STUDI KASUS
Oleh
HARISA SEPTIANA
NPM: 1710070130018
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
NO Pendidikan Tahun
1. TK Sadar Bhakti Koto Panjang 2004 - 2005
2. SD Negeri 06 Talamau 2005 - 2011
3. MTs. Swasta Talamau 2011 - 2014
4. SMA Negeri 1 Talamau 2014 - 2017
5. Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Vokasi 2017 - 2020
Universitas Baiturrahmah
MOTTO
“Apabila suatu urusan atau pekerjaan dikerahkan kepada bukan ahlinya maka
tunggulah kerusakan”.
(Hadist Bukhari)
“Pandanglah hari ini, kemarin adalah mimpi dan esok hari hanyalah sebuah
visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata. Menjadikan kemarin sebagai mimpi
bahagia dan setiap hari esok sebagai visi harapan”.
(Alexander Pope)
“Ambilah kebaikan dari apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang
mengatakannya”.
“ Pengalaman adalah apa yang kita dapatkan ketika kita tidak mendapatkan
apa yang kita inginkan”.
(Enio Carvalho)
LEMBAR PERSEMBAHAN
Keluarga Tercinta
Untuk kakak “ Harise Okti Rosa” dan adik “Oshia Atasih dan
Muhammad Al-Hakimi”, keponakan saya “Ahsan Maulana Akbar”
serta sepupu saya “ Astati Muheni” yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan tuga akhir ini, terima kasih atas semua dukungannya
yang telah membantu saya memberikan semangat serta doa yang pada
akhirnya saya dapat menyelesaikan karya yang sederhana ini.
My Best Friends
Buat sahabatku Fitra Agus Novima, Ziana, Wulan Vanesha,
Rosilya Busman, Sutinah, Aditya Teddy Arya dan teman- teman
Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan angkatan 2017 yang
selalu mendoakan memberi saran selama Karya Tulis Ilmiah ini
berjalan. Terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, dan
semangat yang kalian berikan selama ini. Semoga keakraban
diantara kita tetap selalu terjaga
HARISA SEPTIANA
ABSTRAK
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Studi Kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Partus Prematurus Imminens dan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima
2. Hendri Devita Amd.Keb, SKM, M.Biomed selaku Ketua Program Studi D III
3. Nirmala Sari, S.ST, M.Keb selaku dosen pembimbing studi kasus yang telah
4. Bapak/Ibu selaku staf RST dr. Reksodiwiryo Padang yang telah memberikan
5. Dosen beserta staf Program Studi D III Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah Padang.
6. Kedua orang tua beserta keluarga tersayang yang telah memberikan dorongan
8. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Studi kasus ini masih jauh
miliki. Untuk itu dengan hati terbuka peneliti menerima saran dan kritikan yang
yang datang.
Akhirnya, pada Allah SWT peneliti berserah diri dan berharap semoga
Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapat ridha dari Allah
SWT. Amin.
Peneliti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv
DATAR TABEL.....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Pelaksanaan................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Organization (WHO) 15 juta bayi lahir prematur setiap tahun. Sekitar 1 juta anak
kelahiran prematur meliputi kehamilan ganda, infeksi, dan kondisi kronis seperti
diabetes dan tekanan darah tinggi. Namun, seringkali tidak ada penyebab yang
kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan yang disebabkan sosial
Menurut laporan Born too Soon milik The Global Action Report on Preterm
Birth dari PBB, Indonesia menduduk peringkat kelima dunia untuk negara dengan
jumlah bayi prematur terbanyak di dunia hingga mencapai 675.700 bayi per tahun.
Komplikasi yang terjadi akibat kelahiran premature juga menyebabkan 27.800 anak
neonatal tertinggi disebabkan oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat 28, 3%,
akibat gangguan respiratori dan kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature 19%,
kelahiran kongenital 14, 8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7.3% dan
(PPI) di kota padang yaitu 11%. Partus Prematurus Imminens atau ancaman
2015).
sosial ekonomi rendah, kurang gizi, anemia, perokok berat dengan lebih dari 10
batang/hari, umur kehamilan terlalu muda kurang dari atau terlalu tua di atas 35
tahun, penyakit ibu yang menyertai kehamilan, penyulit kebidanan, komplikasi dari
Pemicu obstetri yang mengarah pada PPI antara lain: persalinan atas
indikasi ibu ataupun janin, baik dengan pemberian induksi ataupun seksio sesarea;
PPI spontan dengan selaput amnion utuh; dan PPI dengan ketuban pecah dini,
terlepas apakah akhirnya dilahirkan pervaginam atau melalui seksio sesarea. Sekitar
30-35% dari PPI berdasarkan indikasi, 40-45% PPI terjadi secara spontan dengan
selaput amnion utuh, dan 25-30% PPI yang didahului ketuban pecah dini (Harry
dkk, 2010).
