OLEH :
RIZA PUTRI
1613411020
Bismillahirrohmanirrohim
Ya Allah, waktu yang saya jalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia dan bertemu dengan orang-orang yang memberiku sejuta
pengalaman bagiku, yang telah memberikan warna warni hidupku, ku bersujud
didepanMu engkau beri kesempatan diriku untuk sampai dipengujung awal
perjuanganku segala puji bagimu Ya Allah
My brother tercinta
Untuk kedua my brother tercinta Khairil anwar dan Irfandi Putra karya Tulis ilmiah
ini aku persembahkan untuk kalian. Untuk brother ku khairil anwar yang super
duper cueknya minta ampun tapi tetap peduli dan sayang sama adik2 nya, yang
selalu marah demi kebaikan aku,sok ngak perhatian tapi perhatian bangat
malahan dan yang tentunya makasih untuk segala doa, dorongan semangat dan
pastinya yang selalu ngasih uang jajan juga hehehehe….sehingga adikmu bisa
menyelesaikan segalanya tepat pada waktunya. Yeee lega rasanya akhirnya
adikmu di wisuda juga yaa
Dan untuk adik satu-satunya aku Irfandi Putra kurangi berantamnya sama kakak
ya, rajin-rajin belajarnya biar bisa kayak kakak nantinya bisa wujudkan harapan-
harapan orang tua kita dan harapan brother dan sister mu… ok
Dosen pembimbing
Terimakasih untuk dosen pembimbing ibu Yensasnidar, S.Gz, M.Pd yang sudah
memotivasi dan sabar menghadapi riza dalam bimbingan sehingga riza bisa
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
My best friends
Untuk uniku (Besty Hartini) makasih untuk perjalanan panjang ini, untuk kegilaan
yang kita jalani dan makasih udah nemanin kemana-mana, makasih udah selalu
memahami mood nya adik, makasih udah selalu dengarin curhat dan keluhan
adik, makasih untuk hiburan, dukungan, nasehat semangat yang telah uni
berikan. Kita bukan hanya kayak teman ya udah kayak uni lindungi adiknya
sendiri,( hahaha ) pengen ketawa lepas rasanya kalau mengingat semua
perjalanan kita apalagi pas waktu penelitian perjuangan bangat ya, banyak yang
sudah kita lalui bersama rasanya ngak mungkin adik ceritakan disini hahahah
pokoknya sayang uni.
UntuK (Humiza Wulandari, besti dan Ari mardian ) makasih untuk perjalanan
panjang ini, untuk hiburan, dukungan, semangatnya dan sudah menjadi bagian
penyemangat hingga sampai pada titik ini.
Untuk ( Nelvi Triana.P) Makasih untuk dukungan dan bantuannya, dan yang selalu
mau dan ngak pernah nolak kalau aku ajak kemana-mana dan tentunya yang
membantu aku dalam melakukan penelitian untuk menyelesaikan karya Tulis
Ilmiah ini.
Untuk ( filza, yanti, dan winda ) makasih udah menjadi saudara selama 3 tahun ini
dan sudah menjadi bagian dari perjuangan ini, dan akhirnya berakhir sudah
drama 3 tahun kita semoga sukses kedepannya buat kita. Selamat buat gelarnya
sist.
Untuk seluruh teman almamaterku angkatan 2016 terima kasih banyak untuk 3
tahun ini. Begitu banyak kenangan, kisah dan kasih yang kita lewati bersama
sampai kita sampai di pengujung ini.terimakasih teman-teman ku semua semoga
kalian tidak melupakan aku dan selamat berbahagia…………
Riza Putri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : RIZA PUTRI
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL
2005-2010 SDN 25 Air Dingin
2010-2013 SMPN 3 Lembah Gumanti
2013-2016 MAN 1 Solok
2016-2019, Program Studi Diploma III Gizi STIKes Perintis Padang
PENGALAMAN MEDIS
Februari- maret 2019, Praktek Kerja Lapangan di RSUD Petala Bumi
Pekanbaru
Maret- April 2019, pengabdian Masyarakat Praktek Kerja Lapangan di
Kabupaten 50 Kota
Juli 2019, Karya Tulis Ilmiah
Judul : Hubungan Sosial Ekonomi dan Kebiasaan Makan Terhadap Kejadian
Stunting Pada Siswa SDN II Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung
Tahun 2019
STIKES PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
Karya Tulis Ilmiah, 2017
RIZA PUTRI
ABSTRAK
Pada dasarnya stunting berpangkal pada status sosial ekonomi keluarga.
