Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP RUAM


POPOK PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LINGKAR TIMUR KOTA BENGKULU
TAHUN 2019

Disusun Oleh :
REKA SEPTI LARA
NIM. P05120315032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN BENGKULU
PRODI DIV KEPERAWATAN
2019

i
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP RUAM
POPOK PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LINGKAR TIMUR KOTA BENGKULU
TAHUN 2019

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
REKA SEPTI LARA
NIM. P05120315032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN BENGKULU
PRODI DIV KEPERAWATAN
2019

i
HALAMAN JUDUL
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP RUAM
POPOK PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LINGKAR TIMUR KOTA BENGKULU
TAHUN 2019

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
REKA SEPTI LARA
NIM. P05120315032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN BENGKULU
PRODI DIV KEPERAWATAN
2019

ii
iii
iv
HALAMAN BIODATA

Nama : Reka Septi Lara


Tempat, Tanggal Lahir : Tebat Gunung, 29
September 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Tebat Gunung,
Kecamatan Semidang
Alas Maras , Kabupaten
Seluma
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 32 Tebat
Gunung
1. SMPN 39 Tebat
Gunung
2. SMAN 04 Tebat
Gunung

v
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Reka Septi Lara

Nim : P05120315032

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Ruam


Popok Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota
Bengkulu

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian ini adalah betul-


betul hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam
skripsi penelitian ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia
mempertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bengkulu, 12 Maret 2019


Yang Menyatakan,

Reka Septi Lara

vi
Motto Dan Persembahan

“Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa karena
hidup itu harus terus melangkah maju,

Jika tidak maka anda akan tetap berada ditempat,

Dan modal untuk melangkah maju adalah ilmu”.

“Orang berilmu tentu memiliki kepribadian tangguh,

Yang bisa membawa diri, keluarga

Dan orang lain menuju kebahagiaan,

Serta bernilai manfaat bagi sesama”.

Persembahan
Dengan segala puja dan puji syukur kepada tuhan yang maha esa dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terima kasih saya kepada

ALLAH SWT
Allah SWT, Karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada tuhan
penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

Kedua Orang Tua


Untuk bapak (Sukardi) dan Mak (Rukmaini) yang sangat aku sayangi, kucintai
dan ku hormati yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a
yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a
dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.
Ucapan terima kasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang
tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cinta ku untuk kalian bapak &
mak

vii
Ayuk, dan Adek
Untuk ayuk (Yesti mahona , Mezizni, Nuris Lita, Jusma Rusita, Hesti Lena) Dan
Adek (Sony Saputra , Prengki Senabela, Peluri Putra) dan Kakak Ipar (Udo lihar,
Cik Rijo,Kk Yudi, Dang Hen dan Cik Maret) serta adek yang ketemu saat kuliah
(Rati Oktavia, Veronika Putri) yang senantiasa memberikan dukungan, semangat,
senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan
kobaran semangat yang menggebu, terima kasih dan sayang ku untuk kalian.

Sahabat dan Teman


Terima kasih kepada sahabat terdekatku (Dea Amanda, Herlen Ochtami, Susi
Susanti) yang selalu ada disaat susah atau senang yang selalu mau mendengarkan
keluh kesan serta selalu memberikan motivasi dan semangat aku senag bisa
bertemu kalian bertiga dan untuk teman-teman seperjuangan DIV Keperawatan
yang telah kita jalani selama 4 tahun ini, tanpa semangat, dukungan dan bantuan
kalian semua takkan mungkin aku sampai disini. Terima kasih untuk canda tawa,
tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terima kasih untuk kenangan
manis yang telah mengukir selama ini dengan perjuangan dan kebersamaan.

Pembimbing
Terima kasih pembimbing 1 mem septi (Ns. Septiyanti S.Kep, M.pd) dan
Pembimbing 2 mem Widia (Widia Lestari, S.Kep, M.sc) yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran dalam membimbing saya dan jasa kalian akan
selalu ku ingat.

Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.
Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn...

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kahadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
nikmat sehat, ilmu dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun proposal berjudul “Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun Terhadap
Ruam Popok Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota
Bengkulu 2019”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak proppsal ini
tidak dapat diselesaikan. Penulis bayak mandapatakan bantuan baik berupa
informasi, data, ataupun dalam bentuk lainya. Untuk itu, ucapkan bayak terima
kasih dihaturkan kepeda :

1. Bapak Darwis , S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Bengkulu.
2. Bapak Dahrizal, S.Kp., M.PH, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Ns.Septiyanti, S.Kep., M.Pd, selaku Ketua Prodi DIV Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu sekaligus pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh kesabran kepeda penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Widiya Lestari, S.Kp., MSc selaku pembimbind II 1 yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh kesabran kepeda penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan Jurusan Keperawatan, yang
telah sabar mendidik dan membimbing selama 4 tahun ini.
6. Terima kasih kepada kedua orang tau yang sangat saya sayangi dan cintai
yang telah selalu mendo’akan, mendukung, dan selalu memberikan
semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

ix
7. Terima kasih untuk seluruh keluargaku , adek , ayuk, yang selalu
memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Terima kasih untuk wanita pejuang Skripsi yang selalu memberikan
semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
9. Terima kasih kepada wanita pejuang skripsi yang telah memberikan
semangat dan bantuan dalam membuat skripsi ini.
10. Terima kasih untuk seluruh teman-teman DIV keperawatan angkatan 3
yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
11. Terima kasih kepada adekku sony, vero, rati, dana yang selalu
memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
12. Terima kasih untuk semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan
dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga bimbingan dan bantuan serta nasihat yang telah diberikan akan
menjadi amal baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih


bayak terdapat kekeliruan dan kehilafan baik dari segi penulisan maupun
penyusunan dan metodologi, oleh karena itu penulis penulis mengharapkan saran
dan bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan
optimal lagi di masa yang akan dating.

Penulis berharap semoga Skripsi yang telah penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawah perubahan positif terutama
bagi penulis sendiri dan mahasiswa Prodi Keperawatan Bengkulu lainnya.

Bengkulu, Maret 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... v
BIODATA .................................................................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
ABSTRAK ................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Ruam Popok … .................................................................. 9
B. Diapering Care ( Perawatan Dan Penggunaan Popok .................. 20
C. Konsep Minyak Zaitun .................................................................. 21
D. Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Ruam Popok ..... 24
E. KerangkaTeori ............................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL


A. Kerangka Konsep ........................................................................... 31
B. Hipotesis ........................................................................................ 32
C. Definisi Operasional ...................................................................... 33

xi
BAB IV METODOLOGI
A. Desain Penelitian .......................................................................... 34
B. Variabel Penelitian ....................................................................... 34
C. Waktu Penelitian .......................................................................... 34
D. Tempat Penelitian ....................................................................... 34
E. Populasi Dan Sample .................................................................... 35
F. Pengumpulan Data dan Instrumen .............................................. 37
G. Pengolahan Data ......................................................................... 38
H. Analisis Data ................................................................................. 38
I. Alur Penelitian ............................................................................... 39
J. Etika Penelitian.............................................................................. 41

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Alur Penelitian ............................................................................... 42

BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik responden dan ibu ………………………………..………....... 50
B. Derajat ruam popok sebelum diberikan minyak zaitun ……...…….. 50
C. Derajat ruam popok setelah pemberian minyak zaitun ………....... 52
D. Pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok …...... 54

BAB VII PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………….……………………. 55
B. Saran …………………………………………………………………………………………. 56

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

JUDUL HALAMAN

Tabel 5.1 Skala Derajat Keparahan Ruam Popok 21

Table 5.2 Definisi Operasional 34

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, 46


jenis kelamin dan cara ibu dalam merawat ruam popok di
wilayah kerja puskesmas lingkar timur kota bengkulu tahun
2019

Tabel 5.4 Distribusi rerata derajat ruam popok sebelum dan 47


sesudah dilakukan Pemberian minyak zaitun diwilayah
kerja Pusekesmas Lingkar Timur Kota bengkulu tahun 2019

Tabel 5.5 Perbedaan rerata ruam popok sebelum dilakukan 48


pemberian minyak zaitun dan setelah dilakukan pemberian
minyak zaitun diwilayah kerja puskesmas Lingkar Timur
Kota bengkulu tahun 2018

xiii
DAFTAR BAGAN

JUDUL HALAMAN

Bagan 2.1 Kerangka teori 30

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 31

Bagan 4.1 Rancangan Penelitian 34

Bagan 4.2 Alur Penelitian 40

xiv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Klasifikasi Ruam Popok ................................................................ 18

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Penelitian
Lampiran 2 Inform Consent
Lampiran 3 Kuesioner Cara Ibu Dalam Merawat Ruam Popok
Lampiran 4 Sop Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Ruam Popok
Lampiran 5 Lembaran Foto Responden
Lampiran 6 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 7 Gambar Dokumentasi Responden

xvi
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP RUAM
POPOK PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINGKAR
TIMUR KOTA BENGKULU

** Reka Septi Lara, ** Septiyanti, ** Widia Lestari


Mahasiswa Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Email : Rekaseptilara0929@gmail.com

ABSTRAK
Abstract: Diaper rash is a skin problem in the baby's genital area, characterized by red
spots on diaper rash that occur due to continuous contact with environmental conditions
that occur in the genitals, anus, and lower abdomen. The purpose of this study is to
determine the effect of olive oil on diaper rash on toddlers in the work area of Bengkulu
City East Rim Health Center in 2019. The study design used a pre-experimental (one
group pre-post test design design). The study population was all toddlers who had diaper
rash in the Bengkulu City East Rim Health Center area in 2019. The results showed that
the majority of infants were 30 (100%) changed after being given light-medium to mild
degrees of olive oil. But statistical tests using Wilcoxson that p-value 0,000 is smaller
than α = 0.05 (.000 <0.05) so that H0 is rejected and H1 is accepted, which means that
there is an impact on the administration of olive oil for diaper rash in toddlers in the
Puskesmas work area East Ring City of Bengkulu. According to this study it is expected
that this research is for knowledge of alternative medicine about diaper rash for mothers
and to pay more attention to health, especially cleaning perianal skin.

Keywords: Perianal Skin, Diaper Rash, Olive Oil.

xvii
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP RUAM
POPOK PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINGKAR
TIMUR KOTA BENGKULU

** Reka Septi Lara, ** Septiyanti, ** Widia Lestari


Mahasiswa Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Email : Rekaseptilara0929@gmail.com

ABSTRAK

Abstrak: Ruam popok adalah masalah kulit pada area kelamin bayi, ditandai dengan
bercak merah pada ruam popok yang terjadi akibat kontak terus menerus dengan keadaan
lingkungan yang terjadi pada alat kelamin, dubur, dan perut bagian bawah. Tujuan dari
ini Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam
popok pada batita di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun
2019. Desain penelitian menggunakan pra-eksperimental (one group pre-post test
design). Populasi penelitian adalah semua batita yang mengalami ruam popok di wilayah
Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2019. Hasilnya menunjukkan bahwa
mayoritas bayi mudah adalah 30 (100%) berubah setelah diberikan minyak zaitun dari
derajat ringan- sedang ke derajat ringan. Namun uji statistik menggunakan wilcoxson
bahwa p-value 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (.000 <0,05) sehingga H0 ditolak dan H1
diterima, Itu berarti ada dampak pada pemberian minyak zaitun untuk ruam popok pada
batita di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu. Menurut penelitian ini
diharapkan bahwa penelitian ini untuk pengetahuan pengobatan alternatif tentang ruam
popok untuk ibu dan untuk lebih memperhatikan kesehatan terutama membersihkan kulit
perianal.
Kata kunci: Kulit Perianal, Ruam Popok, Minyak Zaitun.

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi memiliki permasalahan yang luas dan kompleks, terutama
masalah kulit. Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka. Kondisi kulit
pada bayi yang relatif lebih tipis menyebabkan bayi lebih rentan terhadap
infeksi, iritasi, dan alergi. Gangguan kulit yang sering timbul pada bayi antara
lain dermatitis atopic, seborrhea, bisul, miliariasis (keringat buntat), alergi,
dan peradangan berupa ruam kulit yang dikenal dengan ruam popok. Ruam
popok merupakan peradangan kulit didaerah popok yang paling sering
diderita oleh bayi dan anak. Ruam popok adalah gangguan kulit yang timbul
akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar
dubur, bokong, lipatan paha, dan perut bagian bawah. Kelainan ini dapat
diderita oleh bayi laki-laki dan bayi perempuan. Pasien rawat jalan yang
menderita kelainan ini berjumlah sekitar 1 juta anak setiap tahunnya. Lebih
dari 50% pasien adalah bayi berusia 3-20 bulan (Rukiyah 2010).
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Health Organization
(WHO) pada tahun 2012 prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi
cukup tinggi 25% dari 6.840.507.000 bayi yang lahir di dunia kebanyakan
menderita iritasi kulit (ruam popok) akibat penggunaan popok. Angka
terbanyak ditemukan pada usia 6-12 bulan (Ramba 2015). Data Baby Center
dan National Geography 2011 menunjukkan bahwa empat juta bayi
dilahirkan setiap tahun di Amerika menggunakan popok disposibel sampai
usia dua setengah tahun. Rata-rata sehari setiap bayi menggunakan empat
buah popok sehingga kebutuhan popok dalam setahun mencapai 1500 buah.
Hal ini dapat diartikan bawah dalam usia dua setengah tahun seorang bayi
membutuhkan 3796 popok yang siap dibuang kelingkungan ( Sharhanis, et
al,2011).
Insiden ruam popok di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa
bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun, (Budiarj et al,
2009). Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas dan