wanita kulit putih lebih umum merupakan PPI spontan dengan selaput amnion utuh,
sedangkan pada wanita kulit hitam lebih umum didahului ketuban pecah dini
sebelumnya. PPI juga bisa dibagi menurut usia kehamilan: sekitar 5% PPI terjadi
pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu (extreme prematurity), sekitar 15%
terjadi pada usia kehamilan 28-31 minggu (severe prematurity), sekitar 20% pada
usia kehamilan 32-33 minggu (moderate prematurity), dan 60-70% pada usia
kehamilan 34-36 minggu (near term). Dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan
angka kejadian PPI, yang sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya jumlah
ibu, tetapi apabila terjadi ketuban pecah dini dan perdarahan hebat pada kehamilan
berdampak besar pada bayi yaitu terjadinya asfiksa, BBLR, hipotermi, infeksi pada
paru-paru, hipoksia, ikterus dan kematian pada bayi. Hal ini merupakan salah satu
paru-paru janin. Jika kontaksi pada ibu menyebabkan ketuban pecah dini, maka
tindakan persalinan harus dilakukan untuk mencegah infeksi pada ibu dan
promotif yaitu upaya pencegahan yang dilakukan melalui promosi kesehatan seperti
penyuluhan dan sosialisasi pada PUS dan ibu hamil tentang Partus Prematurus
Imminens. Sedangkan pendekatan preventif yaitu melakukan observasi dan
pendekatan promotif dan preventif adalah untuk mensejahterakan kesehatan ibu dan
bayi dan mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
juni 2018 sampai februari 2020, tercatat 75 pasien dengan indikasi Partus
bulan 2018 sampai awal tahun 2020. Walaupun kejadian persalinan dengan partus
untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Padang.
masalah sebagai berikut : Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Partus
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam
memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengalaman dalam
a. Mengumpulkan data dan menganalisa data dasar pada Ibu bersalin dengan
Padang
Prematurus Imminens.
Prematurus Imminens.
Imminens.
2.1.1 Defenisi
Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 22-
36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara 1000- 2500 gram
(Raymond, 2012).
adanya kontraksi uterus disertai dengan perubahan servik berupa dilatasi dan
2017)
2.1.2 Etiologi
ekonomi dan edukasi rendah, kurang gizi, anemia, perokok berat (lebih dari 10
batang perhari), umur terlalu muda kurang dari 20 tahun atau terlalu tua diatas 35
tahun, penyakit ibu yang menyertai kehamilan serta penyulit kebidanan ( Nugroho,
2010).
prematurus yaitu:
ketuban menipis oleh tekanan bayi yang semakin sesak sehingga ketuban
pecah sebelum waktunya sehingga bayi yang dilahirkan mengalami BBLR.
yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta dan kerusakan sel
4) Anomali uterus adalah kelainan bentuk rahim, janin tidak bisa berkembang
sampai matang dalam perut ibu sehingga terjadi kontraksi dan pembukaan
minggu. Hal ini disebabkan kandungan lemah, pada saat hamil janin terus
kandunagn lemah servik bisa membuka terlalu cepat dab berisiko melahirkan
meningkatkan resiko persalinan preterm idiopatik sebanyak 1,3 kali pada ibu
dapat meningkat tiga kali lipat di kehamilan berikutnya (Tri Ana, 2016).
8) Plasenta previa, adalah kondisi ari-ari atau palsenta berada di bawah rahim
9) Solusio plasenta yaitu dimana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian
10) Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu kondisi dimana kantung ketuban pecah
premature.Hal ini perlu segera ditangani agar tidak terjadi komplikasi pada
11) Iritabilitas uterus, yaitu kontraksi uterus abnormal ( Puji Astuti, 2018).
12) Usia ibu yang ekstrem yaitu < 20 tahun atau > 35 tahun. Hal ini karena
2015)
1) Penyakit yang disertai demam. Hal ini dapat mempengaruhi janin karena
usia ibu yang terlalu muda atau tua (Gita Kostania, 2013)
3) Infeksi saluran kandung kemih lebih sering terjadi selama kehamilan karena
perubahan pada saluran kemih. Posisi rahim berada diatas kanung kemih.
4) Riwayat pielonefritis, yaitu infeksi akut yang menyerang ginjal. Hal ini bisa
terjai karena adanya perubahan fisiologis yang dapat mengganggu aliran
dari ginjal ke kandung kemih, namun mekanisme ini bisa terganggu karena
2.1.3 Patofisiologi
yaitu :
b. Inflamasi/infeksi
c. Perdarahan plasenta
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi
pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik
mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan
yang menyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab
mediator inflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α ).
Sitokin akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin
(Suspimantari, 2014)
disebabkan oleh kelainan uterus atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini
a. Kontraksi berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam.
Gejala partus prematurus imminens hampir serupa dengan gejala atau tanda mau
melahirkan, untuk memastikan gejala tersebut tidak membahayakan ibu dan janin,
maka ibu hamil dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Gejalanya
sebagai berikut:
e. Perdarahan pervagina.
a. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu atau antara 140 dan 259 hari,
b. Kontraksi uterus (his) teratur, yaitu kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-
tekanan intrapelvik dan nyeri pada punggung bawah (low back pain),
diagnosis PPI :
a. Laboratorium
adanya bakteri di dalam urine sebagai pertanda dari infeksi saluran kemih
Pengambilan darah janin harus dilakukan diluar his dan sebaiknya ibu dalam
amnioskopi yang dimasukkan lewat servik dibuat sayatan kecil pada kulit
kepala janin dan diambil sampel darahnya. Indikasi pemeriksaan darah janin
tertentu seperti infeksi, tumor, atau penyakit degeneratif. Hal ini sangat
berdampak buruk pada ibu dan janin, salah satunya Partus Prematurus
Imminens.
4) Jumlah leukosit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kadar sel darah putih pada ibu
hamil, karena ibu hamil memiliki leukosit yang tinggi. Leukosit berfungsi
sebagai sistem kekebalan tubuh ibu dan melawan infeksi (F Maharani, 2012).
C-reactive protein . CRP ada pada serum penderita yang menderita infeksi akut
b. Pemeriksaan ultrasonografi
2.1.6 Komplikasi
a. Pada ibu
Persalinan partus prematurus pada ibu tidak berdampak besar, tetapi apabila
terjadi ketuban pecah dini dan perdarahan mendadak bisa mengakibatkan infeksi
b. Pada bayi
1) Asfiksia
Asfiksia merupakan keadaan bayi yang tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir, karena bayi tidak dapat memasukkan oksigen
2) Hipotermi
Disebabkan hilangnya suhu tubuh bayi (<35 derajat Celcius) melalui lepasnya
Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih
rendah >2500 gr. Serta faktor utama penyebabnya adalah lahir premature
(Sardjito,2010).
4) Ikterus
Ikterus merupakan masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir yaitu
hiperbilirubin. Pada bayi premature daya hisap pada puting susu ibu masih
Bayi yang baru lahir premature biasanya memiliki paru-paru yang belum
Firdaus, 2015).
2.1.7 Penatalaksanaan
janin dapat lahir pada usia kehamilan dengan mendekati cukup bulan sehingga
dimana persalinan tidak dapat dihambat bila kondisi selaput ketuban pecah,
pembukaan servik yang lebih dari 4 cm, usia kehamilan dengan tafsiran berat janin
> 2.000 gr atau kehamilan > 34 minggu, terjadi penyulit / komplikasi persalinan
prematur, terutama kurangnya fasilitas neonatal intensive care. oleh karena itu perlu
persalinan dengan menghentikan kontraksi uterus atau persalinan berjalan terus dan
a. Tirai Baring
prematur.(Cunningham, 2013)
preterm, karena sering terjadi hipovalemik pada ibu dengan kontraksi prematur,
walaupun mekanisme biologisnya belum jelas. Preparat morfin dapat digunakan
Hidayati, 2016).
c. Pemberian tokolitik
Menurut Lilik Hidayati (2016) pemberian tokolitik yang digunakan pada kasus
1) Nifedipine
Nifedipine adalah antagonis kalsium, diberikan per oral. Dosis insial 20 mg,
dilanjutkan 10-20 mg, 3-4 kali perhari, disesuaikan dengan aktifitas uterus
2) COX (cyclo-oxygenase)-2-inhibitors
untuk 8 kali pemberian. Jika pemberian lebih dari 2 hari, dapat menimbulkan
3) Magnesium sulfat
Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram per jam
tergantung dari produksi urine dan kontraksi uterus. Bila terjadi efek toksik
2013).
4) Atosiban
selama 3 jam per infus, kemudian 6 mg/jam selama 45 jam. Dosis maksimal
5) Beta2-sympathomimetics
Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah
per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10 menit sampai kontraksi hilang.
diberikan dosis pemeliharaan 1 tablet (10 mg) setiap 8 jam setelah makan.
Nadi ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus dimonitor selama
antepartum. Efek samping yang dapat terjadi pada ibu adalah palpitasi, rasa
panas pada muka (flushing), mual, sakit kepala, nyeri dada, hipotensi,
pada janin antara lain fetal takikardi, hipoglikemia, hipokalemia, ileus dan
hipotensi.
6) Progesterone
2013).
c) Perdarahan aktif
kecil
e) Adanya korioamnionitis
f) Pre-eklampsia
d. Pemberian kortikosteroid.
bilamana usia kehamilan kurang dari 3 minggu. Obat yang diberikan adalah
dexametason atau betametason. Pemberian steroid ini tidak diulang karena risiko
e. Pemberian antibiotik
terjadinya infeksi. Obat yang diberikan eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari. Obat
pilihan lain adalah ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan
karena risiko NEC ( Necrotizing Enterocolitis ) atau peradangan pada usu besar dan
bayi
normal.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu dengan partus prematurus imminens
(PPI) adalah
a. Menganjurkan ibu untuk bed rest dan tidak banyak melakukan aktifitas
ataupun turun dari tempat tidur jika ingin BAB menggunakan pisppot.
c. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum
Kontraksi Uterus ↑
Ansietas
Insisi Abdomen
Prostaglandin ↑
Kerusakan Jaringan
Dilatasi Serviks
Resti Infeksi
Nyeri Akut
Kurang Pengetahuan
Kehilangan energi
Intoleransi Aktivitas
berlebih
2.2 Manajemen Kebidanan Varney
2.2.1 Defenisi
disusun secara sistematis untuk mendapatkan data menurut varney ada 7 langkah
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,
yaitu:
1) Riwayat kesehatan.
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data
dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan
melakukan konsultasi.
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu
wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan
persalinan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak Dari data yang
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya
prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi
Pada langkah ini direncanakan asuahan kebidanan pada ibu hamil dengan
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah
ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan
dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
yaitu dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang
terdiri dari unit tunggal dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal, yaitu responden
yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Pada
laporan studi kasus ini menggambarkan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Lokasi studi kasus ini akan dilakukan di Rumah Sakit Tentara dr.
Subjek studi kasus ini adalah Ibu Bersalin dengan Partus Prematurus
Studi kasus ini menggunakan jenis data kualitatif dari data primer dan data
sekunder.
