Anda di halaman 1dari 9

Visi : Pada tahun 2025 menghasilkan Ners yang unggul dalam Asuhan Keperawatan Lanjut

Usia dengan menerapkan ilmu dan teknologi keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“MANAJEMEN NYERI PERSALINAN”
Program Studi : Program Sarjana Terapan dan Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Program Profesi
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas I
Penempatan : Semester IV .TA. 2021/2022
Kelas : 2B
Dosen Pengampu : Yuli Mulyanti, S.Kp.,M.Kes
Penanggung Jawab : Dr. Sri Djuwitaningsih, S.Kp., MKep, Sp.Mat

Disusun oleh:
Deska Lydia Syafitri
P3.73.20.2.20.060

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2022
Topik : Manajemen Nyeri Persalinan
Pokok Bahasan : Cara Mengurangi Nyeri Persalinan
Target dan Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2022
Waktu : 14.00-14.30
Tempat : Rumah Ny. V
Penyuluh :

A. Analisa Data

Setiap wanita memiliki pengalaman melahirkan yang berbeda-beda. Ada


yang mampu mengatasi nyeri persalinan secara normal tanpa memerlukan obat, ada
pula yang merasa sangat kesakitan hingga membutuhkan obat pereda nyeri atau
obat bius dari dokter.
Saat menjelang persalinan, ibu hamil akan merasakan nyeri akibat kontraksi
rahim yang semakin kuat. Kontraksi merupakan proses untuk membuka jalan lahir
dan mengeluarkan janin. Rasa nyeri biasanya muncul di bagian perut, punggung,
atau sekitar paha dan panggul.
Sebagian ibu hamil ada yang bisa tahan dengan rasa nyeri tersebut, tetapi
ada pula yang merasa sangat kesakitan ketika hendak melahirkan secara normal.
Untuk mengurangi nyeri persalinan, ibu hamil bisa mendapatkan obat-obatan dari
dokter atau mencoba beberapa cara untuk mengurangi nyeri persalinan.
B. Diagnosa Keperawatan

Defisit Pengetahuan b.d memanajemen nyeri saat persalinan


C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat mengetahui cara mengurangi
nyeri pada saat persalinan
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat melakukan cara mengurangi
nyeri persalinan
D. Isi Materi (terlampir)
1. Penyebab nyeri persalinan
2. Cara-cara mengurangi nyeri saat persalinan
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya-jawab

F. Media

Power Point dan Zoom Meeting

G. Strategi Kegiatan pembelajaran

No Kegiatan/Tahapan Kegiatan Kegiatan Ibu Waktu

Penyuluh

1. Pembukaan Sasaran
peserta untuk
mendengarka
n serta
memperhatika
n para
penyuluh

5 menit

2. Ceramah / Sasaran
pemberian mendengarkan,
materi memperhatikan
penyuluhan dan mengerti
tentang apa
materi yang
disampaikan
10 menit

3. Tanya Jawab

Memberikan Menanyakan kembali Diharapkan


kesempatan kepada peserta, peserta mau
peserta untuk apabila ada materi bertanya tentang
bertanya tentang yang belum dipahami materi yang 10 menit
materi yang dibelum
belum dimengerti dimengerti

4. Evaluasi

Memberikan Memberikan Menjawab 5 menit


pertanyaan secara pertanyaan secara pertanyaan yang
lisan lisan diberikan oleh
penyuluh

5. Salam Penutup

Mengucapkan Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit


salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Hari sebelum acara proses pembelajaran SAP sudah siap
b. Penentuan waktu dan tempat
c. Materi sudah di siapkan
2. Evaluasi Proses
a. 30 menit sebelum proses penyuluhan, penyaji siap atau sudah datang
b. Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu atau sampai selesai
c. Sasaran aktif dalam penyuluhan
d. Penyuluh menyajikan semua materi secara lengkap
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi dilakukan dengan cara melihat sasaran melakukan sendiri saran yang
diberikan para penyuluh.
Lampiran

Materi Mengajar
Banyak perempuan jaman sekarang yang takut melahirkan normal . Dilain pihak, ibu
hamil yang merasa takut saat melahirkan akan mengalami ketegangan dan ketegangan itulah
yang membuat rasa nyeri besalin semakin bertambah .  
Mudah atau sulitnya suatu proses persalinan tergantung oleh banyak faktor, salah
satunya adalah ibu hamil cukup pengetahuan untuk menghadapi persalinan , kesehatan yang
cukup baik, dan dukungan yang cukup dari berbagai pihak, serta adanya perasaan nyaman
saat melahirkan .
        Selain itu, ibu hamil perlu menyadari bahwa rasa nyeri persalinan, dalam taraf tertentu,
tergolong hal yang normal  dan fungsional, karena memberitahu tubuh mengenai apa yang
sedang dialami dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya .  

