I. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan
(misalnya BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).
Imunisasi BCG (Basillus Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang prier atau
ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah di lemahkan.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC), dibuat dari bibit
penyakit yang telah dilemahkan. Sebelum menyuntikan BCG, vaksin harus lebih dahulu
dilarutkan dengan 4cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang yang sudah dilarutkan harus
digunakan dalam waktu 3 jam.
1.2 Etiologi
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang
paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal,
kandungan, tulang, sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah
satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di
saluran napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di
sekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan
sakit.
Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan
gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada
mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-
menerus menghirup udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk,
akan lebih mudah terinfeksi TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan
kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivasi).
Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun
yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati.
Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan
kuman TBC terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat
penyakitnya telah cukup parah.
1.3 Patofisiologi
Reaksi yang timbul sesudah sekitar satu minggu mula-mula timbul suatu papula merah pada
tempat suntikan dan ukurannya meningkat selama 2-3 minggu sekitar berdiameter 1 cm atau
ke ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12 minggu yang meninggal parut.
Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi BCG yaitu reaksi lokal 1 sampai 2
minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil
yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah),
lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan
dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
1
2
Reaksi regional yaitu pembesaran kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan
maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19).
1.4 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat
penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara
spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan
aspirasi (penghisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat. Limfadenetis
supurativa, terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini
akan membaik dalam waktu 2 bulan.
1.5 Patways
Imunisasi BCG
Vaksin
dilarutkan
dengan 4cc
cairan pelarut
Vaksin masuk dalam tubuh
(NaCl 0,9%).
Via SC
Hipertermi Peradangan
Mengeluarkan
kemokin
Limfosit
Antibodi
Marimbi, hanum.2010
3
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri akut : Nanda-NIC-NOC 2014
2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC:
Tingkat kenyamanan: tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik psikologis
Pengendalian nyeri: tindakan individu untuk mengendaikan nyeri
Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan
Tujuan/Kriteria hasil
a. Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1. tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. selalu
b. Mengenali awitan nyeri
c. Menggunakan tindakan pencegahan
d. Melaporkan nyeri dapat dikendaikan
e. Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1. sangat berat
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada
f. Ekspresi nyeri pada wajah
g. Gelisah atau ketegangan otot
h. Durasi episode nyeri
i. Merintih dan menangis
j. gelisah
k. memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
kenyamanan
l. mempertahankan nyeri pada .atau kurang (dengan skala 0-10)
m. melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
n. mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor
tersebut
o. melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
p. melaporkan pola tidur yang baik
4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan memenuhi kebutuhan rasa nyaman yang telah
berhasil dilakukan seperti, distraksi, relaksasi atau kompres hangat/ dingin
R/ keberhasilan mengatasi nyeri yang sudah dilakukan dapat di aplikasikan kembali untuk
mengurangi rasa nyeri yang diderita pasien
5. Berikan posisi yang nyaman untuk pasien
R/ posisi yang nyaman dapat membuat pasien melupakan rasa nyerinya
6. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada nyeri/ketidaknyamanan dengan
melakukan pengalihan melaui televisi, radio atau kunjungan
R/ memberikan kegiatan pada pasien akan membantu pasien melupakan rasa nyerinya.
7. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misal, suhu ruangan, cahaya dan kegaduhan)
R/ lingkungan yang tenang akan membantu pasien untuk berelaksasi
8. Ajarkan teknik manajemen relaksasi dan nafas dalam.
R/ Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot.
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Penembuhan luka: primer; tingkat regegerasi sel dan jaringan setelah penutupan luka secara
sengaja
Penyembuhan luka: sekunder; tingkat regegerasi sel dan jaringan pada luka terbuka
Indicator 1 2 3 4 5
Memantau perilaku seksual terhadap resiko pajanan PMS
Mengikuti strategi pengendalian pemajanan
Menggunakan metode pengendalian penularan PMS
Intervensi NIC
DAFTAR PUSTAKA
http://www.askepkeperawatan.com/2015/09/risiko-infeksi.html
http://askep33.com/2015/12/08/laporan-pendahuluan-imunisasi/
( ...................................................) ( ...................................................)