada penelitian ini adalah dengan mengolahnya sesuai dengan aspek

permasalahan yang disusun, kemudian dianalisis kualitatif melalui penguraian

atau pemaparan secara tertulis. Dalam sistem ini untuk mendapatkan

keabsahan data, maka penulis melakukan teknik analisa data agar data yang

diperoleh valid dan akurat berupa:

1. Pengumpulan data sekaligus reduksi data guna untuk menyederhanakan

menghimpun dan menyusun data secara sistematis.

2. Penyajian data (data display), dimana setelah data direduksi kemudian

disajikan dalam bentuk narasi.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion/verifying) dari data

yang telah disajikan

BAB IV
PEMBAHASAN

63
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif Edisi Kedua,(Yogyakarta: Erlangga, 2009), hal 101.
A. Monografi Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kecamatan

Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman

1. Sejarah Usaha Kacang Rendang

Usaha kacang rendang merupakan salah satu usaha yang bergerak

dibidang makanan. Usaha kacang rendang ini sudah ada sejak 45 tahun

yang lalu. Awal mulanya usaha kacang ini dibuat karena desakan

pemenuhan ekonomi keluarga, dimana usaha ini hanya dimilik oleh satu

keluarga saja (orang tua ibuk Nurmi). Pertama kali bahan baku untuk

usaha kacang rendang ini didapat dari usaha tani sendiri, dengan adanya

kacang tanah sendiri dia berfikir untuk mencoba mengolah kacang tanah

yang dimiliki agar bisa bernilai jual lebih dari kacang tanah biasa.64

Produk yang dihasilkan pada saat itu dijual kepasar-pasar bersama

buk Nurmi, mereka menjual kacang ini setip hari pasar yang dimulai dari

pasar Rao, pasar Tapus, pasar Panti, pasar Salibawan dan juga pasar

Lubuk Sikaping.

Pada tahun 1980 tepatnya 39 tahun yang lalu, kondisi kesahatan

orang tua ibu Nurmi menurun yang menyebabkan orang tua ibu Nurmi

harus beristirhat. Dan pada tahun ini juga usaha kacang rendang ini

dilanjutkan oleh ibu Nurmi.

Pada awalnya usaha ibu Nurmi ini hanya lanjutan usaha orang

tuanya, setelah beberapa tahun kemudian ibu mecoba untuk memiliki

usaha kacang rendang sendiri. Usaha ibu Nurmi ini dibangun bersama

64
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak Uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
sang suami, pada tahun pertama usaha kacang rendang ini juga hanya

usaha kacang rendang ibu Nurmi. Setelah 2 tahun kemudian muncul

pesain baru yang merupakan tetangga ibu Nurmi yaitu pemilik usaha

kacang rendang Laura, kemudian mucul lagi pesaing baru yaitu kakak

dari ibu nurmi. Pada tahun-tahun berikunya bermunculanlah usaha usaha

kacang baru di Jorong Sungai Pandahan II, dimana usaha kacang rendang

dikembangkan oleh saudara –saudar ibu Nurmi dan juga tetangga-

tetangga ibu Nurmi.

Karena banyaknya pesaing yang ada, para pemilik mulai

memperkenalkan usahanya sendiri dengan berbagai cara. Awalnya ibu

Nurni melakukan pembaharuan dengan membuka stand kecil didepan

rumah namun tetap melakukan pemasaran kepasar-pasar. Kemudian

stand kecilini juga mulai ada dirumah usaha pemilik lain. kemudian

muncul lagi pembaharuan baru dengan membuat brandproduk sendiri,

namun brand produk juga mulai ada pada pemilik lain sehingga brand

produk tidak bisa tetap mempertahankan produk ibu Nurmi agar lebih

dikenal masyarakat.

Pada saat ini para pemilik mulai memperenalkan produk masing-

masing dengan berbagai cara yang dimulai dengan mengikuti

perkembangan teknologi guna memperkenal produk usaha yang dimiliki

dan juga memperluas pangsa pasar hingga keluar daerah kabupaten

Pasaman.

2. Kondisi Geografi Nagari Sundata


Nagari Sundata merupakan salah satu nagari yang terletak di

kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Nagari Sundata

memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:65

Visi : Terwujudnya Masyarakat Nagari Sundata yang Sejahtera,

Agamais dan berbudaya.

Misi :

a. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan

bersih.

b. Mewujudkan pemahaman dan pengalaman norma agama

dan adat.

c. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

d. Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur,

sarana dan prasarana umum nagari yang berwawasan

lingkungan.

e. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan

masyarakat.

f. Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat serta

penataan lingkungan yang bersih dan sehat.

g. Mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat dan

perantau untuk kemajuan pembangunan nagari.

Batas Administrasi Wilayah

Batas Nagari Sundata secara adminstratif tyaitu sebagai berikut:66


65
Profil pemerintah Nagari Sundata, 2019
66
Profil pemerintah Nagari Sundata, 2019.
a. Sebelah Utara berbatas dengan Nagari Panti

b. Sebelah Selatan berbatas dengan Nagari Aia Manggih

c. Sebelah Barat berbatas dengan Talu (Pasaman Barat)

d. Sebelah Timur berbatas denganMapat Tunggul Selatan

Jorong-Jorong di Nagari Sundata:

a. Jorong I Sungai Pandahan

b. Jorong II Sungai Pandahan

c. Jorong III Koto Tinggi

d. Jorong IV Salibawan

e. Jorong V Mapun

3. Kependudukan

Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata memiliki jumlah KK

sebanyak 806dengan jumlah penduduk sekitar 3039 orang, berdasarkan

data sensus dikantor Wali Nagari Sundata. Dimana untuk memenuhi

kebutuahan dan meningkatkan taraf hidup sebagian besar penduduk

bekerja sebagai petani. Berikut jumlah penduduk Jorong Sungai

Pandahan II yang dikelompokkan berdasarkan umur:

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah
1. 0-10 tahun 378
2. 11-20 tahun 589
3. 21-30 tahun 566
4. 31-40 tahun 539
5. 41-50 tahun 585
6. >50 tahun 382
Total 3039
Sumber: pendataan pemerintah Nagari Sundata, 2019

4. Pendidikan Masyarakat

Maju mundurnya suatu peradaban masyarakat akan ditentukan

oleh pendidikan masyarakatnya, apabila semua pendidikan terpenuhi dan

dimanfaatkan dengan baik, maka masyarakat akan lebih cepat dalam

mencapai kemajuan, namun apabila sarana pendidikan tidak mengikuti

perkembangan zaman, maka kemajuan masyarakat akan terkebelakang

dibangikan masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih baik.

