Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN IBU HAMIL DENGAN


ANEMIA DI RUANG OBSTETRI ANC RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

DISUSUN OLEH
PUTRI AULIA KHARISMAWATI
NIM. 132013143019

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Anemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel berada dibawah normal. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-
paru, dan mengantarkannya ke seluruh tubuh (Ngole, 2019). anemia dalam kehamilan
didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0
g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II
(Pramita, 2016).
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter
laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap
anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%.
Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga menjadi batas bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam
kehamilan. Nilai – nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu-ibu hamil yang
mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).
2. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) penyebab
anemia dalam kehamilan adalah :
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan tentang
pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja

1
3. Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi anemia pada ibu hamil sebagai berikut: (Prawirhadjo, 2010)
a. Defesiensi zat besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan
dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin
yang cepat. Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian
perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi.
Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan suplemen besi
dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literature
menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada
kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan
untuk memberikan suplemen sampai 3 minggu postpartum.
b. Defesiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat
karena transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat
maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang
buruk, infeksi, adanya nemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi
selama kehamilan tampaknya memeliki efek penghambat terhadap absorbs folat.
Defesiensi asam folat sangat umum terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab
utama anemia megabolik pada kehamilan.
Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan penyebab
kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA
dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali kongenital janin,
tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects). Selain itu, defesiensi
asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak, dan
organ lainya.
Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral
sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi

2
meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat
sedikitnya 400 mg folat perhari.
c. Anemia Plastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan
kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus
eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya
membaik setela terminasi kehamilan. Pada kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama
kehamilan dan dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau
persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi
kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang
setelah persalinan.
d. Anemia Sel Sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pneomonia,
perdaraan antepartum, prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia
megaloblastik yang responsive dengan asam folat, terutama pada akhir masa
kehamilan, juga meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita
anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan
penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena
perbaikan pelayanan prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti
efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang memuaskan.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Robbins (2007) dalam Ngole (2018) tanda dan gejala anemia meliputi :
a. Kelopak mata pucat sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat mata
Ketika meregangkan kelopak mata dan memperhatikan bagian bawah mata atau
konjungtiva akan melihat bahwa bagian dalam kelopak mata tampak pucat.
b. Sering kelelahan jika merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan atau lebih, bisa
jadi memiliki jumlah sel darah merah yang rendah. Pasokan energi tubuh sangat
tergantung pada oksidasi dan sel darah merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut
berkurang.
c. Sakit kepala, orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala secara terus–
menerus. Kekuranga darah merah membuat otak kekurangan oksigen. Hal ini sering
menyebabkan sakit kepala.

3
d. Sering mual, orang yang menderita anemia sering kali mengalami gejala morning
sickness atau Mual setelah mereka bangun dari tidur.
e. Sesak napas, jumlah darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen dalam tubuh, hal
ini membuat penderita anemia sering merasa sesak napas atau sering terengah-engah
ketika melakukan aktivitas.
f. Denyut jantung tidak teratur palpitasi adalah istilah medis untuk denyut jantung tidak
teratur , terlalu kuat atau memiliki kecepatan abnormal, ketika tubuh mengalami
kekurangan oksigen denyut jantung meningkat.
g. Wajah pucat jika mengalami anemia, wajah akan terlihat pucat. Kulit juga akan
mengalami putih kekuningan.
h. Rambut rontok bisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit kepala tidak mendapatkan
makanan yang cukup dari tubuh, akan mengalami penipisan rambut dengan cepat.
i. Menurunkan kekebalan tubuh ketika tubuh memiliki energi yang sangat sedikit
kekebalan atau kemempuan tubuh untuk melawan penyakit ikut menurun.

Manifestasi klinis menurut Proverawati (2011), yaitu kelelahan, penurunan energi,


sesak nafas, tampak pucat dan kulit dingin, tekanan darah rendah, frekuensi pernafasan
cepat, jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah, sakit kepala, tidak bisa
berkosentrasi, rambut rontok, malaise (kelemahan).

5. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain; kurang zat
besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya; peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan,
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenia.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo,
2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi
hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau
eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan
bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan
membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo, 2010).