A. Pengertian Nyeri
Rasa Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh
manusia, yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for the Study of
pain mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang
tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial
atau menunjukkan adanya kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri adalah suatu sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subyektif dan berbeda antara
masing-masing individu karena dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur dan
endorphin seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri (Potter&Perry,
2005).
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah “sinyal”
untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses
persalinan. Menurut Cunningham (2004), Nyeri persalinan sebagai kontraksi
miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada
masing-masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik
pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain budaya, takut,
kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan
(Perry&Bobak, 2004).
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya
pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan
terjadi persalinan.
B. Penyebab Nyeri Persalinan

        Agar mampu mengatasi rasa nyeri saat partus, ibu hamil perlu mengetahui faktor –
faktor penyebabnya terlebih dahulu . Sebanyak 90% nyeri dalam persalinan  disebabkan oleh
factor fungsional, sedangkan sisanya (10% )  disebabkan oleh faktor fisik. Tiga faktor
fungsional yang mendasari timbulnya nyeri persalinan, yaitu :

1. Relaksasi otot yang tidak sempurna


Hal ini mungkin disebabkan karena ibu hamil merasa takut atau tegang
terhadap rasa nyeri yang mungkin timbul selama bersalin . Sebenarnya uterus hanya
memiliki sedikit reseptor nyeri sehingga kontraksi itu sendiri semestinya tidak
menyebabkan nyeri . Tetapi peregangan uterus itulah yang menyebabkan
ketegangan  jaringan otot disekitarnya ( otot perut, punggung dan daerah panggul )
sehingga secara tidak langsung akan menimbulkan nyeri .
2. Teknik pernapasan yang tidak benar 
Ibu yang takut dan cemas saat bersalin akan bernapas secara cepat  dan
dangkal, sehingga bukan saja menyebabkan turunya kadar oksigen dalam uterus dan
tubuh bayi ( dapat menambah rasa nyeri ) tetapi juga dapat menyebarkan rasa nyeri ke
seluruh otot rangka . Tarikan napas yang lambat dan dalam biasanya sangat
bermanfaat karena secara alamiah dapat mengurangi ketegangan otot-otot sehingga
secara tidak langsung akan mengurangi rasa nyeri yang timbul .
3. Posisi tubuh yang tidak tepat
Beberapa posisi tubuh tertentu dapat meningkatkan rasa nyeri, tetapi ada juga
yang sebaliknya . Kesalahan posisi ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
atau tidak adanya bantuan dari tenaga penolong untuk menentukan posisi yang tepat
pada saat partus . Sedangkan faktor – faktor fisik, antara lain : 
1) Posisi bayi (dalam kandungan) yang sulit
2) Ukuran tubuh bayi
3) Kondisi tertentu pada ibu, seperti tekanan darah tinggi, kesehatan yang menurun,atau
kelelahan

A. Cara – Cara yang Dapat Mengurangi Nyeri Persalinan  

1. Teknik Farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya
untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan
yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa
nyeri (Kee dan Hayes, 1997). Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek
samping dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan (Burroughs,
2001). Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia yang
menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang menghilangkan sensasi
bagian tubuh baik parsial maupun total (Piliteri, 2003)

2. Teknik Non-Farmakologis
Metode hypno-birthing merupakan salah satu tehnik otohipnosis
(selfhypnosis) atau swasugesti, dalam menghadapi kehamilan dan persiapan
melahirkan yang berfungsi membantu para wanita hamil melalui masa persalinannya
dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Dan yang lebih
penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandungnya.
Sesungguhnya hypno-birthing merupakan tehnik lama yang saat ini dapat dijelaskan
dengan penjelasan ilmiah sehingga dapat dilakukan secara terprogram sehingga
hasilnya jadi lebih optimal.
Metode hypno-birthing ini dikembangkan berdasarkan adanya keyakinan
bahwa dengan persiapan melahirkan yang menyeluruh (Body, Mind and Spirit) maka
di saat persalinan, wanita dan juga pendampingnya (suami), akan dapat melalui
pengalaman melahirkan yang aman, tenang dan memuaskan, jauh dari rasa takut yang
menimbulkan ketegangan dan rasa sakit. Dengan kata lain, jika pikiran dan tubuh
mencapai kondisi harmoni, maka alam akan bisa berfungsi dengan cara yang sama
seperti pada semua mahluk lainnya.
Melalui latihan – latihan yang diberikan, wanita hamil bisa mengkondisikan
tubuh dan jiwa/pikiran secara harmonis selama kehamilan hingga mempersiapkan diri
menghadapi proses persalinan. Bukan itu saja, dalam latihan hypno-birthing ini
wanita hamil juga akan terlatih untuk peka terhadap janinnya, sehingga akan mampu
berkomunikasi dengan janin, bahkan bekerjasama ketika menjalani proses persalinan.
Proses Hypno-birthing bekerja berdasarkan kekuatan sugesti. Proses ini
menggunakan afirmasi positif, sugesti dan visualisasi untuk menenangkan tubuh,
memandu fikiran, serta mengendalikan nafasnya. Klien ibu hamil dapat melakukan ini
sendiri (self hypnosis) atau dengan pimpinan pendamping persalinan/ bidan.
Teknik hypno-birthing sangatlah sederhana dan mudah. Dan kunci untuk
mencapai keberhasilan dari metode ini adalah praktek baik di kelas antenatal maupun
di rumah sehingga teknik-teknik dalam hypno-birthing bisa menjadi kebiasaan bagi
ibu untuk mencapai dan menciptakan kondisi relaksasi selama kehamilan dan
menghadapi persalinan. Untuk mencapai keberhasilan yang lebih optimal, dalam
mempraktekkan metode ini, ibu memerlukan seseorang yang mampu
membimbingnya untuk selalu berlatih, disinilah perlunya peran pendamping.
Pendamping disini adalah mitra/patner ibu entah itu suami atau orang terdekat ibu.
Oleh karena itu sangat penting sekali untuk mengajak dan melibatkan suami/ patner
ibu saat memberikan pelatihan hypno-birthing selama antenatal. Sehingga suami bisa
menjadi motivator bahkan pembimbing bagi ibu untuk selalu berlatih teknik relaksasi
hypno-birthing.