Fasilitas pendidikan yang tersedia di Jorong Sungai Pandahan II yaitu:

PAUD, Taman Kanak-kanak, dan Sekolah Dasar. Adapun tingkat

pendidikan masyarakat di Jorong Sungai Pandahan II berdasarkan jumlah

penduduk yaitu:

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Belum Sekolah/ TK/ Tidak Sekolah 342
2. SD 877
3. SMP 883
4. SMA 798
5. Akademi 82
6. PT 57
Total 3039
Sumber: pemerintah Jorong Sungai Pandahan II, 2019

5. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Jorong Sungai Pandahan II yang mempunyai jumlah penduduk

3039 orang.Mayoritas masayarakatnya bekerja sebagai petani, sebagian

besar masyarakat yanghidup bertani seperti cocok tanam padi disawah,

berkebun dan sektor pertanian lainya. Disamping pertanian masyarakat


Jorong Sungai Pandahan II juga berusaha dibidang Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) yang terkenal dengan Usaha Kacang Rendang

yang hanya dimiliki oleh Masyarakat Jorong Sungai Pandahan II di

Nagari Sundata. Selain pertanian dan sektor UMKM Masayarakat Sungai

Pandahan II juga bekerja di sebagai PNS, TNI/Polri, tenaga

kontrak/honorer, karyawan swasta dan lainnya.67

6. Sarana dan Prasarana Agama Masyarakat

Dari data yang diperoleh dari lapangan, masyarakat Jorong

Sungai Pandahan II beragama Islam. Sarana dan prasarana untuk

beribadah saat ini di Jorong Sungai Pandahan II dapat dilikat dibawah

ini:

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana Agama di Jorong Sungai Pandahan II
No Sarana Jumlah
1. Mesjid 2
2. Mushalla 10
3. MDA/TPA/TPSQ 9
Sumber: pemerintahan Jorong Sungai Pandahan II, 2019

Untuk kegiatan-kegiatanyang berhubungan dengan agama yang

dilakukan oleh masyarakat Jorong Sungai Pandahan II yaitu:

a. Wirid Yasin

b. Pengajian

c. Rebana

B. Profil Responden

67
Profil pemerintah Jorong Sungai Pnadahan II, 2019
Setelah penulis melakukan penelitian di Jorong Sungai Pandahan II,

Nagari Sundata, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman tentang

keberadaan Usaha Kacang Rendang maka secara umum dapat dijelaskan

profil responden sebagai berikut:

1. Pekerjaan Responden

Dari hasil penelitian lapangan, diperoleh data bahwa responden

yang diteliti berprofesi sebagai pengusaha kacang rendang. Usaha kacang

rendang ini merupakan satu-satunya mata pencaharian yang ditekuni oleh

responden. Usaha kacang rendang ini merupakan usaha yang turun

temurun ditekuni oleh responden semenjak dahulunya, dan pada saat ini

usaha kacang rendang ini dikembangkan oleh responden yang masih ada

ikatan kekeluargaan anatara satu dan yang lainya.68

2. Jenis Kelamin Responden

Dari hasil kuisioner ada 7 orang laki-laki dan 8 orang perempuan

yang menjadi responden. Responden ini merupakan pemilik dan

sekaligus pengelola usaha kacang rendang. Dari penelitian pada usaha

kacang rendang ini dapat dilihat bahwa perbedaan jenis kelamin tidak

menjadi kendala dalam melakukan suatu usaha.

3. Pendidikan Responden

Dari 15 orang responden terdapat 4 orang responden yang tidak

tamat SD, 5 orang tamat SD dan 6 orang responden tamat SMP. Jika

dilihat dari pendidikan responden, tingkat pendidikan masyarakat

terbilang pada kategori rendah. Pendidikan disini tidak menjadi tolak


68
Data primer hasil penelitian, 2019
ukur untuk menjalankan usaha kacang rendang, namun mareka bisa

mejalankan usaha kacang redang dengan mencari tahu dan dan belajar

(non formal) untuk menjalankan usaha usaha kacang rendang dari

berbagai sumber. Bahkan dengan tingkat pendidikan yang masih rendah,

dalam mengembangkan usaha kacang rendang masyarakat/ responden

sudah menggunakan teknologi.69

C. Proses Produksi Usaha Kacang Rendang

1. Produksi

Usaha kacang rendang merupakan salah satu usaha yang ada di

Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata yang bergerak dalam bidang

makanan yang bahan baku utamanya dari kacang tanah. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan dilapangan, penulis memperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Alat-alat produksi

1). Kuali besar 6). Plastik pembungkus

2). Terpal 7). Plastik pembungkus

3). Goni 8). Hekter

4). Tampian 9). Spatula kayu yang besar

5). Ember 10). Merek

b. Bahan baku

Bahan baku didapatkan masyarakat dari daerah Rao,

Pasaman Barat (Ujung Gading) dan Sumatera Utara yang diantar

69
Data primer hasil penelitian, 2019
langsung ke tempat masyarakat tersebut.70 Adapun bahan baku yang

digunakan untuk membuat kacang rendang yaitu:

1). Kacang tanah

2). Pasir

3). Garam

c. Proses produksi

Adapun langkah-langkah pembuatan kacang rendang yaitu:

1) Proses pembersihan bahan baku

Proses awal kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan

kacang rendang ini yaitu membersihkan kacang tanah. Kegiatan

ini dilakukan apabila kacang tanah tersebut memang sudah

kering. Namun apabila kacang tanah yang didapat belum kering

pengusaha kacang rendang harus mengeringkan terlebih dahulu.

Biasanya proses penegeringan awal kacang tanah ini 1-3 hari

atau tergantung cuaca. Setelah kering baru masuk proses

pembersihan kacang rendangnya. Pembersihan disini tujuannya

agar tanah yang lengket dikacang menjadi bersih.71

2) Rendam bahan baku

Setelah kacang dibersihkan proses selanjutnya yaitu

merendam kacang dengan air garam selama 3-5 jam. Ini

70
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
71
Ibu Nur Azna, pemilik usaha kacang rendang Laura, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
dilakuan agar kacang kacang menjadi kembang dan terlihat

lebih besar.72

3) Proses pengeringan

Proses selanjunya yaitu mengeringkan kacang yang telah

direndam. Pengeringan dimaksud disini tidak pegeringan

dicuaca panas, tetapi cukup dilakukan didalam ruangan saja.