1
2

Desentralisasi, dr Krisnajaya, MS memperkirakan jumlah anak balita (bawah


lima tahun) Indonesia mencapai 10 persen dari populasi penduduk. Jika
jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada 22 juta balita di
Indonesia, dan 1/3 dari jumlah bayi di indonesia mengalami ruam popok,
(Rahmat, et al. 2011).
Kejadian ruam popok berdasarkan penelitian (Cahyati 2015)
menyatakan bahwa pemberian bedak dapat mengakibatkan ruam popok yang
lebih parah karena bedak yang terletak dilipatan paha akan bercampur
keringat yang dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri. Hasil penelitian
(Juniarti 2014) menunjukan bahwa sebagian besar responden tergolong
katagori sangat jarang dalam mengganti pemakaian disposibel diaper (popok
sekali pakai) pada bayi dikarenakan tidak memiliki penghasilan, selain
penghasilan dari suami. Secara tidak lansung kemampuan untuk membeli
disposibel diaper juga rendah untuk menghemat biaya. didapatkan hasil
bahwa ada hubungan pemakaian disposibel diaper terhadap kejadaian ruam
popok pada bayi.
Kejadian ruam popok di kota Bengkulu belum ditemukan angka
akurat tentang ruam popok pada bayi. Berdasarkan penelitian Shintani (2017)
di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur ditemukan 6 dari 10 bayi (60%)
mengalami bercak kemerahan di daerah tertutup popok, 1dari 6 bayi (16%)
mengalami bercak kemerahan dan bintik-bintik benjolan kecil disekitar alat
kelamin bayi.
Gejala ruam opok ditemukan mulai dari yang ringan sampai dengan
berat. Secara klinis gejala yang biasa di temukan pada ruam popok yaitu
kemerahan yang semakin meluas, berkilat dan kadang mirip luka bakar,
timbul bintik-bintik merah, lecet atau luka bersisik, kadang basah dan
bersisik. Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang ditepi popok.
Gejala ruam popok karena adanya jamur dan bakteri yang ditandai dengan
bintik merah berwarna terang, basah dan lecet-lecet ( Maryunani, et al, 2010
). Ada beberapa dampak terburuk dari penggunaan popok selain mengganggu
kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi.
3

Bayi yang menderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel
dan sulit tidur (Arifin, 2007).
Menurut Magdalena, (2013) perawatan yang dapat dilakukan pada
bayi yang terkena ruam popok diantaranya yaitu, daerah yang terkena ruam
popok tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering.
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus
yang mengandung minyak zaitun. Bila anak buang air dan kencing segera
dibersihkan dan dikeringkan. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan
kulit atau daerah yang iritasi. Usahakan memberikan makanan tinggi kalori
tinggi protein dengan porsi cukup. Memperhatikan kebersihan kulit dan
kebersihan tubuh secara keseluruhan dan memelihara kebersihan kulit dan
kebersihan tubuh secara keseluruhan.
Kumala (2006), menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional
secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini
disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan obat modern. Salah satu alternatif obat
tradisional yang dapat digunakan dalam perawatan luka yaitu minyak zaitun.
Minyak zaitun adalah sebuah minyak buah yang didapat dari zaitun (Oleo
Europoea). Merupakan minyak istimewa karena mempunyai banyak manfaat
antara lain fenol dan vitamin E yang berguna sebagai antioksidan, oleocanthal
yang merupakan keampuhan dari minyak zaitun; senyawa yang mirip dengan
ibuprofen sebagai antiinflamasi dan vitamin K yang berperan dalam
pengeringan, penyembuhan luka dan perdarahan didalam tubuh.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukan bahwa minyak
zaitun (olive oil) memiliki efek anti inflamasi (anti peradangan) yang sama
dengan obat Ibuprofen dalam mengurangi rasa sakit dan kekakuan pagi hari
(morning stiffness) pada Rheamatoid Arthritis. Penelitian yang dilakukan
oleh Monell Chemical Sense Center in Philadelphia, memperlihatkan
bagaimana pemberian minyak zaitun (extra-virgin olive oil) dosis 4 sendok
teh per hari selama 12 minggu dapat mengurangi rasa sakit (Ahmad et al,
2010).
4

Berdasarkan penelitian Chaerunisa (2008) cara untuk menjaga dan


mencegah terjadinya kerusakan kulit adalah dengan minyak zaitun yang
memiliki beragam manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan.
Minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembapan dan
elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga
kulit tidak mudah kering dan berkerut. Pengaturan asupan makanan lain yang
dapat menurunkan tekanan darah yaitu penggantian konsumsi minyak jenuh
dengan minyak tidak jenuh rantai tunggal, salah satunya adalah minyak
zaitun. Seratus mililiter minyak zaitun ekstra virgin mengandung 77,478
gram asam oleat yang dapat mencegah aktivasi endotelium dengan
menghambat ekspresi molekul adhesi atau meningkatkan produksi NO.10
Konsumsi 60 ml minyak zaitun terbukti dapat menurunkan tekanan darah
sistolik pada lansia hipertensi sebesar 14 sampai 15 mmHg dalam waktu
empat minggu.
Berbagai penelitian menunjukkan minyak zaitun memiliki efektifitas
sebagai antioksidan, hal ini karena kandungan polifenol yang dapat
berpengaruh terhadap keutuhan membran sel monosit. Komposisi senyawa
polifenol utama dalam minyak zaitun adalah oleuropein, menyusul
hydroxytyrosol dan tyrosol. Oleuropein mempunyai aktivitas antioksidan
tinggi yang secara in vitro sebanding dengan tokoferol. Aktivitas antioksidan
hydroxytyrosol secara in vitro dapat mencegah terjadinya kematian sel karena
hydroxytyrosol dan oleuropein lebih poten dalam mengumpulkan radikal
bebas dibanding tyrosol. Selain itu hydroxytyrosol dapat melindungi sel-sel
dari bahan-bahan sitotoksik karena hydroxytyrosol memiliki struktur amfifilik
yaitu konsentrasi yang sama pada membran. Hal tersebut menyebabkan
hydroxytyrosol mudah melintasi membran sel dan memberikan perlindungan
terhadap membran (Andre et al, 2006).
Polifenol dapat meningkatkan kapasitas antioksidan. Antioksidan
yang terdapat pada polifenol mampu melindungi lipid membran terhadap
reaksi oksidasi yang merusak sehingga integritas membran sel monosit
terjaga, meskipun dipapar oleh bakteri S. viridans. Akibatnya membran sel
5

monosit yang diinkubasi dengan minyak zaitun dapat terjaga integritas


membran selnya. Dengan integritas membran sel yang bagus, monosit
mampu menjalankan tugasnya yakni bergerak aktif dan menelan berbagai zat
dengan proses yang disebut fagositosis. Monosit mampu memfagosit S.
viridans yang melekat pada membran sel monosit dengan membran sel yang
lebih sehat dan utuh seiring dengan meningkatnya konsentasi minyak zaitun
(Roslida,et al 2008).
Menurut Badwilan (2010) mengatakan bahwa minyak zaitun
mengandung satu bahan kimia, oleochantal yang dapat mencegah radang,
mirip dengan penghilang rasa sakit seperti Ibuprofen dan obat – obatan anti
radang lain yang digunakan sebagai obat luar untuk membantu
menyembuhkan luka robek, luka lecet dan gangguan lain yang beresiko
radang, merah, bengkak dan nyeri. Minyak zaitun adalah zat atau minyak
yang sering digunakan dalam perawatan kulit. Minyak zaitun memiliki
khasiat diantaranya dalam melakukan perawatan akibat terbakar matahari,
Ruam popok pada bayi. Beberapa pakar mengatakan minyak zaitun
digunakan diberapa negeri yang menghasilkan minyak zaitun seperti Umbria,
Italia dalam mengatasi masalah ruam popok pada kulit. Minyak zaitun yang
digunakan adalah minyak zaitun extra virgin. Extra Virgin Olive Oil (EVOO)
merupakan jenis minyak perasan pertama dengan proses perasan dingin, yaitu
perasan buah zaitun dengan digiling menggunakan batu atau baja dalam
waktu sekitar dua hari. Minyak zaitun ekstra memiliki keasaman oleat 0,8
gram per 100 gram (0,8%). Unsur penunjang dalam extra virgin Olive Oil
(EVOO) antara lain Vitamin E, Asam lemak esensial, klorofil, senyawa fenol,
fitoestrogen, strerol. Extra virgin Olive Oil (EVOO) dianggap sebagai minyak
zaitun dengan kualitas terbaik karena tahapan proses produksinya sedikit
sehingga kandungan antioksidannya, terutama fenol dan vitamin E, sangat
tinggi. Fenol dan vitamin E ini mempunyai manfaat sebagai anti inflamasi
(anti peradangan). Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung
atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Nursalam et al, 2008).
6

Manfaat lain minyak zaitun sebagai perawatan tali pusat, menurut


penelitian di Negara Turki, buah dan serat dari pohon zaitun diketehui
memiliki efek antimikroba, Asam linoteat yang ada dalam minyak zaitun
dianggap bertindak sebagai agen antijamur dengan mencegah oksigenasi
jamur, penelitian telah menunjukan bahwa pheloic yang ditemukan dalam
minyak zaitun meningkatkan pertumbuhan endothelium, menyebabkan
vasodilasi dan mengurangi peradangan selain itu minyak zaitun mengandung
vitamin E, yang merupakan antioksidan alami yang sering digunakan untuk
mengobati lesi kulit minor (Kuba, et al, 2014)
Minyak zaitun mengandung emolien yang bermanfaat untuk menjaga
kondisi kulit yang rusak seperti psoriaris dan eksim. Dalam ilmu kedokteran,
Hippocrates, mengatakan bahwa minyak zaitun terdapat asam oleat (Omega
9) dan juga asam linoleat (Omega 6) dengan kadar 65-85% (Magdalena
2015).
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Wilayah Puskesmas
Lingkar Timur Bengkulu pada tangal 17 Oktober ditemukan 10 batita yang
menggunakan popok disposibel setiap hari. Dari hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan, ditemukan 5 dari 10 bayi (50%) 3 orang batita
menggalami bercak kemerahan termasuk kategori derajat ringan dan 2 orang
batita menggalami kemerahan disertai bintik-bintik benjolan kecil termasuk
kategori derajat sedang disekitar bokong batita. Dari data tersebut kebayakan
balita yang berusia 1,5 tahun yang mengalami ruam popok. Berdasarkan
wawancara ibu menggatakan perawatan bayi sehari-hari, 25% ibu
mengatakan hanya menganti popok 2-3 kali dalam sehari dan 5 dari 10 ibu
(75%) mengganti popok 4-5 kali dalam sehari. Sebagian besar ibu
mempersepsikan bahwa tanda-tanda ruam popok seperti tanda kemerahan
pada area tertutup popok hal itu menurut para ibu merupakan hal yang biasa.
dalam penggunaan popok dan kebayakan ibu mengatasinya dengan
cara menaburkan bedak pada area kemerahan yang tertutup popok.
7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas menujukkan bahwa masih banyak
Batita yang menggunakan popok disposible diaper dari survey awal yang
dilakukan kebayakan balita pada usia ≤12 bulan yang mengalami ruam popok
dan masih bayak ibu mengatasi ruam popok dengan cara menaburkan bedak
diarea kemerahan tertutup popok, sehingga penting untuk diteliti apakah ada
pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada batita di
Wilaya Kerja Kepala Puskesmas Lingkar Timur.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Diketahui pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam
popok pada batita Di Wilayah Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik usia, jenis kelamin dan cara ibu dalam
merawat ruam popok pada batita
b. Diketahui rata-rata derajat ruam popok sebelum dan setelah
diberikan minyak zaitun.
c. Diketahui perbedaan derajat ruam popok sebelum dan setelah
diberikan minyak zaitun.
3. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
dan sebagai sumber pustaka yang berhubungan dengan pengaruh
pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok
b. Menambah tidakan keperawatan pada penggunaaan popok disposibel
dalam penurunaan ruam popok batita dengan menggunakan minyak
zaitun sebagai terapi yang digunakan dalam ruam popok pada batita.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan dipuskesmas lingkar
timur kota Bengkulu sebagai solusi dalam menghadapi masalah yang
berhubungan dengan ruam popok pada batita
8

3. Bagi Peneliti dan Peneliti lain


a. Hasil penelitian kiranya dapat digunakan sebagai pengetahuan dan
referensi tentang pengetahuan perawatan dan penggunaan popok
untuk menigkatkan pengetahuan ibu tentang ruam popok pada batita
b. Untuk menambah ilmu dalam mengaplikasikan ilmu riset
keperawatan.
4. Bagi Responden
a. Meningkatkan kemampuan ibu dalam perawatan bayi dan
meningkatkan kesehatan kulit bayi terhadap pemberain minyak zaitun
untuk penurunan ruam popok batita.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Ruam Popok
1. Pengertian Ruam Popok
Diapers merupakan popok yang digunakan untuk melindungi
genetalia anak yang memiliki daya serap tinggi dan terbuat dari bahan
plastik serta campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa
metabolisme seperti feses serta urine yang bersifat disposable atau sekali
pakai, dalam penggunaan popok yang bersifat disposable ini jika tidak
digunakan secara tepat dan benar akan menimbulkan kemerahan atau ruam
di sekitar genetalia anak (Diena, 2009).
Ruam popok dapat diartikan sebagai infeksi kulit karena paparan
urine dan kotoran yang berkepanjangan ditambah dengan tekanan dan
gesekan popok yang bersifat disposabl diaper (Sholeh, 2008). Ruam popok
merupakan gangguan kulit berupa peradangan di sekitar daerah yang
ditutupi oleh popok atau sekitar popok, Peradangan ini terutama terjadi
pada bagian daerah kedua belah paha, bokong, perut bagian bawah, sekitar
kelamin serta area di sekitar atas bokong dan punggung bawah (Amri,
2010).
2. Penyebab Ruam Popok
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok antara lain:
a. Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.
b. Kurangnya menjaga hygiene popok jarang diganti atau terlalu
lama tidak segera diganti setelah pipis atau BAB (feses).
c. Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
d. Alergi bahan popok.
e. Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.
f. Kebersihan kulit yang tidak terjaga.
g. Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing
h. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab

9
10

Penyebab lain ruam diapers, penyakit ini disebabkan oleh berbagai


macam faktor, seperti faktor fisik, kimawi, enzimatik dan biogenik (kuman
dalam urine dan feses), penyebab ruam diapers atau eksim popok terutama
disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup popok dan oleh karena
cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti tidak segera mengganti
popok setelah bayi dan anak buang air kecil (BAK) atau buang air besar
(BAB). Penggunaan popok yang lama. Disposable diapers (sekali pakai
buang atau sering disebut juga pampers bayi) bahan yang digunakan dalam
popok ini adalah bahan tenunan, tetapi bahan yang dilapisi lembaran yang
tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas
maupun plastik. Ruam diapers banyak ditemui pada bayi yang memakai
disposable (kertas atau plastik) dari pada popok yang terbuat dari bahan
katun, karena kontak yang terus menerus antara popok kertas dengan kulit
bayi serta dengan urine dan feses, kontak bahan kimia yang terdapat dalam
kandungan bahan popok itu sendiri, di udara panas bakteri dan jamur
mudah berkembang biak pada bahan plastik atau kertas dari pada bahan
katun sehingga menyebabkan eksim popok (Maryunani, 2010).
3. Mekanisme Terjadinya Ruam Popok
Penyebab utama popok belum diketahui secara pasti akan tetapi
maserasi dan gesekan merupakan faktor utama yang mendasari terjadinya
ruam popok. Pada saat bayi menggunakan popok, urin akan ditampung
oleh popok. Hal ini dapat meningkatkan kelembapan kuliat didaerah yang
tertutup popok (menyebabkan startum korneum dalam keadaan basah).
Akibat statum korneum dalam keadaan basah, permukaan kulit menjadi
semakin rapuh dan mudah mengalami lecet. Apabila stratum korneum
terus-menerus dalam keadaan basah, akan menyebabkan beberapa efek:
a. Menyebabkan permukaan kulit menjadi lunak dan mudah rusak,
sehingga lebih sensitif terhadap gesekan.
b. Kelembaban tinggi mengakibatkan turunnya fungi barier proteksi,
peningkatan dari kelembaban diketahui dapat meningkatkan degradasi
kulit sebayak empat kali lipat. Akibat degradasi dari kulit ini substansi
11

iritan mudah menembus kedalam lapisan dibawah stratum korneum,


meningkatkan paparan lapisan sel-sel akan udara yang memiliki efek
mengeringkan, serta memudahkan masuknya mikroorganisme yang
berbahaya.
Selain itu menurut Zaviera, F (2015 ) penyebab yang sering
terjadi dikarenakan terlalu lembab, luka atau gesekan, urine atau feses,
reaksi alergi bahan popok, terpapar bahan kimia (sabun atau deterjen)
yang ada di dalam diaper, diare, riwayat alergi, infeksi bakteri, dan
infeksi jamur.
Kulit pada bayi lebih tipis dari pada kulit orang dewasa (40-
60%) dan memiliki perlekatan antara epidermis dan dermis yang
lamah. Bayi memiliki resiko terjadinya luka pada kulit, absorpsi
perkutaneus, dan infeksi pada kulit yang lebih tinggi. bayi prematus
lahir pada kisaran usia kehamilan 32-34 minggu memiliki masalah
yang berhubungan dengan startum korneum yang imatur, termasuk
peningkatan transepidermal water loss (TEWL). Peningkatan TEWL
dapat menyebabkan kecacatan akibat dehidrasi, ketidak seimbangan
elektrolit, dan instabilitas thermal. Penggunaan Occulusive dressings
atau emolien topical dapat memperbaiki fungsi barier yang rusak
akibat menigkatanya TEWL (Paller,et al 2011).
Kulit bayi (3-12 bulan) secara struktur dan fungsi berbeda dari
bayi (>12 bulan), dan perbedaan itu dapat mempengaruhi dermatitis
popok iritan. Seacara khusus, jaringan garis microrelief lebih padat
distartum korneum (SC) dari bayi muda (lahir hingga 6 bulan) dengan
bayi dewasa (7-12 bulan). Bayi muda memiliki permukaan volume
ratio kulit yang lebih luas, daya serap dari kulit dapat mengakibatkan
maserasi dan berpotensi mengakumulasi alergi pada epidermis.
Lapisan kolagen bundalan dibawah kulit bayi mudah dengan SC dan
epidermis sekitar 30% dan 20% dari bayi dewasa membuat kulit rentan
terhadap penggunaan popok. Dibandingkan dengan kulit bayi dewasa
kulit bayi muda lebih rentan dan tidak mampu mengatur keseimbangan
12

air kerena belum matang dan mudah pecah secara alami, bayi muda
memerlukan kepedulian extra selama bulan pertama setelah kelahiran
dibandingkan bayi dewasa.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ruam Popok


Menurut Boediardja (2010) beberapa factor yang berperan dalam
timbulnya ruam popok yaitu:
a. Kelembapan Kulit
Popok menutup kulit sehingga menghambat penguapan dan
menyebabakan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan lebih
mudah rentan terhadap gesekan sehingga kulit mudah lecet yang akan
mempermudah iritasi. Kulit yang mengalami iritasi akan lebih mudah
terinfeksi jamur maupun kuman. Selain itu, Kelembapan kulit dapat
meningkat oleh pemakaian popok yang ketat, serta berulang kali
terpapar air dari urin dan feses.
Keasaman kulit didaerah yang tertutup popok secara signifikan
lebih tinggi dari pada kulit tanpa popok. Pada uji Klinik mengenai pH
kulit, kelembaban dan skor raum kulit dari totol 1.6001 bayi dalam
empat uji klinis ditemukan bahwa kelembaban pada pH kulit secara
signifikan lebih tinggi pada kulit dengan popok dari pada tanpa popok.
Bakterial yang berasal dari mikroba fases dan urin dapat meningkatkan
Ph kulit yang tertutup (pH kulit normal 5-6) (Stamatas, et al 2010).
b. Urin dan feses
Urin akan menambah kelembaban kulit yang tertutup popok
sehingga meningkatkan kerentanan kulit. Amonia yang berbentuk dari
urin dan enzim yang berasal dari feses akan meningkatkan pH kulit
sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap bahan iritan. Jenis
makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh si bayi dan anak juga
berpengaruh terhadap pH feses sehingga bayi yang minum air susu ibu
lebih sedikit yang menderita ruam popok dibandingkan dengan yang
minum susu formula.
13

Asupan susu pada bayi 8-12 kali dalam sehari sehingga


produksi dan frekuensi urin yang normal pada bayi berkisar 1-2ml/kg
berat badan/jam, jika berat badan bayi sebesar 6 kg, maka volume urin
perhari sekitar 144-288. Frekuensi Bak normal pada bayi adalah 6 kali
dalam sehari dan bias lebih tergantung dengan asupan cairan yang
diperoleh bayi.
c. Mikroorganisme
Jamur candida albicans adalah jamur yang normal terdapat
dikulit dalam jumlah sedikit. Pada keadaan kulit yang hangat dan
lembab karena pemakaian popok, jamur tersebut akan tumbuh lebih
cepat menjadi lebih banyak sehingga dapat menyebabkan radang
(ruam popok). Keadaan kulit yang hangat dan lembab juga
memudahkan timbulnya kuman, yang paling sering adalah
staphylococcus aureus.
d. Jenis Popok
Menurut Maryunani (2010), penyebab diaper dermatitis
disebabkan oleh berbagai macam factor , fisik, kimiawi, enzimatik dan
biogenik ( kuman dalam urin dan feses), tetapi penyebab ruam popok
/eksim popok terutama disebabakan oleh iritasi terhadap kulit yang
tertutup oleh popok oleh karena cara pemakaian popok yang tidak
benar seperti:
1) Penggunaan popok yang terlalu lama
Penggunaan popok yang terlalu lama dapat beresiko terjadinya
ruam popok, apabila ditambah dengan pemilihan popok yang salah,
maka dapat mempercepat terjadinya ruam popok, perlu diketahui
bahwa jenis popok bayi ada dua macam, yaitu:
a) Popok yang disposibel (sekali pakai buang, atau sering juga
disebut pampers bayi). Bahan yang digunakan pada popok ini
bukan bahan tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan
lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap,
berbentuk popok kertas maupun plastic, popok sekali pakai
14

umumnya disusun menjadi tiga lapisan yaitu lapisan dalam,


lapisan inti yang mengandung bahan absorben, dan lapisan
luar. Lapisan dalam berpori untuk mengurangi gesekan kulit
dan ditambah dengan formula khusus, seperti zinc oxide,
minyak zaitun dan petroleum untuk menjaga agar kulit tetap
kering. Absorbent lapisan inti yang sering digunakan adalah
cellulose dan absorbent gelling material (AGM) atau
superabsorbent yang terbuat dari sodium poliakrilat yang dapat
memisahkan cairan urin dari feses dengan cepat dan menjaga
kesetabilan PH. Lapisan luar popok bersifat kedap air tetapi
dapat terbuat dari bahan yang berpori. Masih bias dipastikan
hingga saat ini tentunya adaptasi kulit bayi, perawatan dan
penggantian yang tepat memegang peranan penting dalam
penggunaan popok.
b) Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok
yang terbuat dari katun). Ruam popok banyak ditemui pada
bayi yang memakai popok disposibel (kertas atau plastik) dari
pada popok yang terbuat dari bahan katun karena kotak yang
terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta
dengan urin dan feses, kontak bahan kimia yang terdapat dalam
kandungan bahan popok itu sendiri, diudara panas, bakteri dan
jamur lebih mudah berkembang baik pada bahan plastik /kertas
dari pada bahan katun.
2) Tidak segera mengganti popok setelah bayi atau belita buang air
besar dapat menyebabkan pembentukan ammonia. Feses yang
tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urun akan
membantuk amonia. Amonia akan meningkatkan keasaman (PH)
kulit sehingga aktivitas enzim yang ada pada feses akan meningkat
dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit.
15

5. Tanda dan Gejala Ruam Popok


Tanda dan gejala ruam popok bervariasi dari yang ringan sampai
yang berat. Pada gejala awal kelainan derajat ringan seperti kemerahan
ringan di kulit pada daerah sekitar penggunaan popok yang bersifat
terbatas, disertai dengan lecet atau luka ringan pada kulit, berkilat,
kadang mirip luka bakar, timbul bintik-bintik merah kadang membasah
dan beng kak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok
seperti paha. Kelainan yang meliputi daerah kulit yang luas (Maryunani,
2011). Reaksi alergi bahan popok bisa menjadi penyebab ruam pada
bayi, karena ada merek tertentu yang memiliki kualitas bahan yang
memiliki daya serap rendah, sehingga penggunaan popok sering melebihi
daya tamping, kualitas popok yang juga dapat mengakibatkan ruam popok
karena air seni bayi yang tidak terikat pada serat popok akan diserap dan
mengendap di kulit bayi dan menimbulkan ruam. Kalau ruam popok sudah
terlanjur terjadi, sebaiknya dihin dari dulu penggunaan popok sekali pakai
hingga kulit bayi benar-benar sudah sembuh (Mayo, et al,2008). Diapers
juga membuat pekerjaaan ibu menjadi lebih ringan karena tidak perlu
mencuci, menjemur, menyetrika setumpuk popok. Pada sisi buruknya
penggunaan diapers dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.
Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi.
Dampak terburuk dari pemakaian popok yang salah selain mengganggu
kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan
bayi. Bayi yang mengalami ruam popok akan mengalami gangguan seperti
rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena
bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy,
et al2011).
Ruam popok ini terjadi pada orang yang menggunakan popok,
tanpa memperhatikan usia. Dermatitis popik iritan muncul muncul dengan
gambaran Makula Eritematosa, lembab, dan terkadang plak berskuama
pada daerah konveks genitalia dan bokong, diawali pada daerah yang
terdekat kontak dengan popok. Sedangkan dermatitis popok candida
16

merupakan jenis dermatitis popok kedua tersering dan muncul sebagai


macula eritematosa terang, papul, postal dan plak yang cenderung
mengenai lipatan tubuh. Kemungkinan DP kandida dapat terjadi berkaitan
dengan riwayat penggunaaan obat-obatan antibiotic (Chang, et al, 2012).
Menurut Matyunani (2010) gejala ruam popok bervariasi mulai dari
yang ringan sampai yang sedang dengan yang berat. Secara klinis dapat
terlihat sebagai berikut:
a) Gejala-gejala yang biasa ditemukan pada ruam popok oleh kontak
dengan iritan yaitu kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip
luka bakar, timbul bintil-bintil merah, lecet atau luka bersisik, kadang
badah dan bengkak pada daerah yang paling lama kontak dengan
popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha.
b) Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok,
yaitu bercak kemerahan yang membentuk garis batas popok pada paha
dan perut.
c) Gejala ruam popok oleh karena jamur kandida albicans ditandai
dengan bercak atau bintik kemerahan berwarna merah terang,basah
dengan lecet-lecet pada selaput lender anus dan kulit sekitar anus, lesi
berbatas tegas dan terdapat lesi lainya disekitar anus.
6. Faktor-faktor pencetus ruam popok
Faktor-faktor pencetus ruam popok terdiri dari kulit yang basah
dan kotor. Keadaan oklusi (tertutup oleh popok), kelembapan kulit, luka
atau gesekan, urine, jamur dan bakteri. Pada keadaan normal memang ada
jamur dan kuman pada tubuh kita, tetapi kalau kulit basah, kotor dan
berlangsung lama maka akan terjadi ruam popok. Penyebab ruam popok
bersifat multifaktorial, antara lain peranan urine, feses, gesekan,
kelembapan kulit yang tinggi, bahan iritan kimiawi, penggunaan jenis
popok yang tidak baik, dan adanya infeksi bakteri atau jamur. Dampak
terburuk dari penggunaan popok selain mengganggu kesehatan kulit juga
dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi. Bayi yang
17

menderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit
tidur (Arifin, et al 2007).
7. Klasifikasi Ruam Popok
Klasifikasi derajat ruam popok menurut (Marty, 2014) sebagai berikut:
a. Derajat sangat ringan ruam popok
Terjadi kemerahan samar-samar di daerah popok, terdapat
papula dengan jumlah sedikit, kulit sedikit mengalami kekeringan.

Gb.1 Ruam popok pada bagian bokong bayi memiliki warna


kemerahan samar-samar
b. Derajat ringan ruam popk
Terjadi kemerahan yang kecil pada daerah popok, tersebut
benjolan papula, kulit mengalami kekeringan dalam skala sedang.

Gb.2 Ruam popok pada daerah bokong bayi mengalami warna


kemerahan yang samar yang lebih sedikit jelas
c. Derajat ringan-sedang ruam popok
Terjadi kemerahan samar-samar pada daerah popok yang lebih
besar, terjadi kemerahan pada daerah popok dengan luas yang kecil,
18

terjadi kemerahan pada daerah yang intens didaerah yang sangat


kecil.Serta kulit mengalami kekeringan dalam skala sedang.

Gb.3 Ruam popok pada daerah bokong bayi mengalami warna


kemerahan yang samar yang lebih sedikit jelas dan
terdapat benjolan sekitar bokong
d. Derajat sedang / berat ruam popok
kemerahan pada daerah yang lebih besar, terjadi kemerahan
yang intens didaerah yang sangat kecil, terjadi benjolan (papula) dan
beberapa benjolan (0-5) terdapat cairan didalamnya (pustules), kulit
mengalami sedikit pengelupasan, mungkin terjadi pembengkakan
(edema).

Gb.4 Ruam popok pada daerah bokong bayi mengalami warna


kemerhan yang sudah meyebar didaerah sekitar bokong dan terdapat
luka lecet.
19

e. Derajat berat ruam popok


Terjadi kemerahan intens didaerah yang lebih besar,terjadi
pengelupasan kulit yang parah, terjadi pembengkakan (edema) yang
parah, beberapa daerah sekitar popok mengalami kehilangan lapisan
kulit bagain atas dan terjadi pendarahan, banyak terjadi benjolan
(papula) dan tiap benjolan terdapat cairan (pustule).