3.4.1 Data Primer
digunakan oleh peneliti adalah data hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
memperoleh data objektif dari klien untuk menentukan status kesehatan klien,
(Nursalam 2010).
a. Inspeksi
mulai dari kepala, leher, dada, mammae, axilla, abdomen, kulit, ekstermitas,
b. Palpasi
Teknik yang menggunakan indra peraba. Tangan dan jari- jari adalah satu
abdomen mulai dari leopold I, leopold II, leopold III, leopold IV (Nursalam,
2010).
c. Perkusi
klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri dengan
bagian yang kanan. Pada kasus ibu bersalin dengan partus prematurus
dilakukan pemeriksaan reflek patella kanan dan kiri positif atau negatif
(Nursalam, 2010)
d. Auskultasi
data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian. Data
yang peneliti gunakan adalah buku KIA dan rekam medik (Sugiono, 2016)
3.5.1 Alat
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan kasus ini adalah:
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :
1) Format pengkajian
2) Buku tulis
3) Alat-alat tulis
b. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
observasi
3) Tensimeter
4) Termometer
5) Jam tangan
6) Stetoskop Monocular
7) Mettlin
8) Refleks hammer
9) Partus set,terdiri dari : 2 buah klem kelly atau kocher, gunting tali pusat,
pengikat tali pusat, kateter, nelaton, gunting episiotomi, klem ½ kocher atau
kelly, 2 buah sarung tangan steril, kanan 1 kiri 1, kain kassa steril,alat suntik
10) Heacting set yang terdiri dari 1 buah gunting benang, 1 buah pinset
anatomis, 1 buah pinset chirrurgis, benang catgut, jarum kulit dan 1 buah
nalpuder
11) Infus set, terdiri dari : selang infus, abocath, plester, gunting, flaboth, kassa
betadine, RL
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:
1. Teknik wawancara
2. Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi
peneliti dalam melihat situasi penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh dari
hasil observasi adalah perkembangan kesehatan ibu, dari alasan dirawat sampai
3. Teknik dokumen
baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental,
yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian (Sugiono, 2016).
yaitu menggambarkan tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Partus
1 APRIL 2020
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
2. Umur : 18 tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : IRT
2. Umur : 20 tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Jalan Sawahan Padang
3. Riwayat Menstruasi
b. Siklus : 28 hari
G: 1 P: 0 A: 0 H: 0
a. Biologis
Perubahan Makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : Tidak ada
Eliminasi
BAK
Frekuensi : 5 kali/hari
BAB
Konsistensi : Lembek
Frekuensi : 1 kali/hari
b. Aktifitas
c. Higiene
Mandi : 2 kali/hari
f. Sosial Budaya
g. Psikologis
9. Prilaku Kesehatan
a. Perkawinan : 1 kali
c. Kawin : 17 tahun
2. Tanda Vital
c. Pernafasan : 25 kali
d. Suhu : 37°C
e. BB Sebelum Hamil : 43 kg
g. BB Sekarang : 50 kg
h. Imt sekarang : 22 cm
j. LILA : 24 cm
Jalan : Normal
Mata
Muka
Mulut
Hygiene : Bersih
Leher
Mamae
Pembesaran : Normal
Abdomen
Bekas Operasi : Tidak ada
Hygiene : Bersih
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
b. Palpasi Uterus
Leopold I : TFU pertengahan pusat-px, teraba bundar, lunak, tidak
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, melenting,
dan masih bisa digoyang kemungkinan kepala janin, kepala belum masuk
PAP.
c. Auskultasi
DJJ : (+)
d. Perkusi
e. Pengukuran Panggul
1. Hb : 11 gr/dL
2. Golongan Darah :A
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “S” G1P0A0H0 DENGAN PARTUS PREMATURUS
TAHUN 2020
Tanggal 9 Maret 2020 Data Objektif Ibu G1P0As0H0 dengan partus 1. Menginformasikan kepada
Waktu : 08.00 WIB 1. Keadaan umum : Sedang prematurus imminens, usia ibu tentang hasil pemeriksaan
Hari : 1 2. Kesadaran : composmenthis kehamilan 33-34 minggu, bahwa kondisi ibu dan janin
1. Ny. “S” usia 18 tahun 3. Vital sign janin hidup, tunggal, intra baik, yaitu:
datang ke rumah sakit untuk TD : 130/80 mmHg uterin, Pu-ka, Let-kep U, TD : 130/80 mmHg
kontraksi dan ada tekanan Bb sebelum : 43 kg baik. Djj janin : 140 kali/menit
lendir campur darah LILA : 23 cm 2. HPHT 15 Agustus 2019 Ibu senang dengan informasi
4. Ibu mengatakan ini 4. Inspeksi dilakukan secara 3. Kurang nafsu makan yang diberikan.
kehamilan yang pertama head to toe dalam batas 4. DJJ (+) frekuensi 140 berikan.
5. Ibu mengatakan kurang normal. kali/menit, kuat dan teratur 2. Menganjurkan ibu untuk
nafsu makan. 5. Palpasi 5. Saat dipalapasi teraba 2 tirah baring supaya aliran
6. Ibu mengatakan tidak ada Leopold I : TFU bagian besar pada janin darah ke plasenta meningkat
memiliki riwayat penyakit pertengahan pusat dengan yaitu kepala dan bokong dan lancar sehingga janin
maupun dari keluarga. px, teraba bundar, lunak, Leopold 1: TFU dalam keadaan baik dan
7. Ibu mengatakn HPHT nya tidak melenting pertengahan pusat dengan tirah baring bermanfaat
perut ibu teraba tonjolan- Leopold 3 :let-kepu BAK atau BAB ibu dapat
janin, sebelah kiri perut ibu merasakan nyeri pada Ibu mengerti dan akan
Leopold III : Bagian bawah kontraksi yaitu 3 kali dalam relaksasi yaitu dengan
perut ibu teraba bulat, 10 menit selama 30 detik. menarik nafas dalam
dilakukan pemeriksaan. darah pada jalan lahir. Ibu mengerti dan mau
6. Kontraksi ibu 3 kali 10 10. Vital sign dalam batas melakukan anjuran yang
DJJ (+) frekuensi 140 Pada bayi : dan detak jantung janin.
