Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DI SLB NEGERI PROF


DR SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH

STASE III
KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pembimbing :
1. Ns. Fadlyana Ekawati, M.Kep, Sp.An ( Koordinator )
2. Elvi Kusnadewi, SKM ( Ci Klinik )

Disusun Oleh : Kelompok 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DI SLB NEGERI PROF
DR SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH

Dosen Pembimbing :
1. Ns. Fadlyana Ekawati, M.Kep, Sp.An ( Koordinator )
2. Elvi Kusnadewi, SKM ( Ci Klinik )

DISUSUN OLEH:KELOMPOK I
Anita Febrila Darsi G1B219001
Sovia Lorenza G1B219002
Zela MitiaEka Wati G1B219004
Intan Iwanda Sari G1B219006
Rizki G1B219007
Aisya Rahmadanty G1B219008
Ardian Firmansyah G1B219009
Anggini Dea Safitri G1B219018
Siti Fatimah G1B219030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Topik : Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas
Sasaran : Siswa dan siswi di SLB
Tempat : Di Aula SLB
Hari/tanggal : Jumat, 22 November 2019
Waktu : 1 X 45 menit (09.00-09.45) WIB
Tim Penyaji : Kelompok 1 Profesi Ners Universitas Jambi

A. Latar Belakang
Anak-anak dengan kebutuhan khusus, perlu pengajaran dan pengawasan
khusus pula. Pendidikan seks perlu diajarkan sejak dini agar tidak salah langkah.
Karena anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam
komunikasi dan sosialita di masyarakat. Pertumbuhan organ seks anak-anak
normal dengan anak berkebutuhan khusus sama saja. Yakni, perempuan dalam
rentang usia 9-13 tahun dan pria dalam usia 12-13 tahun.
Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tidak cukup hanya
mengandalkan peran guru di sekolah saja. Tetapi, harus melibatkan orangtua,
karena waktu bermain anak justru lebih banyak dihabiskan di rumah. Karena itu,
sinergisitas antara sekolah dan guru sangat diperlukan untuk pengembangan
karakter mereka. Tujuan kesehatan reproduksi remaja adalah menurunkan risiko
kehamilan dan pengguguran yang tidak aman,menurunkan penularan IMS/HIV-
AIDS, memberikan informasi kontrasepsi dan konseling untuk mengambil
keputusan sendiri tentang kesehatan reproduksi (Soetjiningsih, 2004, p. 152).
Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana
terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, 2 tercapainya fertilitas, dan
terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh
kembang yang optimal, tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya
potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik
dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja (Soetjiningsih, 2004,
p. 1).
Selama perkembangan menuju dewasa, tubuh berkembang secara terus
menerus. Keseluruhan frekuensi perubahan terjadi dengan cepat sebelum lahir,
selama masa bayi, dan saat pubertas (Soetjiningsih, 2004, p. 2).Masa pubertas
adalah terjadinya perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang
terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa, terutama kapasitas
reproduksi yaituperubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa (Soetjiningsih,
2004, p. 2). Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja
sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan
bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah
dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka
mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila
mereka kurang 3 memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang
negatif (Soetjiningsih, 2004, p. 133). Menurut WHO (2010) sekitar seperlima dari
penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun sekitar 900 juta berada di
negara sedang berkembang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Siswa dan siswi dapat mengenal tanda-tanda pubertas
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu:
a. Menyebutkan pengertian pubertas.
b. Menyebutkan tanda perubahan fisik saat masa pubertas pada wanita
dan pria.

C. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan tanda-tanda pubertas adalah siswa dan siswi di
Sekolah Luar Biasa (SLB) Jambi.
D. Tempat dan Waktu pelaksanaan
1. Tempat : Sekolah Luar Biasa (SLB)
2. Hari / Tanggal : Jum’at, 22 November 2019
3. Waktu : 09.00 – 09.45 WIB

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi

F. Setting Tempat
☼ ͏ ☺ ♥
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
◘ ☻
Keterangan :
☼ : Moderator
͏ : LCD
☺ : Presenter
♥ : Pembimbing
♦ : Peserta
◘ : Fasilitator
☻ : Observer

G. Media dan Alat Bantu Penyuluhan


1. LCD dan Laptop.
2. Leaflet.

H. Pengorganisasian
1. Moderator : Anggini Dea Safitri, S. Kep
Uraian Tugas:
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan pembimbing dan mahasiswa.
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
d. Membuat kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Menutup acara penyuluhan.
h. Bersama peserta meriview dan menyimpulkan materi penyuluhan.

2. Penyaji : Sovia Lorenza, S.Kep


Uraian Tugas:
a. Menyajikan isi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan.
c. Memberi reinforcement positif.

3. Notulen : Aisyah Rahmadanty, S.Kep


Uraian Tugas:
a. Mencatat semua
selama proses berlangsung.