Gb.4 Ruam popok pada daerah bokong bayi mengalami warna


kemerhan yang sudah meyebar didaerah sekitar serta luka lecet.
20

8. Skala Derajat Keparahan Ruam Popok


No Nilai Derajat Keparahan
1. 0 Tidak ada Tidak ada Kulit jernih (mungkin
memiliki sedikit kekeringan dan / atau
satu papula tetapi tidak ada eritema)
2. 0,5 Sangat ringan Pucat sampai merah muda pada
area yang sangat kecil (<2%); dapat
dijumpai papul tunggal / sedikit kering
3. 1,0 Ringan Pucat sampai merah muda pada dareah
yang kecil (2%-10%) atau kemerahan
pada area yang sangat kecil (<2%) dan/
atau papul yang menyebar dan / atau
sedikit kering /berskuma
1,5 Ringan / Sedang Pucat sampai merah muda pada di area
yang lebih besar (10%) atau kemarehan
pada area yang kecil (2%-10%) atau
kemerahan yang sangat intens pada
daerah yang sangat kecil(<2%) dan /
atau papul yang menyebar (<10%) dan /
atau kekeringan /skuama sedang.
5 2,0 Sedang Kemerahan pada area yang sangat besar
(10%-50%) atau kemerahan yang sangat
intens pada area yang kecil (<2%) dan /
atau daerah dengan papul tunggal sampai
beberapa papul (10%-50%) dengan lima
atau lebih postal, dapat terjadi
deskuamasi dan / atau edema sedang.
6 2,5 Sedang / Berat Kemerahan pada daerah yang sangat
besar (>50%) atau kemerahan yang
sangat intens pada area yang sangat kecil
(2%-10%) tanpa edema dan / atau pustul
multiple; dapat terjadi deskuamasi
sedang dan /atau edama
7. 3,0 Berat Kemerahan yang sangat inyens pada
daerah yang lebih besar (>10%) dan /
atau deskuamasi berat edema berat,
erosi dan ulserasi; dapat terjadi papul
berkonfluens pada area yang sangat
besar atau beberapa pustule / vesikel.

(Carr, A.N., et al., 2017)

9. Diapering Care ( Perawatan dan Penggunaan Popok)


Pedoman Pratik klinis tentang perawatan kulit neonatal dari
Association of women’s Health, Obstetric and Neonatal Nurse
21

(AWHONN,2013) untuk pencegahan dan perawatan dermatitis popok. Perlu


dilakukan pencegahan sebelum berkembang secara keseluruhan ruam popok.
Tujuanya adalah untuk mengurangu inflamasi, memperbaiki kerusakan pada
kulit dan mencegah terjadnya kembali dermatitis popok (Shin, 2014).
Solusi praktis non farmakologi untuk perawatan dan pencegahan ruam
popok adalah dengan cara pemberian minyak zaitun terhadap daerah kulit
yang mengalami iritasi kulit. Berikut ini penjelasan mengenai minyak zaitun.
B. Konsep Minyak Zaitun
1. Definisi Minyak
Secara teori minyak zaitun (minyak zaitun) bermanfaat untuk
melembutkan kulit, mempertahankan kekembaban dan elastisitas kulit,
sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit. Minyak zaitun adalah
salah satu minyak 35 yang diperas dari buah zaitun tentang manfaat
minyak zaitun bahwa minyak zaitun mengandung emolien yang
bermanfaat untuk menjaga kondisi kulit yang rusak seperti psoriaris dan
eksim. Minyak zaitun dapat menghilangkan ruam terutama pada pantat
bayi atau anak yang terjadi kemerahan (Setyanti,et al, 2012).
Minyak Zaitun banyak digunakan dalam bidang kesehatan
karena kandungan asam lemak tak jenuhnya yang tinggi, khususnya
asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal yang di dalamnya
terdapat asam oleat (Omega 9) dan juga asam linoleat (Omega 6) dengan
kadar 6585%.
Minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering,
atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Vitamin E pada
minyak zaitun akan membantu melawan radikal bebas, penuaan kulit, dan
kerusakan yang diakibatkan oleh paparan polusi dan sinar matahari
(Magdalena,et al, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti beropini bahwa
minyak zaitun mampu mengurangi derajat ruam popok karena terdapat
antiseptik yang terkandung didalamnya serta dengan memerhatikan cara
penggunaan dan takaran yang tepat. Dari hasil penelitian, terdapat
22

responden yang mengalami stagnasi ruam popok berderajat berat


dikarenakan lalainya ibu responden untuk memberikan minyak zaitun
sehabis mandi. Apabila digunakan secara teratur maka minyak zaitun
sangat efektif untuk obat alternatif pencegah ruam popok pada bayi
seperti yang terdapat pada alpukat, yang melembabkan dan mengenyalkan
kulit dengan kombinasi vitamin A dan E-nya, demikian menurut situs
The Daily Green. Minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan,
rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Kita
bias mengaplikasikan minyak zaitun ke kulit dengan kapas.
Beberapa pakar mengatakan minyak zaitun dapat digunakan
beberapa negeri yang menghasilkan minyak zaitun untuk mengatasi
masalah ruam pada kulit. Negeri-negeri yang memproduksi zaitun, seperti
Umbria, italia. Minyak zaitun merupakan salah satu perawatan khusus
yang berkhasiat melawan terbakar matahari atau ruam pada pantat bayi.
Minyak obat yang digunakan adalah minyak zaitun extra virgin. Extra
virgin Olive Oil (EVOO) merupakan jenis minyak perasan pertama
dengan proses perasan dingin, yaitu perasan buah zaitun dengan digiling
menggunakan batu atau baja dalam waktu sekitar dua hari. Minyak zaitun
ekstra memiliki keasaman oleat 0,8 gram per 100 gram (0,8%). Unsur
penunjang dalam extra virgin olive oil (EVOO) antara lain Vitamin E,
Asam lemak esensial, klorofil, senyawa fenol, fitoestrogen, strerol. Extra
virgin olive oil (EVOO) dianggap sebagai minyak zaitun dengan kualitas
terbaik karena tahapan proses produksinya sedikit sehingga kandungan
antioksidannya, terutama fenol dan vitamin E, sangat tinggi. Fenol dan
vitamin E ini mempunyai manfaat sebagai anti inflamasi (anti
peradangan). Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung
atau tidak langsung oleh pemakaian popok. Pemberian minyak zaitun
(minyak zaitun) yang diberikan pada anak yang mengalami ruam sebanyak
2,5 ml setiap pagi dan sore hari (Nangili,et al,2013).
2. Jenis-jenis Minyak Zaitun
Berdasarkan jenisnya, minyak zaitun dibagi menjadi :
23

1. Extra-Virgin Minyak zaitun : memiliki tingkat keasaman kurang dari


1%
2. Virgin Minyak zaitun : hampir menyerupai extra virgin minyak zaitun,
namun virgin minyak zaitun diambil dari buah yang lebih matang dan
memiliki tingkat keasaman lebih tinggi.
3. Refined Minyak zaitun : merupakan minyak zaitun yang berasal dari
hasil penyulingan. Jenis ini tingkat keasamannya lebih dari 3,3% serta
memiliki aroma dan rasa yang kurang baik.
4. Pure Minyak zaitun : merupakan minyak zaitun yang paling banyak
dijual di pasaran. Warna, aroma, dan rasanya lebih ringan daripada
virgin minyak zaitun.
5. Extra Light Minyak zaitun : Jenis ini merupakan campuran minyak
zaitun murni dan hasil sulingan sehingga kualitasnya kurang begitu
baik. Namun, jenis ini cukup populer karena harganya lebih murah dari
pada jenis lainnya (Kinanthi, 2009).
3. Kandungan Minyak Zaitun
Minyak zaitun murni ( Extra-Virgin olive oil ) terdiri atas
komponen mayor dan minor. Komponen mayor ini terdiri dari asam-asam
lemak. Asam lemak memiliki efek imunologik dan berperan penting dalam
transport dan metabolisme lemak serta dapat mempertahankan fungsi dan
integritas membran sel. Sedangkan komponen minor seperti α-tokoferol
(VitaminE),bahan polifenol, flavonoid, hidrokarbon, dan pigmen berperan
sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas yang dihasilkan oleh
peroksidasi lipid yang dikandung dalam minyak zaitun (Ramirez, et al.
2006).
Secara umum, asam-asam lemak dalam minyak zaitun dibagi
menjadi duabagian, yaitu :
a. Asam lemak tak jenuh dengan kadar 80%. Asam lemak ini terdiri dari
MUFA dan PUFA. MUFA terdiri atas asam olea/Omega-9 (64%),
sedangkan PUFA terdiri atas asam linoleat/Omega-6 (11%) dan asam
linolenat/Omega-3 (5%).
24

b. Asam lemak jenuh dengan kadar 20%. Asam lemak ini dibagi menjadi
asam palmitat(15%), asam stearat (5%) (Savitri, 2011
4. Dampak ruam popok
Menurut dr. Rini Sekartini,SpA(K) dampak yang akan terjadi bila
anak mengalami ruam popok dan tidak segera diatasi dapat mengakibatkan
infeksi sekunder, terutama oleh jamur. Bila tidak ditangani lebih awal,
ruam yang terinfeksi dapat menyebabkan luka dan ketidaknyamanan pada
anak saat buang air besar. Dampak ruam popok ini meliputi terjadinya
infeksi pada daerah perianal bayi yang nantinya akan mengganggu
kenyamanan tidur bayi dan bayi akan rewel terutama ketika buang air kecil
(BAK) atau buang air besar (BAB). Oleh karena itu untuk menghindari
terjadnya ruam popok maka diperlukan perawatan perianal yang benar
(Endang 2011).
C. Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Ruam Popok Pada Batita
Menurut penelitian Nursalam (2008) minyak zaitun adalah zat
atau minyak yang sering digunakan dalam perawatan kulit. Minyak zaitun
memiliki khasiat diantaranya dalam melakukan perawatan akibat terbakar
matahari atau ruam popok pada bayi. Beberapa pakar mengatakan minyak
zaitun digunakan diberapa negeri yang menghasilkan minyak zaitun
seperti Umbria, Italia dalam menggatasi masalah ruam popok pada kulit.
Minyak zaitun yang digunakan adalah minyak zaitun extra virgin. Extra
virgin olive oil (EVOO) merupakan jenis minyak perasan pertama dengan
proses perasan dingin, yaitu perasan buah zaitun dengan digiling
menggunakan batu atau baja dalam waktu sekitar dua hari. Minyak zaitun
ekstra memiliki keasaman oleat 0,8 gram per 100 gram (0,8%). Unsur
penunjang dalam extra virgin olive oil (EVOO) antara lain Vitamin E,
Asam lemak esensial, klorofil, senyawa fenol, fitoestrogen, strerol. Extra
virgin olive oil (EVOO) dianggap sebagai minyak zaitun dengan kualitas
terbaik karena tahapan proses produksinya sedikit sehingga kandungan
antioksidannya, terutama fenol dan vitamin E, sangat tinggi. Fenol dan
vitamin E ini mempunyai manfaat sebagai anti inflamasi (anti
25

peradangan). Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung


atau tidak langsung oleh pemakaian popok.
Minyak zaitun merupakan jenis minyak perasan pertama dengan
proses perasan dingin, yaitu perasan buah zaitun dengan digiling
menggunakan batu atau baja dalam waktu sekitar dua hari. Minyak zaitun
ekstra memiliki keasaman oleat 0,8 gram per 100 gram (0,8%). Unsur
penunjang dalam extra virgin olive oil (EVOO) antara lain Vitamin E,
Asam lemak esensial, klorofil, senyawa fenol, fitoestrogen, strerol.
Kandungan minyak zaitun itu sendiri antara lain :
a) Vitamin E : Yang bermanfaat sebagai, anti peradangan, meningkatkan
daya tahan tubuh, meningkatkan elastisitas kulit, sebagai pelembab
kulit, mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara
mempengaruhi peningkatan ekspektasi gen MRSA dan dapat
meningkatan pertumbuhan jaringan yang baru ( Hobson 2016 ).
b) Fitoestrogen : Dapat meningkatkan produksi kolagen yang dapat
mempercepat penyembuhan luka ( Huann 2017).
c) Senyawa fenol : Sebagai antioksidan
Menurut penelitian Setyanti (2012) perawatan yang dapat
dilakukan pada bayi yang terkena ruam popok diantaranya yaitu, daerah
yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan
terbuka dan tetap kering. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan
menggunakan kapas halus yang mengandung minyak zaitun. Bila anak
buang air dan kencing segera dibersihkan dan dikeringkan. Posisi tidur
anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi. Usahakan
memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein dengan porsi cukup.
Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan
dan memelihara kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan.
Menurut penelitian Khadizah (2008) minyak zaitun yang dioleskan
dapat mempercepat penyembuhan kulit yang luka atau iritasi. Orang-orang
Yunani kuno bahkan menggunakan daun zaitun untuk membasuh luka.
Daun zaitun mengandung antimikroba dan sangat efektif memerangi
26

sejumlah jamur, virus, dan bakter minyak zaitun kaya vitamin E ini
sebagai salah satu sumber informasi mengenai efektifitas minyak zaitun
untuk terhadap pressure Ulcers pada pasien dengan tirah baring lama. Bagi
perawat disarankan untuk dapat memakai hasil penelitian ini sebagai
sebagai salah satu evidence base dalam membuat intervensi keperawatan
dalam mencegah terjadinya unkus dekubitus pada pasien tirah baring lama.
Menurut Magdalena, (2013) perawatan yang dapat dilakukan pada
bayi yang terkena ruam popok diantaranya yaitu, daerah yang terkena
ruam popok tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap
kering. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas
halus yang mengandung minyak zaitun. Bila anak buang air dan kencing
segera dibersihkan dan dikeringkan. Posisi tidur anak diatur supaya tidak
menekan kulit atau daerah yang iritasi. Usahakan memberikan makanan
tinggi kalori tinggi protein dengan porsi cukup. Memperhatikan
kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan dan memelihara
kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan.
Kumala (2006), menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional
secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal
ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif
lebih sedikit dibandingkan dengan obat modern. Salah satu alternatif obat
tradisional yang dapat digunakan dalam perawatan luka yaitu minyak
zaitun. Minyak zaitun adalah sebuah minyak buah yang didapat dari zaitun
(Oleo Europoea). Merupakan minyak istimewa karena mempunyai banyak
manfaat antara lain fenol dan vitamin E yang berguna sebagai antioksidan,
oleocanthal yang merupakan keampuhan dari minyak zaitun; senyawa
yang mirip dengan ibuprofen sebagai antiinflamasi dan vitamin K yang
berperan dalam pengeringan, penyembuhan luka dan perdarahan didalam
tubuh. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukan bahwa minyak
zaitun (olive oil) memiliki efek anti inflamasi (anti peradangan) yang sama
dengan obat Ibuprofen dalam mengurangi rasa sakit dan kekakuan pagi
hari (morning stiffness) pada Rheamatoid Arthritis. Penelitian yang
27

