BENGKULU
DI SUSUN OLEH
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting
diIndonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan status kesahatan masyarakat menuju peningkatan derajat
kesehatan yangoptimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu
diperlukan upaya pembangunan system pelayanan kesehatan dasar yang mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan
kesehatan dasar tersebut(Profil Kesehatan Indonesia, 2007).Kepmenkes RI No.
128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas adalah UPTDkesehatan Kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunankesehatan di suatu wilayah keja.
Depkes RI 1991, puskesmas adalah organisasikesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakatyang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secaramenyeluruh dan terpadu pada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas adalah unit
pelaksana pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.Yang dimaksud dengan unit
pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yangselanjutnya disebut UPTD, yakni
unit organisasi di lingkungan Dinas KesehatanKabupaten / Kota yang melaksanakan
tugas teknis operasional.Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Di dalam
pembangunankesehatan meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan,
pemberdayaanmasyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu.Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah kerjanya adalah batasan
wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan
kesehatan, yangditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan
keadaan geografis,demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat,
keadaan sumber daya, beban kerja puskesmas dan lain-lain, selain itu juga harus
memperhatikan dalam upayauntuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung
jawab pembangunan dalamwilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme
pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan
meningkatkan kinerja. Apabiladalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dan satu
Puskesmas maka kepala DinasKesehatan Kabupaten / Kota dapat menunjuk salah satu
Puskesmas sebagai coordinator pembangunan kesehatan di kecamatanPusat
Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah organisasifungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peranserta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah danmasyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari kasus di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Program apa saja yang ada di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu?
2. Program apa saja yang belum tercapai di puskesmas perawatan beringin raya kota
bengkulu?
3. Tindakan apa yang di lakukan pihak puskesmas untuk menyelesaikan program
yang belum tercapai?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui program apa saja yang terdapat di puskesmas perawatan
beringin raya kota bengkulu
2. Untuk mengetahui program apa saja yang belum tercapai di puskesmas perawatan
beringin raya kota bengkulu
3. Untuk mengetahui solusi dari puskesmas untuk mengani program yang belum
tercapai
BAB II
TEORI PROGRAM
Pengertian Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan
seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai
keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka
pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah
kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR
diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif
bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang
cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang
perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi
resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
C. PROGRAM BIAS
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bertujuan untuk memberikan perlindungan
bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus.
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui
pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpadu. Pembangunan kesehatan di
Indonesia memiliki beban ganda (double burden), dimana penyakit menular masih
masalah karena tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga tidaklah mudah
untuk memberantasnya. Dengan tersedianya vaksin mampu mencegah penyakit menular
sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif dan efisien. Pemberian vaksin
melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan
nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Program imunisasi mengacu kepada
konsep Paradigma Sehat, dimana prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yaitu
upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Menurut Undang-Undang Nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya
pemberantasan penyakit menular. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia
sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling cost
effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program
Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak,
polio, tetanus dan hepatitis B.
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi
terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia
anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar
terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi.
Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah
dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada
himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di negara berkembang (insiden
dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah salah satu bentuk
kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada
bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD)
atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia. Imunisasi lanjutan
sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak untuk
anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Toksoid (TT) pada anak
kelas 2 atau 3 SD atau sederajat (MI/SDLB). Pada tahun 2011, secara nasional imunisasi
vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau sederajat (MI/SDLB) ditambah dengan
Antigen difteri (vaksin Td). Pemberian imunisasi ini sebagai booster untuk
mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Perubahan pemberian
imunisasi dari vaksin TT ditambah dengan vaksin Td ini sejalan dengan rekomendasi dari
Komite Ahli Penasehat Imunisasi Nasional atau Indonesia Technical Advisory Group on
Immunization. Hal ini disebabkan adanya perubahan trend kasus infeksi difteri pada usia
anak sekolah dan remaja. Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat
(MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
Setiap tahun BIAS dilaksanakan pada bulan Agustus untuk Campak dan pada bulan
November untuk DT (kelas I) dan Td (kelas II dan III). Pelayanan imunisasi di sekolah
dikoordinir oleh tim pembina UKS. Peran guru menjadi sangat strategis dalam
memotivasi murid dan orangtuanya. Ketidak hadiran murid pada saat pelayanan imunisasi
akan merugikan murid itu sendiri dan lingkungannya karena peluang untuk memperoleh
kekebalan melalui imunisasi tidak dimanfaatkan. Pemberian imunisasi pada anak sekolah
bertujuan sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif,
meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Pelaksanaan BIAS
merupakan keterpaduan lintas program dan lintas sektor terkait sebagai salah satu upaya
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Diselenggarakan melalui wadah yang sudah
ada yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS), dimana imunisasi
merupakan salah satu komponen kegiatan UKS. Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan
untuk mencapai tingkat population immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi
sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I. Dengan berbagai kemajuan pada
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi menjadi semakin efektif dan
efisien dengan harapan dapat memberikan langkah nyata bagi kesejahteraan anak, ibu,
serta masyarakat secara umum.
D. PROGRAM PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang terjadi karena faktor keturunan,
atau juga karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Ingat bahwa penyakit tidak menular
berarti tidak bisa ditularkan seperti pengertian dari penyakit menular. Dimana penyakit
atau kumanya bisa menular ke orang lain dari meia udara, cipratan ludah, bersin, air, baju
yang dipakai, alat makan dll. Penyakit tidak menular sebenarnya juga memiliki pengaruh
yang sama bahayanya jika tidak di manaj dengan baik. Misalnya diabetes jika orang yang
mengalami DM tidak rajin kontrol maka yang terjadi adalah kondisi gula darahnya bisa
sangat tinggi, atau juga bisa sangat rendah. Dia juga tidak bisa memperkirakan berapa
asupan makan yang bisa dia konsumsi setiap harinya. Maka dari itu Kita harus bisa
merubah pola hidup tidak sehat kita menjadi pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan.
Di Puskesmas saat ini juga sudah ada program tersendiri untuk menjaring dan untuk
memanajemen penyakit tidak menular di masyarakat, wadahnya bisa disebut dengan
Posbindu, pesertanya bisa dari kader dan masyarakat yang biasanya menjadi tempat dan
wadah share mengenai keluhan keluhan yang dirasakan, pemriksaan lab sederhana, dan
juga rujukan jika diperlukan pengobatan lebih lanjut.
Nah seperti judul di atas saya juga akan memberikan contoh jenis jenis penyakit PTM
yang mungkin juga di alami oleh orang orang di sekitar kita :
Diabetes Melitues
Hipertensi
Jantung
Sariawan
Rematik
Osteoporosis, dll
Beberapa penyakit tidak menular di atas pastinya sangat membutuhkan tenaga kesehatan
dalam rangka upaya pencegahan, misalkan dengan penyuluhan dengan orang tersebut karena
dengan pengetahuan akan dapat merubah mindset dai tidak baik menjadi lebih baik, Prinsip
utama dalam rangka pencegahan PTM adalah dengan merubah gaya hidup yang tidak sehat
menjadi gaya hidup sehat, misal dengan jalan santai, lari pagi, senam dll. Jangan hanya
mengandalkan obat karena terlalu banyak obat juga akan merusak organ karena efek
sampngnya.
BAB III
PEMBAHASAN
program ini terlaksana dengan baik dan tidak ada kendala dalam program SDIDTK.
b. Kunjungan neonatus
- Di lakukan setiap bulan setelah ibu post partum di puskesmas
- Di lakukan pemeriksaan pada bayi,tali pusat di periksa dan di pantau
- Asupan gizi bayi juga di pantau apakah bayi di berikan ASI atau tidak
Dalam kunjungan neonatus ini tidak ada kendala yang fatal, mungkin kendalanya bayi
di berikan susu formula oleh orang tua karena alasan ASI sang ibu tidak keluar.
Solusi dalam masalah ASI ini kami dari tenaga kesehatan tidak bosan-bosannya untuk
terus memberikan motivasi dan arahan-arahan kepada ibu atau keluarga tentang
manfaat dan pentingnya ASI.
Pelacakan kasus kematian pada bayi dan balita ini di lakukan di puskesmas
d. Posyandu
- Di lakukan satu bulan satu kali
- Sasaran bayi dan balita
- Melakukan penimbangan pada bayi dan balita dan melakukan iminisasi
- Terdapat 11 posyandu
Mawar l kandang limun
Mawar ll kandang limun
Teratai lV bandar raya
Teratai V rawa makmur
Teratai VI rawa makmur
Teratai siaga rawa makmur
Melati l rawa makmur permai
Teratai l rawa makmur permai
Latulip rawa makmur permai
Anggrek beringin raya
Mawar lll medan baru
Di posyandu ini tidak ada kendala, semua berjalan dengan lancar dan tepat waktu
Tidak ada kendala dalam program BiAS semua terlaksana dengan baik
2. PROGRAM IBU
a. Kelas ibu hamil
- Di laksanakan setiap bulan
- Di lakukan pemeriksaan ANC meliputi 10 T
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pemeriksaan tekanan darah
Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas )
Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri)
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid
(TT) bila di perlukan
Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Test laboratorium ( rutin dan khusus)
Tatalaksana kasus
Temu wicara ( konseling ), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi ( P4K) serta KB pasca persalinan
- Kegiatan senam hamil dilakukan satu bulan sekali
- Melakukan kunjungan bumil resti setiap bulan
b. Pertolongan persalian
- Pertolongan persalianan sesuai APN
- Pertolongan persalinan di lakukan di poned puskesmas
- Memberikan kenyamanan pada pasien saat proses melahirkan
- Memberikan asuhan sayang ibu
Tidak memecahkan ketuban
Tidak melakukan episiotomi
Melakukan anastesi jika ada robekan jalan lahir
- Segera berikan bayi kepada ibu segera setelah bayi lahir
c. Kunjungan ibu nifas dan BBL, kunjungan di lakukan 4 x
0-3 hari, usia o hari dilakukan penyuntikan vitamin K, HB0 dan salep
mata
4-7 hari, memastikan involusi uterus, memantau tanda-tanda
perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan istirahat yang
cukup, memastikan ibu mendapatkan gizi yang baik, memastiakan ibu
menyusui dengan baik
8-28 hari, memastikan ivolusi uterus berjalan dengan normal, terap
pantau perdarahan, memastikan istirahat dan gizi ibu, memastikan ibu
menyusui dengan baik dan benar
29-42 hari, menanyakan pada ibu tentang penyulit dan membrikan
konseling KB
Program ibu sampai saat ini berjalan dengan lanjar dan tidak ada kendala
3. PROGRAM KB
a. Penyuluhan PUS ( pasangan usia subur )
b. Pelayanan alat kontrasepsi
c. Pelayanan di lakukan di puskesmas
- Adat istiadat
- Kurangnya pengetahuan
- Faktor agama, ada sebagian masyarakat yang kental dengan agamanya
berpendapat bahwa KB itu haram
Dalam menangani kasus kurangnya kesadaran ibu-ibu untuk memakai IUD terutama ibu yang
resti, tenaga puskesmas beringin raya melakukan penyuluan kepada ibu-ibu terutama
melibatkan suami, serta melibatkan aparatur kampung seperti RT dan juga kader untuk
membantu kelancaran penyuluhan.
Kendala lain karena pemasangan harus di lakukan di puskesmas atau Rumah sakit, sehingga
ibu tidak bisa datang dengan alasan bekerja dll.
B. PROGRAM PPTM PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA KOTA
BENGKULU
1. POSBINDU
- Di laksanakan satu bulan sekali
- Sasarannya usia 15 tahun ke atas laki-laki dan perempuan
- Melakukan penyuluhan
2. PROLANIS
- Sasaran usia 45 tahun ke atas
- Dilakukan pemeriksaan
Tekanan darah
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan kolesterol
Pemeriksaan asam urat
- Pemberian obat rutin PRP ( program rujuk balik )
- Senam di lakukan satu minggu satu kali di puskesamas
- Penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan diabetes
3. LANSIA
- Posyandu lansia
- Sasaran usia 45 tahun ke atas
- Pemeriksaan tekanan darah
- Kegiatan senam jantung dilakukan satu mimnggu 1 kali di puskesmas
- Pemantauan lansia resti usia 60 tahun keatas
- Dilakukan 2 bulan sekali
Kendala dari PPTM hanya pesertanya yang malas dateng kepuskesmas dengan alasan
jauh, tidak ada yang ngantar dll
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Salah satu pusat kesehatan masyarakat yang ada di bengkulu adalah Puskesmas
Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu, puskesmas beringin raya kota bengkulu
memiliki beberapa program diantaranya, program kesehatan ibu dan anak m
(KIA) meliputi: program Anak, program Bias, program Ibu, program KB,
Program PTM (penyakit tidak menular) meliputi: Posbindu, Prolanis Dan Lansia,
dan masih ada beberapa program lagi yang terdapat di puskesmas perawatan
beringin raya kota bengkulu, namun kami di sini fokus pada kesehatan Ibu dan
Anak sampai Lansia.
Satu tahun terahir ini dari bulan januari-oktober mungkin program yang belum
maksimal atau belum tercapai ialah program KB, di mana kemauan dari
masyarakat untuk ber KB masih rendah dan kebanyakan dari masyarakat yang
enggan berKB dalam katagori resti usia rata-rata 38 tahun ke atas, pihak
puskesmas yang bekerja sama dengan BKKBN sudah menyelenggarakan KB
masal gratis di alokasikan di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu.
2. SARAN
A. Untuk tenaga puskesmas
Supaya lebih meningkatkan lagi mutu pelayanan kesehatan ibu dan
anak serta lansia terutama dalam bidang KB supaya lebih seing melakukan
pendekatan-pendekatan dan penyuluhan yang melibatkan kader dan aparatur
kampung supaya kegiatan bisa lebih mudah terlaksana.