Anda di halaman 1dari 5

PDCA PADA ASUHAN BAYI BARU LAHIR

OLEH :

MIRA MARWATI ( P102211019 )

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2021
A. PDCA
PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada
tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. PDCA,
singkatan bahasa Inggris dari 'Plan, Do, Check, Act' ('Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti'), adalah suatu proses pemecahan
masalah empat langkah interatif yang umum digunakan
dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh
Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The
Deming Wheel”(Tjitro, 2009).
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering
dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering
juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu
merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A.
Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas
statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu
proses atau system sehingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari
perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja
yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan.
Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian
masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara
sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan
merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang
ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling
terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam
melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari
perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah
mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah

2
mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana
yaitu:
a. Judul rencana kerja (topic)
b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang
dihadapi (problem statement),
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target
yang ingin dicapai (goal, objective, and target),
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and
personnels)
f. Biaya yang diperlukan (budget),
g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).
2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah
disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan
staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan
orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan
lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan
pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik,
diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan
pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan
dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia
menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah
direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan
kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan
yang dilaksanakan.

3
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa
kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya
telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang
belum berjalan dengan baik
c. Apakah sumber daya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan
memerlukan perbaikan atau
e. Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah
4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan
rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu
mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain.
Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut
dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta
hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta
hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai
B. PDCA Pada Asuhan Bayi Baru Lahir
1. Perencanaan ( Plan )
Judul rencana : Melakukan asuhan bayi baru lahir di rumah sakit
bahteramas kota kendari
Uraian kegiatan : a. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
b. Perlindungan termal.
c. Mengajar pada ibu cara perawatan tali pusat pada
bayi baru lahir.
d. Inisiasi menyusui dini.
e. Pencegahan pendarahan

4
Kriteria penilaian : Bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan , tonus
otot bergerak aktif
2. Pelaksanaan ( DO )
a. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi
b. Mengingatkan ibu agar menjaga tali pusat agar tetap dalam
keadaan kering dan bersih
c. Menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi, dengan memakai
baju dan di bungkus dengan kain bedong. Serta di dekatkan dengan
ibunya
d. Mengingatkan ibu agar tetap memberikan ASI sesering mungkin
dan setelah selesai menyusui agar bayi di sendawakan dengan cara
punggung di massage agar bayi tidak muntah
e. Mengingatkan ibu untuk tidak memberikan bayi makanan atau
minuman sampai bayi berusia 6 bulan, hanya ASI saja yang di
berikan.
3. Pemeriksaan ( check )
Setelah melakukan rencana kerja, selanjutnya melakukan check atau
penilaian apakah tindakan yang di lakukan sudah sesuai dengan
rencana apa belum. Kemudian setelah kegiatan telah di lakukan maka
bayi tersebut masih di lakukan pemataun mulai dari 0-28 hari untuk
memaksimalkan pelayanan neonatal esensial saat lahir ( 0-6 jam ) –
neonatal saat lahir ( 6 – 28 hari ).
4. Perbaikan ( Action )
Selanjutnya merumuskan tindakan perbaikan apabila terdapat
penyimpangan dari pemantuan yang telah di laksanakan

Anda mungkin juga menyukai