Rendahnya pendapatan keluarga mempengaruhi daya beli terhadap bahan makanan
sehingga menyebabkan kebiasaan makan anak yang tidak baik.tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dan kebiasaan makan
terhadap kejadian stunting pada siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk
Begalung Tahun 2019.
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional,jumlah
sampel sebanyak 75 orang siswa. Pengumpulan data menggunakan koesioner dan
FFQ. Penelitian ini dilakukan di bulan Juni 2019 di SDN 11 Kampung Jua
Kecamatan Lubuk Begalung. Analisa hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen menggunakan uji statistic Chi-square.
Hasil penelitian distribusi frekuensi status gizi siswa SDN 11 Kampung Jua
Kecamatan Lubuk Begalung dibuktikan dengan uji statistik pekerjaan ayah
(p=0,048), pendidikan ibu (p=0,388), pendapatan keluarga (p=0,000) dan kebiasaan
makan (p=0,016)
hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pekerjaan orang tua,
pendapatan dan kebiasaan makan dengan kejadian stunting pada siswa dan tidak
terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada siswa SDN
11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
kata kunci : Status sosial ekonomi, Kebiasaan makan dan status gizi siswa
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya.
Terutama nikmat iman, serta nikmat kesehatan yang telah dilimpahkan kepada
hamba-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
serta keluarga, para sahabat, dan para pengikut yang senantiasa setia dan
Penyelesaian penulis Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Hubungan Sosial
Ekonomi dan Kebiasaan Makan Terhadap Kejadian Stunting pada Siswa SDN
salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madia Gizi di Sekolah Tinggi Kesehatan
Perintis Padang tidak lepas dari partisipasi banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed selaku Ketua Sekolah Tinggi Kesehan
Perintis Padang.
2. Ibu Alya Misdhal Rini, M. Biomed selaku Ketua Program Studi DIII Gizi
proposal ini
4. Seluruh Dosen dan staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
memberikan semangat, dorongan dan doa yang tulus kepada penulis dalam
doa dan harapan kepada semuanya semoga Allah SWT melipat gandakan pahala
dalam penulis proposal ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang mendukung demi hasil yang lebih baik, semoga hasil dari Proposal ini
mendapat Ridho dari Allah SWT dan bermanfaat Bagi kita semuanya, Amin Ya
Penulis
DAFTAR ISI
disebabkan oleh keadaan gizi kurang yang berlangsung dalam waktu yang cukup
2007 untuk anak usia 5-19 tahun dengan menghitung nilai Z- score TB/U masing-
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang cukup lama
akibat pemberian makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ( millennium
challega account, 2014). Kekurangan gizi meningkatkan angka kematian bayi dan
anak menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak
banyak factor yang saling terkait secara langsung dapat di pengaruhi oleh
penyakit infeksi dan kurangnya asupan zat gizi secara kualitas maupun kuantitas,
lingkup nasional sebesar 37,2 % terdiri dari pervalensi pendek sebesar 18,0% dan
prevalensi di bandingkan tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8 %). 4 5 6
prevensi stunting di sumatera barat menurut data riskesdas tahun 2013 sebesar
39,2 %, terdiri dari prevensi pendek sebesar 20,8 % dan sangat pendek sebesar
18,4%.
