Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi,

menurut data statistik World Health Organization (WHO) menggambarkan

bahwa Indonesia berada pada urutan ke-7 dari 11 negara-negara di bagian

Asia Tenggara, dengan AKI mencapai 148/100.000 kelahiran hidup.

Dimana target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu < 70 per

100.000 kelahiran hidup (WHO, 2017).

Anemia di dunia masih menjadi masalah, menurut World Health

Organisasion (2015) sebanyak 303.000 kematian ibu terjadi diseluruh

dunia. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan atau

persalinan di seluruh dunia setiap harinya (WHO, 2015). Anemia pada ibu

hamil adalah kadar Haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr%

sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah

(erythtopoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb

pada tingkat normal pada ibu ( WHO, 2015).

Lima penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, hipertensi dalam

kehamilan, infeksi, partus lama, dan abortus. Sedangkan, kematian ibu di

Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi (Profil Kesehatan

1
Indonesia, 2015). Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu bersalin yang

mengalami kejadian perdarahan postpartum primer mengalami anemia

dalam kehamilan sekitar 85,3% (Putri, 2015)

Di Indonesia ditemukan angka kejadian anemia pada kelompok ibu

hamil adalah sebesar 48.9% dengan proporsi menurut umur yaitu sebesar

84,6% ibu hamil usia 15-24 tahun, 33,7% ibu hamil usia 25-34 tahun, 33,6%

ibu hamil usia 35-44 tahun dan 24% pada ibu hamil usia 45-54 tahun

(Riskesdas, 2018).

Study pendahuluan yang diteliti oleh Marlia (2006) tentang

ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dan pengetahuan ibu

yang kurang akan pentingnya tablet zat besi dalma masa kehamilan

merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anemia, selain itu,

menurut Darwan (2003) antara lain status gizi, jarak kehamilan, pendidikan,

paritas, umur ibu dan frekuensi Anc ternyata juga mempengaruhi.

Dari data terkait kejadian ibu hamil yang menderita anemia pada ibu

hamil prevalensi ibu hamil dengan anemia di Provinsi Jawa Barat pada

tahun 2018 sebesar 48,9% sedangkan pada kabupaten karawang menurut

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, tahun 2015 AKI naik menjadi 68

kasus kematian ibu. Angka kejadian Anemia pada Ibu Hamil di RSUD

Karawang sendiri pada tahun 2015 adalah sebanyak 272 kasus, dan pada

tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu menjadi 391 kasus

(11,1%). Sedangkan data anemia pada ibu hamil di Puskesmas Telagasari

2
tahun 2019 dari 688 ibu hamil, yang menderita anemia yaitu sebanyak 25

%.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh kenjale, dkk

(2011) di amerika yang menyebutkan bahwa konsusmsi buah bit (yang

sudah dibuat jus) akan meningkatkan konsentrasi plasma nitrat pada pasient

dengan kelainan arteri, dimana pasient ini mengalami kegaggalan

penambahan suplai darah dan oksigen untuk jaringan selamabekerja

sehingga mengakibatkan rasa nyeri saat berjalan. Diantara semua buah,

buah bit adalah salah satub buah yang tinggi kadar asam folat nya, yaitu 108

mg dari buah lainnya.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa kandungan senyawa kimia

yang terdapat dalam buah bit sangat bermanfaat bagi kesehatan, antara lain

sebagai pembersih darah yang ampuh, memaksimalkan perkembangan otak

bayi, sebagai anti kangker dan anti anemia. Penelitian ini juga didukung

oleh suryawan (2006) di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang, yang

menyebutkan bahwa kunsumsi buah bit (dalam bentuk jus) dapat

meningkatkan jumlah lekosit yang tinggi. Dalam penelitian sundari &

Happinasari (2014) tentang perbandingan kenaikan kadar Hb pada ibu hamil

yang diberi Fe dan buah bit terdapat perbedaan setelah diberikan Fe dan

Fe+Jus buah bit, dengan mengkonsumsi 500ml selama tujuh hari.

