STASE III
KEPERAWATAN ANAK
Dosen Pembimbing :
1. Ns. Fadlyana Ekawati, M.Kep, Sp.An ( Koordinator )
2. Elvi Kusnadewi, SKM ( Ci Klinik )
Dosen Pembimbing :
1. Ns. Fadlyana Ekawati, M.Kep, Sp.An ( Koordinator )
2. Elvi Kusnadewi, SKM ( Ci Klinik )
DISUSUN OLEH:KELOMPOK I
Anita Febrila Darsi G1B219001
Sovia Lorenza G1B219002
Zela MitiaEka Wati G1B219004
Intan Iwanda Sari G1B219006
Rizki G1B219007
Aisya Rahmadanty G1B219008
Ardian Firmansyah G1B219009
Anggini Dea Safitri G1B219018
Siti Fatimah G1B219030
A. Latar Belakang
Anak-anak dengan kebutuhan khusus, perlu pengajaran dan pengawasan
khusus pula. Pendidikan seks perlu diajarkan sejak dini agar tidak salah langkah.
Karena anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam
komunikasi dan sosialita di masyarakat. Pertumbuhan organ seks anak-anak
normal dengan anak berkebutuhan khusus sama saja. Yakni, perempuan dalam
rentang usia 9-13 tahun dan pria dalam usia 12-13 tahun.
Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tidak cukup hanya
mengandalkan peran guru di sekolah saja. Tetapi, harus melibatkan orangtua,
karena waktu bermain anak justru lebih banyak dihabiskan di rumah. Karena itu,
sinergisitas antara sekolah dan guru sangat diperlukan untuk pengembangan
karakter mereka. Tujuan kesehatan reproduksi remaja adalah menurunkan risiko
kehamilan dan pengguguran yang tidak aman,menurunkan penularan IMS/HIV-
AIDS, memberikan informasi kontrasepsi dan konseling untuk mengambil
keputusan sendiri tentang kesehatan reproduksi (Soetjiningsih, 2004, p. 152).
Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana
terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, 2 tercapainya fertilitas, dan
terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh
kembang yang optimal, tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya
potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik
dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja (Soetjiningsih, 2004,
p. 1).
Selama perkembangan menuju dewasa, tubuh berkembang secara terus
menerus. Keseluruhan frekuensi perubahan terjadi dengan cepat sebelum lahir,
selama masa bayi, dan saat pubertas (Soetjiningsih, 2004, p. 2).Masa pubertas
adalah terjadinya perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang
terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa, terutama kapasitas
reproduksi yaituperubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa (Soetjiningsih,
2004, p. 2). Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja
sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan
bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah
dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka
mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila
mereka kurang 3 memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang
negatif (Soetjiningsih, 2004, p. 133). Menurut WHO (2010) sekitar seperlima dari
penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun sekitar 900 juta berada di
negara sedang berkembang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Siswa dan siswi dapat mengenal tanda-tanda pubertas
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu:
a. Menyebutkan pengertian pubertas.
b. Menyebutkan tanda perubahan fisik saat masa pubertas pada wanita
dan pria.
C. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan tanda-tanda pubertas adalah siswa dan siswi di
Sekolah Luar Biasa (SLB) Jambi.
D. Tempat dan Waktu pelaksanaan
1. Tempat : Sekolah Luar Biasa (SLB)
2. Hari / Tanggal : Jum’at, 22 November 2019
3. Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi
F. Setting Tempat
☼ ͏ ☺ ♥
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
◘ ☻
Keterangan :
☼ : Moderator
͏ : LCD
☺ : Presenter
♥ : Pembimbing
♦ : Peserta
◘ : Fasilitator
☻ : Observer
H. Pengorganisasian
1. Moderator : Anggini Dea Safitri, S. Kep
Uraian Tugas:
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan pembimbing dan mahasiswa.
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
d. Membuat kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Menutup acara penyuluhan.
h. Bersama peserta meriview dan menyimpulkan materi penyuluhan.
I. Kegiatan Penyuluhan
Tahap kegiatan dan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audiens
waktu
Pendahuluan (5 menit) 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkandan
pembimbing dan semua memperhatikan.
anggota kelompok. 3. Mendengarkan dan
memperhatikan.
3. Menjelaskan topik dan
4. Menyetujui kontrak.
tujuan penyuluhan yang
akan dicapai.
4. Membuat kontrak waktu.
Penyajian 1. Menggali pengetahuan 1. Menjawab.
(35 menit) peserta tentang tanda-tanda 2. Mendengarkan dan
pubertas. memperhatikan.
2. Menjelaskan 3. Mendengarkan dan
pengertian tentang pubertas memperhatikan.
3. Menjelaskan tentang 4. Memperhatikan dan
perubahan fisik pada masa mempraktekkan.
pubertas 5. Bertanya.
a. Tanda-tanda seks
primer
b. Tanda-tanda seks
sekunder
4. Memberi
reinforcement positif
kepada peserta.
5. Memberi kesempatan
untuk bertanya kepada
audiens.
Penutup 1. Mengajukan pertanyaan 1. Menjawab
(5 menit) pada audiens untuk pertanyaan.
mengevaluasi hasil 2. Mendengarkan dan
pemahaman audiens. memperhatikan.
3. Mendengarkan dan
2. Memberikan
memperhatikan.
reinforcement positif 4. Menjawab salam.
atas pendapat audiens.
3. Menyimpulkan materi
dan tanya jawab.
4. Memberikan salam
penutup.
J. Materi ( Terlampir)
K. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana.
2. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai rencana.
2. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
a) 75% dapat menyebutkan pengertian pubertas.
b) 75% dapat menyebutkan tanda-tanda peubahan fisik saat masa
pubertas pada wanita dan pria.
L. Penutup
Demikianlah Satuan Acara Penyuluhan ini dibuat agar dapat dilaksanakan
dengan baik, kami menyadari SAP ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
Disetujui Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
MATERI PENYULUHAN
PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS
A. Pengertian pubertas
Pubertas yaitu masa ketika seorang anak mulai mengalami kematangan
secara seksual dan organ-organ reproduksi siap untuk menjalankan fungsi
reproduksinya. Masa puber seorang anak dengan anak yang lain sangat
bervariasi. Pada anak perempuan, pubertas dimulai lebih awal, yaitu sekitar
umur 10 sampai 14 tahun (ada literatur yang menyebutkan 8 sampai 14 tahun)
dan pada anak lelaki sekitar umur 12 sampai 16 tahun (sumber lain
menyebutkan 9 sampai 15 tahun). Pubertas dimulai ketika hipotalamus, yang
merupakan bagian otak, melepaskan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone). Hormon pelepas gonadotropin ini (GnRH ) akan memberikan sinyal
pada kelenjar pituitari untuk melepaskan luteinizing hormone (LH) dan
follicle-stimulating hormone (FSH) untuk memulai perkembangan seksual,
baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Al-Mighwar (2006, p.20) menjelaskan masa puber terjadi secara bertahap,
yaitu :
a. Tahap Prapubertas
Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir
masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”,
sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada
tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organ
reproduksinya belum berkembang secara sempurna.
b. Tahap Puber
Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa
kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan
seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada
anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang
ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi dalam organ - organ sel.
c. Tahap Pascapuber
Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa remaja.
Pada tahap ini ciri -ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan
organ-organ seks juga berfungsi secara matang.
B. Perubahan Fisik
Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai
kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan
yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik
(Yuanita, 2011, p.15). Perubahan ini ditandai dengan munculnya :