4
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai maksimum
pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada
titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan
hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke
7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika titik
keseimbangan tercapai (Prawirohardjo,2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma
meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya
pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma
darah. Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan
cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume
plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia gestasi
6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat
pada trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016).
6. Pemeriksaan Penunjang
Berbagai uji hematologis dilakukan untuk menentukan jenis dan penyebab anemia. Uji
tersebut meliputi kadar hemoglobin dan hematokrit, indeks sel darah merah, penelitian sel
darah putih, kadar besi serum, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit atau perdarahan, aspirasi dan biopsi sumsum tulang dapat di lakukan.
Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk menentukan adanya penyakit akut
dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.Jumlah darah lengkap dibawah normal
yaitu hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah (Brunner and Suddart, 2000 dalam
Ngole, 2018).
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang. Anemia aplastik, dua metode penanganan yang sering dilakukan transplantasi
sumsum tulang pemberian terapi imunosupresif dengan globulin anttimosit. Transplantasi
sumsum tulang untuk emberikan persediaan jaringan hematopoesti yang masih dapat
berfungsi. Anemia defisiensi zat besi, berbagai preparat besi oral untuk penanganannya
adalah sulfat ferosus, defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12
vegetarian dapat dicegah atau ditangani dengan penambahan vitamin peroral atau susu
keledai yang diperkarya dan transfusi darah. Terapi langsung ditunjukan pada penyebab
anemia dapat berupa : transfusi darah, Pemberian kostikostiroid atau obat-obatan lain yang
5
dapat menekan sistem imun, Pemberian suplemen besi, vitamin B12 vitamin-vitamin dan
mineral lain yang dibutuhkan. Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan
terganggu dan jaringan tubuh sipenderita anemia akan mengalami kekurangan oksigen
guna menghasilkan energi. Maka tidak mengherankan jika gejala anemia ditunjukan
merasa cepat lelah, pucat, gelisah, dan terkadang sesak. Serta ditandai dengan warna pucat
di beberapa bagian tubuh seperti lidah dan kelopak mata.Zat besi dapat ditemukan pada
daging. Jenis lain adalah kacang, sayuran berwarna hijau gelap, buah yang di keringkan.
Makanan yang mengandung penting untuk mereka yang membutuhkan zat besi tinggi
seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan wanita hamil. Folat dapat ditemukan pada
jeruk, pisang, sayuran hijau gelap, kacang-kacangan, sereal dan pasta.Vitamin B12,
Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu (Brunner and Suddrart, 2000 dalam
Ngole, 2018).

8. Komplikasi
a. Bagi Ibu hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu
hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa
kehamilan dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis
gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat
menyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan
mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat
melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang
retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat.Bahaya yang dapat timbul
adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum,
resiko terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi selama
masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.
b. Bagi Janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta
menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko

6
terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah,
resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.

7
Defesiensi B12, Malnutrisi pada Hamil usia Peningkatan Kehamilan yang Perdarahan
asam folat, Fe ibu hamil Remaja volume plasma berdekatan

A. WOC Anemia Ibu Hamil Nutrisi ke janin dan


plasenta menurun

Transport oksigen Akral dingin, pucat, Suplai O2 ke Kekuatan selaput


menurun CRT >3detik janin turun plasenta turun

Metabolisme Hipoksia sel dan Merangsang sistem Perfusi Perifer Janin kekurangan O2 Ketuban
anaerob jaringan saraf simpatis Tidak Efektif dan CO2 meningkat pecah dini

Kerja jantung Aliran darah GIT Bayi lahir


ATP berkurang Peningkatan Resiko Cidera
meningkat menurun prematur
asam laktat Pada Janin
Peristaltik Obstipasi
Energi untuk Otot jantung
membentuk antibodi Kelelahan usus menurun
mengalami hipertropi
menurun Konstipasi
Peningkatan
Intoleransi Kemampuan
Resiko Infeksi Asam Lambung
Aktivitas kompensasi menurun

Dekompresi Mual
cordis
Nausea

8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, alamat, diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Biasanya ditemukan kelemahan, mata berkunang-kunang, pusing, pucat.
c. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
apa yang terjadi. Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan
pusing, lelah, dll.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat
penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya
anemia.
c) Riwayat kehamilan dan persalinan
Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan kehamilan yang berdekatan.
d. Pola aktivitas sehari-hari
a) Aktivitas / istirahat
Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia mudah kelelahan, keletihan,
malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
b) Nutrisi
Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran
berdaun hijau, daging merah dan tidak mengkonsumsi tablet Fe.
c) Integritas ego
keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
d) Neurosensori
sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi

9
e. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun, pernapasan
lambat.
b) Kepala
Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah; Mata biasanya
konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
c) Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
d) Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
e) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral biasanya dingin
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11 g/dl dan pada
timester dua <10,5 g/dl
b. Hematokrit : <37% (normal 37-41%)
c. Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3)
d. Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d pengisian
kapiler >3detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat ( D.0009)
2. Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual, merasa ingin muntah, nafsu makan
menurun, pucat, mukosa kering (D.0076)
3. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, merasa lelah, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas (D.0056)
4. Resiko Infeksi b.d penurunan hemoglobin (D.0142)
5. Konstipasi b.d penurunan motalitas gastrointestinal d.d defekasi kurang dari 2 kali
seminggu, pengeluaran feses lama dan sulit, feses keras, peristaltic meunurun,
mengejan saat defekasi (D.0049)
6. Resiko Cedera Pada Janin b.d kelelahan (anemia) (D.0138)
10
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d pengisian
kapiler >3detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat ( D.0009)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan tidak efektif selama 3x24jam,
diharapkan kriteria hasil berikut:
Perfusi Perifer (L.02011)
1. Warna kulit pucat menurun
2. Akral dingin membaik
3. Pengisian kapiler membaik
4. Kelemahan otot membaik

SIKI
Pemberian Produk Darah (PRC)
Manajemen Medikasi (1.14517)
1. Kolaborasi pemberian asam folat
2. Kolaborasi pemberian Fe
3. Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
Pemantauan Tanda vital (1.02060)
1. Monitor tekanan darah
2. Monitor nadi (frekuensi, kedalaman, dan irama)
3. Monitor pernapasan (frekuensi dan kedalaman)
4. Dokumentasikan hasil pemantauan

2. Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual, merasa ingin muntah, nafsu makan
menurun, pucat, mukosa kering (D.0076)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit nutrisi selama 3x24jam, diharapkan
kriteria hasil berikut:
Status Nutrisi (L.03030)
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2. Frekuensi makan membaik
3. Nafsu makan membaik
4. Membran mukosa membaik
Nafsu Makan (L.03024)
1. Keinginan makan meningkat
11
2. Asupan makanan meningkat
3. Kemampuan menikmati makanan meningkat
4. Asupan nutrisi meningkat

SIKI
Manajemen Nutrisi (1.03119)
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
5. Berikan makanan yang tinggi serat
6. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
7. Kolaborasi medikasi sebelum makan
8. Ajarkan diet yang diprogramkan
Manajemen Mual (1.03117)
1. Monitor mual
2. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (relaksasi)
4. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
5. Kolaborasi pemberian antimetik

3. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, merasa lelah, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas (D.0056)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan intoleransi aktivitas selama 3x24jam,
diharapkan kriteria hasil berikut:
Toleransi Aktivitas (L.05047)
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
2. Keluhan lelah menurun
3. Perasaan lemah menurun
4. Warna kulit membaik
Tingkat Keletihan (L.05046)
1. Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
2. Lesu menurun
3. Gelisah menurun
12
4. Selera makan membaik
5. Pola istirahat membaik
6. Verbalisasi lelah menurun

SIKI
Terapi Aktivitas (1.05186)
1. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktvitas tertentu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
dengan kampuan fisik, psikologis, dan sosial
4. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
5. Berikan penguatan positif dan partisipasi dalam aktivitas
6. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
7. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
Manajemen Energi (1.05178)
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
4. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

DAFTAR PUSTAKA

Ngole, K. (2019). Asuhan Keperawatan, Komprehensif Anemia Pada Tn. AS Di Ruang


Komodo Rsud WZ Johanes Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Kupang).

Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, S.(2010).Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika

13

Anda mungkin juga menyukai