Proses pengeringan ini dilakukan selama 1 malam.Sebelum

proses merendang kacang.73

4) Proses merendang kacang

Setelah kacang rendang dikeringkan semalaman, barulah

masuk proses merendang atau memasak. Untuk memasak

kacang rendang ini dilakukan di dalam kuali yang besar. Proses

awalnya yaitu memanaskan kuali dengan diisi pasir terlebih

dahulu. Setelah pasirnya panas barulah kacang dimasukkan.

Proses merendang ini ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, seperti teknik memasak dan juga lamanya proses

memasak. Teknik memasak yang dimaksud disini yaitu

bagaimana agar kacang yang dimasak tidak pecah, kacang tidak

gosong dan juga agar kacangnya masak dengan baik dan pas.

Sedangkan lamanya proses memasak kacang itu berbeda-beda.

Untuk proses merendang kacang diawal lamanya

72
Bapak Azwar, pemilik usaha kacang rendang Rahmi, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
73
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
merendang/memasak sekitar 2,5 jam, ini dikarenakan pasirnya

yang belum terlalu panas. Proses memasak kedua lama

merendangnya sekitar 2 jam, karena pasirnya sudah mulai

panas. Untuk memasak yang ketiga dan selanjunya proses

merendang hanya sekitar 1,5 jam saja.74

5) Pengemasan

Tahap terakhir yaitu mengemas kacang rendang .

Sebelum kacang dikemas dengan rapi ada yang perlu

diperhatikan yaitu memisahkan kacang rendang yang bagus,

kacang rusak, kacang yang tidak berisi dan kacag yang kulitnya

gosong. Untuk kacang yang bagus itu akan dikemas kedalam

plastik yang diberi merek usaha. Kemasan kacang ini siap

dipasarkan. Sedangkan kacang yang kulitnya gosong dan yang

rusak akan dikupas, kemudian dibersihkan dan dijual kepada

orang yang jualan martabak.75

2. Pasar dan Pemasaran

Untuk memenangkan persaingan pasaar dan meanrik konsumen

sebanyak-banyaknya, setiap pemilik usaha kacang rendang memiliki

strategi pemasaran yang berbeda-beda. Strategi pemasaran adalah logika

pemasaran dimanasuatu unit berbisnis baeusaha dan mengharapkan

74
Ibu Elida, pemilik usaha kacang rendang Tiga Putri, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
75
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
tercapainya tujuan pemasaaran. Ada beberapa strategi yang dilakukan

dalam pemasran yaitu:

a. Strategi produk

Strategi untuk menguatkan produk antar satu pemilik dengan

pemilik lain yaitu dari kualitas dan cita rasa yang dihasilkan dalam

produksi. Pemilik usaha kacang rendang terus menjaga kualitas dan

cita rasa yang dihasilkan agar berbeda dengan pemilik usaha lain.

Untuk memperluas segmen pasar, produk dibagi menjadi

beberapa varian harga yang mudah di jangkau oleh masyarakat.

Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 5.000- Rp 20.000 yang dijual

pada hari biasa, hari pasar dan ketika ada pesanan.76

b. Strategi promosi

Strategi yang digunakan dalam proses pemasaran usaha

kacang rendang sudah mulai mengikuti zaman. Media produksi yang

digunaka yaitu dari mulut ke mulut, HP, spaduk dan juga brand

produk.77

c. Strategi harga

Pemilik usaha menawarakan harga yang mudah dijangkau

oleh masyarakat. Harga yang di tawarkan berdasarkan ukuran

kemasan produk, dan menetapkan rentang harga untuk setiap ukuran

kemasan.

76
Ibu Elida, pemilik usaha kacang rendang Tiga Putri, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
77
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
juli 2019.
Tabel 4.4
Rentang Harga per Kemasan
No Ukuran kemasan Harga (Rp)
1. Kemasan Kecil Rp 5.000
2. Kemasan Menengah Rp 10.000
3. Kemasan Besar Rp 20.000
Sumber data: data primer hasil penelitian, 2018

Untuk rentang harga yang ditawarkan antara yang dijual

didepan rumah dan harga dipasaran tidak ada dibedakan. Bahakan

jika pembeli adalah konsumen yang cukup sering membeli kacang.

d. Strategi distribusi

Untuk jangkauan pemasaran tidak hanya mencakupi wilayah

Sungai Pandahan, Kabupaten Paasaman saja tetapi pemasarannya

sudah sampai keluar daerah Pasaman seperti Bukitinggi, Padang,

Batusangkar dan beberapa daerah Riau dan Jambi. Untuk penaluran

penjualan yang digunakan adalah penyaluran perorangan (distributor

perorangan), toko dan lainnya. 78

3. Manajemen Keuangan

a. Analisis biaya dan keuntungan

Berdasarakan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh

keterangan dan narasumber bagaimana analisis baiaya dan

keuntungan yang didapatkan, narasumber mengatakan bahwa untuk

memulai usahanya ada yang menggunakan modal sendiri dan bahkan

ada yang menggunakan modal kepecayaan dari orang lain. Untuk

alat produksi mereka tidak perlu membeli semua peralatan yang

78
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
dibutuhkan, karna mereka bisa menggunakan alat-alat dapur yang

biasa yang digunakan sehari-hari. Modal awal digunakan untuk

membeli alat-alat produksi yang belum ada dan untuk pembelian

bahan baku untuk memulai usaha kacang rendang.

Untuk perhitungan biaya-biaya produksi perharinya, pemilik

usaha belum menggunakan perhitungan akuntansi, tetapi hanya

dengan cara sederhana yaitu untuk pendapatan dikeluarkan untuk

belanja perhari, sedikit tabungan, membayar upah karyawan dan

selebihnya diputarkan lagi untuk modal. Tabungan disini tidak

dilakukan secara terus menerus, tetapi dilakukan disaat penjualan

meningkat saja.

Untuk keuntungan yang diperoleh pemilik usaha bervariasi,

tergantung dengan hasil penjualan. Terkait dengan kalkulasi

keuntungan yang diperoleh pemilik usaha dalam per minggunya,

seperti yang dikatan oleh ibuk Nurmi pemilik usaha kacang rendang

Mak Uwo

“keuntungan yang didapatkan oleh kami pemilik tidak kami


hitung, hasil penjualan yang didapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, kebtuhan anak dan kebutuhan lain,
selebihnya dijadikan modal kembali.79

Namun ada juga pemilik usaha yang menghitung keuntungan

yang didapatkan, seperti yang dikatakan oleh ibuk Pat Elida pemilik

usaha kacang Nini.