Protein urine : (-) 3. Anjurkan dan jelaskan tentang nutrisi ibu hamil
Glukosa darah : (-) tentang nutrisi pada ibu untuk kebutuhan ibu dan
Evaluasi
6. Pemeberian obat tokolitik Ibu mengerti dan akan
a. Demam tinggi
dan kaki
waktunya
Evaluasi
dengan hasil:
-Hb : 11gr/dL
-Protein urine : (-)
Evaluasi
hasilnya.
mencegah persalinan
premature.
a. Injeksi dexa 2x 16 mg / 24
neonatus.
b. Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gr
c. infus RL 20 tetes/menit,
dehidrasi dan
menyeimbangkan elektrolit
pada ibu.
Digunakan untuk
ibu
Evaluasi
Tanggal : 10 Maret 2020 Data Objektif Ibu G1P0As0H0 dengan partus 1. Menginformasikan kepada
Waktu : 08.00 WIB 1. Keadaan umum : Sedang prematurus imminens, usia ibu tentang hasil
3. Vital sign janin hidup, tunggal, intra ibu dan janin baik, yaitu:
1. Ibu mengatakan kontraksi TD : 120/80 mmHg uterin, Pu-ka, Let-kep U, TD : 120/80 mmHg
2. Ibu mengatakan lendir N : 80 kali/menit tidak dilakukan, keadaan ibu Suhu : 36.5º C
campur darah masih Bb sebelum : 43 kg sedang dan janin baik. DJJ : 145 kali / menit
makan masih kurang. LILA : 23 cm 2. HPHT 15 Agustus 2019 Ibu senang dengan informasi
yang diberikan.
4. Inspeksi dilakukan secara 3. DJJ (+) frekuensi 145 2. Menganjurkan ibu untuk
head to toe dalam batas kali/menit, kuat dan teratur tirah baring atau bed rest
Leopold I : TFU yaitu kepala dan bokong keadaan janin baik dan
janin, sebelah kiri perut ibu bagian bawah perut adanya menarik nafas dalam
teraba panjang, keras, kontraksi yaitu 2 kali dalam kemudian dihembuskan
Leopold III : Bagian bawah pemeriksaan panggul luar rasa sakit pada perut ibu.
keras, melenting, masih 7. Keluar lendir dan bercak Ibu mengerti dan mau
6. Kontraksi ibu 2x 10 menit Perdarahan pasca persalinan dan detak jantung janin.
10. Reflek patela melakukan tirah baring. kadar hemoglobin pada ibu,
Kanan : (+) tentang nutrisi pada ibu tentang nutrisi ibu hamil
kehamilan.
5. Pemeberian lanjutan terapi - nasi putih 1 piring + 1
Evaluasi
berikan.
jelaskan.
a. Demam tinggi
b. Sakit kepala berat
d. Bengkak di wajah,
f. Penglihatan kabur
sebelum waktunya
Evaluasi
Ibu mengerti dan dapat
premature.
- Inj. Cefo 3 x 1 gr
Evaluasi
Ibu mengetahui dan mau
melanjutkan terapi
Tanggal : 11 Maret 2020 Data Objektif Ibu G1P0As0H0 dengan partus 1. Menginformasikan kepada
Waktu : 08.00 WIB 1. Keadaan umum : baik prematurus imminens, usia ibu tentang hasil pemeriksaan
Hari : 3 2. Kesadaran : composmenthis kehamilan 33-34 minggu, bahwa kondisi ibu dan janin
1. Ibu mengatakan nyeri ari- TD : 120/80 mmHg uterin, Pu-ka, Let-kep U, TD : 120/80 mmHg
2. Ibu mengatakan lendir N : 78 kali/menit tidak dilakukan, keadaan ibu Suhu : 36,5º C
sudah tidak keluar Bb sebelum : 43 kg sedang dan janin baik. Djj : 130 kali permenit
head to toe dalam batas kali/menit, kuat dan teratur 2. Menganjurkan untuk makan
px, teraba bundar, lunak, pertengahan pusat dengan pada ibu dan menjelaskan
tonjolan kecil
kemungkinan ekstremitas 5. Saat dipalpasi ibu tidak - nasi putih 1 piring + 1
janin, sebelah kiri perut ibu merasakan kontraksi nyeri potong ayam + 1 mangkok
teraba panjang, keras, pada bagian bawah perut. kecil sayur + buah-buahan
perut ibu teraba bulat, 7. Lendir dan bercak pada Ibu mengerti dan akan
keras, melenting, masih jalan lahir sudah tidak ada melakukan anjuran yang di
kepala belum masuk PAP Masalah potensial tirah baring atau bed rest
DJJ (+) frekuensi 130 Kolaborasi dengan dokter vagina sudah tidak ada, hal
Gol.darah : A Evaluasi
- Injeksi dexamethason 2x 16
mg / 24 jam
- Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gr
jam
Tanggal 11 Maret 2020 Data Objektif Ibu G1P0As0H0 dengan partus 1. Menginformasikan kepada
Waktu : 16.00 WIB 1. Keadaan umum : baik prematurus imminens, usia ibu tentang hasil pemeriksaan
Hari : 3 2. Kesadaran : composmenthis kehamilan 33-34 minggu, bahwa kondisi ibu dan janin
1. Ibu mengatakan 3. Vital sign janin hidup, tunggal, intra baik, yaitu:
keadaannya sudah mulai TD : 110/70 mmHg uterin, Pu-ka, Let-kep U, TD : 110/70 mmHg
sudah tidak kontraksi lagi. N : 78 kali/menit tidak dilakukan, keadaan ibu Suhu : 36,5º C
darah yang keluar LILA : 23 cm 2. HPHT 15 Agustus 2019 Ibu senang dengan informasi
4. Ibu mengatakan sudah ada 4. Inspeksi dilakukan secara 3. DJJ (+) frekuensi 145 yang diberikan.
nafsu makan head to toe dalam batas kali/menit, kuat dan 2. Menginformasikan kepada
px, teraba bundar, lunak, Leopold 1: TFU Ibu senang dengan informasi
ekstremitas janin, sebelah 5. Saat dipalpasi ibu tidak coitus selama kehamilan
kiri perut ibu teraba merasakan kontraksi nyeri untuk mencegah kontraksi
panjang, keras, memapan pada bagian bawah perut. dan persalinan premature.