1) Pilih tempat yang nyaman


Saat menjalani proses kelahiran, pastikan untuk berada di tempat yang nyaman
dan memberikan rasa aman. Home birth, water birth, atau persalinan di rumah sakit,
terserah mana yang nyaman menurut ibu hamil. Idealnya, saat mengalami proses
persalinan ibu hamil harus memiliki ruang untuk berjalan-jalan dan mandi. Sediakan
perangkat yang membuat ibu hamil nyaman, siapkan playlist lagu kesukaan, selimut,
atau ranjang empuk, apa saja yang bisa membuat nyaman. Bila ibu hamil memilih
melahirkan di rumah, pikirkan akses tercepat ke rumah sakit untuk berjaga – jaga.

2) Pilih Tim Penolong persalinan Anda dengan hati-hati


Kenali dan cari bidan dan dokter yang pro normal dan mau mendukung Anda
untuk mengupayakan persalinan normal. Ketika Anda diperlakukan dengan hormat
dan kesabaran,maka semua akan berjalan dengan lancar .

3) Perkaya informasi tentang melahirkan


Cari tahu segala sesuatu tentang persalinan dari buku, majalah, situs, atau
diskusi dengan penyedia layanan kesehatan Anda seperti dokter atau bidan. Jangan
lupa membiasakan diri dengan prosedur di rumah sakit atau klinik bersalin.
Pengetahuan yang lebih sebelum waktu bersalin, berarti hanya akan memberikan
sedikit kejutan saja saat hari H-nya.

4) Kesunyian
Saat ibu mengalami kontraksi, sebaiknya jangan ada yang banyak bertanya,
jangan mengatakan hal- hal yag tidak perlu, dan bicaralh dengan suara lembut agar
ibu hamil merasa tenang .  

5) Aromaterapi
Metode pengobatan alternatif atau komplementer ini dirancang untuk
meredakan ketegangan dan meningkatkan relaksasi pada ibu hamil dengan
menggunakan berbagai minyak aromatik, seperti aroma lavender.
6) Pemijatan
Pijat biasa dilakukan saat persalinan sebagai cara mengurangi ketegangan,
relaksasi bantuan dan membantu meredakan rasa sakit saat kontraksi. Sebuah
penelitian menemukan, wanita yang dipijat merasa tidak terlalu tegang, melakukan
persalinan dengan lebih singkat dan jarang mengalami depresi setelah
melahirkan.Mintalah pasangan Anda mengelus bahu atau punggung bagian bawah .

7) Pernapasan
Bernapas teratur akan membuat Anda dan bayi mendapatkan lebih banyak
oksigen, meredakan rasa sakit dan membuat Anda dapat mengejan di saat yang tepat.
Dalam persalinan awal cobalah untuk bernapas lewat hidung dalam tiga hitungan,
kemudian hembuskan napas lewat mulut dalam empat hitungan.Cobalah tetap
bernapas stabil dan berfokus pada pernapasan Anda, bukan kontraksi. Ketika
mengejan jangan tahan napas  sebaliknya, tarik napas dalam-dalam kemudian
hembuskan perlahan.

8) Posisi tubuh  
Posisi tubuh yang baik dapat meredakan rasa nyeri, sekaligus memperlancar
aliran darah ke uterus dan membuat ibu hamil merasa lebih nyaman .

9) Dukungan
Kehadiran suami, orangtua, sanak saudara, atau teman dekat untuk menemani
selama proses persalinan berlangsung dapat membantu menenangkan pikiran ibu
hamil dan dapat membuat ibu merasa nyaman dalam menjalani proses persalinan .

Anda mungkin juga menyukai