79
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak Uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
“keutungan dalam perminggu yang kami dapatkan itu
tergantung dengan banyak jumlah permintaan dan penjualan,
alhamdulillah perminggu kadang setelah dikeluarkan kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan ini itu, dapat bersihnya 1 jt-2jt”.80

Dari pernyataan diatas, kita dapat melihat bahwa keuntungan

yang diperoleh dapat memnuhi kebutuahn sehari-hari pemilik

usaha(ekonomi keluarga) dan dapat mengembangkan usahanya

kembali.

b. Upah tenagah kerja

Untuk upah tenaga kerja di usaha kacang rendang sama.

Untuk sistem kerja terbagi atas proses perendangan dan proses

pemilhan kacang yang setelah dimasak. Ada beberapa pemilik yang

mengerja kan sendiri proses perendangan, menegerjakan sendiri

proses pemilihan kacang yang siap dimasak, pemilik yang hanya

membantu proses pemilihan kacang setelah direndang dan ada juga

pemilik yang hanya mengontrol jalannya usaha. Seperti yang

dikatakan oleh ibu Nurmi pemilik usaha kacang rendang Mak Uwo.

“Dalam proses produksi Mak Uwo dibantu dalam proses


perendangan dan proses pemilihan kacang yang telah direndang,
Mak Uwo memiliki karyawan 2 orang”.81

Upah yang diterima oleh karyawan yang merendang yaitu Rp

15.000 sekali proses perendangan, sedangkan untuk yang melakukan

pemilihan kacang Rp 4.000 per tabungnya.

80
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
81
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak Uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
D. Dampak Usaha Kacang Rendang pada Perekonomian Masyarakat

Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kecamatan Lubuk

Sikaping

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak

keberadaan usaha kacang rendang dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat, masayarakat disini yaitu para pemilik usaha kacang rendang.

Apakah terpenuhinya perekonomianyang dilihat dari terpenuhi kebuthan

pokok masyarakat seperti kebutuhan pangan, sandang, papan dan juga

kebutuhan yang dapat menunjang kualitas hidupnya.

Untuk penjelasan yang lebih terperinci penigkatan perekonomian

masayarakat yang yang dilihat dari terpenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan

yang dapat menunjang kualitas hidup masyarakat ini akan penulis jelaskan

satu persatu berdasarkan aspek-aspek yang telah diteliti ke masyarakat.

1. Pernyataan masyarakat terhadap kebutuhan pangan

a. Peningkatan kualitas makanan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5
Peningkatan Kualitas Makanan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 6 40%
2. Setuju 9 60%
3. Ragu-ragu 0 0
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 40% menyatakan

“sangat setuju” dan 60% menyatakan “setuju”. Dari penjelasan tabel

dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai

Pandahan II menyatakan setuju bahwa usaha kacang rendang dapat

meningkatkan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat.

Seperti yang dikatakan oleh ibu oleh ibuk Pat Elida pemilik usaha

kacang Nini.

“dengan adanya usaha kacang rendang ini kami sekeluarga


meresakan bahwa kami dapat meningkatkan kualitas makanan kami,
dimana kami sekeluarga menjadi lebih sering untuk
memeperhatikan gizi makanan yang kami makan sehari-hari”.82

Hal ini juga dirasakan oleh ibu Afrida pemilik usaha kacang
Agha.
“usaha kacang rendang ini dapat membantu kami dalam
meningkatkan kualitas makanan, dimana sekarang kami sekeluarga
bisa menikmati makanan yang lebih berkualitas”.83

b. Peningkatan kuantitas makanan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6
Peningkatan kuantitas makanan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 8 53,3%
82
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
83
Ibu Afrida, pemilik usaha kacang rendang Agha, hasil wawancara pribadi pada 5 Juli
2019.
2. Setuju 6 40%
3. Ragu-ragu 1 6,7%
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 53,3% menyatakan

“sangat setuju”, 40% menyatakan “setuju” dan 6,7% menyatakan

“ragu-ragu”. Dari penjelasan tabel dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II menyatakan sangat

setuju bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan kuantitas

makanan yang dikonsumsi masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh

ibu oleh ibuk Elida pemilik usaha kacang Tiga Putri.

“saya pribadi sebagai ibu rumah tangga merasakan dengan


adanya usaha kacang rendang ini saya bisa menambah kuantitas
makanan kami sekeluarga,dimana biasanya untuk 1 kali makan
sehari-hari kami harus potong 1 telur ayam untuk berbagi dalam
keluarga sekarang kami bisa untuk 1 kali makan 1telur ayam”.84

c. Peningkatan ragam makanan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7
Peningkatan ragam makanan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 8 53, 3%
2. Setuju 6 40%
3. Ragu-ragu 0 0
4. Tidak setuju 0 0

84
Ibu Elida, pemilik usaha kacang rendang Tiga Putri, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
5. Sangat tidak setuju 1 6, 7%
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 53,3% menyatakan

“sangat setuju” dan 40% menyatakan “setuju”. Dari penjelasan tabel

dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai

Pandahan II menyatakan sangat setuju bahwa usaha kacang rendang

dapat meningkatkan ragam makanan yang dikonsumsi masyarakat.

Seperti yang dikatakan oleh ibu oleh ibuk Pat Elida pemilik usaha

kacang Nini.

“usaha kacang rendang ini mampu membantu saya dalam


pemenuhan ragam makanan keluarga, biasanya keluarga saya
hanya makan 1 jenis lauk dalam sehari sekarang sudah mampu
menambahnya ragamnya dengan sayur dan lainnya”.85

2. Pernyataan masyarakat terhadap kebutuhan sandang

a. Peningkatan kualitas pakaian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8
Peningkatan kualitas pakaian
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 4 26,7%
2. Setuju 11 73,3%
3. Ragu-ragu 0 0
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019
85
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 26,7% menyatakan

“sangat setuju”, dan 73,3% menyatakan “setuju”. Dari penjelasan

tabel dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai

Pandahan II menyatakan setuju bahwa usaha kacang rendang dapat

meningkatkan kualitas pakaian yang dipakai masyarakat. Seperti

yang dikatakan oleh ibu oleh ibuk Pat Elida pemilik usaha kacang

Nini.

