Disusun oleh :
A.Jelling
( PO714211204002 )
JURUSAN KEBIDANAN
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
BAB III
KESIMPULAN..............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah
satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan
bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di
depan jalan lahir, menjadi tidak normal bila posisi ubun-ubun berada di belakang
atau samping. Miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika
di kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar.
Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah
kelelahan dengan posisi lainnya.
Keuntungan : Peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen
dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak terlalu
menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan relatif
lebih nyaman, dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
Kekurangan : Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan
membantu proses persalinan, kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan, bila
harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.
3) Berdiri atau jongkok
Posisi meragkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada
punggung. Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri
punggung, dan peregangan pada perinium berkurang.
5) Menungging
Keuntungan : Mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama kontraksi ,
kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi dan
untuk mengurangi nyeri pinggang , serta mengurangi tekenan pada leher rahim
yang bengkak.
6) Berjalan-jalan
Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya
masih mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat
menjadi lelah. Keuntungan : Menyebabkan terjadinya perubah sendi panggul ,
dapat mempercepat turunnya kepala janin.
Praktek – praktek yang jelas merugikan atau tidak efektif lainnya diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Penggunaan enema secara rutin
Enema adalah larutan yang dimasukkan dalam rektum dan kolon sigmoid.
Alasan utama untuk meningkatkan defekasi dengan menstimulasi peristaltik.
Volume cairan yang dimasukkan akan memecah massa feses, meregangkan dinding
rektum, kadang-kadang mengiritasi mukosa usus, dan mengawali refleks defekasi.
Juga digunakan untuk alat transportasi obat-obatan yang menimbulkan efek lokal
pada mukosa rektum. Indikasinya adalah menghilangkan konstipasi untuk
sementara, membuang feses yang mengalami impaksi, mengosongkan usus
sebelum pemeriksaan diagnostik, pembedahan, atau melahirkan, dan memulai
program bowel training.
b) Pencukuran bulu pubis secara rutin
c) Infus Intravena secara rutin pada persalinan
d) Pemasukaan cateter ke uretra
e) Merogoh uterus secara rutin setelah melahirkan
f) Pemeriksaan vagina secara berulang – ulang terutama oleh lebih dari satu pemberi
asuhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Andriati, Riris. 2011. “Study Literatur Pengaruh Penundaan Pemotongan Tali Pusat Pada Bayi
Baru Lahir”, Vol.I, hlm. 1-8.
Batlajery, Jomina. Fratidhina, Yudhia dan Hamidah. 2014. “Pengaruh Waktu Penjepitan Tali
Pusat Terhadap Kadar Hemoglobin Neonatus”, Vol. 2, hlm. 45-52.
bidan.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/2.-asuhan-persalinan.pdf. (diakses tanggal 11
September 2017)
Djami, MEU. 2013. Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan. Available from:
http://moudyamo.wordpress.com/2013/06/. (Diakses pada 11 september 2017)
Djami, Moudy E.U.2013.”Isu Terkini dan Evidence Based Dalam Praktik Kebidanan”.(online).
(Diakses : Tanggal 11 September 2017.
Djami, Moudy. 2013. Lotus Birth Isu Tekini dan evidence Based Dalam Praktik Kebidanan.
Jurnal Ilmiah Permata Medika
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=299942&val=7288&title=Pengaruh%20Ma
sase%20pada%20Punggung%20Terhadap%20Intensitas%20Nyeri%20Kala%20I%20Fase%20L
aten%20Persalinan%20Normal%20Melalui%20Peningkatan%20Kadar%20Endorfin. (diakses
tanggal 11 September 2017)
https://www.scribd.com/document/287198880/evidence-Base-Midwifery-materi-ajar-D4-S-pdf
(diakses tanggal 11 September 2017)
jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/download/73/67. (diakses
tanggal 11 September 2017)
Nelwatri, Helpi. 2015. “Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi Uterus Pada
Ibu Bersalin di BPS Kota Padang Tahun 2013”, Vol. 8, hlm 83-87.
Tambuwun, Herly. Tomboka, Sandra dan Mandang, Jenny (2014). “Hubungan Pelaksanaan
Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan”, Vol. 2, hm 1-9.
www.jurnal.stikes-bpm.ac.id/index.php/component/attachments/download/1. (diakses tanggal 11
September 2017)