dilakukan oleh Monell Chemical Sense Center in Philadelphia,


memperlihatkan bagaimana pemberian minyak zaitun (extra-virgin olive
oil) dosis 4 sendok teh per hari selama 12 minggu dapat mengurangi rasa
sakit (Ahmad, et al, 2010).
Berdasarkan penelitian Chaerunisa (2008) cara untuk menjaga dan
mencegah terjadinya kerusakan kulit adalah dengan minyak zaitun yang
memiliki beragam manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan.
Minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembapan
dan elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit,
sehingga kulit tidak mudah kering dan berkerut. Pengaturan asupan
makanan lain yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu penggantian
konsumsi minyak jenuh dengan minyak tidak jenuh rantai tunggal, salah
satunya adalah minyak zaitun. Seratus mililiter minyak zaitun extra virgin
olive oil mengandung 478 gram asam oleat yang dapat 77, mencegah
aktivasi endotelium dengan menghambat ekspresi molekul adhesi atau
meningkatkan produksi NO.10 Konsumsi 60 ml minyak zaitun terbukti
dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada lansia hipertensi sebesar 14
sampai 15 mmHg dalam waktu empat minggu.
Berbagai penelitian menunjukkan minyak zaitun memiliki
efektifitas sebagai antioksidan, hal ini karena kandungan polifenol yang
dapat berpengaruh terhadap keutuhan membran sel monosit. Komposisi
senyawa polifenol utama dalam minyak zaitun adalah oleuropein,
menyusul hydroxytyrosol dan tyrosol. Oleuropein mempunyai aktivitas
antioksidan tinggi yang secara in vitro sebanding dengan tokoferol.
Aktivitas antioksidan hydroxytyrosol secara in vitro dapat mencegah
terjadinya kematian sel karena hydroxytyrosol dan oleuropein lebih poten
dalam mengumpulkan radikal bebas dibanding tyrosol. Selain itu
hydroxytyrosol dapat melindungi sel-sel dari bahan-bahan sitotoksik
karena hydroxytyrosol memiliki struktur amfifilik yaitu konsentrasi yang
sama pada membran. Hal tersebut menyebabkan hydroxytyrosol mudah
melintasi membran sel dan memberikan perlindungan terhadap membran
28

(Andreadou,et al 2006). Polifenol dapat meningkatkan kapasitas


antioksidan. Antioksidan yang terdapat pada polifenol mampu melindungi
lipid membran terhadap reaksi oksidasi yang merusak sehingga integritas
membran sel monosit terjaga, meskipun dipapar oleh bakteri S. viridans.
Akibatnya membran sel monosit yang diinkubasi dengan minyak zaitun
dapat terjaga integritas membran selnya. Dengan integritas membran sel
yang bagus, monosit mampu menjalankan tugasnya yakni bergerak aktif
dan menelan berbagai zat dengan proses yang disebut fagositosis. Monosit
mampu memfagosit S. viridans yang melekat pada membran sel monosit
dengan membran sel yang lebih sehat dan utuh seiring dengan
meningkatnya konsentasi minyak zaitun (Roslida, 2008).
Menurut Badwilan (2010) mengatakan bahwa minyak zaitun
mengandung satu bahan kimia, oleochantal yang dapat mencegah radang,
mirip dengan penghilang rasa sakit seperti Ibuprofen dan obat – obatan
anti radang lain yang digunakan sebagai obat luar untuk membantu
menyembuhkan luka robek, luka lecet dan gangguan lain yang beresiko
radang, merah, bengkak dan nyeri. Minyak zaitun adalah zat atau minyak
yang sering digunakan dalam perawatan kulit. Minyak zaitun memiliki
khasiat diantaranya dalam melakukan perawatan akibat terbakar matahari,
Ruam popok pada bayi. Beberapa pakar mengatakan minyak zaitun
digunakan diberapa negeri yang menghasilkan minyak zaitun seperti
Umbria, Italia dalam mengatasi masalah ruam popok pada kulit. Minyak
zaitun yang digunakan adalah minyak zaitun extra virgin. Extra Virgin
Olive Oil (EVOO) merupakan jenis minyak perasan pertama dengan
proses perasan dingin, yaitu perasan buah zaitun dengan digiling
menggunakan batu atau baja dalam waktu sekitar dua hari. Minyak zaitun
ekstra memiliki keasaman oleat 0,8 gram per 100 gram (0,8%). Unsur
penunjang dalam extra virgin olive oil (EVOO) antara lain Vitamin E,
Asam lemak esensial, klorofil, senyawa fenol, fitoestrogen, strerol. Extra
virgin olive oil (EVOO) dianggap sebagai minyak zaitun dengan kualitas
terbaik karena tahapan proses produksinya sedikit sehingga kandungan
29

antioksidannya, terutama fenol dan vitamin E, sangat tinggi. Fenol dan


vitamin E ini mempunyai manfaat sebagai anti inflamasi (anti
peradangan). Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung
atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Nursalam dkk, 2008).
Manfaat lain minyak zaitun sebagai perawatan tali pusat, menurut
penelitian di Negara Turki, buah dan serat dari pohon zaitun diketehui
memiliki efek antimikroba, Asam linoteat yang ada dalam minyak zaitun
dianggap bertindak sebagai agen antijamur dengan mencegah oksigenasi
jamur, penelitian telah menunjukan bahwa pheloic yang ditemukan dalam
minyak zaitun meningkatkan pertumbuhan endothelium, menyebabkan
vasodilasi dan mengurangi peradangan selain itu minyak zaitun
mengandung vitamin E, yang merupakan antioksidan alami yang sering
digunakan untuk mengobati lesi kulit minor (Kuba, et al , 2014).
Minyak zaitun mengandung emolien yang bermanfaat untuk
menjaga kondisi kulit yang rusak seperti psoriaris dan eksim. Dalam ilmu
kedokteran, Hippocrates, mengatakan bahwa minyak zaitun terdapat asam
oleat (Omega 9) dan juga asam linoleat (Omega 6) dengan kadar 65-85%
(Magdalena 2015). Menurut situs The Daily Green 2015 Minyak zaitun
mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain
pada kulit akibat faktor lingkungan. Kita bisa mengaplikasikan minyak
zaitun ke kulit dengan kapas (Utami, 2013).
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Wilayah
Puskesmas Lingkar Timur Bengkulu pada tangal 17 Oktober ditemukan 10
batita yang menggunakan popok disposibel setiap hari. Dari hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan, ditemukan 5 dari 10 bayi (50%)
3 orang batita menggalami bercak kemerahan termasuk kategori derajat
ringan dan 2 orang batita menggalami kemerahan disertai bintik-bintik
benjolan kecil termasuk kategori derajat sedang disekitar bokong batita.
Dari data tersebut kebayakan balita yang berusia 1,5 tahun yang
mengalami ruam popok. Berdasarkan wawancara ibu menggatakan
perawatan bayi sehari-hari, 50% ibu mengatakan hanya menganti popok 2-
30

3 kali dalam sehari dan 5 dari 10 ibu (50%) mengganti popok 4-5 kali
dalam sehari. Sebagian besar ibu mempersepsikan bahwa tanda-tanda
ruam popok seperti tanda kemerahan pada area tertutup popok hal itu
menurut para ibu merupakan hal yang biasa dalam penggunaan popok dan
kebayakan ibu mengatasinya dengan cara menaburkan bedak pada area
kemerahan yang tertutup popok.
31

D. Kerangka Teori

Penyebab ruam
popok Ruam popok
1. Iritasi atau
gesekan
antara popok
dengan kulit.
2. Alergi bahan
popok.
3. Gangguan Derajat ruam
pada
popok
kelenjar Pemberian
keringat di  Sangat
area yang ringan minyak zaitun
tertutup  Ringan /
popok. sedang
4. Kebersihan  Sedang
kulit yang  Berat
tidak terjaga.  Sangat
5. Jarang ganti berat
popok setelah
bayi/anak Terjadi
kencing penurunan
6. Udara/suhu penurunan derajat
lingkungan ruam popok
yang terlalu
panas/lembab

( Shintani wulandari, 2018 )


BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, dan
DISTRIBUSI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah semua hubungan atau kaitan antara satu
terhadap konsep lainya dari masalah yang inggin diteliti. Berdasarkan
landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait, pada bab ini peneliti
menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variable independen dan
dependen. Variabel independen tipe variable yang menjelaskan atau
mempengaruhi variable yang lain sedangkan variable dependen tipe variable
yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variable paired.

Variabel Independen Variabel Dependen

Minyak Zaitun Ruam popok

1. Usia bayi
2. Usia ibu
3. Jenis kelamin
bayi

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Di teliti

: Variabel tidak diteliti

: Tidak diteliti

32
33

B. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas dapat disusun hipotesis penelitian yaitu :
Ha : Ada pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada
batita
34

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur/ Hasil ukur Skala


Operasional Cara ukur ukur
1. Pemberian Tindakan Standar - -
Minyak Zaitun menggoleskan operasional
minyak zaitun
pemberian
ke areah ruam
minyak zaitun
popok sebayak
extra virgin
2,5 cc atau 2-3
olive oil
tetes pagi dan
sore hari
merek Rafael
selama 3 hari salgado

2 Ruam popok Berdasarkan Observasi/ Derajat ruam Interval


derajat ruam instrument ruam popok
popok popok scale
0:Tidak ada
Kemerahan
(Kulit jernih
pada area
mungkin
bokong atau
memiliki sedikit
sekitar lipatan
kekeringan dan
paha yang
/ atau satu
disebabkan
papula tetapi
oleh
tidak ada
pemakaian
eritema)
popok
(derajat 0)
disposible.

0,5: Sangat
ringan (Pucat
sampai merah
muda pada
area yang
sangat kecil
(<2%); dapat
dijumpai papul
tunggal / sedikit
35

kering (derajat
0.5)
1.0: Ringan
(Pucat sampai
merah muda
pada dareah
yang kecil (2%-
10%) atau
kemerahan pada
area yang
sangat kecil
(<2%) dan/ atau
papul yang
menyebar dan /
atau sedikit
kering
/berskuma
(derajat 1.0)
1,5: Ringan –
sedang
(kemerahan
pada area 2%-
10%, papul
menyebar,
kering (derajat
1.5)
2.0: Sedang
(kemerahan
pada area yang
besar 10%-50%,
papul tunggal,
edema sedang
((derajat 2,0)
2,5:Sedang/Ber
at (kemerahan
sangat besar >
50% ,edema
(derajat 2,5)
3,0:Berat
(kemerahan
intens, edema,
erosi, ulserasi
(derajat 3,0)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan
menggunakan desain one group pretest-postest, dan dengan pendekatan
prospektif dimana peneliti memberikan intervensi pada subjek penelitian,
kemudian peneliti menilai efek dari intervensi tersebut terhadap ruam popok.
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
Pretest perlakuan postest
01 x 02

Ket:
01 : Derajat ruam popok sebelum diberikan minyak zaitun
X : Intervensi (Minyak Zaitun )
02 : Derajat ruam popok setelah diberikan minyak zaitun

B. Variabel Penelitian
Variabel independen (yang mempengaruhi) dalam penelitian ini adalah
pengaruh pemeberian Minyak Zaitun dan variabel dependen ( yang di
pengaruhi ) dalam penelitian ini adalah derajat raum popok.
Variabel independen variabel dependen
Minyak Zaitun Ruam Popok

C. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret 2019 di Wilayah
Kerja Puskesmas Lingkar Timur
D. Tempat penelitian
Penelitian ini mengambil sampel di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Lingkar Timur Kec. Singaran Pati Bengkulu dan pengambilan data di
lakukan di rumah responden.

36
37

E. Populasi dan sampel


Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita ruam popok
yang terdata di Wilayah Puskesmas Lingkar Timur. Sampel pada penelitian
ini sebagian dari pasien Ruam Popok yang berkunjung ke Wilayah
Puskesmas Lingkar Timur. Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah consequtive sampling. Consequtive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan cara memasukkan pasien yang memenuhi
kriteria sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Perhitungan
jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus beda mean
seperti di bawah ini:

Rumus besar sampel (Heru Subaris Kasjono Yasril, 2009.