“peningkatan usaha kacang rendang ini saya merasakan


dapat membantu peningkatan kualitas pakaian keluarga, biasanya
kami membeli dengan harga yang biasa-biasa dengan kualitas kain
yang biasa sekarang sudah bisa meningkat kualitasnya”.86

b. Peningkatan kuantitas pakaian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9
Peningkatan kuantitas pakaian
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 10 66,7%
2. Setuju 5 33, 3%
3. Ragu-ragu 0 0
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 66,67% menyatakan

“sangat setuju”, dan 33,3% menyatakan “setuju”. Dari penjelasan

tabel dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai


86
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
Pandahan II menyatakan sangat setuju bahwa usaha kacang rendang

dapat meningkatkan kuantitas pakaian yang dipakai masyarakat.

Seperti yang dikatakan oleh ibu oleh ibuk Nurmi pemilik usaha

kacang Mak Uwo.

“biasanya mak uwo dalam setahun hanya bisa membeli


pakaian pada hari raya Idhul Fitri, tetapi dengan peningkatan
usaha kacang rendang ini alhamdullillah mak uwo bisa membeli
pakaian menjadi 4-6 kali setahun”.87
c. Peningkatan ragam pakaian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.10 dibawah ini.

Tabel 4.10
Peningkatan ragam pakaian
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 7 46,7%
2. Setuju 7 46,7%
3. Ragu-ragu 1 6.6%
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 46,7% menyatakan

“sangat setuju”, dan 46,7% menyatakan “setuju”. dari penjelasan

tabel dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jorong Sungai Pandahan

II menyatakan 50% sangat setuju dan 50% setuju bahwa usaha

kacang rendang dapat meningkatkan ragam pakaian yang dipakai

87
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Ma Uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh ibu oleh ibuk Elida pemilik

usaha kacang Tiga Putri.

“peningkatan usaha ini rasanya sangat membantu saya


dalam meningkatan raga pakaian, karena kalau saya pergi kepasar,
kedinas ataupun dirumah, saya sudah bisa memisah-
misahkannya”.88

3. Pernyataan masyarakat terhadap kebutuhan papan

a. Peningkatan kualitas rumah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.11 dibawah ini.

Tabel 4.11
Peningkatan kualitas rumah
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 5 33,3%
2. Setuju 8 53,3%
3. Ragu-ragu 2 13,3%
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 33,3% menyatakan

“sangat setuju”, 53,3% menyatakan “setuju” dan 13,3% menyatakan

“ragu-ragu”. dari penjelasan tabel dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II menyatakan setuju


88
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan kuantitas rumah

yang digunakan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh ibuk Pat

Elida pemilik usaha kacang Nini.

“saya pribadi merasakan peningkatan dari usaha kacang


rendang ini, dari peningktan usaha ini saya mampu membangun
rumah saya tempati pada saat ini, awalnya rumah saya hanya
papan sekarang rumah saya sudah bisa beton dengan ukuran yang
lebih besar”.89

b. Peningkatan ragam rumah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat

jorong Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat

dilihat pada tabael 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.12
Peningkatan ragam rumah
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 4 26, 7%
2. Setuju 7 46, 6%
3. Ragu-ragu 4 26,7%
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 26,7% menyatakan

“sangat setuju”, 46,6% menyatakan “setuju” dan 26,7% menyatakan

“ragu-ragu”. dari penjelasan tabel dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II menyatakan setuju

bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan ragam rumah

89
Ibu Pat Elida, pemilik usaha kacang rendang Nini, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
yang digunakan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh ibu oleh

ibuk Elida pemilik usaha kacang Tiga Putri.

“ragam rumah yang dapat saya rasakan dari adanya usah


kacang rendang ini yaitu pada saat sekarang ini untuk untuk
ruangan sudah bisa dibedakan mana yang dapur, ruang kelurga dan
ruanga tamu saya sudah memilikinya dan dapat dirsajkan fungsi
masing-masinngnya dengan baik sehingga saya merasa nyaman”.90

4. Pernyataan masyarakat terhadap peningkatan meja dan kuri dari

segi kualitas dan kuantitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat jorong

Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat dilihat pada

tabael 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.13
Peningkatan kualitas dan kuatitas meja dan kusri
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 5 33, 3%
2. Setuju 3 20%
3. Ragu-ragu 6 40%
4. Tidak setuju 1 6,7%
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 33,3% menyatakan “sangat

setuju”, 20% menyatakan “setuju”, 40% menyatakan “ragu-ragu”dan

6,7% menyatakan tida setuju. dari penjelasan tabel dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II menyatakan

ragu-ragu bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan meja dan

90
Ibu Elida, pemilik usaha kacang rendang Tiga Putri, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
kursi yang dipakai masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh ibuk Nur

Azna pemilik usaha kacang Laura.

“alhamdulliah dengan adanya usaha kacang rendang ini saya


bisa memmiliki meja dan kursi, dan peningkatan usaha ini sayan bisa
membeli meja dan kursi lagi dengan kualitas yang lebih bagus”.91

5. Pernyataan masyarakat terhadap peningkatan televisi dari segi

kualitas dan kuantitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat jorong

Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat dilihat pada

tabael 4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14
Peningkatan kualitas dan kuantitas televisi
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 3 20%
2. Setuju 8 53, 3%
3. Ragu-ragu 3 20%
4. Tidak setuju 1 6,7%
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 20% menyatakan “sangat

setuju”, 53,3% menyatakan “setuju” dan 20% menyatakan “ragu-ragu”

dan 6,7% menyatakan “tidak setuju”. Dari penjelasan tabel dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II

menyatakan setuju bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan

91
Ibu Nur Azna, pemilik usaha kacang rendang Laura, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
televisi yang dipakai masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh ibuk

Afrida pemilik usaha kacang Agha.

“dengan peningkatan usaha kacang rendang ini, saya merasakan


bahwasaya dapat memiliki prabotan rumah, salah satunya telivisi itu
saya beli dari hasil usaha kacang rendang”.92

6. Pernyataan masyarakat terhadap peningkatan kendaraan dari segi

kualitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat jorong

Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat dilihat pada

tabael 4.15 dibawah ini.

Tabel 4.15
Peningkatan kualitas kendaraan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 4 26, 7%
2. Setuju 8 53,3%
3. Ragu-ragu 2 13,3%
4. Tidak setuju 1 6,7%
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 26,7% menyatakan “sangat

setuju”, 53,3% menyatakan “setuju”, 13,3% menyatakan “ragu-ragu”

dan 6,7% menyatakan “tidak setuju”. Dari penjelasan tabel dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II

menyatakan setuju bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas kendaraan yang dipakai masyarakat. Seperti yang

92
Ibu Afrida, pemilik usaha kacang rendang Agha, hasil wawancara pribadi pada 5 Juli
2019.
dikatakan oleh ibuk Nur Asna (M. Yunas) pemilik usaha kacang Pak

Uwo.