perut ibu teraba bulat, keras, 7. Lendir dan bercak pada diberikan.
melenting, masih bisa jalan lahir sudah tidak ada 4. Menjelaskan pada ibu
digoyang, kemungkinan 8. Vital sign dalam batas tentang nutrisi ibu hamil
TBBJ : 2.480 gram Fetal distress, asfiksia, IUFD sayuran berwarna hijau) +
DJJ (+) frekuensi 130 Kolaborasi dengan dokter - minum susu + air putih
kuadran kiri bawah pusat 1. Informasikan tentang hasil Ibu mengerti dan akan
sebelum waktunya
Evaluasi
Ibu mengerti dan dapat
- Cefotaxime 3 x 1 gr
jam.
Evaluasi
Ibu mengerti dan mau
diberikan.
4.3. Catatan perkembangan
waktu
1. Senin , 9 maret S:
darah.
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 37°C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
P:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. Cefo 3 x 1 gr
darah.
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36.6 °C
Respirasi : 24 kali / menit
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
A:
P:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. Cefo 3 x 1 gr
darah.
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 37°C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
A:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. Cefo 3 x 1 gr
Selasa , 10 S:
sedikit darah.
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5°C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
A:
P:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. Cefo 3 x 1 gr
berkurang.
- Ibu mengatakan keluar lendir campur
sedikit darah.
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 35,5 °C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
A:
P:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. Cefo 3 x 1 gr
berkurang.
sedikit darah.
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 110/70mmHg
Suhu : 36,5°C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L3 : teraba kepala, belum masuk PAP
L4 : U
A:
P:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. Cefo 3 x 1 gr
Rabu, 11 Maret S:
O:
- KU : baik
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36.5°C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
- Keluar lendir
A:
P:
- Infus RL
kortikosteroid.
Inj. dexa 2x 16 mg / 24 jam
Inj. Cefo 3 x 1 gr
menghilang
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmenthis
- Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36.5°C
- Abdomen
L1 : teraba bokong
L2 : puka
L4 : U
- Keluar lendir
A:
P:
- Infus RL
Cefotaxime 3 x 1 gr
- Aff infus
muncul dalam teori Partus Prematurus Imminens berdasarkan pola fikir 7 langkah
sakit dengan keluhan perut berkontraksi dan keluar lendir campur darah. Ibu
merasakan keluhanya sejak tiga hari yang lalu, dan ibu mengatakan merasa cemas
dengan keadaan janinnya, dan ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama.
Agustus 2019 dengan taksiran persalinan pada tanggal 22 Mei 2020. Usia
kehamilan 33-34 minggu . Ibu tidak pernah mengalami trauma selama hamil, tidak
memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma jantung dan diabetes, dan tidak ada
dengan baik, istirahat cukup, aktivitas pasien tetap melakukan pekerjaan rumah
tangga sehari-harinya.
Rumah Sakit Tentara dr. Reksodwiryo Padang, hasil pemeriksaan dengan berat
badan ibu 50 kg, pemeriksaan fisik dengan hasil kesadaran komposmentis, keadaan
umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 25x/menit,
dan suhu 37°C, dengan ekspresi wajah tampak lemas, tidak ada kloasma
gravidarum, tidak ada edema dan pembengkakan pada wajah, kedua konjungtiva
mata tampak sedikit pucat, tidak ikterus, dan sklera putih, tidak ada pembesaran
pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis, payudara tampak hiperpigmentasi
pada areola mammae. Pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu tinggi fundus
uteri (TFU) setinggi pusat, 29 cm sesuai usia kehamilan 33-34 minggu, presentasi
kepala, punggung kanan, terdengar denyut jantung janin jelas, kuat dan teratur
dengan frekuensi 140x/ menit, janin intrauterine,tunggal, hidup, keadaan janin baik
hasi kadar hemoglobin 11 gr/dL, protein urine negatif dan glukosa darah negatif.
berkurang, tetapi masih ada keluar lendir campur darah, dan ibu merasa lemas
dengan keadaanya. Saaat dilakukan pemeriksaan tanda- tanda vital pada ibu dan
diapatkan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80X/ menit, suhu 36,5 C, dan
pernapasan 25x/ menit, berat badan ibu 50 kg, dengan pemeriksaan fisik terfokus
pada abdomen ibu dan pengeluaran pervaginam. Pada pemeriksaan abdomen,
pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan dengan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
punggung kanan dan denyut jantung janin masih terdengar jelas, kuat dan teratur
dengan frekuensi 140x/ menit. Ibu rajin mengkomsumsi obat tokolitik dan
kortikosteroid.