[(n1-1) S12 + (n2-1)S22]


Sp2 =
(n1-1) + (n2-1)

2ơ2 [Z1-α + Z1-β]2


n=
(µ1 - µ2)2

Ket :
nI=n2 jumlah sampel dari literatul ( 11 orang )

S12 standar Deviasi sebelum intervensi diri literatul ( 3,95 )

S22 standar Deviasi setelah intervensi diri literatul ( 3,10 )

N jumlah sampel

ZIα standar normal deviasi untuk α ( standar deviasi α, 0,05 = 1,96)

ZIβ standar normal deviasi untuk α ( standar normal deviasi β =1,645 )

µI nilai mean pre yang didaptkan dari literatul sebelumnya

µ2 nilai mean post yang didaptkan dari literatul sebelumnya

Ơ Estimasi standar deviasi dari beda mean data pretest dan posttest
38

Berdasarkan penelitian Dwi cahyati, (2013) tentang pengaruh virgin


coconut oil terhadap ruam popok pada bayi.
Derajat
Ruam N Min Max Mean Std
Popok
Sebelum 11 2-14 9,00 (2-14) 8.64 3.95
Intervensi
Setelah 11 0-8 0,00 (0-8) 2.36 3.10
Intervensi

Jadi besaran sampel penelitian ini adalah


[(n1-1) S12 + (n2-1)S22]

(n1-1) + (n2-1)

[(11-1) 3,952 + (11-1)3,102]


=
(11-1) + (11-1)

[156,025 + 96,1]
= = 12,606
20

2ơ2 [Z1-α + Z1-β]2


n= (µ1 - µ2)2

12,606 [1,96 + 1,645]2


=
(8,64-2,36)2
163,827
= = 26
6,28

Drop Out 26 x 10% = 2,6


n=26 +2,3 =28,3 = 30 Orang
Sampel minimal yang dibutuhkan untuk penelitian ini yaitu sebanyak 30
sampel.
39

Sampel yang digunakan adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi


dan eklusi :
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu di penuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2012) yaitu :
a. Penderita Ruam popok yang berada di wilayah kerja puskesmas
Lingkar Timur
b. Batita yang ruam popok yang belum biberikan minyak zaitun
terhadap raum popok
c. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria ekslusi
a. Responden yang pindah rumah saat melakukan penelitian
b. Tidak mengikuti prosedur tindakan sampai akhir
F. Pengumpulan data dan Instrument
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu
mengenai Derajat ruam popok pada batita dengan cara pengambilan data
sebagai berikut :
a. Data diambil langsung dari responden Ruam popok yang berada di
wilayah kerja puskesmas Lingkar timur.
b. Mula – mula peneliti dating kerumah responden dan meminta
persetujuan untuk menjadi responden, apabila pasien menolak maka
peneliti membatalkan akan meneliti pasien, namun apabila pasien
bersedia maka peneliti akan menjelaskan prosedur tindakan.
c. Data akan diambil dengan melakukan pemeriksaan derajar ruam
popok dengan observasi area disekitar ruam popok.
40

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data rekam medik mengenai
jumlah ruam popok dan data profil di wilayah kerja Puskesmas Lingkar
Timur.
G. Pengolahan data
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi proses editing, coding,
entry data dan cleaning data.
1. Tahap editing
Dilakukan untuk melihat kelengkapan data, data yang belum lengkap
segera di lengkapi pada pertemuan berikutnya.
2. Tahap Coding
Tindakan memberi kode pada lembar kuesioner dan lembar observassi
masing-masing responden
3. Entry data
Kegiatan memasukkan data ke dalam program komputer untuk
dilakukan analisis menggunakan softwear statistik
4. Cleaning
Tahap terakhir yaitu proses pembersihan data dilakukan dengan
mengecek kembali data yang sudah di entry, pengecekan ini untuk
melihat apakah ada data yang hilang (missing) dengan melakukan list,
koreksi kembali apakah data yang sudag di entry benar atau salah
dengan melihat variasi data atau kode yang digunakan.
H. Analisa data
Data yang sudah diperoleh akan diolah secara manual dengan
melakukan pengkodean dan penilaian. Setiap item judul pertanyaan di
reratakan. Selanjutnya semua nilai dijumlahkan dan dihitung menggunakan
perhitungan persentase.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat ini digunakan untuk melihat nilai mean, median, nilai
minimum – maksimum, dan standar deviasi derajat ruam popok
sebelum dan sesudah dilakukan pemberian minyak zaitun extra virgin
41

olive oil merek refael salgado serta karakteristik ibu dalam merawat
ruam popok pada batita.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariate digunakan untuk mengetahui adanya penurunan
derajat ruam popok sebelum dan sesudah diberikan Minyak Zaitun
extra virgin olive oil merek refael salgado yaitu dengan melakukan uji
T. Yaitu uji T-dependen apabila data berdistribusi normal dan
menggunakan uji wilcoxon apabila data berdistribusi tidak normal.
I. Alur penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan tahapan penelitian
yang dimulai dari mengetahui data kelompok, memilih pasien yang dapat
mewakili sesuai dengan kriteria yang diinginkan dalam penelitian,
kemudian beberapa pasien ruam popok yang diberikan tidakan pengobatan
minyak zaitun.
42

Bagan 4.3
Alur penelitian

Perizinan penelitian

Pengambilan data pasien ruam popok di puskesmas Lingkar timur

Pemilihan responden sesuai kriteria penelitian

informed consent dan Pengumpulan data

Melakukan pemeriksaan derajat ruam popok

Melakukan pengolesan atau pengobatan minyak zaitun pada area yang terena Ruam
popok

Pengolesan minyak zaitun dilanjutkan oleh keluarga terutama ibu pasien

Melakukan pemeriksaam derajat ruam popok setelah diberikan Minyak Zaitun

Pengolahan data dan analisa data hasil penelitian


43

J. Etika penelitian
Peneliti telah mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk melindungi
responden dan terhindar dari segala bahaya dan ketidaknyamanan fisik dan
psikologis. ethical clearence mempertimbangkan hal-hal dibawah ini :
1. Self determinant
Dalam penelitian ini dijaga dengan memberikan kebebasan pada
responden untuk memilih dan memutuskan berpartisipasi dan menolak
dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
2. Tanpa nama (anonimity)
Nama responden tidak dicantumkan pada lembar observasi.
penggunaan anonymity pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menggunakan kode dan alamat responden pada lembar observasi dan
mencantumkan tanda tangan pada lembar persetujuan sebagai
responden.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan ini diartikan sebagai semua informasi yang didapat
dari responden tidak akan disebarluaskan ke orang lain dan hanya
peneliti yang mengetahuinya. Informasi yang telah terkumpul dari
subjek dijamin kerahasianya. Peneliti menggunakan nama inisial
(anonim) di kode responden.
4. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan memenuhi prinsip kejujuran, keterbukaan dan
kehati-hatian. Responden diperlakuan secara adil dari awal sampai
akhir tanpa ada diskriminasi. Peneliti memberikan reward kepada
semua responden berupa booklet dan pengecekan gula darah secara
gratis bagi telah berpartisipasi dalam penelitian sampai selesai.
5. Asas Kemanfaatan (beneficiency)
Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas
penderitaan, bebas eksploitasi dan bebas risiko. Bebas penderitaan bila
responden terbebas dari rasa sakit atau tekanan. Bebas eksploitasi bila
didalam pemberian informasi dan pengetahuan tidak berguna, yang
44

dapat merugikan responden. peneliti menghindarkan bahaya bagi


responden dan memberikan keuntungan bagi responden.
6. Malbeneficience
Menjamin bahwa penelitian ini tidak menimbulkan
ketidaknyamanan, menyakiti, atau membahayakan responden baik
secara fisik atau psikologis. Dalam penelitian tidak ada perlakuan yang
menyakiti responden.
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Alur Penelitian
1. Jalannya penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Lingkar
Timur Kota Bengkulu dari tanggal 21 Januari s/d 05 Maret 2019. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap
ruam popok pada di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur kota
Bengkulu.
Tahap pertama yang dilakukan pada awal penelitian adalah
persiapan yang meliputi survey awal, study pustaka untuk acuan penelitian,
pembuatan proposal penelitian. sebelumnya peneliti menetapkan tiga
wilayah puskesmas untuk dilakukan survey awal yakni terdiri dari
Puskesmas Lingkar Timur, Puskesmas Lingkar Barat Dan Puskesmas Pasar
Ikan. Berdasarkan study pustaka awal data dinas kesehatan kota Bengkulu
didapatkan data batita yakni, ada 328 batita di puskesmas pasar ikan ,309
batita di Puskesmas lingkar barat , dan ada 396 batita di puskesmas Lingkar
Timur. Dari hasil studi pustaka, di dapatkan jumlah batita tertinggi berada di
puskesmas lingkar Timur kota Bengkulu, sehingga peneliti memutuskan
untuk memilih puskesmas lingkar timur sebagai tempat dilakukannya
penelitian.
Selanjutnya peneliti meminta surat izin penelitian masing-masing dari
Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
Kota Bengkulu Dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. Setelah mendapatkan
rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, peneliti mengurus izin
penelitian ke puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu. Kemudian
mendapatkan surat izin melakukan penelitian dan mempersiapkan
instrument penelitian sebagai alat untuk melakukan pengumpulan data.

45
46

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur


Kota Bengkulu. Populasi penelitian ini adalah 396 batita di wilayah kerja
puskesmas lingkar timur kota Bengkulu tahun 2019, sedangkan sampel
penelitian diambil sebanyak 30 batita penderita ruam popok diwilayah kerja
puskesmas lingkar timur kota Bengkulu, teknik pengambilan sampel yakni
dengan teknik consequtive sampling. Consequtive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan cara memasukkan pasien yang memenuhi kriteria
sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil data awal
nama-nama dan alamat batita diwilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur
Kota Bengkulu, selanjutnya peneliti mendatangi kerumah-rumah responden.
Responden diseleksi dengan melakukan wawancara terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah responden memenuhi kriteria penelitian. Responden
akan ditanya terlebih dahulu apakah responden mengalami ruam popok dan
dengan apa cara mengatasinya selanjutnya jenis apakah obat yang
digunakan ibu responden dalam mengatasi ruam popok, Pada tahap
selanjutnya, jika ibu responden tidak bersedia diberikan pengobatan minyak
zaitun extra virgin olive oil merek Rafael salgado maka tidak dapat
dijadikan sebagai responden. Untuk responden yang memenuhi kriteria
penelitian yaitu bersedia diberikan pengobatan dengan minyak zaitun secara
teratur, akan diminta persetujuan dengan melakukan inform consent menjadi
responden dan akan dilakukan pemeriksaan derajat ruam popok. Kemudian,
dilakukan pertama penggolesan minyak zaitun diarea yang terkena ruam
popok setelah itu peneliti menjelaskan kepada ibu responden untuk
melanjutkan penggolesan minyak zaitun extra virgin olive oil merek Rafael
salgado secara rutin pagi dan sore hari sesudah mandi. Kemudian, ibu
responden diberikan SOP sebagai acuan untuk melanjutkan pemberian
minyak zaitu extra virgin olive oil merek Rafael salgado secara teratur pagi
dan sore hari sesudah mandi. Selanjutnya, peneliti akan mendatangi
kerumah responden pada hari ketiga untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok
47

Apabila responden tidak memenuhi prosedur tindakan sampai selesai


maka responden tidak dapat memenuhi kriteria penelitian dan akan langsung
di ganti dengan responden lainnya. Pada hari ketiga setelah melakukan
pengolesan minyak zaitun extra virgin olive oil merek Rafael salgado. Hasil
pemeriksaan sebelum dan setelah diberikan minyak zaitun di masukan
dalam lembar observasi untuk dilakukan analisa data.
Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji wilcoxon signed ranks test pada 5% one tail.
2. Hasil penelitian
a. Analisa univariat
Analisa univariat pada penelitian ini untuk melihat nilai mean,
median, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal serta 95% CI for mean
sebelum dan sesudah dilakuakn intervensi (penggolesan minyak zaitun).
1) Karakteristik ibu dalam merawat ruam popok
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 orang. Karakteristik
responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
responden yang akan diteliti, yaitu meliputi usia , jenis kelamin cara ibu
merawat ruam popok. Berikut ini adalah penjelasan karakteristik
responden berdasarkan usia ,jenis kelamin dan cara ibu dalam merawat
ruam popok dengan tabel dibawah ini :
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan cara ibu
dalam merawat ruam popok di wilayah kerja
puskesmas lingkar timur kota bengkulu
tahun 2019

Karakteristik Frequency Percent


1. Usia
N
30 100%
Mean
6,73
Median
6,00
SD
46,22
48

Min-Maks 1- 1,8
2. Jenis kelamin
17 56.7%
Laki-laki
Perempuan 13 43.3%

Total 30 100%
3. Cara ibu dalam merawat
ruam popok
18 60.0%
Bedak
Tampa pengobatan 5 16.7%
Obat medis 4 13.3%
Baby lotion
3 10.0%

Total 30 100%

Tabel 5.1 Dari hasil table diatas didapatkan rerata usia responden 7 bulan
dan kebayakan responden dengan jenis kelamin laki-laki sedangkan cara
ibu dalam merawat ruam popok masih bayak menggunakan bedak dalam
menggatasi ruam popok pada batita

Tabel 5.2
Distribusi rerata derajat ruam popok sebelum dan sesudah dilakukan
Pemberian minyak zaitun diwilayah kerja Pusekesmas Lingkar Timur
Kota bengkulu tahun 2019

Derajat N Mean Median SD Min-maks 95% CI for Mean


ruam
popok

Sebelum 30 1.750 1.750 0.2543 1.5-2.0 1.655-1.845


intervensi
Setelah 30 1.250 1.250 0.2543 1.0-1.5 1.155-1.345
intervensi
49

Table 5.2 Menujukan bahwa rerata derajat ruam popok sebelum


dilakukan pemberian minyak zaitun adalah 1.750 dengan standar deviasi
0.2543. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini
rerata derajat ruam popok sebelum dillakukan pemberian minyak zaitun
extra virgin olive oil merek Rafael salgado adalah antara 1.655-1.845 percent.

Selanjutnya didapatkan bahwa rerata derajat ruam popok setelah


dilakukan pemberian minyak zaitun adalah 1.250 dan standar deviasi 0.2543.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rerata
derajat ruam popok setelah dillakukan pemberian minyak zaitun extra virgin
olive oil merek Rafael salgado adalah antara 1.155-1.345 percent.

b. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
minyak zaitun terhadap ruam popok pada batita. Sebelum analisis bivariat
dilakukan peneliti melakukan uji normalitas data dan hasil analisis
menunjukan data tidak berdistribusi normal dengan nilai p value ≤ 0.05
sehingga untuk analisis berikutnya digunakan uji statistic non parametric
yaitu uji wilcoxon pada α 5%. Untuk melihat kemaknaan, apabila p value ≤
0.05 maka ada pengaruh pemberian minyak zaitun extra virgin olive oil
merek Rafael salgado terhadap ruam popok pada batita.

Tabel 5.3
Perbedaan rerata ruam popok sebelum dilakukan pemberian minyak
zaitun dan setelah dilakukan pemberian minyak zaitun
diwilayah kerja puskesmas Lingkar Timur
Kota bengkulu tahun 2019

Variabel N Mean P value

Pre-post 30 0.5 P value 0.000

Table 5.3 didapatkan bahwa perbedaan derajar ruam popok


sebelum dan setelah dilakukan pemberian minyak zaitun yaitu 0.5 . Hasil
50

uji statistic menunjukan p value = 0.000 < 0.05, artinya ada perbedaan
signifikan rerata derajat ruam popok pada pasien ruam popok pada batita
sebelum dan setelah dilakukan pemberian minyak zaitun. Sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok
pada batita.
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada pembahasan akan diuraikan tentang makna hasil penelitian


serta membandingkannya dengan teori dan penelitian terkait, serta
mendiskusikan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab hasil. Sesuai
dengan tujuan khusus penelitian ini, maka pembahasan hasil penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap
ruam popok pada batita.

