HARISA SEPTIANA
2015302225
DOSEN
Dr. H. MA’MUN SUTISNA, Drs, S. Sos, M. Pd
2. Apa tujuan Preceptoring, mentoring, beside teaching, case presentation, case studi
a. Preceptoring
Digunakan sebagai sosialisasi dan orientasi, sehingga diskusi antara preceptor dan
preceptee diperlukan untuk memberikan pandangan dan harapan preceptee akan
memiliki kemampuan yang sama dengan preceptor nya.
b. Mentoring
Untuk membantu, membimbing dan juga pengawasan antara perorangan atau
kelompok. Kegiatan ini melibatkan 1 orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman,
dan juga kemampuan yang lebih atau disebut dengan mentor, guru, atau model.
c. Bedside teaching
Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.
Menumbuhkan sikap profesional.
Mempelajari perkembangan biologis/fisik.
Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.
d. Case presentation
Memberikan pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip-prinsip dan prosedur
perawatan dari pasien.
e. Case studi
Mengidentifikasi masalah-masalah utama dari kasus tersebut; Menganalisis kasus
menggunakan konsep-konsep teoritis yang relevan dari unit atau disiplin ilmu
tertentu; Merekomendasikan tindakan untuk kasus tertentu (terutama
untuk studi kasus penyelesaian masalah).
3. Apa langkah Preceptoring, mentoring, beside teaching, case presentation, case studi.
a. Preceptoring
Meningkatkan kepercayaan diri.
Sosialisasi yang profesional ke dalam lingkungan kerja.
Meningkatkan kepuasan bekerja yang mengarah kepada perbaikan kepuasan
pasien atau klien.
Merasa dihargai dan dihormati oleh organisasi pekerja.
Merasa diinvestasikan dan meningkatkan karir masa depan.
b. Mentoring
I Do You Watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I Do You Watch. Dalam
tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang
dimentori. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentori mempelajari
dengan melihat langsung bagaimana Anda melakukan sesuatu mulai dari tahap
persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana Anda melakukan sesuatu dan
melakukan evaluasi.
I Do You Help
Setelah melewati tahapan yang pertama. Tahapan selanjutnya adalah mengajak
orang yang Anda mentor untuk mulai membantu Anda. Disini orang tersebut
akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah
tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentori akan
mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
You Do I Help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan
orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini
peranan kita sebagai seorang mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan
supaya orang yang kita mentori ini tetap berada di jalur yang benar.
You Do I Watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan
kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang Anda mentori. Sehingga di
tahapan ini, Anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementori calon
pemimpin Anda lainnya.
c. Bedside teaching
Pre-Round : persiapan (perseptor, pasien dan mahasiswa), perencanaan dan
orientasi.
Round : perkenalan diri, interaksi, observasi, intruksi dan volume.
Post Round : debrieffing, feedback, refleksi dan persiapan untuk bedside teaching
berikutnya.
d. Case presentation
Tahap Permulaan. Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latar
belakang pasien, situasi.
Tahap Persiapan
Tahap Diskusi. Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat.
Tahap Evaluasi.
e. Case study
Memilih masalah. Ini adalah yang paling utama.
Melakukan Interview atau Menyebar Survey untuk mendapatkan data.
Menyusun daftar kesulitan.
Proses Menemukan Solusi.
4. Apa tugas preseptor, mentor, advicer, coach, consellor, guide, role mode, sponsor,
teacher dan fasilitator.
Jawab :
a. Preseptor
Seorang preceptor mempunyai 3 peran yaitu sebagai pengasuh, pendidik, dan sebagai
panutan. Tugas atau peran seorang preceptor adalah menjembatani kesenjangan
antara apa yang preceptee pelajari ketika di kampus dengan kenyataan yang ada di
lapangan.
b. Mentor
Peran mentor adalah bertindak sebagai pelaku perubahan, suri tauladan,penasehat,
pemberi dukungan, perintis dan pelindung.Ketidahpahaman
akan tugas sebagai mentor menyebabkan tidak optimalnya gagasan ide serta proses
merancang proyek perubahan dan implementasi dari rancangan proyek perubahan
tersebut.
c. Advicer
Menyampaikan berbagai informasi terkait produk atau product knowledge kepada
konsumenya, Menyampaikan informasi terkait tata cara penggunaan produk ataua
layanan kepada konsumen, menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada
departemennya.
d. Coach
Mengajukan pertanyaan yang tepat di saat yang tepat, agar coachee bisa memulai
suatu perjalanan menuju self discovery dan awareness (pemahaman dan kesadaran
mengenai keadaan diri sendiri) dari perspektif baru yang berbeda.
e. Consellor
Tugas konselor adalah menerapkan teori dan hasil-hasil riset, sehingga dapat
membantu individu dan lembaganya mencapai tujuan. Konselor dapat memanfaatkan
dan memformulasikan behavioristik dalam hubungannya dengan
klien. Konselor dapat menjadi konsulatan para guru dalam hal mengelola berkas.
f. Guide
Merekomendasikan tempat wisata yang menarik kepada wisatawan, Menemani
membimbing serta memberi informasi pada wisatawan yang tengah mengadakan
kegiatan wisata, Menjelaskan dan memberi pengetahuan tentang objek wisata yang
sedang dikunjungi oleh wisatawan.
g. Role mode
Role model adalah individu terpilih yang menjadi panutan dalam berperilaku yang
mencerminkan integritas dan kinerja yang tinggi pada pengadilan tingkat pertama
dan pengadilan tingkat banding.
h. Sponsor
menyukseskan kampanye iklan seperti yang sudah tertuang dan sudah disetujui di
dalam kontrak. Jika tugas utama tersebut tidak bisa terpenuhi, maka akan bisa
muncul konflik di masa depan
i. Teacher
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
j. Fasilitator.
Membangun kesadaran kritis masyarakat agar masyarakat mampu menanggulangi
kemiskinan secara terorganisasi dan sistematis, termasuk mendorong peran serta dan
keterlibatan seluruh komponen masyarakat—termasuk masyarakat miskin dan
perempuan melalui serangkaian kegiatan pembelajaran.