Studi pendahuluan yang di lakukan Wenda Stephana (2017),

penelitian yang serupa tentang “efektifitas pemberian jus buah bit terhadap

3
kadar hemoglobin dengan anemia”. Diperoleh hasil bahwa pemberian Jus

buah bit efektif terhadap kadar hemoglobin ibu hamil dengan anemia.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Pemberian Jus Buah Bit dan

Tablet Fe dengan kenaikan Hb Pada Ibu Hamil Anemia di Puskemas

Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019”. Dengan harapan dapat

memberikan manfaat dan berkontribusi dalam bidang kesehatan, khususnya

kebidanan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh pemberian Jus buah bit dan

tablet fe dengan kenaikan Hb pada ibu hamil anemia di Puskesmas

Telagasari Kabupaten Karawang tahun 2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh pemberian jus

buah bit dan tablet Fe dengan kenaikan kadar Hb pada ibu hamil anemia di

Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang 2019”.

4
2.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui kenaikan Hb pada ibu hamil sebelum pemberian jus

buah bit di Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang Tahun

2019.

b. Mengetahui peningkatan Hb pada ibu hamil sesudah pemberian jus

buah bit di puskesmas Telagasari Kabupaten karawang Tahun 2019.

c. Mengetahui perbedaan kenaikan kadar Hb sebelum dan sesudah

diberikan Jus Buah Bit pada ibu hamil konsumsi tablet fe di

Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademi

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi para bidan yang

sedang mempersiapkan diri untuk dapat memberikan pelayanan pada

masyarakat.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat Bagi instansi

Menjadi bahan masukan bagi petugas dan pelayanan

kebidanan yang ada di Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang

dalam memberikan asuhan kebidanan terkini dan memberikan

informasi manfaat Jus buah bit kepada masyarakat sehingga dapat

5
dijadikan sebagai tolak ukur dalam melakukan promosi terhadap

peningkatan kadar Hb pada ibu hamil anemia.

1.4.2.2 Manfaat Bagi Ibu Hamil

Memberikan pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil

tentang manfaat pemberian jus buah bit untuk meningkatkan kadar

hemoglobin pada ibu hamil.

1.4.2.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat

mengenai manfaat pemberian jus buah bit untuk meningkatkan

kadar hemoglobin.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2. 1 Kajian Teori

2.1.1 Definisi Anemia

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3, kadar 10,5 gr% pada

trimester 2 (Saifuddin, 2009).

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,

dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan

murah. Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan

89% dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia

kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi.

2.1.2 Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil

1) Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Konsentrasi Haemoglobin dalam

darah berkurang karena terganggunya proses pembentukan sel darah

merah akibat kurangnya zat besi dalam darah (Wirakusumah, 2006).

Pada ibu hamil konsentrasi Haemoglobin <11,0 g/dl di trimester

pertama, <10,5 g/dl di trimester kedua, dan <11,0 g/dl di trimester

7
ketiga. Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat peningkatan kebutuhan

zat besi atau ketidakadekuatan absorbsi zat besi (Robson, 2011).

2) Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan karena defisiensi asam

folat dan juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12

(Saifuddin, 2009).

3) Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik terjadi karena sumsum tulang kurang

mampu membuat sel-sel darah merah baru. Penyebabnya belum

diketahui, kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat (sepsis),

keracunan, dan sinar rontgen atau sinar radiasi (Hoffbrand,2005).

4) Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/ pemecahan sel

darah merah lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah

anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,

kelemahan, serta gejala komplikasi pada organ-organ vital

(Hoffbrand, 2005).