Berdasarka riskesdas tahun 2013, kota padang merupakan salah satu kota di
provinsi sumatera barat yang tengah mengalami masalah kesehatan yang berat
dalam kasus masalah stunting. Hal ini disebabkan prevelensi anak stunting di kota
pendek yang di dasarkan [ada indeks Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) dengan ambang batas (z-score) antara -3 SD
sampai <-2 SD (Kemenkes RI, 2011). Dampak stunting pada prestasi belajar,
stunting merupakan wujud dari adanya gangguan pertumbuhan pada tubuh , bila
ini terjadi maka salah satu organ tubuh yang cepat mengalami resiko adalah otak.
Dalam otak terdapat sel-sel saraf yang sangat berkaitan dengan respon anak
termasuk melihat, mendengar, dan berfikir selama proses belajar (picauly dan
lemah, cepat lelah dan mudah sakit, karena itu anak sering kali absen serta
seperti itu sulit mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, aktif, kreatif dan produktif
yang mampu berkiprah dan bersaing pada era globalisasi ( Notoadmodjo, 2011).
Anak- anak pada masa usia sekolah dan remaja mengalami pertumbuhan
baik mental, intelektual, fisik dan social. Golongan umur ini perlu mendapatkan
perkembangan anak yang dimulai saat masa dalam kandungan, masa balita, masa
Dalam upaya perbaikan gizi salah satu hal penting yang perlu diperhatiakan
adalah bidang makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup tidk bias bertahan untuk
tua muda, sakit sehat, selalu membutuhkan makanan dalam jenis dan porsi yang
Status sosial ekonomi wali murid sangat erat kaitannya dengan pemenuhan
gizi dari seorang anak, dimana dapat dilihat dari tingkat ekonomi yang
berkecukupan maupun dengan kondisi tingkat sosial ekonomi yang kurang. Status
Almatsier, 2011)
Status sosial ekonomi wali murid sangat erat kaitannya dengan pemenuhan
gizi dari seorang anak, dimana dapat dilihat dari tingkat ekonomi yang
Sangat diharapkan kondisi sosial ekonomi wali murid yang lebih dari cukup dapat
gizi yang baik diharapkan anak tersebut bias memiliki tinggi badan maupun berat
badan yang ideal dan yang penting memiliki derajat kesehatan yang baik sehingga
Dan berdasarkan data prevensi status gizi anak sekolah dasar dengan
indikator tinggi badan berdasarkan umur ( TB/U) Dinas Kesehatan Kota Padang
pada tahun 2017 status gizi anak sekolah dasar adalah 5,10 % dari 11 kecamatan
dan 23 puskesmas yang ada diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang.
berstatus gizi normal sebanyak 32 orang dengan persentase (42,7%). Dari data
yang diperoleh didapatkan juga bahwa rata-rata pekerjaan orang tua siswa adalah
buruh dan wiraswasta, yaitu buruh sebanyak 40 orang dengan persentase (53,3%)
dan wiraswasta sebanyak 31 orang dengan persentase (41,3%). Dari data juga
(74,7%). Dari data juga didapatkan kebiasaan makan siswa didapatkan lebih dari
separuh siswa memiliki kebiasaan makan yang tidak sering yaitu sebanyak 39
Hubungan Sosial ekonomi dan Kebiasaan Makan terhadap kejadian stunting pada
siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung pada tahun 2019.
stunting pada siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung pada
tahun 2019.
2019
2019
tahun 2019
j. Diketahuinya hubungan antara kebiasaan makan dengan kejadian stunting
2019
anak dan factor resiko yang mempengaruhi status gizi anak. Hasil penelitian
ini juga dapat menjadi landasan pertimbangan pihak sekolah untuk membuat
oleh sekolah.
kurang gizi menahun atau kronis (sharlin dan Edelstain, 2011). Stunting
merupakan gambaran kekuranan gizi yang sudah terjadi selama menahun (kronis)
(Briend,dkk 2015)
Menurut WHO (2013) dampak yang di akibatkan oleh stunting terdiri dari
jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek dari stunting adalah di
kapasitas kerja.
pada indeks tinggi badan menurut umur yang terlalu rendah. Stunting atau terlalu
pendek berdasarkan umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua
standar deviasi (<-2 SD) dari table status gizi WHO child growth standard
(WHO, 2012).
2.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang di
populasi atau individu yang memiliki resiko status gizi kurang maupun gizi lebih
berhubungan dengan kekurangan zat gizi tertentu melainkan juga status gizi yang
berkaitan dengan tingkat kesehatn, dan berhubungan dengan penyakit kronis yang
1. Metode Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropo yang berarti manusia dan metri
dan bagian tubuh manusia. Dalam menilai status gizi dengan metode
menentukan status gizi. Konsep dasar yang harus digunakan dalam pengukuran
misalnya berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada,
kemudian dirujuk sesuai umur dan jenis kelamin ( Jahari Abas 2012)
Table 2.1
Penilaian status gizi berdasarkan BB/U,TB/U dan BB/TB
status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks
BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Supariasa, 2012)
b. Indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau
BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dari tinggi badan. Dalam
yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). Indeks BB/TB
c. Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan akan
ini menggambarkan status gizi masa lalu. Beaton dan bengoa (1973)
gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi
(Supariasa, 2012)
2. Metode laboratorium
Penilaian status gizi dengan cara laboratorium adalah salah satu metode
yang dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian tubuh. Tujuan
melakukan penilaian status gizi ini untuk mengetahui tingkat ketersediaan zat
gizi di dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dan makanan. Metode
laboratorium mencakup dua pengukuran yaitu secara biokimia dan fisik. Uji
merupakan kelanjutan dari tes biokimia misalnya tes penglihatan mata ( buta
Fahmida, 2010)
3. Metode klinis
dapat digunakan untuk mendeteksi gejala dan tanda yang berkaitan dengan
kekurangan gizi. Gejala dan tanda yang muncul kurang spesifik untuk
tidak langsung. Survey komsumsi pangan merupakan salah satu penilaian status
gizi dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang di komsumsi oleh individu.
Data yang di dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kualitatif
dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang di komsumsi, sedangkan data
keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi. Survei ini
sebaliknya kelebihan gizi disebabkan dari asupan gizi yang lebih dari
kebutuhan tubuh. Ketidak cukupan asupan gizi atau kelebihan asupan gizi dapat
yang mempunyai asupan gizi kurang pada saat ini, akan menghasilkan status
2. factor Ekologi
berasal dari dua kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga,
pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalam mengatur rumah
tangga. Rumah tangga di artikan secara luas, rumah tangga disini berkaitan
kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan
Kekurangan gizi sering kali bagian dari lingkungan yang meliputi pola
makan, kemiskinan dan penyakit. Ketiga factor ini sering terkait sehingga
ekonomi dan politik yang meningkatkan kesehatan dan gizi dapat gizi
misalnya protein, yodium, vitamin A dan zat besi. Ketidak seimbangan ini
merupakan asupan yang tidak memadai dan berlebihan asupan energy, yang
pertama memicu kekurangan berat badan, stunting dan kurus, dan yang
ekonomi adalah keadaan atau kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh
indera manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua atau
keluarga utama adalah usaha atau upaya orang tua atau keluarga untuk dapat
dihadapkan pada dua hal yang saling berhubungan yaitu adanya sumber-
sumber penghasilan yang dimiliki orang tua atau keluarga (pendapatan) yang
Abdulsyani, 2012)
makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Masalah gizi muncul akibat
memperoleh makanan untuk semua anggota sehingga masalah gizi tidak lagi
1. Pekerjaan
2. Pendidikan
Kebiasaan makan suatu keluarga biasanya diatur oleh ibu. Oleh sebab
dasar tentang gizi seperti menyusun menu yang baik, kebersihan bahan
masyarakat.
3. Pendapatan
anak baik yang primer seperti makanan maupun sekunder. Secara tidak
langsung pendapatan dan status gizi memiliki hubungan yang erat dan
Wijatmadi, 2012)
Cristoper dalam ( Sumardi, 2011) mendefinisikan pendapatan
dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga laba dan lain sebagainya. Pendapatan
berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular
dan biasanya diterima sebagai balas atau kotra prestasi sumbernya berasal
dari :
c. Hak investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah.
atau jenis pangan tertentu dimulai dari permulaan hidup dan menjadi bagian
untuk membentuk kebiasaan makan yang baik hendaknya dilakukan sejak dini.
( Lidiana, 2010).
Kebiasaan makan dan sosial ekonomi keluarga berperan penting dalam
pertumbuhan gizi keluarga. Anak pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
kecukupan energy anak stunting menurut kategori pendek dan sangat pendek
komsumsi rata-rata energi anak stunting sebanyak 1226,6 kkal perhari. Hal ini
masih kurang dari angka kecukupan gizi (AKG) yang telah di anjurkan. Hal ini
Kebiasaan makan anak, jumlah asupan yang kurang, dan frekuensi makan
stunting
teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu kerangka konsep
ini terdiri dari variable- variable serta hubungan variable yang satu dengan yang
Sosial Ekonomi
STUNTING
Kebiasaan Makan
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
METODE PENELITIAN
dengan cara mengamati hubungan social ekonomi dan kebiasaan makan terhadap
kejadian stunting pada individu dari suatu populasi pada saat penelitian.
3.2.1 Lokasi
Begalung. Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena pada survey awal
yang tidak sesuai dengan umurnya. Pada umumnya anak yang memiliki tubuh
pendek berasal dari kelurga yang kurang mampu secara ekonomi. Sehingga
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SDN 11 kampuang jua yang
3.3.2 Sampel
( )
n= orang
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
sampel 75 orang.
Pengambilan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Status gizi melalui pengukuran berat badan siswa dan tinggi badan siswa
2. Data sosial ekonomi didapatkan melalui kuisioner yang telah diisi oleh
3. Kebiasaan makan didapatkan melalui metode FFQ yang diisi oleh orang
tua siswa.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini adalah data dari Dinas Kesehatan Kota
Padang dan profil siswa yang mencakup nama, jenis kelamin, kelas, bulan dan
tahun lahir serta profil orang tua yang di peroleh dari sekolah.
3. kuisioner yang digunakan untuk mengetahui sosial ekonomi orang tua dan
periksa apakah sudah diisi dengan benar atau semua item sudah dijawab oleh
responden.
3.6.2 Pengkodean Data (coding)
Pemasukan data pada tabel untuk (master tabel) dari setiap jawaban responden
distribusi frekuensi.
P=f/nx100%
Keterangan :
dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji analisa bivariat pada penelitian ini
Keterangan:
X2 = Chisquare
∑= Jumlah
O= Observasi
a. Bila Pvalue > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antra
b. Bila Pvalue < 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
keterangan :
N= jumlah populasi
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian
Perpustakaan, 1 ruang guru dan 1 ruang Kepala Sekolah. Jumlah tenaga guru
padang berjumlah sebanyak 18 orang dan jumlah murid sebnyak 410 orang.
Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Status Gizi Siswa SDN 11 Kampung Jua
Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
NO Status Gizi F %
1 Stunting 43 57,3%
2 Normal 32 42,7%
Total 75 100%
kampung jua kecamatan lubuk begalung kota padang memiliki status gizi
Jua Kecamatan Lubuk Begalung tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2
Diketahuinya Distribusi Frekuensi pekerjaan Ayah siswa SDN 11
Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
NO PEKERJAAN f %
1 PNS 4 5,3%
2 Wiraswasta 31 41,3%
3 Buruh 40 53,3%
Jumlah 75 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui pekerjaan orang tua siswa SDN 11
Jua Kecamatan Lubuk Begalung tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Siswa SDN 11 Kampung Jua
Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
NO Pendidikan Ibu f %
1 SD/SMP 56 74,7%
2 SMA/PT 19 25,3%
Jumlah 75 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui pendidikan ibu siswa SDN 11
dibawah ini:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Status Sosial Ekonomi Siswa SDN 11
Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
NO Status Sosial Ekonomi f %
1 Cukup 33 44,0%
2 Kurang 42 56,0 %
Jumlah 75 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui ststus sosial ekonomi orang tua SDN
ekonomi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dihadapkan pada hal yang
orang tua atau keluarga (pendapatan) yang sifatnya terbatas yang digunakan
untuk membiayai dan memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak terbatas baik
Tahun 2019 berstatus sosial ekonomi kurang karena separuh dari orang tua
gizi anak.
4.2.5 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Siswa SDN 11 Kampung Jua
Jua Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Siswa SDN 11 Kampung Jua
Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
No Kebiasaan Makan f %
1 Sering 36 48,0%
2 Tidak sering 39 52,0%
Jumlah 75 100 %
Tabel 4.7
Hubungan pekerjaan ayah terhadap kejadian stunting pada siswa
SDN 11 Kampung Jua Kecematan Lubuk Begalung
Pekerjaan Status Gizi Total Pvalue
Ayah
Stunting normal
f % F % f %
PNS 2 2,7 2 2,7 4 5,3
Wiraswasta 9 12,0 18 24,0 31 41,3
Buruh 28 37,3 12 16,0 40 53,3
Jumlah 43 57,3 32 42,7 75 100
0.048
Tabel 4.8
Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada siswa SDN
11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung
F % f % f %
SD/SMP 30 40,0 26 34,7 56 74,7
SMA/PT 13 14,7 6 12,0 19 25,3
Jumlah 43 57,3 32 42,7 75 100 0,388
square tidak terdapat hubungan yang tidak bermakna antara status gizi
2014 yang mendaptkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Tabel 4.9
Hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada
siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung
dengan status gizi siswa SDN 11 kampung jua kecamatan lubuk begalung
kuantitas.
4.3.4 Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Stunting Pada siswa
Tabel 4.10
Hubungan kebiasaan makan dengan kejadian Stunting pada siswa
SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung
F % f % f %
Sering 15 20,0 21 28,0 36 48,0
Tidak Sering 28 37,3 11 14,7 39 52,0
Jumlah 43 57,3 32 42,7 75 100 0,016
makan yang jarang sebanyak 39 orang dengan persentase (52%) dan yang
(<0,005).
4.4.1 Status Gizi siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung
Tahun 2019
begalung kota padang memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 32 orang
Pada penelitian ini status gizi siswa dilakukan dengan pengukuran cara
menjadi kategori status gizi sangat pendek, status gizi pendek, status gizi
Kampung jua Kecamatan Lubuk Begalung tahun 2019 masih banyak siswa
yang mengalami status gizi stunting. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
orang tua yang rendah tenang makanan yang bergizi bagi anak usia
sekolah, serta cara pemilihan dan penyajian makanan yang kurang
diperhatikan.
dapat diketahui pekerjaan orang tua siswa SDN 11 kampung jua kecamatan
tinggi dia mempunyai pengetahuan yang baik dalam mengatur pola hidup,
sehingga cenderung akan memberikan asupan gizi yang baik untuk anak-
makanan. Kebiasaan makan suatu keluarga biasanya diatur oleh ibu. Oleh
sosial ekonomi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dihadapkan pada hal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh siswa SDN
berpendapatan rendah. Hal ini juga dipicu dari pendidikan orang tua yang
pekerjaan ayah dengan kejadian stunting pada siswa SDN 11 Kampung Jua
hasil uji statisti Chi-square tidak terdapat hubungan yang tidak bermakna
antara status gizi siswa SDN 11 kampung jua kecamatan lubuk begalung
2014 yang mendaptkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
yang ada. Semakin banyak informasi yang masuk maka semakin banyak
akan menciptakan sikap yang baik dan apabila sikap tersebut dinilai sesuai,
maupun media (non formal). Apabila ibu memiliki pola asuh yang baik
akan cenderung memiliki anak yang berstatus gizi baik pula, sebaliknya
apabila ibu dengan pola asuh yang kurang baik maka cenderung memiliki
2019
pendapatan orang tua dengan status gizi siswa SDN 11 kampung jua
(<0,005)
status gizi kurang adalah status sosial ekonomi keluarga yang dipengaruhi
supaya bisa berkesempatan untuk hidup dalam lingkungan yang baik dan
sehat. Sedangkan pekerjaan yang lebih baik orang tua selalu sibuk bekerja
membutuhkan kasih sayang orang tua. Status sosial ekonomi juga sangat
kondisi ini pun jika tidak bersamaan dengan pengetahuan mengenai gizi
antara kebiasaan makan dengan status gizi siswa SDN 11 kampung jua
(<0,005).
baik belum tentu makanan nya terkandung asupan gizi yang benar. Banyak
anak yang memiliki kebiasaan makan yang baik tapi tidak memenuhi syarat
terdapat pada anak yang memiliki kebiasaan makan yang kurang. Hal ini
rata anak mengkonsumsi makanan hanya makan dengan lauk pauk saja
karena banyak anak yang tidak menyukai sayur dan jarang memakan buah-
buahan.
dan hanya menyukai beberapa sayur saja itu pun tidak sering di
lainnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Hubungan Sosial Ekonomi dan Kebiasaan Makan terhadap
kejadian stunting pada siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung
1. Distribusi frekuensi status gizi pada siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan
Lubuk Begalung terdapat status gizi normal yaitu sebanyak 32 orang dengan
lubuk bagalung dengan status sosial ekonomi tinggi yaitu sebnyak 33 orang
persentase (56,0%).
(48,0) sedangkan yang memiliki kebiasaan makan yang tidak sering sebanyak
6. Terdapat hubungan antara pekerjaan ayah dengan status gizi siswa SDN 11
7. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi siswa SDN
8. Terdapat hubungan antara pendapatan orang tua dengan status gizi siswa SDN
9. Terdapat hubungan antara kebiasaan makan dengan status gizi siswa SDN 11
Bagi pihak sekolah seperti kepala sekolah dan guru agar lebih memperhatikan
Bagi orang tua agar memperhatiakan pemberian makan kepada anak agar
Hariyanti & Trityanti, 2007. Penilaian Status Gizi. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kemenkes 2013. Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Kementrian RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : badan penelitian dan
pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI
M. T. Ritongga, 2007. Pelajaran Akutansi untuk SMU. Edisi 1. Jakarta: Erlangga
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat. Ilmu dan Seni Edisi Revisi. Jakarta :
Cipta, 2012.
Notoatmodjo, S. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rinerka Cipta
Puspitasari D. Sudargo T. Gumayanti IL. 2011. Hubungan Antara Status Gizi dan
Faktor Sosiodemografi dengan Kemampuan Kognitif Anak Sekolah Dasar.
Gizi Indonesia.
Soekanto, Soerjono, 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Sulastri. D. 2012. Faktor Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Sekolah Dasar
Dikecamatan Lubuk Kilang Kota Padang. Majalah Kedokteran Universitas
Andalas No. 1.
Supriasa, D. N, Bakri, B. & Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
UMR kota padang tahun 2019. Pendapatan sosial ekonomi
UNICEF 2013. The State Of The World Children. New York Oxford University Press.
Alamat : …………………………………………………..
No.Telpon/Hp : …………………………………………………..
No. Hp : 082384102301
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sesumgguhnya tanpa ada paksaan dari
siapapun.
Peneliti Responden
( ) ( )
Lampiran II
Stunting Pada Siswa SDN 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung Tahun 2019
a. SD
b. SMP/SLTP
c. SMA/SLTA
d. PT
6. Pekerjaan Ayah
a. PNS
b. Wiraswasta
c. Buruh
d. IRT
e. Lainnya
Nama :
Jenis Kelamin :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Lampiran III
Food Frequency Question
Makanan pokok
a. Nasi
b. Mie
c. Jagung
d. Singkong
e. Roti
Sumber Protein
a. Daging
b. Ikan
c. ayam
d. Telur
e. Tahu
f. Tempe
Sayuran
a. Bayam
b. Kangkung
c. Daun
singkong
d. Brokoli
e. Mentimun
f. Selada
Buah
a. Apel
b. Jeruk
c. Pisang
d. Semangka
e. Papaya
Jajanan
a. Susu
b. Bakso
c. Gorengan
d. Chiki
e. Permen
f. Ice crem
FREQUENSI
Jenis Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid laki-laki 34 45.3 45.3 45.3
perempua
41 54.7 54.7 100.0
n
Total 75 100.0 100.0
Pekerjaan Ayah
Cumulati
Valid ve
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 4 5.3 5.3 5.3
Wiraswasta 31 41.3 41.3 46.7
Buruh 40 53.3 53.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Pendidikan Ibu
Freque Valid Cumulative
ncy Percent Percent Percent
Valid SD/SMP 56 74.7 74.7 74.7
SMA/PT 19 25.3 25.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Pendapatan Keluarga
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cukup≥
33 44.0 44.0 44.0
2.200.000/bulan
Kurang <
42 56.0 56.0 100.0
2.200.000/bulan
Total 75 100.0 100.0
Cases
% within pekerjaan
50.0% 50.0% 100.0%
ayah
Wiraswasta Count 13 18 31
% within pekerjaan
41.9% 58.1% 100.0%
ayah
Buruh Count 28 12 40
% within pekerjaan
70.0% 30.0% 100.0%
ayah
% within pekerjaan
57.3% 42.7% 100.0%
ayah
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. Point
Value Df (2-sided) sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 5.716 2 .057 .058
Likelihood Ratio 5.773 2 .056 .077
Fisher's Exact Test 5.787 .048
Linear-by-Linear b
4.337 1 .037 .050 .029 .018
Association
N of Valid Cases 75
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.71.
b. The standardized statistic is -2.082.
Cases
SMA/PT Count 13 6 19
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. Point
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 1.279 1 .258 .295 .195
b
Continuity Correction .744 1 .388
Likelihood Ratio 1.307 1 .253 .295 .195
Fisher's Exact Test .295 .195
Linear-by-Linear c
1.262 1 .261 .295 .195 .116
Association
N of Valid Cases 75
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.11.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -1.123.
Cases
pendapatan keluarga *
75 100.0% 0 0.0% 75 100.0%
status gizi siswa
Pendapatan Keluarga * Status Gizi Siswa Crosstabulation
% within
pendapatan 33.3% 66.7% 100.0%
keluarga
% within
pendapatan 76.2% 23.8% 100.0%
keluarga
% within
pendapatan 57.3% 42.7% 100.0%
keluarga
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 13.876 1 .000 .000 .000
b
Continuity Correction 12.179 1 .000
Likelihood Ratio 14.238 1 .000 .000 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear c
13.691 1 .000 .000 .000 .000
Association
N of Valid Cases 75
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.08.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -3.700.
Cases
% within
frekuensi
41.7% 58.3% 100.0%
kebiasaan
makan
% within
frekuensi
71.8% 28.2% 100.0%
kebiasaan
makan
% within
frekuensi
57.3% 42.7% 100.0%
kebiasaan
makan
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Point
Value Df (2-sided) sided) sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 6.946 1 .008 .011 .008
b
Continuity Correction 5.769 1 .016
Likelihood Ratio 7.050 1 .008 .011 .008
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear c
6.854 1 .009 .011 .008 .006
Association
N of Valid Cases 75
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.36.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -2.618.
Dokumentasi