Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul Penyuluhan : Kehamilan Normal


Materi Penyuluhan : Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Sasaran : Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Tumpang, Kecamatan
Tumpang, Kabupaten Malang
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 November 2017
Rabu, 29 November 2017
Waktu : 1 x 30 menit
10.30 s.d. 11.00 WIB
Tempat : Balai Desa Bokor Kec. Tumpang
Polindes Desa Pandanajeng Kec. Tumpang
Penyuluh : Dhea Martha Wijaya
Kadek Elyastari Dewi
Nurul Aulia
Linda Purwaningsih
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai tanda bahaya selama kehamilan,
ibu hamil diharapkan memahami tentang-tanda bahaya selama kehamilan.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat
menjelaskan kembali:
a. Pengertian tanda bahaya dalam kehamilan
b. Macam-macam tanda bahaya dalam kehamilan
c. Cara mencegah terjadinya tanda bahaya dalam kehamilan

3. Pokok Bahasan
Tanda bahaya dalam kehamilan

4. Sub Pokok Bahasan


a) Pengertian tanda bahaya dalam kehamilan
b) Macam-macam tanda bahaya dalam kehamilan
c) Cara mencegah terjadinya tanda bahaya dalam kehamilan

5. Materi
Terlampir
6. Alokasi Waktu
a) Pembukaan/Apersepsi : 5 menit
b) Penjelasan/uraian materi : 30 menit
c) Tanya Jawab : 5 menit
d) Rangkuman akhir/penutup (closure) : 5 menit

7. Strategi Instruksional
a) Menjelaskan materi-materi pembelajaran
b) Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah
pemahaman peserta
c) Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta

8. Media Pengajaran
- Leaflet
- Lembar balik

9. Metode Instruksional
a) Ceramah
b) Tanya jawab

10. Kegiatan Pembelajaran


No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media
1 5 menit Pembukaan: Menjawab salam, Ceramah Leaflet
a. Memberi salam mendengarkan dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan.
c. Berkenalan satu persatu
dengan ibu hamil
d. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
e. Menjelaskan materi yang
akan dibahas
2 30 menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan Ceramah Leaflet
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan dan
secara berurutan dan teratur. pembicara. lembar
Materi: balik
a. Pengertian tanda bahaya
dalam kehamilan
b. Macam-macam tanda
bahaya dalam kehamilan
c. Cara mencegah terjadinya
tanda bahaya dalam
kehamilan

3 5 menit a. Meminta kepada peserta Menyimak, Ceramah Leaflet


untuk menyimpulkan apa mengutarakan dan tanya
yang disampaikan pertanyaan dan jawab
pembicara pendapat
b. Menjawab pertanyaan
dengan singkat dan jelas
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
Memberikan kesimpulan
Mengucapkan terima kasih dan
salam

11. Alat Evaluasi


a. Evaluasi struktural
1) Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan siap digunakan, yaitu :
Leaflet dan lembar balik
2) Persiapan Materi
Materi yang akan diinformasikan dalam penyuluhan yang dibuat
dalam bentuk lembar balik siap digunakan dengan kriteria padat,
lengkap, ringkas dan mudah dimengerti sasaran.
3) Kontrak waktu
Kontrak waktu telah dilakukan 3 hari sebelum dilaksanakan
penyuluhan.
b. Evaluasi proses
1. Peserta
Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
sehingga mampu melakukan tindakan yang diharapkan. Jumlah
peserta yang hadir pada penyuluhan di Desa Bokor sebanyak 5
orang dari 10 orang yang diundang dan peserta dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh pemateri. Sedangkan penyuluhan
yang dilakukan di Polindes Desa Pandanajeng dari 12 undangan
yang disebar hadir sebanyak 6 orang, dan peserta dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh pemateri. Pertanyaan yang
diberikan antara lain adalah sebagai berikut:
 Sebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan?
 Apa yang harus dilakukan bila terjadi tanda bahaya?
 Cara melakukan pencegahan tanda bahaya kehamilan?
2. Penyuluh
Memfasilitasi segala seuatu yang diperlukan untuk melakukan
penyuluhan sehingga jalannya diskusi menjadi lancar.
3. Evaluasi hasil
- Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan dan dapat
menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
- Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji.