A. Karakteristik responden dan cara ibu dalam merawat ruam popok


Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden yang mengalami
ruam popok di wilayah kerja puskesmas lingkar timur memiliki rentang usia
0-3 tahun, dengan rerata usia responden 6,73 bulan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Dwi cahyati (2015), yang menyatakan bahwa usia penderita
ruam popok berada diusiah 0-3 Tahun dengan rerata 6,73 bulan. Hal ini
disebabkan karena bayi memiliki permasalahan yang luas dan kompleks,
terutama masalah kulit. Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka.
Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis ini menyebabkan bayi lebih
rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Ruam popok dikenal juga dengan
karena gangguan kulit ini timbul di daerah yang tertutup popok, yaitu pada
area alat kelamin, bokong, dan pangkal paha bagian dalam. Ruam popok
memiliki tanda-tanda seperti kulit di sekitar daerah tersebut meradang,
berwarna kemerahan, dan kadang lecet yang membuat bayi menjadi rewel
dan tidak nyaman (Rukiah, 2010).
Gangguan tersebut sering terjadi akibat kurang terjaganya kebersihan
bayi dan lingkungannya atau rendahnya pengetahuan orang tua mengenai
ruam popok. Anak dari orang tua dengan tingkat pengetahuan sosial
ekonomi yang rendah maupun yang tinggi dapat mengalami gangguan ruam
popok ini, apabila orang tuanya tidak mengetahui terjadinya ruam popok
pada anaknya (Nursalam, 2005).

51
52

Cara ibu dalam merawat ruam popok masih sangat kurang sehingga
banyaknya kejadian ruam popok disebabkan karena orang tua terutama ibu
masih belum mengetahui bagaimana pencegahan terjadinya ruam popok
tersebut diantaranya kebersihan lingkungan diantaranya orang tua kurang
menjaga kebersihan, pemakaian diapers yang kurang tepat. Pengetahuan
pemakaian popok pada bayi di Indonesia masih rendah. Padahal kesalahan
pada pemakaian popok menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak buruk
pada pemakaian popok yang salah selain menggangu perkembangan
pertumbuhan bayi (Maryani dan Nurhayati, 2009).
B. Derajat ruam popok sebelum dan setelah diberikan minyak zaitun
diwilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu.
Hasil penelitian menunjukkan rerata derajat ruam popok sebelum
dilakukan pengolesan minyak zaitun extra virgin olive oil merek Rafael
salgado dengan rerata derajat 1.750 ( ringan-sedang). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua sampel mengalami ruam popok mulai dari
derajat ringan, sedang sampai berat. Bayi memiliki permasalahan yang luas
dan kompleks, terutama masalah kulit. Semua bayi memiliki kulit yang
sangat peka. Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis ini
menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Ruam
popok dikenal juga dengan sebutan diaper rash karena gangguan kulit ini
timbul di daerah yang tertutup popok, yaitu pada area alat kelamin, bokong,
dan pangkal paha bagian dalam. Ruam popok memiliki tanda-tanda seperti
kulit di sekitar daerah tersebut meradang, berwarna kemerahan, dan kadang
lecet yang membuat bayi menjadi rewel dan tidak nyaman (Rukiah, 2010).
Ruam popok kerap dijumpai pada bayi atau anak di bawah usia 2 tahun
dengan angka kejadian yang lebih tinggi antara 9-24 bulan yaitu sebanyak
7-35% (Putra, 2012).

Berdasarkan hal di atas kemungkinan yang terjadi yaitu usia


berpengaruh terhadap kejadian ruam popok dikarenakan intensitas
penggunaan popok yang masih sering pada batita. Selain itu, kurangnya
kesadaran ibu mengenai pentingnya kebersihan kulit pada anak terutama
53

daerah perianal juga memengaruhi masih adanya penyakit yang melanda


batita ini. Kesadaran ibu yang rendah juga dipengaruhi oleh minimnya
sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang penyebab ruam popok serta cara
mencegahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mengalami derajat ringan setelah pemberian minyak zaitun.
Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi, yang
ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah pada kulit. Kulit bayi yang
masih sensitif disebabkan karena fungsi-fungsinya yang masih terus
berkembang terutama pada lapisan epidermis atau lapisan terluar kulit
(Andi, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti beropini bahwa minyak


zaitun mampu mengurangi derajat ruam popok karena terdapat antiseptik
yang terkandung didalamnya serta dengan memerhatikan cara penggunaan
dan takaran yang tepat. Dari hasil penelitian, terdapat responden yang
mengalami stagnasi ruam popok berderajat berat dikarenakan lalainya ibu
responden untuk memberikan minyak zaitun sehabis mandi.

Hasil penelitian menunjukan rerata derajat ruam popok sesudah


dilakukan intervensi pemberian minyak zaitun dengan rerata 1.0 (derajat
ringan) . Sejalan dengan penelitian Dwi cahyati (2015) menunjukan bahwa
rerata derajat ruam popok sesudah dilakaukan intervensi pemberian minyak
zaitun dengan rerata adalah 1,5 ( derajat ringan). Sejalan dengan penelitian
Nurlaelatun, et al (2015) menjelaskan bahwa rerata derajat ruam popok
sesudah dilakukan pemberian Nigella Sativa Oil adalah 1,5. di klinik rawat
inap medika juwangi. Derajat ruam popok di desa tebaloan – gresik yaitu 1
sesudah dilakukan intervensi pemberian minyak zaitun. Sejalan dengan
penelitian Nurlaelatun, et al , (2015) menjelaskan bahwa rerata derajat ruam
popok sesudah dilakukan pemberian Nigella Sativa Oil adalah 1,5. di klinik
rawat inap medika juwangi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nagili (2013) tentang


“Pengaruh pemberian virgin coconut oil (VCO) terhadap ruam popok
54

menunjukkan hasil ruam popok dengan menujukan nilai ( p value= 0,002).


Berdasarkan penelitian Warsito (2012) tentang efektifitas nigella sativa oil
(minyak jintan hitam) untuk mencegah terjadinya ruam popok. Hasil
penelitian menunjukkan nilai p-value = 0,000 (p value<0,05). Hasil penelitian
sejalan dengan pendapat Budiono (2013). Yang menujukan adanya pengaruh
pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada batita dengan nilai
(pvalue=0.001). Maka pemberian minyak zaitun efektif menurukan derajar
ruam popok pada batita.

Hasil penelitian Umayanah (2015) menjelaskan bawah perbedaan


penyembuhan luka dikubitus setelah diberikan olive oi dan virgin coconutoil
berbanding diatas didapatkan 1 kejaian dekuitus pada penggunaan virgin
coconutoil dan tidak didapatkan kejadian dekuitus pada penggunaan olive oil.
karena nilai probabilitas lebih besar dari alpha 5% ( P value = 0,775) maka
hipotesis null di terima yang artinya tidak ada perbedaan kejadian dekubitus
antara kelompok Olive Oil dan Virgin Coconut oil. Hasil penelitian

Hasil penelitian ini sejalan dengan banyak penelitian dibidang yang


berbeda seperti (kolestrol, hipertensi, luka bakar, luka dikubitus) telah
memastikan bahwa minyak zaitun efektik dalam menurunkan kolestrol,
hipertensi, luka dikubitus, lika bakar dan ruam popok. Arimina Hartati
Pontoh (2013) meneliti, mereka melakukan penyelidikan terhadap derajat
ruam popok. Mereka melaporkan bahwa pemberian minyak zaitun dengan
merak herbonis efektif dalam menurunkan ruam popok pada batita.

Penurunan derajat ruam popok biasanya dapat dilakukan dengan tiga


cara ( mengganti popok 3 x sehari, menjaga kebersihan disekitar alat
kelamin bayi, tidak mengunakan bedak disekitar kelamin bayi,). Selain dari
tiga cara tersebut Nigella Sativa Oil juga dapat membantu dalam
menurunkan derajar ruam popok pada batita.
55

C. Pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada batita


diwilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur kota Bengkulu
Hasil penelitian didapatkan rerata perbedaan derajat ruam popok
sebelum dan setelah dilakukan pemberian minyak zaitun yaitu terjadi
penurunan sebesar 0.5. Hasi uji statistik menunjukan nilai p value 0.001 <
0.05, artinya ada perbedaan signifikan rerata derajat ruam popok sebelum dan
sesudah diberikan diberikan minyak zaitun sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada
batita .

Berdasarkan penelitian Arimina Hartati Pontoh (2015) menjelaskan


bahwa minyak zaitun mampu mengurangi derajat ruam popok karena terdapat
antiseptik yang terkandung didalamnya serta dengan memerhatikan cara
penggunaan dan takaran yang tepat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nagili (2013) tentang


“Pengaruh pemberian virgin coconut oil (VCO) terhadap ruam popok
menunjukkan hasil ruam popok dengan menujukan nilai ( p value= 0,002)

Berdasarkan penelitian Warsito (2012) tentang efektifitas nigella


sativa oil (minyak jintan hitam) untuk mencegah terjadinya ruam popok.
Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value = 0,000 (p valu <0,05).

Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Budiono (2013). Yang


menujukan adanya pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok
pada batita dengan nilai (p value=0.001). Maka pemberian minyak zaitun
efektif menurukan derajar ruam popok pada batita.

Kelemahan penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan penelitian antara
lain sebagai berikut :
1. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan
menggunakan desain one group test, dimana intervensi penelitian
diberikan kepada suatu kelompok intervensi tanpa kelompok
56

pembanding sehingga tidak diketahui apakah penurunan derajat ruam


popok benar-benar disebabkan oleh pemberian minyak atau disebabkan
oleh factor lain. Seharusnya menggunakan desain pre test-post test with
control group, sehingga dapat membandingkan hasil penelitian dan yang
diberi pengobatan lainnya.
2. Jumlah sampel 30 orang membuat distribusi data tidak normal sehingga
menggunakan uji non parametric dan tidak dapat dilakukan generalisasi
dari sampel ke populasi
3. Tidak dilakukan pengontrolan terhadap obat-obatan yang digunakan
serta makanan yang dikonsumsi sehingga tidak dapat diketahui
pengaruh pemberian minyak zaitun secara mutlak terhadap ruam popok .
57

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pemberian
minyak zaitun terhadap ruam popok pada bayi usia 0-3 tahun diwilayah
kerja puskesmas lingkar timur kota bengkulu tahun 2019, maka dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis penelitian yang didapatkan bahwa karakteristik usia ,
jenis kelamin dan cara ibu dalam merawat ruam popok, usia responden
dengan rerata 6,73 bulan dan kebayakan responden dengan jenis
kelamin laki-laki sedangkan perawatan yang dilakukan ibu dalam
menggatasi ruam popok itu masih bayak menggunakan bedak .
2. Rerata derajat ruam popok sebelum dilakukan pemberian minyak
zaitun diwilayah kerja puskesmas lingkar timur kota Bengkulu yaitu
berada pada derajat 1.750 ( derajat sedang).
3. Rerata derajat ruam popok setelah dilakukan pemberian minyak zaitun
diwilayah kerja puskesmas lingkar timur kota Bengkulu adalah berada
pada 1.250 ( derajat ringan).
4. Terdapat perbedaan derajat ruam popok diwilayah kerja puskesmas
lingkar timur kota Bengkulu sebelum dan setelah dilakukan pemberian
minyak zaitun ( p value = 0.000).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti ingin memberikan
saran kepada beberapa pihak terkait antara lain kepada :
1. Bagi instansi puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu
Diharapkan pada petugas puskesmas untuk dapat melakukan
mengsosialisasikan minyak zaitun terhadap ruam popok pada batita
sebagai pendamping dari terapi medik yang diberikan.

57
58

2. Bagi institusi pendidikan


Diharapkan dapat diaplikasikan dalam mata kuliah Keperawatan Anak
dalam intervensi asuhan keperawatan pada anak yang mengalami ruam
popok tentang pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada
batita usia 0-3 tahun. Diharapkan hasil penelitian dapat diterapkan
pada pengabdian masyarakat oleh dosen pendidik dan mahasiswa
3. Bagi masyarakat diwilayah puskesmas lingkar timur terutama ibu-ibu
yang mempunyai bayi
Diharapkan dapat menggunakan minyak zaitun extra virgin olive oil
sebagai obat dalam mengantasi ruam popok pada batita yang
mengalami ruam popok dan dapat digunakan dalam kebutuhan
kesehatan yang lainya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Mengembangkan penelitian dengan meneliti tentang terapi yang lain
yang dapat digunakan untuk menurunkan derajat ruam popok pada
pasien ruam popok derajat ringan-berat sehingga dapat memperkaya
hasil penelitian pada jenis terapi Nonfarmakologi untuk penanganan
ruam popok pada batita usia 0-3 tahun. Diharapkan peneliti selanjutnya
melakukan penelitian dengan desain pretest-postest with control group
dan melakukan penggontrolan terhadap variabel lain yang dapat
mempengaruhi kenaikan derajat ruam popok pada pasien ruam popok
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, M (2012) .10 Tanaman Obat Paling Berkhasiat dan Paling Dicari.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Association Of Women Health, Obstetric , and Neonatal Nurses (AWHONN).


(2013). Neonatal skin care evidence-based clinical practice guideline (3
rded). Washington, DC:Author.

Astawan. (2015) . Fakta dan Manfaat Minyak Zaitun. Jakarta: PT Kompas Media

Amri.2010. Pengetahuan Ibu Tentang Ruam Pokok Pada Bayi Di Ruangan Kamar
Rsud Arifin

Budiarja, SA. 2009. Perawatan Kulit Pada Bayi Dan Balita.Jakarta : FKUI Press

Adam, R, (2008). Skin care of the diaper area. Pediatric Dermatologi, 25 (4),427-
433.Doi :10.1111/j.1525-1470. 2008. 00725, x Depkes RI ,1993. Asuhan
kesehatan anak dalam konteks keluarga, Jakarta : PUSDIKNAKES Dep.
Kes. RI

Beodiardja, S.A., (2008) . Etiopatogenesis Beberapa Dermatitis pada Bayi dan


Anak. Dalam : Prevention of diaper rash in infant-A literatul review.
Pediatrik Dermatology, 31(4), 413-429 doi:1111/pde.12348

Budiono. (2010). Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap


Penyakit Ruam Popok. http://cellyimoetya.com/2013/02/pe ngaruh-
pemberian-vco-virgincoconut.html. diperoleh 2019

Diena, ( 2009) . “Popok Modern bisa Sebabkan Mandul. Diakses pada tanggal 10
Juli 2015. http//Dienaanakbunda.net/new

Drage LA, Bundrick JB, Litin SC (2012) . Clinical pearls in dermatology. Mayo
Clin Proc. 2012;87(7):695-699
Humphrey S, Bergman JN, Au S. Practical management strategies for diaper
dermatitis. Skin Therapy Lett. 2006;11(7):1
Hammad, S. (2010). 70 Resep Sehat dengan Minyak Zaitun. Jakarta : Aqwam
Medika

Januarti, I. (2014). Pemakaian disposable diapers dengan terjadinya diaper rush.