Derajat anemia ibu hamil menurut Manuaba (2010) :

 Normal > 11 gr%

 Anemia ringan 9-10 gr%

 Anemia sedang 7-8 gr%

 Anemia berat < 7 gr%

8
Sedangkan anemia pada ibu hamil menurut Tarwoto (2013),

terbagi atas 3 trimester, yaitu sebagai berikut :

 1. Trimester I (0-12 minggu) : Hb < 11 gr%

 2. Trimester II (13-28 minggu) : Hb < 10,5 gr%

 3. Trimester III (> 29 minggu) : Hb < 11 gr%

2.1.3 Faktor - faktor yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan

diantaranya gravid, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan

kepatuhan konsumsi tablet Fe (Keisnawati, 2015).

1) Gravid

Wanita yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan makin

anemia karena banyak kehilangan zat besi, hal ini disebabkan selama

kehamilan wanita menggunakan cadangan zat besi yang ada di dalam

tubuhnya (Salmariantity, 2012).

2) Umur

Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu

hamil. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.

Kehamilan diusia <20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan

anemia karena pada kehamilan diusia <20 tahun secara biologis belum

optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga

mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian

9
terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya.

Sedangkan pada usia >35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan

daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini

(Amirrudin, 2014).

3) Tingkat Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, ibu

yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan menggunakan pertimbangan

rasional dan pengetahuan tentang gizi makanan atau pertimabangan

fisiologik lebuh menonjol (Irianto, 2014).

4) Status Ekonomi

Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis

akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status

gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas.

Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi

kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Sulistyawati, 2009).

2.1.4 Tablet Fe

a. Pengertian Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi.

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah

merah (Hemoglobin) (Soebroto,2014)

b. Fungsi zat besi Menurut Almatsier (2010), Sebagai alat angkut

oksigen dari paru-paru ke jaringan, Sebagai alat angkut eletron pada

10
metabolisme energi, Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan

sebagai pelarut obat-obatan

c. Sumber makanan yang mengandung zat besi

1) Zat besi yang berasal dari hewani yaitu; daging, ayam, ikan,

telur dan madu.

2) Zat besi yang berasal dari nabati yaitu;kacang-kacangan,

sayuran hijau dan pisang ambon

Keaneka ragaman konsumsi makanan berperan penting

dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh.

Kehadiran protein hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam folatzat

gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam

tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat

besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena

makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber

vitamin A (Almatsier, 2016).

d. Kebutuhan Zat Besi pada ibu hamil

kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkat,

peningkatan ini ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan janin

untuk bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak darah zat

besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume darah ibu,

jumlahnya enzim 1000mg selama hamil (Arisman, 2012).

11
e. Efek samping terapi Tablet Fe pada ibu hamil

Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah,

kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang

diare).Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat

tergantung pada jumlah element zat besi yang diserap. Takaran zat

besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidakdapat

diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam

pemakaian obat jadi tablet zat besi denagan dosis rendah lebih

cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosisi tinggi. Bagi

banyak wanita dosis rendah sudah memadai (Soe jordan, 2003).

f. Dosis Tablet Fe pada ibu hamil

Pemberian Tablet Fe selama kehamilan merupakan salah

satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan

kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena sangat efektif

dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara

dengan 200mg ferrosulfat. Selama kehamilan minimal diberikan 90

tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan diberikan sejak

pemeriksaan ibu hamil pertama.

1) Pemberian Tablet Fe lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada

saat sebelum tidur malam

12
2) Pemberian Tablet Fe harus dibagi serta dilakukan dengan

interval sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian interval ini di

tingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika tinbul efek samping

3) Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus

tanda dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu

mengubah (menurunkan) dosis zat besi dengan segera

4) Minum Tablet Fe pada saat makan atau segera sesudah makan

selain dapat mengurangi gejala mual yangmenyertainya tetapi

juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi (Soe

Jordan, 2014)

g. Akibat kekurangan Zat Besi

Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber

daya manusia, yaitu terhadap kemampuan dan produktifitas kerja.

Kekurangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang

kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi. Kekurangan besi

pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,

kurang nafsu makan, menurunya kebugaran tubuh, menurunya

kemampuan kerja, menurunya kekebalan tubuh dan gangguan

penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu

tubuh menurun.Pada anak-anak kekurangan besimenimbulkan

apatis, mudah tersinggung, menurunya kemampuan untuk

berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2007)

13
2.2 BIT

2.2.1 BUAH BIT

Buah bit adalah tanaman yang berasal dari keluarga

Amaranthaceae-Chenopodiaceae. Artinya, buah bit masih satu

keluarga dengan sayuran lobak dan sayuran berakar lainnya.

Umumnya, buah ini hanya digunakan akarnya saja yang terasa

manis untuk obat kesehatan. Namun lama kelamaan,

daging buah dan daunnya juga dikonsumsi. BIT merupakan akar

tanaman yang menggelembung sebagai tempat cadangan makanan

bagi tanaman tersebut. Umbi dipanen setelah berumur 60-80 hari

sejak ditanam. Umbi bit bentuknya bulat atau panjang bulat,

berwarna merah keunguan, ada juga varietas yang berwarna putih

atau keemasan. Daun dan akar tanaman ini merupakan sayuran yang

dapat dimakan. Bit merupakan sumber karbohidrat, asam folat dan

kalium. Daunnya mengandung beta karoten, vitamin C, riboflamin

dan magnesium dengan kadar tinggi. Bagian yang dikonsumsi

biasanya umbinya. (fakta ilmiah buah & sayur, 2013)

Bit segar adalah salah satu tanaman musim dingin wilayah

iklim sedang yang agak popular, yang ditanam untuk diambil akar

tunggang berdaging dan tajuk daunnya yang dapat dimakan.

Kandungan gula kultivar bit gula yang ada sekarang mendekati 20%

bobot segar, sedangkan pada bit segar sekitar 6% atau kurang

(Nugraheni, 2014).

14
Gambar 2.1 Bit Segar

2.2.2 Manfaat Buah Bit Untuk Kesehatan

Menurut Lingga (2010), bit memiliki beberapa manfaat, yaitu :

a. Memperkuat Susunan Tulang

Bit mengandung banyak kalium. Kadarnya sebesar 58,6

mg/cup dan masuk dalam kategori unggul. Keberadaan kalium

dalam bit dapat memperkokoh matrik tulang. Tanpa kalium yang

cukup, tulang yang terbentuk tidak dapat tumbuh sempurna karena

ikatan antar selnya longgar.

b. Pembersih Darah yang Ampuh

Umbi bit mampu membersihkan darah dari racun, seperti

logam berat, alkohol, dan zat kimia beracun. Sejak lama, masyarakat

Eropa menggunakannya sebagai obat anti mabuk bagi pecandu

minuman keras. Tak hanya membersihkan darah secara

keseluruhan, bit juga mampu melakukan detoksifikasi hati yang

tercemar oleh obat beracun, yakni berbagai macam obat terlarang,

obat yang tidak diresepkan oleh dokter, alkohol, zat aditif makanan

yang berbahaya, dan obat yang salah minum. Bit memiliki efek

mengatur sistem pencernaan dan merangsang serta menguatkan usus

15
besar, mengeluarkan toksin dari dalam sistem. Fungsi lever dan

ginjal bisa meningkat dan darah menjadi lebih bersih serta lebih

kaya dengan mengonsumsi bit secara teratur (Cross, 2008).

c. Menurunkan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil penelitian Asosiasi Jantung Amerika,

mengonsumsi 500ml jus bit merah setiap hari dapat mengurangi

tekanan darah tinggi (Nurwijaya, 2008).