bahwa keadaan ibu baik, kesadaran komposmentis, berat badan ibu 50 kg, kontraksi
yang dirasakan sudah mulai berkurang, lendir campur darah sudah tidak ada, dan
ibu dianjurkan untuk istirahat total. Saat dilakukan pemeriksaan tanda- tanda vital
di dapatkan hasil dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78x/ menit, suhu 36,5
C, dan pernapasan 22x/ menit. Saat dilakukan pemeriksaan fisik terfokus pada
kontraksi ibu dan pengeluaran vaginam, dan pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan dengan didapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri (TFU) 29 cm dengan usia
kehamilan ibu33-34 minggu, teraba bokong pada bagian fundus, presentasi kepala
dengan posisi janin punggung kanan. Denyut jantung janin terdengar kuat dan jelas
dengan menggunakan lenek dibagian kuadran kanan bawah perut ibu frekuensi
130x/ menit. Ibu sudah diperbolehkan pulang dengan syarat mengkonsumsi obat
previa, KPD, anomali uterus, servik yang telah mendatar, riwayat abortus, riwayat
persalinan preterm dan usia ibu yang >20 tahun atau < 35 tahun. Sedangkan faktor
minornya adalah ibu mengalami infeksi saluran kemih, demam, perdarahan
alkohol.
reproduksi belum berfungsi dengan sempurna karena diusia ini masih dalam proses
pertumbuhan sehinnga panggul dan rahim masih kecil. Sedangkan usia lebih dari
perkenbangan janin yang berisiko untuk mengalami premature ( Liva Maita, 2010).
resiko persalinan premature pada ibu remaja diterangkan sebagai berikut yaitu
peredaran darah menuju servik dan uterus pada remaja umumnya belum sempurna
hal ini menyebabkan pemeberian nutrisi pada janin remaja hamil berkurang.
Demikian juga peredaran darah yang kurang pada saluran genital menyebabkan
Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko infeksi ibu dan hemoglobin
yang rendah dapat menyebabkan keadaan hipoksia kronis yang dapat menginduksi
stress ibu dan janin. Sistem kekebalan tubuh akan diaktifkan dengan adanya infeksi,
peradangan, atau kortisol yang dirilis setelah respos stress, kemudian axis
hipotalamus-hipofisis adrenal ibu atau janin akan diaktifkan. Keadaan ini dapat
Infeksi Saluran Kemih (ISK). Disebutkan karena perubahan anatomi dan fugsional
dari kehamilan dapat meningkatkan infeksi saluran kemih, sekitar 2%-7%
adalahh Escherichia Colli. Hal ini jika tidak diterapi pada ibu hamil dapat
Hasil interpretasi data subjektif dan objektif pada ibu dengan partus
hari pertama ibu mengatakan adanya kontraksi dan keluar lendir campur darah,
vital seperti : TD : 130/80 mmhg, N: 80x/i, R: 25x/I, S: 37˚C, BB:50 kg, TB : 150
cm, LILA : 24 cm. Pemeriksaan secara head to toe dalam batas normal. Palpasi
xifoideus, pada fundus teraba lunak bundar, tidak melenting kemungkinan bokong
janin), (di bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstereminas janin), (bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang, memapan
kemungkinan punggung janin), (dan dibagian bawah perut ibu teraba keras bulat,
melenting kemungkainan kepala janin, kepala tidak bisa digoyang sebagian kecil
kepala sudah masuk PAP), (konvergent), teraba perut ibu berkontraksi 3x10 menit
selama 35 detik. Auskultrasi : DJJ (+) 140x/I, irama teratur di kuadran kiri bawah
80x/i, R: 25x/I, S: 36, 5˚C, BB:50 kg, TB : 150 cm, LILA : 24 cm. Pemeriksaan
secara head to toe dalam batas normal. Palpasi dengan melakukan Leopold I- IV
dengan hasil : TFU pertengahan procesus xifoideus, pada fundus teraba lunak
bundar, tidak melenting kemungkinan bokong janin), (di bagian kanan perut ibu
ibu teraba keras, panjang, memapan kemungkinan punggung janin), (dan dibagian
bawah perut ibu teraba keras bulat, melenting kemungkainan kepala janin, kepala
tidak bisa digoyang sebagian kecil kepala sudah masuk PAP), (konvergent),
kontraksi ibu sudah mulai berkurang yaitu 2x10 menit selama 30 detik. Auskultrasi
: DJJ (+) 145x/I, irama teratur di kuadran kiri bawah perut ibu, tafsiran berat janin
TD : 120/80 mmhg, N: 78x/i, R: 22x/I, S: 36, 5˚C, BB: 50 kg, TB : 150 cm, LILA:
24 cm. Pemeriksaan secara head to toe dalam batas normal. Palpasi dengan
fundus teraba lunak bundar, tidak melenting kemungkinan bokong janin), (di
janin), (bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang, memapan kemungkinan
punggung janin), (dan dibagian bawah perut ibu teraba keras bulat, melenting
kemungkainan kepala janin, kepala tidak bisa digoyang sebagian kecil kepala sudah
DJJ (+) 130x/I, irama teratur di kuadran kiri bawah perut ibu, tafsiran berat janin
adalah ibu merasa cemas karena perutnya kontraksi tapi belum waktunya untuk
kepada ibu agar ibu tidak cemas dan tetap memenuhi nutrisi pada ibu.
diagnosis terjadi partus prematurus imminens pada kasus Ny. S. Ibu datang dengan
keluhan perutnya berkontraksi dan keluar lendir bercampur sedikit darah. Hal
tersebut sesuai dengan teori bahwa kasus partus prematurus imminens ditandai
dengan adanya kontraksi yang teratur, keluar lendir bercampur darah, disertai
dengan perubahab servik dan usia kehamilan kurang dari 37 minggu ( I Kadek Oka
imminens yaitu, terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu, kontraksi yang
berulang sediktinya setiap 7-8 menit sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit,
adanya nyeri pada punggung bawah, perdarahan bercak, perasaan menekan daerah
imminens pada ibu adalah terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD) dan perdarahan
Masalah pada janin dapat menyebabkan fetal distress dan IUFD (Intrauterin
Fetal Death) karena terjadi peregangan pada perut ibu, jika bayi dipaksa untuk
dilahirkan akan berdampak besar pada bayi seperti asfiksia, hipotermi, Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), ikterus dan gangguan pada paru-paru janin (Yusra Firdaus,
2015).
dan persalinan premature yang sesungguhnya. Kejadian ini dapat melalui beberapa
mekanisme, yaitu melalui infeksi maternal, hipoksia dan stress oksidatif (Wafda
Ardhian, 2016).
Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko infeksi ibu dan hemoglobin
yang rendah dapat menyebabkan keadaan hipoksia kronis yang dapat menginduksi
stress ibu dan janin. Sistem kekebalan tubuh akan diaktifkan dengan adanya infeksi,
peradangan, atau kortisol yang dirilis setelah respos stress, kemudian axis
hipotalamus-hipofisis adrenal ibu atau janin akan diaktifkan. Keadaan ini dapat
oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi pasien (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Menurut teori tindakan segera pada ibu hamil dengan PPI adalah kolaborasi
dengan dokter SpOG untuk penanganan. Pada kasus Ny. S tindakan segera yang
pemantauan keadaan ibu seperti his dan pengeluaran pervaginam dan janin seperti
pemantauan detak jantung janin serta melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.
mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien (Sulistyawati,
2012).
Rencana asuhan kebidanan pada Ny. S adalah memantau keadaan ibu dan
janin seperti vital sign pada ibu setiap sekali 4 jam, memantau kemajuan
persalinan pada ibu, pemeriksaan DJJ pada janin setiap 15 menit dan
ibu bed rest total untuk mengalirkan peredarahan darah ke janin supaya keadaan
janin baik-baik saja, memberitahu ibu untuk tidak melakukan aktifitas apapun
mengkonsumsi nutrisi yang baik supaya kebutuhan nutrisi ibu dan janin
terapi obat tokolitik dan kotikosteroid serta menjelaskan manfaat dari terapi
tersebut.
hijau untuk menigkatkan kadar hemoglobin dan juga mengkonsumsi tablet FE.
Hal ini untuk mencegah anemia pada ibu karena Hb ibu cukup rendah.
pematangan paru janin dan menghilangkan kontraksi pada ibu sehingga bisa
rujukan (2013), jika ditemui salah satu keadaan usia kehamilan dibawah 22
kondisi kehamilan.
5.1.6 Implementasi
baik terhadap masalah pasien maupun diagnosa yang telah ditetapkan. Pada
seluruhnya dengan baik dan tidak menemukan hambatan yang berarti karena
adanya kerja sama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang serta
tirah baring yang bertujuan melancarkan aliran darah ke janin dan mengurangi
rasa sakit pada ibu, kemudian memberikan obat tokolitik yaitu nifedipin 20 mg
pematangan paru pada janin dan mencegah perdarahan dan tablet Fe untuk
5.1.7 Evaluasi
Pada tahap evaluasi, penulis menilai seacara terus menerus setiap harinya
terastasi, misalnya nyeri kontraksi hilang dan pasien dapat melakukan aktifitas
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
2012).
tokolitik dan kortikosteroid. Hal ini dilakukan untuk menunggu pematangan paru
yang akan matang pada usia kehamilan 34 minggu sehingga mengurangi angka
terdapat bukti yang jelas yang akan meningkatkan outcome pada persalinan
preterem.
Terapi tokolitik nifedipin dan kortikosteroid banyak digunakan di Rumah
Sakit untuk menghentikan kontraksi dan pematangan paru pada janin (Rika Efendy,
2017).
6.2 Saran
memiliki para pekerja yang profesional dan terampil, serta memiliki jiwa saling
tolong menolong.
atau jurnal tentang asuhan kebidanan berdasarkan ilmu yang terkini sehingga
dapat menjaga kesehatan dan segera periksa kehamilan jika terdapat tanda-tanda
Partus Prematurus Imminens (PPI), serta pembaca dapat mengetahui salah satu
Jannah, Miftahul. 2010. Hubungan Infeksi Saluran Kemih Pada Ibu Hamil
Terhadap Partus Prematurus. UIN Syarif Hidayatullah. Banten
Manuba. 2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial
untuk Profesi Bidan. Fakultas Kedokteran UI. Depok
Meiharti, Tuti. 2015. Hubungan Kehamilan Usia Dini dengan Kejadian Persalinan
Premature. _____. Banjarmasin.
Moeloek, FA, dkk. 2003. Kapita Salekta Kedokteran Edisi 3. Fakultas Keokteran
UI. Jakarta
Putri, Rifka Wangina Yulia. 2015 Hubungan Usia Jumlah Kehamilan dan Riwayat
Abortus Spontan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Kepada Yth:
Ny. S
Dengan Hormat:
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Mahasiswa Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang :
Nama : Harisa Septiana
Npm : 1710070130018
Harisa Septiana
INFORMED CONSENT
Nama : Ny “S”
Umur : 18 tahun
Istri dari
Nama : Tn “T”
Umur : 20 tahun
pelaksanaan Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Partus
( Ny ”S” )
LEMBARAN KONSULTASI / BIMBINGAN
STUDI KASUS
II
III
IV
VI
VII
VIII