“alhamdulliah dari hasil usaha kacang rendang ini saya bisa


memmiliki kendaraan, dimana sekarang saya bisa membelikan anak
saya kendaraan baru”.93

7. Pernyataan masyarakat terhadap peningkatan kendaraan dari segi

kuantitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat jorong

Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat dilihat pada

tabael 4.16 dibawah ini.

Tabel 4.16
Peningkatan kuantitas kendaraan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 3 20%
2. Setuju 3 20%
3. Ragu-ragu 4 26,7%
4. Tidak setuju 5 33,3%
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 20% menyatakan “sangat

setuju”, 20% menyatakan “setuju”, 26,7% menyatakan “ragu-ragu” dan

33,3% menyatakan “tidak setuju”. Dari penjelasan tabel dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II

menyatakan tidak setuju bahwa usaha kacang rendang dapat

meningkatkan kuantitas kendaraan yang dipakai masyarakat. eningkatkan

93
Ibu Nur Asna (M. Yunas), pemilik usaha kacang rendang Pak Uwo, hasil wawancara
pribadi pada 5 Juli 2019.
kualitas dan kuantitas kendaraan yang dipakai masyarakat. Seperti yang

dikatakan oleh ibuk Nurmi pemilik usaha kacang Mak Uwo.

“dari hasil usaha kacang rendang ini sekarang saya bisa


membelikan anak saya yang sudah berkeluarga kendaraan untuk dia
memulai usahanya”.94

8. Pernyataan masyarakat terhadap peningkatan pendidikan dari segi

kualitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat jorong

Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat dilihat pada

tabael 4.17 dibawah ini.

Tabel 4.17
Peningkatan kualitas pendidikan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 10 66,7%
2. Setuju 5 33,3%
3. Ragu-ragu 0 0
4. Tidak setuju 0 0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 66,7% menyatakan “sangat

setuju”, dan 33,3% menyatakan “setuju. Dari penjelasan tabel dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II

menyatakan sangat setuju bahwa usaha kacang rendang dapat

meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Seperti yang dikatakan

oleh ibuk Nur Asna (M. Yunas) pemilik usaha kacang Pak Uwo.

94
Ibu Nurmi, pemilik usaha kacang rendang Mak Uwo, hasil wawancara pribadi pada 5
Juli 2019.
“dengan adanya usaha kacang rendan ini kami bisa
meningkatkan pendidikan anak kami, dimana anak kami ada 3 orang
dan ketiga-tiganya menjadi sarjana, kami merasa senang karna kami
sebgai orang tua hanya tamatan SD”.95

9. Pernyataan masyarakat terhadap peningkatan liburan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dimasyarakat jorong

Sungai Pandahan II tentang usaha kacang rendang, dapat dilihat pada

tabael 4.18 dibawah ini.

Tabel 4.18
PeningkatanLiburan
No Keterangan Frekuensi Persen
1. Sangat setuju 1 6,7%
2. Setuju 3 20%
3. Ragu-ragu 8 53,3%
4. Tidak setuju 3 20%
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 15 100%
Sumber: data diolah hasil penelitian lapangan, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 6,7% menyatakan “sangat

setuju”, 20% menyatakan “setuju”, 53,3% menyatakan “ragu-ragu” dan

20% menyatakan “tidak setuju”. Dari penjelasan tabel dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Sungai Pandahan II menyatakan

ragu bahwa usaha kacang rendang dapat meningkatkan meningkatkan

liburan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh ibuk Afrida pemilik

usaha kacang Agha.

95
Ibu Nur Asna (M. Yunas), pemilik usaha kacang rendang Pak Uwo, hasil wawancara
pribadi pada 5 Juli 2019.
“alhamdulliah dari hasil usaha kacang rendang inikami keluarga
bisa liburan ketempat anak yang kuliah dirantau orang, dan
alhamdulliah saya juga bisa naik dengan hasil tabungan dari usaha
kacang rendang ini”. 96

E. Analisis Dampak Usaha Kacang Rendang pada Perekonomian

Masyarakat Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kecamatan

Lubuk Sikaping

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada usaha kacang

rendang di Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, maka penulis

menemukan dampak yang terjadi dengan adanya usaha kacang rendang

terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Sungai Pandahan II yaitu

meningkatkan perekonomian masyarakat dalam memenuhi ekonomi keluarga.

Usaha kacang rendang ini sudah ada semenjak 45 tahun lalu, dimana

sebagian masyarakatanya memulai usaha secara turun temurun dan juga hasi

coba-coba untuk membuka usaha oleh beberapa masyarakat. Pada saat

sekarang ini usaha kacang rendang sudah berkembang dan menjadi mata

pencaharian utama bagi pemiliki usaha kacang rendang dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

          
      
Artinya:
dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
96
Ibu Afrida, pemilik usaha kacang rendang Agha, hasil wawancara pribadi pada 5 Juli
2019.
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.(QS Al-
Jaatsiyah: 13).

Ayat ini menjelaskkan bahwa Allah telah menjadikan bumi dan segala

isinnya, manusia boleh mengelolanya tapi tidak untuk merusak bumi. Dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia harus ingat bahwa manusia tidak hanya

memenuhi kebtuhan dunia, tapi manusia harus ingat diciptakannya manausia

untuk beribadah kepada Allah, maka jadikan lah pemenuhan kebutuhan

bernilai ibadah kepada Allah SWT.

Usaha kacang rendang yang ada dimasyarakat ini merupakan usaha

olahan masyarakat mulai dari proses pemilihan bahan baku, pengeringan

bahan baku, proses perendaman, proses perendangan hingga kacang yang

dikemas siap dijula kekonsumen. Kacang yang dikemas dijual di stand depan

rumah, kepasar-pasar, dan juga pada pembeli yang telah melakukan pesanan

terlebih dahulu.

Para pemilik usaha kacang rendang memulai usaha karana desakan

ekonomi keluarga yang terus meningkat, menurut pemilik usaha kacang

rendang ini merupakan usaha yang dapat menbantu perekonomian dan juga

usaha ini dapat dikerja didekat rumah pemilik, sehingga untuk kegiatannya

pemilik tidak perlu pergi ketempat jauh dalam melakukan usaha. Selain dapat

membantu perekonomian pemilik usaha kacang rendang ini juga dapat

membantu perekonomian masyarakat lainnya, karna sebagian besar pemilik

usaha kacang rendang sudah memiliki karyawan sendiri dalam proses

produksinya. Hal ini dapat menguntungkan kedua belah pihak dimana


pemilik usaha terbatu dalam usahanya dan karyawan juga terbantu

perekonomiannya.