d. Memaksimalkan Perkembangan Otak Bayi

Bit mengandung folat dalam jumlah cukup banyak sehingga

berguna bagi perkembangan janin. Folat diperlukan pada minggu-

minggu awal kehamilan dalam jumlah memadai agar perkembangan

otak bayi normal. Tak hanya bayi, para manula pun perlu kecukupan

folat agar mereka terhindar dari penyakit Alzheimer, yakni penyakit

yang ditandai dengan kepikunan atau penurunan daya ingat (Lingga,

2010).

e. Mengatasi Anemia

Dr Frotz Keitel, seorang hematologi dari Jerman, menyatakan

bahwa tak ada obat mujarab untuk menaikkan kadar darah merah

selain bit. Ia mengatakan bit merupakan obat alami yang ampuh

untuk anemia dan memperkuat daya tahan tubuh.

f. Anti kanker

Bit mengandung betasianin yang dikenal sebagai fitokimia

antikanker. Banyak penelitian menyimpulkan tentang kemampuan

betasianin sebagai antikanker. Dalam menghambat kanker,

16
betasianin bekerja sama dengan beberapa mineral dan fitokimia

yang berperan sebagai antikanker.

g. Mengatasi Jantung Koroner

Bit memiliki efek penyembuhan yang dapat diandalkan,

khususnya bagi penderita jantung koroner. Betain yang

dikandungnya merupakan detoks yang baik untuk menghilangkan

pengaruh buruk yang disebabkan oleh homosistein. Biasanya,

homosistein dilenyapkan oleh vitamin B9 dan B12. Namun, jika

kedua vitamin tersebut tidak terpenuhi, maka betain dapat

menggantikan fungsi kedua vitamin B tersebut.

h. Mengencerkan Darah dan Anti Radang

Bit memiliki kandungan asam salisilat yang berfungsi untuk

mengencerkan darah. Tak hanya itu, asam salisilat juga berfungsi

sebagai anti radang yang cukup efektif. Peradangan pada pembuluh

darah akan menimbulkan aterosklerosis yang pada gilirannya akan

melemahkan kerja jantung.

2.2.3 Kandungan Nutrisi Dan Zat Berkhasiat

Bit termasuk tanaman umbi-umbian, mengandung zat-zat yang

sangat diperlukan kesehatan, di antaranya zat besi,vitamin C, kalium,

fosfor, magnesium, asam folat dan serat.

Menurut Wirakusumah yang dikutip oleh Lenni (2015),

beberapa nutrisi yang terkandung dalam umbi bit yaitu, karbohidrat,

protein, serat, berbagai mineral serta kadar air yang tinggi.

17
Umbi bit mengandung sebagian besar vitamin A dan vitamin C,

kalsium zat besi, fosfor, protein dan karbohidrat. Buah bit juga tinggi

folat dan betasianin (Mulyani, 2015).

Berikut adalah kandungan gizi dalam 100 gram umbi bit segar
No Nutrisi Jumlah
1 Air (g) 87,6
2 Energi (kkal) 41,00
3 Protein (g) 1,60
4 Total lemak (g) 0,17
5 Karbohidrat (g) 9,6
6 Serat, total serat (g) 2,10
7 Total gula (g) 6,76
Mineral
8 Calsium, Ca (mg) 27,00
9 Iron, Fe (mg) 0,80
10 Magnesium, Mg (mg) 23,00
11 Phosphorus, P (mg) 40,00
12 Potassium, K (mg) 325,00
13 Sodium, Na (mg) 78,00
14 Zinc, Zn (mg) 0,35
Vitamins
15 Vitamin C (mg) 10
16 Thiamin (mg) 0,02
17 Riboflavin (mg) 0,05
18 Vitamin B-6 (mg) 0,067
19 Folat, DFE (μg) 109,00
20 Vitamin B-12 (μg) 0,00
21 Vitamin A, RAE (μg) 2,00
22 Vitamin A, IU 33,00
23 Vitamin E (mg) 0,04
24 Vitamin D, IU 0,00
Tabel 2.1 Tabel Komposisi Pangan Indonesia, Kemenkes RI, 2017

18
2.2.4 Cara pembuatan jus buah bit

2.2.4.1 Bahan-bahan yang Diperlukan Untuk Membuat Jus

Buah Bit

1. 2 gelas air yang sudah matang

2. 1 buah bit berukuran sedang

3. Es batu secukupnya

2.2.4.2 Langkah dan Cara Membuat Jus Buah Bit :

1. Jangan lupa siapkan blendernya terlebih dahulu

2. Kemudian bersihkan buah bit menggunakan air

mengalir

3. Setelah bersih lalu Anda kupas kulit luarnya dan

dipotong-potong menjadi beberapa bagian

4. Masukkan buah bit ke dalam blender beserta air matang

5. Selanjutnya blender campuran tadi hingga halus dan

lembut

6. Jika Anda mau, Anda boleh memasukkan es batu

sesuka Anda

7. Setelah selesai di blender lalu siapkan gelas saji

8. Terakhir, tuang jus kedalam gelas tersebut dan siap

untuk Anda nikmati.

Sumber : https://cupsealer.me/cara-membuat-jus-buah-bit/

19
2.2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uraian atas definisi-definisi terkait

dengan permasalahan yang akan dijadikan sebagai tujuan dalam

melakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan uraian dalam

teori-teori yang sudah dijelaskan, maka disusun kerangka teori

mengenai kejadian gizi.

-Penurunan sel darah Khasiat Jus Buah Bit


merah
Kandungan Jua Buah Bit
-Penurunan Hemoglobin
Cara pengolahan Jus Buah Bit
-Peningkatan Kadar
Hemoglobin

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Penanganan :
1. Tablet Fe
2. Jus buah bit

Kadar Hb

Gambar 2.2 Kerangka teori

20
2.2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari

kerangka teori atau teori- teori yang mendukung penelitian terkait.

Kerangka konsep terdiri dari variabel – variabel serta hubungan variabel

yang satu dengan variabel yang lain (Notoadmodjo, 2012). Adapun

kerangka konsep pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Jus Buah Bit dan

Tablet Fe dengan Kenaikan Hb Pada Ibu Hamil Anemia di Puskesmas

Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019” adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

1. PEMBERIAN TABLET
FE KENAIKAN HB PADA IBU
2. PEMBERIAN JUS BIT HAMIL ANEMIA
DAN TABLET FE

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


(Notoatmodjo, 2012)

2.2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan

penelitian. Biasanya hipotsis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara

dua variabel. Variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk

menentukan kearah pembuktiian, artinya hipotesis ini merupakan

pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam

suatu penelitian berarti jawaban sementara peneliti, patokan dugaan atau

21
pemikiran sementara yang kebenarannya akan di buktikan dalam penelitian

tersebut Hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada Pengaruh Jus Buah Bit Terhadap Kenaikan HB Pada Ibu

Hamil Anemia Dengan Konsumsi Tablet FE di Puskesmas

Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.

Ha : Ada Pengaruh Jus Buah Bit Terhadap Kenaikan HB Pada Ibu

Hamil Anemia Dengan Konsumsi Tablet FE di Puskesmas

Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experimental

dengan pendekatan pretest and posttest with control group design yaitu

desain eksperimen kuasi degan membagi kelompok menjadi kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol, lalu kedua kelompok tersebut dilakukan

pre-test sebelum ekperiment diberikan dan post-test sesudah eksperimen

diberikan (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar Hb

pada kelompok eksperimen yang telah diberikan jus buah bit secara rutin

dengan kadar Hb pada ibu hamil yang tidak diberikan Jus buah bit sebagai

kelompok kontrol. Berdasarkan desain penelitian yang dikemukakan diatas,

berikut merupakan gambaran desain penelitian nonequivalent control group

design.

Pretest Perlakuan Post-test

O1 X O2
O2 - O4
Keterangan :

O1 : Pre-test kelompok eksperimen

O2 : Post-test kelompok eksperimen

O3 : Pre-test kelompok kontrol

O4 : Post-test kelompok konrol

X : Perlakuan kelompok eksperimen berupa pemberian Jus Buah Bit

23
- : Tidak diberikan perlakuan

3.2 Pupolasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan kasus yang memenuhi syarat tertentu

berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian adalah

keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmodjo, 2012).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu Hamil

Anemia dengan status Kadar HB < 11gram% di puskesmas Telagasari

Kabupaten Karawang Bulan Juni 2019 yaitu 30 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang menjadi objek penelitian dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel yang diambil adalah total populasi.

”Apabila subjeknya < 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi” (Arikunto, 2010). Jadi jumlah sampel pada

penelitian ini adalah sebanyak 30 orang, dengan kriteria Ibu Hamil dengan

status Kadar Haemoglobin < 11 gram% di Puskesmas Telagasai Kab.

Karawang Bulan Juni 2019.

24
3.2.3 Total Sampling

A. Sampling

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi (Sugiyono, 2013) Alasan mengambil total sampling

karena menurut Sugiyono (2013) jumlah populasi yang <100 seluruh

populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

B. Kriteria Inklusi Sampel

Kriteria Inklusi adalah kriteri atau ciri-ciri yang harus dipenuhi

setiap masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel

( Notoatmodjo, 2018)

1. Ibu hamil anemia trimester 3 yang bersedia menjadi responden

sampai penelitian selesai.

2. Ibu hamil anemia trimester 3

3. Ibu hamil yang kadar Haemoglobin ˂ 11 gr / dl

C. Kriteria Eksklusi Sampel

1. Ibu hamil yang tidak mengalami anemia

2. Ibu hamil trimester 1-2

3. Ibu hamil kadar Haemoglobin nya ˃ 12 gr / dl

25
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Telagasari Kabupaten

karawang pada bulan Juni 2019.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi

perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

yaitu variabel bebas atau variabel independent dan variabel terikat atau

variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah

pemberian jus buah bit dan tablet Fe pada ibu hamil. Sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah status kenaikan kadar Haemoglobin

pada ibu hamil.

3.5 Definisi Operasional

Definisi Operasional mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang di amati ketika melakukan pengukuran

secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena dengan menggunakan

parameter yang jelas (Notoatmodjo, 2012). Definisi Operasional dalam

penelitian ini yaitu seperti di bawah ini

Tabel 3.6
Definisi operasional No
No Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. Independen Pemberian Sendok Memberikan Setiap Ibu Ordinal
Pemberian Fe + Fe 60 mg takar Jus Buah Bit 1 Hamil selama
Jus Buah Bit dan Jus obat 5 ml sendok atau 5 penelitian
Buah Bit ml, 2 kali mendapatkan
sebanyak 1 sehari diwaktu Jus Buah Bit
ml dengan pagi dan asli sebanyak
frekuensi 2x malam selama 200 ml.
sehari 20 hari

26
selama 20
hari pada ibu
hamil
dengan
anemia

Dependen
Status Kadar Keadaan Stik Hb Memeriksa Indeks Masa Ordinal
2. Haemoglobin tubuh kadar Hb pada Hamil
sebagai minggu
Normal >11gr% akibat dari pertama,
Ringan 9-10gr% pemakaian, kedua dan
Anemia sedang 7- penyerapan ketiga
8gr% , dan
Anemia Berat penggunaa
<7gr% n Jus Buah
Bit dan Fe
pada Ibu
Hamil.

3.6 Intrumen penelitian

Intrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2018). Instrumen penelitian adalah alat

yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini berupa hasil

observasi dan pemeriksaan setiap minggu pertama, minggu kedua dan

minggu ketiga, yang dilakukan dengan cara meriksa Hb kepada Responden

berdasarkan hasil observasi atau eksperimen pada responden.