4. Observer : Anita Febrila Darsi, S.Kep


Uraian Tugas:
a. Mengamati perjalanan
penyuluhan dari persiapan proses sampai akhir.
b. Menyimpulkan pada
saat post compre.
c. Mengingatkan waktu
saat penyuluhan.

5. Fasilitator : Aisya Rahmadhanty, S.Kep


Intan Iwanda Sari, S.Kep
Zela Mitia Ekawati , S.Kep
Siti Fatimah, S.Kep
Uraian Tugas:
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

6. Dokumentasi : Rizky, S.Kep


Uraian Tugas:
a. Mendokumentasikan jalannya penyuluhan.

I. Kegiatan Penyuluhan
Tahap kegiatan dan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audiens
waktu
Pendahuluan (5 menit) 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkandan
pembimbing dan semua memperhatikan.
anggota kelompok. 3. Mendengarkan dan
memperhatikan.
3. Menjelaskan topik dan
4. Menyetujui kontrak.
tujuan penyuluhan yang
akan dicapai.
4. Membuat kontrak waktu.
Penyajian 1. Menggali pengetahuan 1. Menjawab.
(35 menit) peserta tentang tanda-tanda 2. Mendengarkan dan
pubertas. memperhatikan.
2. Menjelaskan 3. Mendengarkan dan
pengertian tentang pubertas memperhatikan.
3. Menjelaskan tentang 4. Memperhatikan dan
perubahan fisik pada masa mempraktekkan.
pubertas 5. Bertanya.
a. Tanda-tanda seks
primer
b. Tanda-tanda seks
sekunder
4. Memberi
reinforcement positif
kepada peserta.
5. Memberi kesempatan
untuk bertanya kepada
audiens.
Penutup 1. Mengajukan pertanyaan 1. Menjawab
(5 menit) pada audiens untuk pertanyaan.
mengevaluasi hasil 2. Mendengarkan dan
pemahaman audiens. memperhatikan.
3. Mendengarkan dan
2. Memberikan
memperhatikan.
reinforcement positif 4. Menjawab salam.
atas pendapat audiens.
3. Menyimpulkan materi
dan tanya jawab.
4. Memberikan salam
penutup.

J. Materi ( Terlampir)

K. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana.
2. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai rencana.
2. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
a) 75% dapat menyebutkan pengertian pubertas.
b) 75% dapat menyebutkan tanda-tanda peubahan fisik saat masa
pubertas pada wanita dan pria.

L. Penutup
Demikianlah Satuan Acara Penyuluhan ini dibuat agar dapat dilaksanakan
dengan baik, kami menyadari SAP ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

Jambi, 21 November 2019


Ketua Kelompok

(Anita Febrila Darsi, S.Kep)

Disetujui Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Fadliyana Ekawati, M.Kep., Sp.An Elvi Kusnadewi, SKM

MATERI PENYULUHAN
PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS

A. Pengertian pubertas
Pubertas yaitu masa ketika seorang anak mulai mengalami kematangan
secara seksual dan organ-organ reproduksi siap untuk menjalankan fungsi
reproduksinya. Masa puber seorang anak dengan anak yang lain sangat
bervariasi. Pada anak perempuan, pubertas dimulai lebih awal, yaitu sekitar
umur 10 sampai 14 tahun (ada literatur yang menyebutkan 8 sampai 14 tahun)
dan pada anak lelaki sekitar umur 12 sampai 16 tahun (sumber lain
menyebutkan 9 sampai 15 tahun). Pubertas dimulai ketika hipotalamus, yang
merupakan bagian otak, melepaskan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone). Hormon pelepas gonadotropin ini (GnRH ) akan memberikan sinyal
pada kelenjar pituitari untuk melepaskan luteinizing hormone (LH) dan
follicle-stimulating hormone (FSH) untuk memulai perkembangan seksual,
baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Al-Mighwar (2006, p.20) menjelaskan masa puber terjadi secara bertahap,
yaitu :
a. Tahap Prapubertas
Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir
masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”,
sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada
tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organ
reproduksinya belum berkembang secara sempurna.
b. Tahap Puber
Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa
kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan
seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada
anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang
ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi dalam organ - organ sel.

c. Tahap Pascapuber
Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa remaja.
Pada tahap ini ciri -ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan
organ-organ seks juga berfungsi secara matang.

B. Perubahan Fisik
Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai
kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan
yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik
(Yuanita, 2011, p.15). Perubahan ini ditandai dengan munculnya :

1. Tanda-tanda seks primer


Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan
organ seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah
pada remaja laki-laki). Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks
primer, yaitu organ-organ seks merupakan perubahan fisik mendasar yang
ketiga. Organ-organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber
dengan tingkat kecepatan yang bervariasi. Haid dianggap sebagai
petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi
matang. Gejala ini merupakan awal dari serangkaian pengeluaran darah,
lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, dan akan
berhenti saat wanita mencapai menopause (Al-Mighwar, 2006 p.29).

2. Tanda- tanda seks sekunder


Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ
reproduksi, termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga
remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010).
Tanda-tanda seks sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara,
timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi
dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis,
jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada
remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih
halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya
ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan
sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006,
p.28-29).
Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain :
a. Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya
tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
b. Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan
berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar
dan lebih bulat lagi.
c. Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit
wajah. Semua rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih
gelap dan agak keriting.
d. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu
(melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali terjadi.
e. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding
kulit anak-anak. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat.
f. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya
menusuk sebelum dan selama masa haid.
g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,
lengan dan tungkai kaki. (Al-Mighwar, 2006 p.29).
Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal
dibawah pengauh sistim saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi
fisiologis berinteraksi secara bersama - sama. Perubahan fisik yang sangat
jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan
serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perubahan yang tidak
tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan kematangan neurogonad
dengan kemampuan untuk bereproduksi. Perbedaan fisik antara dua jenis
kelamin ditentukan dengan karakteristik pembeda, karakteristik seks
primer merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi
reproduktif (misalnya : ovarium, uterus, payudara, penis). Karakteristik
seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai
hasil dari perubahan hormonal (misalnya : perubahan suara, munculnya
rambut pubertas dan bulu pada wajah, penumpukan lemak) tetapi tidak
berperan langsung dalam reproduksi (Wong, et al. 2009 p.585).
Menurut Al-Mighwar (2006 p.26) perubahan-perubahan fisik yang penting
dan terjadi selama masa remaja adalah sebagai berikut :
1) Perubahan Ukuran Tubuh
Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan fisik
mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock berpendapat
bahwa pertambahan tinggi badan anak-anak perempuan mencapai rata -
rata 3 inci per tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja
mencapai 5 hingga 6 inci. Peningkatan berat tubuh bukan hanya
disebabkan lemak, tetapi juga semakin bertambah beratnya tulang dan
jaringan otot. Pada anak perempuan, peningkatan berat tubuh yang
paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Pada awal
terjadinya pertumbuhan pesat, lemak cenderung menumpuk, terutama
di sekitar perut, puting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang.
Biasanya lemak itu akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa
puber dan pesatnya pertumbuhan tinggi badan.
2) Perubahan Bentuk Tubuh
Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar
kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerah-
daerah tubuh yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang
tadinya kecil menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki
dan tangan. Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran
dewasa walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber pada
akhir masa remaja.
Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang
tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang tubuh
terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh
yang paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah
lebih cepat dari pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis
memanjang dan pintu panggul melebar, untuk mempersiapkan fungsi
kehamilan (Henderson, 2005 p.3).
Menurut Sarwono (2011, p.62), urutan perubahan-perubahan fisik yang
terjadi pada remaja adalah sebagai berikut :
a) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota -
anggota badan menjadi panjang). Pinggul pun menjadi
berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah
kulit.
b) Pertumbuhan payudara, seiring pinggul membesar, maka payudara
juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara
harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih
bulat.
c) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan.
Rambut kemaluan yang tumbuh ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang.
d) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap
tahunnya.
e) Bulu kemaluan menjadi keriting.
f) Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2006,
p.46).
g) Tumbuh bulu-bulu ketiak.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiran, E (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta:
Salemba Medika
Madaras (2007). The “What’s Heppening To My Body?” Book For
Girls (Third Edition). Alih Bahasa: Riza Rismadani. Jakarta:
Permata Puri Media
Manuaba (2011). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa
Bidan.
Jakarta: EGC

Marmi (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Purwaningsih, W & Fatmawati (2010). Asuhan Keperawatan
Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rahma, A (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Seksual Remaja
Dalam Tingkat Kecemasan Menghadapi
Pubertas(Http://Medicine.Uii.Acid)

Ramdhani (2010). Remaja Mencari Bantuan Masalah Kesehatan


Reproduski Dalam Menggugat Budaya Patriarkhi, Yogyakarta:
Pusat Penelitian Kependudukan UGM Bekerja Sama Dengan
Ford Foundation
Sarina (2009). Hubungan Dukungan Sosial Pada Remaja Cacat Fisik
Dengan Kemampuan Sosialisasi Selama Kegiatan Latihan
Keterampilan Fisik Dipusat Rehabilitas PSBN Saweda
Yogyakarta. Skripsi, Yogyakarta: PSIK UGM
SKRRI (2007). Survey Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
http://www.bkkbn.go.id diakses pada tanggal 21 Mei 2015

Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I (2010). Kesehatan Remaja:


Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai