Oleh :
Sri Suharyantiningsih
P1337424822007
Semarang, 2023
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
i
TINJAUAN TEORI
1
2
Atonia Uteri
Vaskularisasi ke miometrium berkurang
Tekanan Parsial O2 ↓
Otot Miometrium Tidak Adekuat
Multigravida
Hb berkurang, sehingga oksigen yang diikat dalam darah
Tekanan Multigravida
Primigravida
Jumlah O2 (HbO2) ↓ Parsial O2 ↓
Perdarahan
˃ 24 jam ˃ 18 jam
Atonia Uteri
Perdarahan Postpartum
8
Anemia Gravidarum
Penurunan Kadar Hb
Enzim Preteolitik
Autolysis Terhambat
Sub Involusio
9
d. Infeksi purperium
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saptarini, dkk
(2018) Disimpulkan ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan
waktu penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Odds Ratio (OR)
sebesar 51,3 menunjukkan bahwa kadar hemoglobin dengan kategori
normal memiliki waktu penyembuhan luka perineum sebesar 51,3 kali
lebih cepat dibanding dengan kadar hemoglobin dengan kategori
anemia. kadar hemoglobin yang rendah terdapat penurunan kapasitas
darah yang mengangkut oksigen . Hemoglobin merupakan molekul
protein di dalam sel darah merah yang bergabung dengan oksigen dan
karbondioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran darah ke sel-
sel dalam tubuh Pada kasus tersebut sering terjadi hipoksia pada
jaringan, padahal oksigen memainkan peranan penting di dalam
pembentukan kolagen dan perbaikan epitel, serta pengendalian infeksi.
Sama hal nya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsa &
Pujiastuti (2014) Hasil uji statistik menunjukkan nilai RR sebesar 4,737
(>1) sehingga “Ada pengaruh kadar hemoglobin ibu postpartum
terhadap waktu penyembuhan luka perineum, dan ibu postpartum
dengan kadar hemoglobin kategori anemia ringan sekali dan anemia
ringan memiliki risiko penyembuhan luka perineum tidak normal
sebesar 4,737 kali lipat lebih besar dibandingkan ibu postpartum dengan
kadar hemoglobin kategori tidak anemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Mungkid, Kabupaten Magelang tahun 2014”. Kesembuhan luka sangat
dipengaruhi oleh suplai oksigen dan nutrisi kedalam jaringan.Oksigen
yang berikatan dengan molekul protein hemoglobin diedarkan
kejaringan dan sel-sel tubuh melalui sistem peredaran darah. Apabila
oksigen dalam hemoglobin jumlahnya tidak normal, maka akan
memperlambat proses penyembuhan luka. Kesembuhan luka sangat
dipengaruhi oleh suplai oksigen dan nutrisi ke dalam jaringan. Oksigen
yang berikatan dengan molekul protein hemoglobin diedarkan ke
jaringan dan sel-sel tubuh melalui sistem peredaran darah. Oksigen ini
berfungsi selain untuk oksidasi biologi juga oksigenasi jaringan.
10
Patofisiologi
Kadar Heomoglobin
Jumlah 02
Hipoksia
e. Asfiksia
Menurut penelitian (Handini, 2019) dengan judul “Hubungan
Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia
Neonatorum di RSUD DR MOEWARDI Surakarta” bahwa ada
hubungan anemia pada ibu hamil terhadap kejadian asfiksia.
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi
Karena gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin
sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam
mengeliminasi CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun
akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara
mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan.Pengaruh
terhadap janin disebabkan oleh gangguan oksigenasi sera kekurangan
pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan fungsi
plasenta.Hal ini dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal yang
terpadu dan terintegrasi, sehingga dapat dilakukan deteksi dini dan
perbaikan sedini mungkin.
11
Anemia Gravidarum
Hipoksia Janin
Asfiksia Neonatorum
f. BBLR
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutriyani dan
Astutik (2018) tentang “Hubungan Anemia Dan Preeklamsi Pada
Kehamilan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah
Sakit Baptis Batu” bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
anemia dan preeklamsi dengan kejadian BBLR. Namun yang lebih
dominan terhadap kejadian BBLR yaitu preeklamsi.
Anemia menyebabkan sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan, sehingga sirkulasi darah ke janin menjadi menurun
nutrisi. Akibatnya janin akan kekurangan oksigen dan nutrisiyang akan
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat sehingga lebih mudah
terjadi BBLR. Sedangkan preeklampsi terjadiadanya tekanan darah
yang meningkat dan edemaakibat ketidakseimbangan vasodilator &
vasokonstriksi. Penyebab vasospasme dan aktivitas endotel
menyebakan terjadinya perfusi uteroplacenta mengalami penurunan.
Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi
12
menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi yang akan
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat yaitu BBLR.
Sirkulasi DarahVasospasme
ke Janin ↓ dan Aktivitas Endotel
Edema
BBLR
Preeklamsi Pada Ibu Hamil
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemberian zat besi oral
dapat mengatasi kejadian anemia pada kehamilan karena defesiensi zat
besi, pemberian zat besi oral dimulai trimester II kehamilan dampaknya
dapat meningkatkan kadar Hb dan firitin serum dibandingkan dengan
pemberian plasebo. Penelitian lain juga membuktikan pemberian zat
besi oral harian selama empat minggu memiliki hasil yang lebih
baikdalam meningkatkan kadar Hb rata-rata 19,5 g/dl tetapi pemberian
suplemen zat besi oral sering kali menimbulkan efek samping mual dan
sembelit. Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada
dosis pengobatan mengalami efek samping seperti mual, muntah,
konstipasi atau diare (Pratami, 2016).
Terapi oral merupakan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg per hari dapat
meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) sebanyak 1 gr/dl per bulan. Kini
13
Karbohidrat + Lemak
Porfirinogen
Suksinil CoA + Glisin
Hemoglobin ↑
yang diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru
lahir (JNPK-KR, 2012).
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal
maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih berkompeten,
terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi
(Syafrudin, 2010).
b. Tujuan Rujukan
Tujuan rujukan, yaitu (Syafrudin,2010) :
1) Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang
sebaik-baiknya.
2) Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap
fasilitasnya.
3) Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (Transfer
knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah.
c. Jenis Rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua
macam, yaitu :
1) Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.Rujukan kesehatan
pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat
(public health service).Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga
macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional.Rujukan
kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan
atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan
lengkap.Rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang
sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan
kesehatan (promotif).Rujukan mencakup rujukan teknologi,
sarana dan opersional.
2) Rujukan Medik
22
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemeba Medika.
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI Situasi dan Analisis Gizi. Jakarta
Purbadewi. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Ibu hamil
dengan Kepatuhan dalam mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas
Keling II Kabupaten Jepara. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26380/1/Maulida
%20Nur%20Soraya-fkik.pdf. Diakses 16 Januari 2020
25
Proverawati & Asfuah. 2010. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Saifuddin. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : YBP-SP
Sari, Endang. 2019. Pengaruh Pemberian Fero Sulfa, Fero Sulfat Plus Vitamin C dan
Besi Fero Terhadap Kadar Glukosa Dan Hemoglobin Darah pada Ibu
Hamil. Tesis Kedokteran. Sumatera Barat: Universitas Andalas.
Siska, Suci. 2019. Gambaran Kadar Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah Transfusi
Darah Pada Pasien Anemia di RSUD Dr. M. Zein. Painan. KTI. Sumatera:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis, Padang.
Sunarsih, dkk. 2019. Perbedaan Pemberian Tablet Fe dengan Jus Jeruk Dan Tablet
Fe dengan Vitamin C Terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin pada Ibu
Hamil. Jurnal Kebidanan Vol. 05. Lampung: Universitas Malahayati.
Tarwoto & Wasnidar. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media.
Varney, H., Kriebs, JM.,Gegor, CL. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1.
Penerjemah Ana Lusiyana. Jakarta: EGC.