3.7 Pengolaan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan cara-cara sebagai

berikut:

27
3.7.1 Editting

Adalah suatu tahap dimana data yang dikumpulkan diperiksa

kelengkapannya, disusun urutannya serta dilihat apakah ada

kesalahan dalam pengisian dan bagaimana konsistensi jawabannya.

3.7.2 Coding

Tahap selanjutnya setelah editting adalah coding yaitu

melaksanakan pengkodean sesuai dengan alternative jawaban ada

untuk mempermudah entry data.

3.7.3 Entrying

Setelah setelah tahapan coding maka data yang telah

terkumpul diberi kode dimasukan kedalam computer

3.7.4 Cleaning

Setelah data dimasukan kedalam master tabel. Data yang

tidak diperlukan dibuang. Setelah data masuk selanjutnya dilakukan

pengecekan apakah data yang dimasukan sudah benar atau tidak

dengan cara melihat variasi dalam bentuk distribusi frekuensi.

3.8 Analisis Data

Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah melakukan analisis

data. Analisis data dilakukan dengan manual atau dengan computer

(Notoatmodjo, 2018).

3.8.1 Analisis Univariat

Tujuan analisis univariat dari penelitian ini adalah

menjelaskan masing- masing variabel baik variabel bebas, yaitu

28
pemberian Jus Buah Bit dan tablet Fe maupun variabel terikat

anemia pada ibu hamil. Kemudian untuk mengetahui karakterisktik

responden berdasarkan : umur, paritas, usia kehamilan, pekerjaan,

kadar Hb sebelum diberikan Jus Buah Bit dan tablet Fe Untuk

memperoleh persentase dari karakteristik variabel tersebut

menggunakan rumus :

F × 100%
𝑃=
∑𝑛

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

Σ :Jumlah Responden (Susanto, 2006).

3.8.2 Analisis Bivariat

Penganalisisan data secara bivariat, pengujian data

dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji t-dependent,

yakni responden diukur dua kali/diteliti dua kali atau sering disebut

pre-test dan post-test. Taraf signifikan 95% (α = 0,05). Pedoman

dalam menerima hipotesis : apabila Pvalue < 0,05 maka Ho ditolak,

apabila Pvalue > 0,05 maka Ho gagal ditolak. Kemudian data yang

didapat disajikan dalam bentuk tabel (Sutanto, 2006). Penelitian ini

menggunakan uji T faired T-Test.

29
3.9 Etika Penelitian

Etika penelitian mencakup perilaku penelitian atau perlakuan

penelitian terhadap subjek serta sesuatu yang dihasilkan penelitian bagi

masyarakat, sebagai berikut :

a. Beneficence, penelitian meyakinkan responden bahwa penelitian ini

bebas dari bahaya, dan tidak menimbulkan resiko.

b. Mal-efficence, penelitian menjamin bahwa penelitian ini tidak

menimbulkan bahaya pada responden dan responden terlindung dari

setiap resiko.

c. Respect for human dignity, responden berhak untuk menentukan

dirinya sendiri dan mendapatkan informasi lengkap diantaranya

mengenai tujuan, cara penelitian, cara penelitian, manfaat penelitian,

dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

d. Justice, setiap responden berhak mendapatkan perlakuan adil dan jaga

privasinya.

e. Informed concent, lembar persetujuan yang duberikan kepada

responden. Resonden harus memenuhi kriteria yang ditentukan.

Lembar informedconsent harus dilengkapi dengan judul penelitian dan

manfaat penelitian. Bila responden menolak maka penelitian tidak

boleh memaksa dan menghormati hak-haknya.

f. Anonymity, penelitian tidak mencantumkan nama responden pada

lembar pernyataan untuk menjaga kerahasiaan responden.

30
g. Confidentiality, keberhasilan informasi responden dijamin oleh

peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai

penelitian (Notoatmodjo, 2018).

31

Anda mungkin juga menyukai