Jurnalrepository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUBKEP/article/downl
oad/534/446. Diakses pada tanggal 20 November 2018.

Kumala Sari, L.U.R. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan


Manfaat dan Keamanannya. Vol. III, No.I, 0107.

Maryunani, A. ( 2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta: Trans


Info Media Ahmad Pekan Baru Tahun 2010.

Magdalena, M. (2013) Apakah Minyak Zaitun Itu. http: //www.


deherba.com/apakahminyak-zaitun-itu.html (Diakses pada tanggal 20
November 2018.

Maharani, A. (2015). Penyakit Kulit, Perawatan, Pencegahan, Pengobatan.


Yogyakarta : Pustaka Baru Press, Edisi 1

Marty, N (2014) . Klasifikasi diaper rash pada batita berdasarkan derajar diaper
rash.Yogykarta : Pustaka baru, Edisi 2

Muryani dan Nurhayati. 2009.Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyakit Pada


Neonatus. Jakarta: Trans Info Media.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipto

Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawatan dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medikal.

Nursalam. (2010). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawatan dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medikal.

Paller AS, Mancini AJ,( 2011). Miscellaneous cutaneous disirders : Diaper rash
Hurwitz Clinical Pediatric Dermatologi, 4th Edition. London, Elsevier.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &
Praktek.Edisi 4. Vol 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih,et al . Jakarta: EGC.

Pontoh, A. H. (2013). Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun ( olive oil ) terhadap


ruam popok ( diaper rash ) di desa tebaloan - gresik, (110), 32.

Rukiyah, A.Y, Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta :
CV. Trans Info Medika

Ramba, HL . 2015. Kejadian Iritasi Kulit (Ruam Popok) Pada Bayi Usia 0- 12
Bulan. Journal of Pediatric Nursing Vol. 1(2) STIKES Nani Hasanuddin
Makassar.

,. ,. (2016) . Kejadian Iritasi Kulit (Ruam Popok) Pada Bayi


Usia 0-12 Bulan. Journal of Pediatric Nursing Vol. 1(2) STIKES Nani
Hasanuddin Makassar

Rahmat, H. (2011) . Faktor-Faktor YangMempengaruhi Diaper Rush Pada Bayi 0-


12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bantaeng Kecamatan Bontotiro
Akper Bulukumba : Bulukumba.

Sandi, C,( 2012). Kegunaan Minyak Zaitun Dalam Perawatan Kulit, diakses 20
November 2018, <caksandi.com/kegunaan-minyakzaitun-dalamperawatan-
kulit/>.

Sudilarsih, F. 2010. Optimal mengurus segala kebutuhan dan masalah bayi sehari-
hari anda. Garailmu: Jogjakarta.

Sharhanis, A., Turn, CJ. Laughry , EM, Hartin, K, Hayes, MK. (2011).
Sustainability Assesments : Seven Generation Diapers versus Diapers.
Sustainability Science. The University of Vermont. 1-31.

Utam, WK,. (2013). Minyak Zaitun Untuk Kulit Sensitif.


http://female.kompas.com/read/2013/0 5/31/15562764/ Khasiat minyak
zaitun untuk kulit sensitive (Diunduh tanggasl 20 November 2018 )

Yayasan BSP,. ( 2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Tridasa Printer.

Yolanda, O & Utomo, W. (2013). Efektifitas minyak zaitun terhadap plessure


ulcers dengan tirah baring. Jurnal universitas riau.

Terry, K & Susan, C. (2016) Buku ajar keperawatan pediatri (edisi 2) vol.4.
Jakarta: EGC.
Zaviera, F.(2015). Mengenali & memahami tumbuh kembang anak cetakan ke II.
Jogjakarta:Kata Hati
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Menyatakan bersedia menjadi responen pada penelitian yang akan


dilakukan oleh Reka Septi Lara dengan judul penelitian “Pengaruh Pemberian
minyak zaitun terhadap ruam popok pada batita di Wilayah Puskesmas
Lingakar Timur Tahun 2019”
Saya akan memberikan jawaban yang benar dan jujur tanpa ada unsur paksaan
dari pihak manapun dan tidak akan melakukan tuntutan apapun dikemudian hari
yang berkenaan dengan penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, Januari 2019

( )
INFORMED CONSENT DAN PENJELASAAN PENELITIAN

Dengan hormat, anda diminta berpartisipasi dalam penelitian ini dengan


tujuan penelitian untuk Pemberian Minyak ZaitunTerhadap Ruam Popok
Pada Batita Di Wilayah Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu. Peneliti
akan memberikan lembar persetujuan ini dan menjelaskan bahwa keterlibatan
anda dalam penelitian ini atas dasar sukarela.
Nama saya adalah Reka Sepati Lara Mahasiswa Jurusan Keperawatan di
Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang beralamat Di Jalan Indra Giri Padang
Harapan Bengkulu. Saya dapat di hubungi melalui nomor Hp 082279792506
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan tugas akhir skripsi.
Penelitian ini melibatkan seluruh Ibu yang mempunyai batita yang
mempunyai masalah Ruam Popok pada bayi di Puskesmas Lingkar Timur.
Keputusan anda untuk ikut ataupun tidak dalam penelitian ini, tidak
berpengaruh pada fasilitas pelayanan kesehatan anda. Apabila anda
memutuskan untuk ikut serta, anda juga bebas untuk mengundurkan diri dari
penelitian. Sekitar 30 bayi dalam satu kelompok intervensi yang akan terlibat
dalam penelitian ini.
Tindakan yang akan dilakukan yaitu berupa pengukuran derajat Ruam
Popok sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, Selanjtnya wawancara yang
diberikan berisi pertanyaan tentang karakteristik responden meliputi ,usia bayi,
jenis kelamin,dan cara ibu dalam merawat ruam popok kemudian peneliti akan
melakukan pengukuran derajat Ruam popok pada batita.
Peneliti akan menjaga kerahasian anda dalam penelitian ini. Nama anda
tidak akan dicatat dimanapun. Selain itu Keterlibatan anda dalam penelitian ini,
sejauh yang saya ketahui, tidak akan menyebabkan resiko yang besar.
Keterlibatan dalam penelitian ini dapat memberikan keuntungan langsung pada
anda,, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengobati Ruam Popok pada
bayi Apabila setelah terlibat dalam penelitian ini, anda masih punya pertanyaan,
anda dapat menghubungi saya pada nomor telepon diatas.
Bengkulu, Januari 2019
Responden

( Nama jelas )
Lampiran 3

Kuesioner cara ibu dalam merawat ruam popok

1. Bagaimana cara ibu dalam merawat ruam popok pada batita ?


a. Dengan obat medis
b. Dengan bedak tabur
c. Tampa pengobatan
d. Dengan obat tradisional
Lampiran 4
SOP RUAM POPOK

NO FASE CARA KERJA/CARA PEMBERIAN

A. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Alas perlak


2. Handscoond
3. Olive oil
4. Kapas kering
5. Selimut

6. FASE ORIENTASI 1. Mengucapkan salam


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
dan keluarga

7. FASE KERJA 1. Mencuci tangan dengan air


bersih
2. Menjelaskan tujuan tindakan
yang akan dilakukan
3. Memakai sarung tangan
4. Memasang pengalas dibawah
rektal pasien
5. Melepasken pakaian pasien
6. Memasang selimut pasien
7. Bersikan bagian daerah yang
akan dioleskan minyak zaitun
menggunakan waslap atau
dengan tangan yang bersih
8. Mengoleskan 2-3 tetes minzak
zaitun ditelapak tangan
9. Mengoleskan minzak zaitun
di bokong pasien
10. Menjelaskan kepada ibu cara
pengolesan minyak zaitun
11. Memberitahu ibu agar
melenjutkan pengolesan
minyak zaitun pada bokong
pasien sebayak 2-3 tetes
minyak zaitun pada pagi dan
sore sesuai yang telah
diajarkan
12. Merapikan kembali alat-alat
13. Melepas sarung tangan
14. Memasang pakaian pasien
15. Mengobservasi kenyamanan
pasien
16. Mencuci tangan

8. FASE TERMIN 1. Melakukan evaluasi


2. Menyampaykan rencana
tindak lanjut
3. Berpamitan
4. Menggucapkan salam

Sumber : Ngastiyah (2008)


Master Tabel

Nilai Nilai
Karakteristik ibu dalam merawat pre post
Nama Usia Jk ruam popok test test
bayi.fmp .2 L Bedak 2.0 1.5
bayi.ada .6 P Bedak 1.5 1.0
bayi.mg 1.5 L Bedak 2.0 1.5
bayi.nam .1 P tanpa pengobatan 1.5 1.0
bayi.a .7 L Bedak 2.0 1.5
bayi.er .8 P Bedak 2.0 1.5
bayi.ls .3 P tanpa pengobatan 1.5 1.0
bayi.raf 1.5 L obat medis 2.0 1.5
bayi.av .5 P baby lotion 2.0 1.5
bayi.rj .1 L Bedak 1.5 1.0
bayi.as .3 L Bedak 2.0 1.5
bayi.ma .2 L tanpa pengobatan 2.0 1.5
bayi.ba .4 P obat medis 2.0 1.5
bayi.rl .7 L Bedak 1.5 1.0
bayi.ah .2 L Bedak 2.0 1.5
bayi.v .2 P Bedak 1.5 1.0
bayi.ja .7 L tanpa pengobatan 2.0 1.5
bayi.ta .4 P obat medis 2.0 1.5
bayi.asu .2 P baby lotion 2.0 1.5
bayi.mr .8 L Bedak 1.5 1.0
bayi.s .7 L Bedak 1.5 1.0
bayi.az .4 L Bedak 2.0 1.5
bayi.mr 1.0 L Bedak 1.5 1.0
bayi.eda 1.0 L tanpa pengobatan 1.5 1.0
bayi.en .2 P obat medis 1.5 1.0
bayi.i 1.0 P baby lotion 2.0 1.5
bayi.t 1.2 P Bedak 1.5 1.0
bayi.ca .6 L Bedak 1.5 1.0
bayi.y 1.3 L Bedak 1.5 1.0
bayi.g 1.8 P Bedak 1.5 1.0
Hasil Penelitian

Frequencies
Statistics
Jenis_kelami Cara_perawat
n an_ibu
N Valid 30 30
Missing 0 0

Frequency Table
Jenis_kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid L 17 56.7 56.7 56.7
P 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

Statistics
Usia_dalam_bulan
N Valid 30
Missing 1
Mean .673
Std. Error of Mean .0879
Median .600
Mode .2
Std. Deviation .4813
Variance .232
Skewness .732
Std. Error of Skewness .427
Range 1.7
Minimum .1
Maximum 1.8
Sum 20.2

Usia_dalam_bulan
Usia_dalam_bulan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .1 2 6.5 6.7 6.7
.2 6 19.4 20.0 26.7
.3 2 6.5 6.7 33.3
.4 3 9.7 10.0 43.3
.5 1 3.2 3.3 46.7
.6 2 6.5 6.7 53.3
.7 4 12.9 13.3 66.7
.8 2 6.5 6.7 73.3
1.2 4 12.9 13.3 86.7
1.3 1 3.2 3.3 90.0
1.5 2 6.5 6.7 96.7
1.8 1 3.2 3.3 100.0
Total 30 96.8 100.0
Missing System 1 3.2
Total 31 100.0

Frequencies
Statistics
Cara_perawatan_ibu
N Valid 30
Missing 0

Cara_perawatan_ibu
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid bedak 18 60.0 60.0 60.0
tanpa 5 16.7 16.7 76.7
pengobatan
obat medis 4 13.3 13.3 90.0
baby lotion 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre_test_pengukur 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
an
Post_test_penguku 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
ran

Descriptives
Bootstrapa
95%
Confidence
Std. Std. Interval
Stati Erro Erro Low Uppe
stic r Bias r er r
Pre_test_p Mean 1.75 .046 - .046 1.66 1.85
engukuran 0 4 .001 7 0
95% Lower 1.65
Confidence Bound 5
Interval for Upper 1.84
Mean Bound 5
5% Trimmed Mean 1.75 - .051 1.65 1.86
0 .001 7 1
Median 1.75 - .231 1.50 2.00
0 .006 0 0
Variance .065 - .003 .054 .065
.002
Std. Deviation .254 - .006 .233 .254
3 .004 0 0 3
4
Minimum 1.5
Maximum 2.0
Range .5
Interquartile Range .5 .0 .0 .5 .5
Skewness .000 .427 .005 .406 -.915 .745
Kurtosis - .833 .176 .260 - -
2.14 2.14 1.24
8 8 2
Post_test_p Mean 1.25 .046 - .046 1.16 1.35
engukuran 0 4 .001 7 0
95% Lower 1.15
Confidence Bound 5
Interval for Upper 1.34
Mean Bound 5
5% Trimmed Mean 1.25 - .051 1.15 1.36
0 .001 7 1
Median 1.25 - .231 1.00 1.50
0 .006 0 0
Variance .065 - .003 .054 .065
.002
Std. Deviation .254 - .006 .233 .254
3 .004 0 0 3
4
Minimum 1.0
Maximum 1.5
Range .5
Interquartile Range
.5 .0 .0 .5 .5
Skewness .000 .427 .005 .406 -.915 .745
Kurtosis - .833 .176 .260 - -
2.14 2.14 1.24
8 8 2
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000
bootstrap samples

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Statisti
c df Sig. c df Sig.
Pre_test_penguku .337 30 .000 .638 30 .000
ran
Post_test_penguk .337 30 .000 .638 30 .000
uran
a. Lilliefors Significance Correction

NPar Tests
Descriptive Statistics
Std. Minimu Maximu
N Mean Deviation m m
Pre_test_pengukur 30 1.750 .2543 1.5 2.0
an
Post_test_penguku 30 1.250 .2543 1.0 1.5
ran

UJI Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
Post_test_pengukur Negative 30a 15.50 465.00
an - Ranks
Pre_test_pengukura Positive 0b .00 .00
n Ranks
Ties 0c
Total 30
a. Post_test_pengukuran < Pre_test_pengukuran
b. Post_test_pengukuran > Pre_test_pengukuran
c. Post_test_pengukuran = Pre_test_pengukuran

Test Statisticsa
Post_test_pen
gukuran -
Pre_test_pen
gukuran
Z -5.477b
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Gambar Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai