Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK PENGURANG RASA NYERI PADA IBU BERSALIN


PELVIK ROCKING
DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN

Dosen Penanggung jawab :


Ns. Herlyssa, S.Kep, SST, MKM

Disusun Oleh :
Iva Alika P3.73.24.2.17.025
Jilan Safitri P3.73.24.2.17.026
Kiki Tazkiyah P3.73.24.2.17.027
Lulu Nur Jelita P3.73.24.2.17.028
Mutia Dewi Meilawati P3.73.24.2.17.033
Tiara Reksa Andini. P3.73.24.2.17.033
Viechanoni Megawati B. P3.73.24.2.17.096
Wulan May K.A P3.73.24.2.17.097
Yulivia Estuning B P3.73.24.2.17.098
Yustia Yasinta P3.73.24.2.17.099
Zuhrya Latifah P3.73.24.2.17.100

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII-KEBIDANAN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) kesehatan , ini telah disahkan oleh pembimbing lahan
praktik , dengan judul “Metode Alamiah dalam Mengurangi Rasa Nyeri saat Persalinan “
yang dilakukan pada tanggal :
Hari : Selasa
Tanggal : Maret 2019
Waktu : 08.00 – 08.40 WIB
Tempat: Ruang Bersalin PKC.Kembangan

Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Ns. Herlyssa, S.Kep, SST, MKM


NIP. 196806 199003 2003
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Pengetahuan mengenai pengurangan rasa nyeri pada saat bersalin di masyarakat
masih banyak yang tidak mengetahui metode alamiah dalam mengurangi rasa nyeri pada
saat bersalin

B. SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN (SAP) PELVIC ROCKING


Topik : Metode Alamiah dalam Mengurangi Rasa Nyeri saat Persalinan
Sub Pokok Bahasan : Pelvic Rocking ( Birthing Ball)
Waktu Penyuluhan : 40 Menit
Sasaran : Ibu hamil
Tanggal : Maret 2019
Waktu : 09.00 - 09.40 WIB
Tempat : Puskesmas Kecamatan Kembangan

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan para ibu hamil dapat mengurangi
rasa nyeri saat nanti persalinan. Selain itu, diharapkan ibu hamil agar mampu
menyampaikan informasi yang didapat tentang mengurangi rasa nyeri pada saat bersalin
kepada keluarganya dan oranglain.

D. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan tentangTeknik Pengurang Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin
selama 30 menit ibu diharapkan dapat :
1. Memahami Definisi Persalinan
2. Memahami Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri saat Persalinan
3. Memahami Metode Alamiah dalam Mengurangi Rasa Nyeri saat Persalinan

E. MATERI ( TERLAMPIR)

F. METODE PENYULUHAN
Metode penyuluhan yang digunakan oleh kami yaitu metode Ceramah, dan Tanya
Jawab
G. MEDIA PENYULUHAN
Dalam penyuluhan kami menggunakan Leaflat

H. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahapan Kegiatan Waktu


Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan a. Memberi salam a. Membalas salam 4 Menit
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan dan
diri Memperhatikan
c. Menjelaskan c. Mendengarkan dan
cakupan materi memperhatikan
d. Melakukan kontrak d. Mendengarkan dan
waktu memperhatikan

2. Penyajian Menjelaskan Definisi a. Mendengarkan dan 20 Menit


Materi Persalinan Memperhatikan
Menjelaskan Faktor- b. Mendengarkan dan
Faktor yang memperhatikan
Mempengaruhi Rasa c. Mendengarkan dan
Nyeri saat Persalinan memperhatikan
Menjelaskan Metode d. Mendengarkan
Alamiah dalam ,memperhatikan dan
Mengurangi Rasa Nyeri dipraktikan
saat Persalinan
Melakukan Praktik
teknik yang sudah
dipaparkan.
3. Diskusi Penyuluh menjawab Mengajukan pertanyaan 10 Menit
pertanyaan yang kepada penyuluh
diajukan
4. Penutup a. Mengajukan a. Peserta menjawab 6 Menit
pertanyaan untuk pertanyaan yang
mengevaluasi diajukan penyuluh
keluarga. b. Mendengarkan dan
b. Menyimpulkan memperhatikan
materi c. Menjawab Salam
c. Mengucapkan salam

I. EVALUSASI
1. Evaluasi Proses
Peserta diharapkan mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyuluh
serta dapat memberikan respon yang baik.
2. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali tentang definisi persalinan, faktor-faktor yang
mempengaruhi rasa nyeri saat persalinan dan metode alamiah menggurangi rasa
nyeri saat persalinan
LAMPIRAN MATERI

A. Pendahuluan
` Persalinan ialah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan menggunakan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri atau
spontan). Proses ini di mulai adanya kontraksi persalinan sejati yang di tandai dengan
perubahan serviks secara progresif sampai kelahiran plasenta (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010). Mortalitas dan morbiditas ibu hamil, ibu bersalin dan nifas masih
merupakan masalah besar terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwa angka kematian ibu merupakan tolak ukur status
kesehatan di suatu negara. Menurut data dari WHO, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan 2,4 kali lebih tinggi
dibanding dengan Thailand.Angka kejadian persalinan lama masih tinggi menurut
Departemen kesehatan (Depkes) tahun 2014,
Penelitian yang dilakukan Berbagai upaya fisiologis dilakukan untuk mencegah
persalinan lama, seperti senam hamil, teknik nafas dalam. Upaya lainnya dalam
mencegah persalinan lamaseperti pelvic rocking dengan birthing ball yang mendukung
persalinan agar dapat berjalan secara fisiologis. Hal ini juga merupakan salah satu
metode yang sangat membantu merespon rasa sakit dengan cara aktif dan mengurangi
lama persalinan kala I fase aktif. (Aprilia, 2011)
Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga pelvis
dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan perlahan mengayunkan
pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan melingkar. Pelvic rocking dapat
membantu ibu dalam posisi tegak, tetap tegak ketika dalam proses persalinan akan
memungkinkan rahim untuk bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul
lebih luas dan terbuka. Dengan kata lain dapat merangsang dilatasi dan memperlebar
outlet panggul. Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan membantu janin
atau bagian terendah janin untuk segera turun ke panggul sehingga didapatkan waktu
persalinan lebih pendek atau singkat (Aprilia, 2011).
B. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin. (Jannah, 2015).
Persalinan adalah bagian dari proses melahirkan sebagai respons terhadap
kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis, serviks berdilatasi, jalan
lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke bawah melalui rongga panggul. (Hanretty,
2014).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat
hidup ke dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir dengan LBK atau dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. (Mochtar, 2013)
Jadi kesimpulan yang dapat diambil, persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang dapat hidup dari dalam uterus dan keluar melalui vagina secara
spontan pada kehamilan cukup bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi
pada ibu ataupun pada janin dengan presentasi kepala dalam kurang dari 24 jam.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri saat Persalinan


Banyak faktor yang memepengaruhi nyeri persalinan, baik faktor internal
maupun eksternal yang meliputi paritas, usia, budaya, mekanisme koping, emosional,
tingkat pendidikan, lingkungan, kelelahan, kecemasan, lama persalinan, pengalaman
masa lalu, support system dan tindakan medik (Handerson, 2006).
1. Budaya
Ekspresi nyeri persalinan dipengaruhi oleh ras, budaya dan etnik.
Ekspresi ini didasarkan pada sifat wanita terhadap nyerinya dan
pengalaman saat hamil dengan bantuan perawat untuk menghindari
label yang dipengaruhi budaya. Pengaruh budaya dapat menimbulkan
harapan yang tidak realistis dan dapat mempengaruhi respon serta
persepsi individu terhadap nyeri. Misalnya wanita asli dari Amerika
menahan nyeri dengan menunjukkan sikap diam, sedangkan wanita
Hispanik menahan nyeri dengan bersikap sabar, tetapi mengangggap
sebagai sesuatu yang wajar jika berteriak-teriak (Bobak, 2004).
Penelitian dilakukan oleh Mulyati (2002) dalam Komariah (2005)
menjelaskan bahwa budaya mempengaruhi ekspresi nyeri internal
pada ibu primipara. Penting bagi perawat maternitas untuk
mengetahui bagaimana kepercayaan, nilai, praktik budaya
mempengaruhi seorang ibu dalam mempresepsikan dan
mengespresikan nyeri persalinan. Kebudayaan mempengaruhi
bagaimana seseorang mengekspresikan nyeri. Dalam agama tertentu,
kesabaran adalah hal yang paling berharga dimata Tuhan. Kadang-
kadang nyeri dianggap sebagai peringatan atas kesalahan yang telah
dibuat sehingga orang tersebut pasrah dalam menghadapi nyeri
(Taylor, 1997 dalam Komariah, 2005).

2. Faktor Emosional.
Menurut Dick-read (1959). Bahwa rasa nyeri yang dihasilkan
dari rasa takut, tegang selalu berjalan beriringan, untuk
menghilangkan nyeri perlu tindakan yang meringankan ketegangan
dan ketakutan, dengan relaksasi mental dan fisik (Bobak, 2005).
Ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui adalah hal yang
negatif mempengaruhi klien dan keluarganya. Bila ibu mengerti nyeri
yang terjadi dalam tubuhnya selama proses melahirkan maka ibu
tidak akan ketakutan (Sherwen, 1995). Ketegangan emosi akibat rasa
cemas sampai rasa takut memperberat persepsi nyeri selama
persalinan. Rasa cemas yang berlebihan juga menambah nyeri. Nyeri
dan cemas menyebabkan otot menjadi spastik dan kaku.
Menyebabkan jalan lahir menjadi kaku, sempit dan kurang relaksasi.
Nyeri dan ketakutan dapat menimbulkan stress. Terjadinya reaksi
stress yang kuat dan berkelanjutan sehingga akhirnya akan
berdampak negatif terhadap ibu dan janinnya.

3. Support System.
Dengan adanya dukungan suami, keluarga, selama proses
persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin juga
membantu mengatasi rasa nyeri persalinan (Martin, 2002). Penelitian
Risanto (2010) menyatakan bahwa ibu yang memperoleh dukungan
psikososial selama persalinan memiliki skor nyeri yang rendah
dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan
psikososial. Penelitian terkait dilakukan oleh Wibawanto (2003)
dalam Yumni (2006) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna nilai nyeri antara ibu yang didampingi oleh suami dan ibu
yang tidak didampingi suami. Berbeda dengan penelitian yang
dilakuakan oleh Yumni (2006) bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara ibu yang di dampingi oleh suami dan ibu yang tidak
didampingi oleh suami.

4. Kelelahan
Nyeri selama persalinan mempengaruhi kondisi ibu berupa
kelelahan. Kelelahan dapat dinetralkan pada tahap persalinan dengan
melihat kondisi ibu dan janin, harapan ibu dan sikap koparatif
(Martin, 2002). Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan,
mungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh
ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan kurang mampu
mentolerir rasa sakit (Rukyah, 2009). Kelelahan terjadi karena
perubahan pola tidur, kelelahan dapat merubah dan memperbesar
persepsi klien terhadap nyeri. Klien akan lebih tegang dan cemas jika
tidak diberikan pembelajaran terhadap metode penurunan nyeri.
Sehingga ibu kehilangan energi dan menurunkan kemampuannya
untuk menggunankan strategi yang dianjurkan untuk mentolerir nyeri
(Mander, 2003).

5. Lama Persalinan.
Bila ibu besalin mengalami proses persalinan yang memanjang,
maka ibu akan mengalami: kelelahan dan stress, akibat
mempengaruhi ambang rasa nyeri (Martin, 2002). Hasil penelitian
Larosa (2009) bahwa ada perbedaan lama persalinan yang bermakna
antara primipara dengan multipara dimana lama persalinan kala I
pada primipara lebih lama dibandingkan lama persalinan pada
multipara. Persalinan yang berlangsung lama dapat menimbulkan
komplikasi-komplikasi salah satu komplikasi tersebut adalah nyeri
saat persalinan, jika tidak di tangani maka akan berdampak buruk
terhadap ibu maupun terhadap janin (Mochtar, 1995).

6. Pengalaman nyeri sebelumnya


Melalui pengalaman nyeri, wanita mengembangkan berbagai
macam mekanisme untuk mengatasi nyeri tersebut. Pengalaman nyeri
sebelumnya mengubah sensitivitas seseorang terhadap nyeri (Kozier,
2000). Pasien yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya
umumnya akan terasa lebih nyeri jika dibandingkan dengan pasien
yang sudah pernah mengalami persalinan (Handerson, 2006).
Hutajulu (2003) mengungkapkan bahwa rasa nyeri pada satu
persalinan dibandingkan dengan nyeri pada persalinan berikutnya
akan berbeda. Menurut Simkin (2002) wanita yang tidak didukung
secara emosional atau mengalami kesulitan dalam persalinan yang
lalu maka dapat menyebabkan persalinan yang sangat nyeri. Rusdiatin
(2007), menyatakan bawha seseorang yang mengalami nyeri berulang
dan berhasil mengatasinya maka orang tersebut akan lebih mudah
menginterpretsikan perasaan nyeri sehingga klien mempunyai
persiapan untuk menghadapi nyeri yang selanjutnya.

D. Metode Alamiah dalam Mengurangi Rasa Nyeri saat Persalinan


a. Definisi Pelvic rocking exercise
Pelvic rocking exercise adalah latihan yang membuat gerakan kecil di panggul.
Kapoor et al (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa exercise dapat membantu
mengurangi nyeri, stress, meningkatkan mood dan kesehatan. Wanita yang berolahraga
menunjukkan berkurangnya kejadian dismenore dan memliki efek lebih positif daripada
wanita yang hanya duduk berdiam diri. Salah satu exercise yang dapat mengurangi kram
menstruasi dan gejala terkait adalah pelvic rocking exercise. Selain itu, pelvic rocking
exercise dapat mengurangi nyeri pada bagian punggung bawah (Zaky, 2016).
Manfaat Pelvic rocking exercise menurut Thabet et al (2008), yaitu dapat
memperbaiki aliran darah, merileksasi otot perut, mengurangi nyeri pelvis dan
mengurangi tekanan pada pusat saraf, organ panggul dan saluran pencernaan. Latihan
dapat meningkatkan pelepasan beberapa neurotransmitter termasuk endorfin alami
(penghilang rasa sakit alami otak), katekol, estrogen, dopamin dan peptida opiat
endogen, serta mengubah reproduksi sekresi hormon, menekan prostaglandin agar tidak
dilepaskan dan meningkatkan rasio estrone-estradiol yang bertindak untuk mengurangi
proliferasi endometrium dan mengalirkan aliran darah dari uterus.
Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi
dismenore. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga tubuh akanmenghasilkan
endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini
dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga
menimbulkan rasa nyaman (Suparto, 2011). Dari hasil penelitian ternyata dismenore
lebih sedikit terjadi pada olahragawati dibandingkan wanita yang tidak melakukan
olahraga (Sumudarsono, 1998 dalam Suparto 2011).
Hestianingsih (2017) menyatakan bahwa olahraga tetap bisa dan aman dilakukan
bahkan ketika darah menstruasi sedang banyak-banyaknya keluar. Aktif bergerak tidak
akan memengaruhi kondisi ketika menstruasi. Begitu pun sebaliknya, menstruasi tidak
berpengaruh banyak terhadap aktivitas olahraga. Aktif bergerak, justru bisa membantu
mengurangi nyeri atau kram saat menstruasi. Dokter spesialis kandungan Maria
Sophocles, M.D., menerangkan bahwa keringat yang keluar saat olahraga bisa mencegah
perut kram.

b. Dosis Pelvic rocking exercise


Suhartono (2011) menyatakan bahwa latihan olahraga akan memberikan efek
yang berarti bagi kesehatan dan kebugaran apabila dilakukan 3 kali dalam seminggu.
penelitian yang dilakukan di University of Arkansas oleh Dr. Fort menyatakan bahwa
untuk membantu menghilangkan gejala pramenstruasi, harus melakukan latihan selama
20 menit setidaknya 3 sampai 4 kali seminggu.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan dilakukan selama tiga hari. Selain
itu dismenore dirasakan sehari sebelum haid dan berlangsung 2 hari sampai berakhirnya
masa haid (Larasati & Alatas, 2016).

c. Birth Ball
Birth Ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana menggunakan bola. Katabirth
ball dapat diartikan ketika latihan dengan menggunakan bola diterapkan untukibu hamil,
ibu melahirkan dan ibu pasca melahirkan. Dengan tujuan mengontrol, mengurangi dan
menghilangkan nyeri pada persalinan terutama kala I.
Manfaat dari birth ball, adalah seperti Gerakan pada terapi birthball dapat menghibur
dan mengalihkan perhatianselama persalinan. Dengan posisi yang dapat dikontrol oleh
ibu dan beberapa gerakan ringan dapat mengurangi kecemasan dan nyeri pada
persalinan. BirthingBall dapat memfasilitasi perubahan posisi dan digunakan sebagai alat
kenyamanan bagi seorang ibu yang masuk dalam proses persalinan. Dan pastinya hal ini
tidak mempengaruhi kondisi janin didalam kandungan anda.
1. Dalam Mengatasi rasa sakit dan nyeri selama kehamilan terutama di trimester
akhir
2. membantu Menyelaraskan bayi selama kehamilan dan persalinan
3. Membuka panggul dalam persalinan
4. Posisi tetap tegak selama persalinan
5. Menghibur dan mengalihkan perhatian selama
persalinan

d. Cara Kerja
Duduk di atas bola
1. Duduklah di atas bola sepertihalnya duduk di
kursi dengankaki sedikit membuka
agarkeseimbangan badan di atasbola terjaga.
2. Dengan tangan di pinggangatau di lutut, gerakkan pinggul ke samping kanan dan
kesamping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan secaraberulang minimal
2 x 8 hitungan.
3. Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan pinggul ke depan
dankebelakang mengikuti aliran menggelinding bola. Lakukan secaraberulang
minimal 2 x 8 hitungan.
4. Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan memutar pinggulsearah jarum
jam dan sebaliknya seperti membentuk lingkaran atau hulahoop.
5. Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral
maju dan mundur.

Duduk di atas bola bersandar ke depan


1. Setelah menggerakkan pinggul mengikuti aliran
menggelinding bola,lakukan fase istirahat dengan
bersandar ke depan pada kursi atau pendamping (bisa instruktur atau salah satu
anggota keluarga).
2. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam.
3. Lakukan teknik ini selama 5 menit
LEMBAR KOSUL SAP
NO KONSUL SAP PARAF
Daftar Pustaka

Aprilia,Y.Ritchmond.2011.GentleBirth Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:Gramedia


Widiasarana Indonesia
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. (2010). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
Salemba medika. Jakarta.
Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta
Yesie aprilia. Pelvic Rocking(http://www.bidankita.com). 2016. Diakses 30 maret 2019
Jenny J.S. Sondakh (2013) Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai