OLEH :
P07120018137
KELAS 3.4
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT
DENGAN IMUNISASI BCG
A. KONSEP IMUNISASI BCG PADA ANAK
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 Tahun
2013).
Imun adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya
kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka serangan
kuman tertentu. Jadi imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan
kekebalan dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh. (Depkes RI,
2000).
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja
memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga
terhindar dari penyakit. (Yupi S, 2004).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak
terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Ranuh dkk,
2001).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Imunisasi merupakan usaha
memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan antigen
yang berupa virus atau bakteri ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang
dimaksud vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan
seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin
Polio.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar
tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya terdapat tingginya kadar
antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikan,
waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya
imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya
sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
2. Pengertian Imunisasi BCG
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Vaksin
BCG adalah vaksin beku kering seperti campak berbentuk bubuk.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC).
Vaksin dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan,
ditemukan oleh Calmett Guerint ( 1996 ). Sebelum menyuntikkan BCG,
vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl
0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3
jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung.
3. Tujuan Imunisasi BCG
Untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tubercolosis (
TBC ). Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan
dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah.
Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis
basil tak berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus
Calmette Guerin).
4. Patofisiologi
Tuberkulosis pada anak disebabkan oleh bakteri. Paling sering
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis).
Banyak anak yang terinfeksi M. tuberculosis tidak pernah
mengembangkan TB aktif dan tetap dalam stadium TB laten.
Bakteri TBC ini menyebar melalui udara ketika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, saat berbicara, bernyanyi, atau tertawa.
Tuberkulosis juga biasanya menyebar ketika orang dewasa yang
terinfeksi batuk bakteri ke udara. Kuman ini dihirup oleh anak
tersebut, yang kemudian terinfeksi. Anak biasanya tidak terinfeksi
kecuali dia telah berulang kali melakukan kontak dengan bakteri.
Anak-anak yang berusia kurang dari sepuluh tahun dengan TB paru
jarang menulari orang lain, karena mereka cenderung memiliki
sangat sedikit bakteri dalam sekresi lendirnya dan juga mengalami
batuk yang relatif tidak efektif. Cara utama pencegahan
tuberkulosis pada anak-anak adalah dengan menggunakan vaksin
BCG.
5. Respons imun terhadap imunisasi
Reaksi inflamasi
Kompensasi merangsang
termoregultor
11. perilaku indikasi obat yang akan dikonsumsi dan keluarga tentang obat
7. jelaskan cara kerja obat secara 7. menambah pemahaman klien
membaik
umum dan keluarga tentang obat
8. jelaskan tanda dan gejala bila obat 8. menambah pemahaman klien
yang dikonsumsi tidak cocok untuk dan keluarga tentang obat
pasien
9. jelaskan reaksi alergi yang 9. agar keluarga dan klien dapat
mungkin timbul saat atau setelah melakukan tidakan perawatan
obat dikonsumsi
10. agar keluarga dan klien dapat
10. ajarkan cara mengatasi reaksi obat
melakukan tidakan perawatan
yang tidak di inginkan
3 Termoregulasi tidak Termoregulasi Intervensi utama
efektif berhubungan Neonatus (L.14135) Regulasi temperatur I.14578
dengan stimulasi Setelah dilakukan Observasi
pusat termoregulasi intervensi keperawatan 1. monitor suhu bayi sampai stabil 1. mencegah
hipotalamus (36,5-37,5 derajat C) hipotermia/hipertermia
selama .. x ... menit
dibuktikan dengan 2. monitor warna dan suhu kulit 2. mengetahui jika terjadi
kulit dingin/hangat, maka termoregulasi sianosis
menggigil, suhu membaik dengan 3. monitor dan catat tanda gejala 3. dokumentasi keperawatan
tubuh fluktuatif, kriteria hasil : hipertemia
piloereksi, pengisian a. Menggigil menurun terapeutik
kapiler >3 detik, b. Kulit merah 4. pasang alat pemantau suhu kontinu, 4. memantau suhu bayi secara
tekanan darah menurun jika perli kontinue
meningkat, pucat, c. Suhu tubuh 5. tingkatkan asupan cairan dan 5. mencegah dehidrasi
frekuensi napas membaik nutrisi yang adekuat
meningkat,takikardia, d. Suhu kulit membaik 6. hindari meletakkan bayi di dekat 6. mencegah hipotermia
kejang, kulit jendela terbuka atau area aliran
kemerahan, dasar pendingin ruangan atau kipas angin
kuku sianotik. 7. sesuaikan suhu lingkungan dengan 7. mencegah penurunan/
kebutuhan pasien kenaikan suhu tubuh
edukasi
8. jelaskan cara pencegahan hipotermi 8. agar keluarga dapat
karena terpapar udara dingin melakukan perawatan yang
tepat
intervensi pendukung
edukasi perawatan bayi I.12419
observasi
1. mengetahui kesiapan dan
1. identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
kemampuan menerima informasi
informasi
terapeutik
2. memudahkan menyampaian
2. sediakan materi dan media
informasi
pendidikan kesehatan
3. kontrak waktu
3. jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
4. membangun komunikasi
4. berikan kesempatan untuk bertanya
terapeutik
edukasi
5. menambah wawasan orang
5. jelaskan manfaat perawatan bayi
tua
6. ajarkan memandikan bayi dengan
6. mencegah
memperhatikan suhu ruangan 21-24
hipotermia/hipertermia
derajat C dan dalam waktu 5-10
7. mencegah infeksi
menit, sehari 2 kali
8. untuk mencegah
7. anjurkan perawatan tali pusat
hipotermi/hipertermi
8. anjurkan memantau tanda vital bayi
terutama suhu tubuh 36,5-37,5
derajat C 9. membantu bayi dalam proses
9. anjurkan menjemur bayi sebelum pembentukan provitamin D
jam 9 pagi 10. merelaksasi bayi
10. ajarkan pijat bayi 11. mencegah kerusakan
11. anjurkan segera mengganti popok integritas kulit bayi
jika basah 12. mencegah iritasi
12. anjurkan penggunaan pakaian bayi
dari bahan katun 13. mencegah kekurangan
13. anjurkan menyusui sesuai maupun kelebihan ASI
kebutuhan bayi
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Operasional Pelayanan Imunisasi.
Jakarta.
Kemenkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
42. 58(2), 15–22.
IDAI. (2011). Asuhan Nutrisi Pediatrik. UKK Nutrisi Dan Penyakit Metabolik.
Tim Porja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
definisi dan kriteria hasil keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
Tim Porja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
definisi dan tindak keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Tim Porja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
definisi dan kriteria hasil keperawatan. Jakarta: DPP PPNI