Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI

IMUNISASI BCG

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit TBC (tuberculosis). Vaksin BCG kering mengandung kuman BCG
(Bacillus Calmette Guerin) yang masih hidup dan telah dilemahkan.

B. CARA IMUNISASI
Pemberian imunisasi BCG dapat dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur
11 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0-2 bulan. Dan vaksinasi ulang pada anak
berumur 5-7 tahun dan 12-15 tahun.
Imunisasi BCG cukup diberikan satu kali saja. Pada anak yang berumur lebih dua
bulan dianjurkan untuk melakukan uji mantoux, sebelum imunisasi BCG. Gunanya
untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Bila hasil uji mantoux
positif, anak tersebut tidak selayaknya mendapat imunisasi BCG.
Imunisasi BCG biasanya disuntikkan di lengan kanan atas. Suntikan BCG ini
meninggalkan bekas berupa benjolan di kulit, mendatar, bening dan pucat, dengan
pori-pori yang jelas.

C. DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN :


Sesudah vaksin ini dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam dan
sisanya harus dibuang.
Penyuntikan harus Intra Cutan di daerah insertio muskulus deltoideus dengan
dosis : pada bayi < 1 tahun 0,05 ml, sedangkan pada anak 0,1 ml.
Penyuntikan harus dilakukan perlahan-lahan ke arah permukaan (sangat
superficial) sehingga terbentuk suatu lepuh (wheal) berdiameter 8-10 mm. Dilarang
menggunakan alcohol dan desinfektans lainnya pada penyuntikan BCG.
D. PERSIAPAN
1. Persiapan alat :
 Vaksin BCG
 Aquadestilata/pelarut vaksin
 Spuit 5 ml
 Spuit 1 ml atau spuit insulin
 Gergaji ampul
 Kapas basah
 Bak spuit
 Pinset
 Bengkok
 Tempat tidur yang hangat
2. Persipan vaksin :
 Memegang ampul vaksin BCG antara ibu jari dan jari tengah
 Mempergunakan telunjuk untuk menyangga leher ampul
 Mengambil gergaji ampul dan menggergaji lehernya sampai ampul
tergores melingkar
 Membersihkan ampul bagian luar dengan kapas basah untuk
menghilangkan serbuk gelas jangan sampai masuk ke dalam vaksin
 Mengetuk-ngetuk ampul terlebih dahulu agar semua serbuk turun
 Melilitkan sehelai plastic melingkar leher ampul dengan erat untuk
mencegah masuknya udara sekonyong-konyong ke dalam ampul
waktu dipatahkan
 Mematahkan ampul vaksin pada lehernya dengan hati-hati.
Melarutkan vaksin :
a. Menyiapkan semprit dan jarum yang steril
b. Menghisap pelarut udara ke dalam semprit sebanyak larutan yang
hendak dihisap + 4 cc, dengan cara :
- Memegang botol dan bagian ujung leher
- Menarik pangkal piston dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kanan kea rah bawah
c. Memasukkan pelarut dalam ampul vaksin dengan cara :
- Memegang bagian barel di antara telunjuk dan jari tengah
tangan kanan
- Mendorong pangkal ke bawah
d. Vaksin dilarutkan/diratakan dengan cara menghisap vaksin dan
pelarut pelan-pelan ke dalam semprit dan suntikkan kembali ke
dalam ampul beberapa kali sampai tercampur

E. PELAKSANAAN PENYUNTIKAN
1. Menyambut klien dengan ramah
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan bayi/pasien
4. Mengatur bayi tidur telentang posisi melintang dan membungkus bayi
dengan satu lengan kiri bayi dikeluarkan.
5. Membuka tutup sterilisator/bak spuit dan meletakkan tutup bak spuit di
sebelahnya dengan menghadap ke atas.
6. Mengambil pinset dengan tangan kanan, ujung pinset tidak boleh tersentuh
tangan.
7. Mengambil spuit steril dengan pinset.
8. Memasukkan jarum kedalam ampul yang telah dibuka. Hati-hati dalam
memiringkan ampul waktu mengambil cairan terakhir atau jarum pendek.
9. Mengisi spuit dengan vaksin sebanyak 0,05 ml dan tanpa udara.
10. Membersihkan daerah yang akan diinjeksi denagn kapas basah.
11. Melakukan penyuntikkan di 1/3 bagian lengan kanan atas (mertio musculus
deltoideus) secara intra cutan.
12. Terjadi pembengkakan kecil yang nantinya sembuh sendiri dan meninggalkan
luka parut (benjolan di kulit yang mendatar bening, pucat dengan pori-pori
yang jelas). Bekas suntikan yang terjadi pembengkakan jangan di tekan.
13. Membersihkan daerah sekira jika ada bercak darah yang ada dengan kapas
basah.
14. Memebereskan dan merapikan alat-alat yang telah digunakan.
15. Mencuci tangan di air mengalir dengan sabun dan mengeringkannya dengan
lap kering.
16. Melakukan pendokumentasian tentang imunisasi yang telah dilakukan ke
dalam status pasien.
F. REAKSI IMUNISASI
Biasanya setelah suntikan BCG, bayi tidak akan menderita demam. Bila ia
demam, umumnya disebabkan oleh keadaan lain. Untuk hal ini dianjurkan agar anda
berkonsultasi dengan dokter.

G. EFEK SAMPING
o Reaksi normal, terbentuk setelah dua minggu, di tempat penyuntikan terjadi
kemerahan, vesikel, keloid.
o Reaksi berat :
- Peradangan : limpadenitis (ketiak, bahu, selangkangan)
- Abses
Hal tersebut dapat terjadi karena :

- Infeksi sekunder
- Dosis BCG terlalu banyak
- Tekhnik penyuntikan kurang tepat (suntikan terlalu dalam)
H. KONTRA INDIKASI
o Praktis tidak ada
o Furunkolosis
o Eksis berat
o Uji mantoux test positif
I. REFERENSI
Muslihatun, Wafi, Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
Check list kompetensi
Balikpapan, 2019

Mengetahui,
Clinical Instructur Mahasiswi Kebidanan

Shelvy R. Chandra, Amd. Keb Umi Nur Sa’diyah


NIP : 1989073020511012004 PO7224319078

Dosen Pebimbing

Novia Nurhasanah, Amd. Keb

Anda mungkin juga menyukai