Dari hasil wawancara yang diperoleh bahwa dengan adanya usaha

kacang rendang di Jorong Sungai Pandahan II, memberikan dampak pada

perekonomian masyarakat dalam memenuhi ekonomi keluarga.

Peningkatakan perekonomian masayarakat Sungai Pandahan II dapat dilihat

dari ekonomi keluarga,yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok (primer) dan

kebutuhan sekunder keluarga.

Terpenuhiya kebutuhan primer keluarga yang dimulai dari pangan,

sandang dan papan. Untuk kebutukan primer ini pada umumnya masyarakat

menjawab sangat setuju dan setuju atas peningkatan pangan, sandang dan

papan yang dinilai dari segi kualitas, kuantitas dan ragamnya. Pada kebutuhan

sekuder sebagian besar masyarakat menjawab setuju dan sangat setuju bahwa

dengan adanya usaha kacang rendang dapat membantu peningkatan

kebutuhan sekunder masyarakat terutama pada peningkatan kualitas

pendidikan.97 Peningkatan perekonomian keluarga ini sesuai dengan firman

Allah dalam Q.S Al-Jumu’ah ayat 10:

       


       
Artinya:
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.(Q.S Al-Jumu’ah ayat 10).98
Ayat diatas dijelaskan bahwa setelah menyelesaikan shalat maka

bertebaran lah dimuka bumi untuk mecari rezeki dengan cara bekerja dan

97
Data primer hasil penelitian, 2019
98
QS al-Jumu’ah ayat 10
mencari rezeki Allah dengan cara mengingat Allah. Sesuai dengan penelitian

yang penulis lakukan, pada ayat ini djielaskan bahwa kita diharuskan bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidup baik untuk disrinya sendiri maupaun untuk

kebutuhan hidup keluarga.

Dalam konsep Ekonomi Islam, perekonomian yang dilakukan pemilik

usaha kacang rendang telah membantu mengurangi kemiskinan dan

membantu perekonomian sosial. Mengurangi kemiskinan yang dimaksud

yaitu terpenuhinya kebutuhan dan menambah pendapatan keluarga. Distriusi

pendapatan juga sudah dilakukan oleh para pemilik usaha kacang rendang ini.

Sedangkan membantu perekonomian soaial yaitu usaha kacang rendang dapat

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya. Jadi sesungguhnya

bentuk pekerjaan atau usaha yang baik menurut Islam adalah bentuk bekerja

atau usaha bukan sekedar memenuhi kebutuhan diniawi, mendapat

keuntungan sebesar-besarnya serta kewajiban sebagai khalifah tetapi yang

lebih penting adalah bagaimana pekerjaan tersebut menjadi usaha yang baik,

baik untuk dirinya, keluarga, sosial dan baik untuk Tuhan-Nya.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan paparan data diatas maka dapat

disimpulkan bahwa usaha kacang rendang ini dapat membantu memenuhi

kebutuhan dan meningkatkan perekonomian pemilik dan keluarga serta

meningkatkan perekonomian keluarga dan juga masyarakat lainnya.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha kacang

rendang di Jorong Sungai Pandahan II, Nagari Sundata, Kecamatan Lubuk

Sikaping, maka dapat diambil kesimpulan bahwa usaha kacang rendang dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat. Ini dapat dibuktikan dengan

beberapa temuan sebagai berikut:.

1. Terpenuhinya kebutuhan primer, kebutuhan primer (pokok) yaitu

kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kegiatan sehari-hari seperti

pangan, sandang dan papan. Dimana pemilik usaha kacang rendang

mengatakan sangat setuju dan setuju bahwa dengan adanya usaha kacang

rendang ini meningkatnya kualitas, kuantitas dan ragam dari kebutuhan

primer (pangan, sandang dan papan) keluarga pemilik.

2. Terpenuhinya kebutuhan sekunder keluarga, kebutuhan sekunder yaitu

kebutuhan pelengkap kebtuhan primer seperti kendaraan, pendidikan dan

liburan. Ini terlihat bahwa dengan adanya usaha kacang rendang

membantu pemenuhan kebutuhan suder darikeluarga pemilik. Ini terlihat

dengan meningkatnya kualitas pendidikan keluarga pemilik,

meningkatkan kualitas dan kuatitas kedaraan dan juga dapat

meningkatkan liburan masyarakat.


3. Pekerjaan atau usaha yang baik menurut Ekonomi Islam adalah bentuk

usaha yang dilakukan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan

duniawi dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi

bagaiman usaha tersebut menjadi usaha yang baik untuk dirinya,

keluarga, sosial dan baik untuk Tuhan-Nya.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi masayarakat atau pemilik usaha

a. lebih diperhatikan lagi bagaimana manajemen pengelolaan usaha

kacang rendang baik dari segi produksi, pemasaran, sumberdaya

manusia, sumberdaya alam terutama manajemen keuangan

(pengelolaan biaya dan keuntungan).

b. Lebih sabar dan ulet dalam menjalan kan usaha karna persaingan

yang semakin ketat, serta memperbanyak jaringan pemasaran agar

produk-produk lebih dikenal dan meningkatnya penjualan.

c. Memperkuat kerjasama dengan pemerintah agar bisa mengontrol

jalannya usaha serta pemerintah mampu menjadi pelindung bagi

usaha masyarakat.

2. Bagi pemerintah agar lebih memperhatikan lagi dan membantu

meningkatkan usaha-usaha kecil dalam masyarakat agar terjadinya

pemerataan pendapatan dikalangan masyarakat yang memiliki ekonomi

menengah kebawah.
3. Bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai sumber rujukan dalam penulisan

karya ilmiah berikutnya dan mampu mendeskripsikan dampak

perkembangan peningkatan perekonomian pemilik usaha kacang

rendang.

DAFTAR PUSTAKA

Arravik, Havis, 2016. Konsep , Teori dan Aplikasi Serta Pandangan Pemikiran
Ekonomi Islam dari Abu Ubaid Sampai Al-Madudi, Jatim : Perpustakaan
Nasional Katalog Dalam.

Departemen Pendididkan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi


III, Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1991. Kamus


Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Fauzia, Ikayuniadan Abdulkadir Riyadi,, 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam,


Jakarta: Prenada MediaGrup.

Fordeby, 2016. Ekonomi dan Bisnis Islam, Jakakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ghufron, Moh. Idil, 2015. Peningkatan Produksi dalam Sisem Ekonomi Islam
Sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat, Dinar, Vol. 1 No. 2.

Herispon, 2009. Buku Ajar Ekonomi Makro ( buku II ), Pekanbaru:Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi Riau, Tidak di Terbitkan.

Huda, Nurul dkk, 2015. Ekonomi Makro Islam, Jakarta: Prenada Media Grup.

Jaya, I Putu Rian Kusuma, Made Nuridja dkk, 2014. Analisis Pendapatan
Pedagang (Studi pada Pasar Anyardi Kelurahan Banjar Tengah), Vol: 4
No: 1.

Karim, Adiwarman, 2014. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta; Raja Wali Pers.

Karim, Kasman, 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Padang: Bung Hatta


University Press.

Kurniawan, Dodi, 2015. Peningkatan Perekonomian Masayarakat Melalui


Industri Kerajinan Sapu Rayung di Dusun Keprekan Desa Bojong
Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang, Skripsi Sarjana pada Jurusan
Pengembangan Masyrakat Islam : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tidak
di Terbitkan.

Laily, Nur dan Budiyono Pristyadi, 2013. Teori Ekonomi, Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Lastri, 2016. Analisis Dampak Home Industri Pada Perekonomian Masyarakat


Menurut Perspektif Ekonomi Islam, Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekomomi
Islam: IAIN Bukittinggi, Tidak di Terbitkan.

Made, Ni Marsy Dwitasaridan dan I Gusti Bagus Indrajaya, 2017. Analisis


Produksi Terhadap Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela
Kabupaten Gianyar, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 6, No.5.

Mujahidin, Akhmad, 2009. Aktifitas Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam,


Islamica, Vol. 3 No. 2.

Nasruddin, Multazam, 2016, Analisis Peran Usaha Kecil Menengah (UKM)


terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Karyawan (Studi di Cv. Citra
Sari Kota Makassar), Skripsi pada Jurusan Ekonomi Islam: UIN Alauddin
Makassar, Tidak di Terbitkan.

Nurotul, Fita Faizah, 2018. Teori Produksi dalam Studi Ekonomi Islam Modern
(Analisis Komparatif Pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr dan Muhammad
Abdul Mannan), Tesis Sarjana pada Jurusan Ekonomi Syariah: UIN
Walisongo Semarang, Tidak di Terbitkan.

Nurrohmah, Siti, 2016. Analisis Produksi Dan Pendapatan Petani Padi Sawah Di
Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan, Skripsi Sarjana pada
Jurusan Ilmu Ekonomi: Universitas Halu Oleo Kendari, Tidak di Terbitkan.

Pitma Pertiwi, 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogjakarta, Skripsi Sarjana pada Jurusan
Pendidikan Ekonomi: Universitas Negeri Yogyakarta, Tidak di Terbitkan.

Prastyadewi, Made Ika, 2016. Analisis Pendapatan Pedagang Pasar Seni


Sukawati Ditinjau dari Faktor Internal, Ekonomi dan Pariwisata, Vol. 11,
No.2. 31.

Rahayu, Rita, 2017. Pemanfaatan Alat Tenun Modifikasi dalam Peningkatan


Perekonomian Pengerajin (Studi Kasus: Pengerajin Songket di Jorong Koto
Tinggi Nagari Pandai Sikek), Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekomomi Islam:
IAIN Bukittinggi, Tidak di Terbitkan.

Reeve, M. James, 2013. Pegantar Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.


Riyani, Eva, 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Mikro
di Kabupaten Aceh Barat, Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekomomi
Pembangunan: Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat, Tidak di
Terbitkan.

Rohani, Siti, 2018. Analisis Potensi UMKM Tahu dan Tempe Terhadap
Peningkatan Pendapatan Keluarga Menurut Perspektif Ekonomi Islam
(Studi pada UMKM Bapak Marzuki di Desa Pekalongan), Skripsi Sarjana
pada Jurusan: UIN Raden Intan Lampung, Tidak di Terbitkan.

Rozalinda, 2015. Ekonomi Islam, Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi,
Jakarta: Rajawali Pers.

Rozani, Alvis, 2007. Teori Ekonomi Makro, Padang: Bung Hatta University Press.

Setiawati, Wiwit, 2006. Analisis Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi


Industri Pengasapan Ikan di Kota Semarang, Tesis Sarjana pada Program
Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Universitas
Diponegoro, Tidak di Terbitkan.

Sinambel, Lijan Poltak, 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Untuk Bidang


Ilmu Administrasi , Kebijakan Publik, Ekonomi, Sosiologi, Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiono, 2003. Metode penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers.

Sumar’in, 2013. Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif


Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumodiningrat, Gunawan, 1998. Membangun Perekonomian Rakyat,


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suriadi, Adek Fitra, 2018. Usaha Pengelolaan Pupuk Kompos dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan Perekonomian Masyarakat dilihat dari
Perspektif Ekonomi Islam, Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekomomi Islam:
IAIN Bukittinggi, Tidak di Terbitkan.

Tono, Ahmad 2014. Strategi Pemberdayaan Petani Kebun Karet dalam


Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Balai Badak Batu Kambing
Kecamatan Ampek Angkek Nagari Kabupaten Agam, Skripsi Sarjana pada
Jurusan Ekonomi Islam: IAIN Bukittinggi, Tidak di Terbitkan.

Wijandi, Soesarson. ,2000. PengantarKewiraswastaan, Bandung: PT Sinar Baru


Algensindo.
Zulganef, 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, Yogyakarta: Graha ilmu.

Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2006), hal 135.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Fitra Wahyuli


Nim : 3215.019
Tempat/Tgl.lahir : Rambahan/ 01 Desember
1997
Agama : Islam
Alamat : Ramabahan, Nag. Tanjung
Betung, Kec. Rao Selatan,
Kab.
Pasaman
Email : fitry210814@gmail.com

B. Pendidikan

1. Tahun 2003 – 2009 : SD N 04 Rambahan


2. Tahun 2009 – 2012 : SMP N 1 Rao Selatan
3. Tahun 2012 – 2015 : SMA N 1 Padang Gelugur
4. Tahun 2015 – 2019 : IAIN Bukittinggi

C. Pengalaman Organisasi

1. TA 2016/2017 : Anggota Bidang Eksternal HMJ Ekonomi Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi.

2. TA 2017/2018 : Sekretaris Bidang Eksternal HMPS Ekonomi Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi.

Anda mungkin juga menyukai