MATERI
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu


tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun
bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah
persalinan. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi
pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu
masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.
Tanda bahaya dalam kehamilan terbagi menjadi 2 yaitu tanda bahaya
kehamilan yang terjadi pada kehamilan muda dan tanda bahaya yang terjadi
pada usia kehamilan lanjut. Dimana tanda bahaya tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Tanda tanda bahaya pada masa kehamilan muda


Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal
dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh
seorang bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian
dini adanya kompikasi / penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan
muda meliputi perdarahan, hipertensi gravidarum maupun nyeri perut bagian
bawah.
a. Perdarahan Pervaginam
1. Abortus
Adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu hidup diluar kandungan. Jenis-jemis abortus antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Abortus imminens
Disebut sebagai keguguran membakat dan akan terjadi jika
ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes
kehamilan menunjukan hasil positif. Dalam kasus ini keluarnya janin
masih dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan
antipasmodic serta istirahat. Jika setelah beberapa minggu ternyata
perdarahan masih ditemukan dan dalam 2 kali tes kehamilan
menunjukan hasil negatif, maka harus dilakukan kuretase karena
abortus telah terjadi.
Anamnesis
 Kram perut bagian bawah.
 Perdarahan sedikit dari jalan lahir.
 Pemeriksaan dalam
 Fluksus ada.
 Ostium uteri tertutup.
 Ukuran uterus sesuai usia.
 Uterus lunak.
 Pemeriksaan penunjang
Hasil USG menunjukkan:
 Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin.
 Meragukan.
 Buah kehamilan tidak baik, janin mati.
b. Abortus Insipiens
Terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan
muda disertai dengan membukanya ostium uteri terabanya selaput
ketuban. Penanganannya sama dengan abortus inkompletus.
Amamnesis
 Disertai nyeri / kontraksi rahim.
 Perdarahan dari jalan lahir.
 Pemeriksaan dalam
 Perdarahan sedang hingga banyak.
 Ostium uteri terbuka.
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
 Buah kehamilan dalam rahim, belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi.
 Ketuban utuh (menonjol).
c. Abortus Incomplitus
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
selama sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa hasil konsepsi
yang tertinggal dalam uterus. Jika terdapat tanda-tanda syok, maka
atasi terlebih dahulu dengan pemberian transfusi darah dan cairan,
kemudian keluarkan jaringan secepatnya dengan metode digital
(menggunakan 2 jari) atau kuretase, dan selanjutnya berikan obat-
obatan uterotonika dan antibiotik.
Anamnesis
 Kram perut bagian bawah.
 Perdarahan banyak dari jalan lahir.
 Pemeriksaan dalam
 Perdarahan sedang hingga banyak.
 Teraba sisa jaringan buah kehamilan.
 Ostium uteri terbuka.
 Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan.
d. Abortus Kompletus
Adalah semua hasil konsepsi (janin) yang telah dikeluarkan. Pada
abortus jenis ini akan ditemukan perdarahan pervaginam disertai
dengan pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin dan desidua)
sehingga rahim kosong.
Anamnesis
 Nyeri perut bagian bawah sedikit / tidak ada.
 Perdarahan dari jalan lahir sedikit.
 Pemeriksaan dalam
 Perdarahan bercak sedikit hingga sedang.
 Teraba sisa jaringan buah kehamilan.
 Ostium uteri tertutup, bila ostium terbuka teraba rongga uterus
kosong.
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
e. Abortus Habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali berturut-turut atau
lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan genetik (kromosom),
kelainan hormonal (imonologik) dan kelainan anatomis.
2. Mola Hidatidosa
Disebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion (chorionic villi)
yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata
ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak
(benigna). Tanda dan Gejala mola antara lain adalah:
1. Anamnesis
 Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari
kehamilan normal, misalnya mual muntah yang berlebihan.
 Kadang kala ada tanda toksemia gravidarum (pusing, gangguan
pengihatan dan tekanan darah tinggi).
 Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna tengguli
tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak, tidak teratur.
 Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
 Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis
pasti, namun jaringan mola ini tidak selalu ditemukan.
2. Inspeksi
 Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuning-
kuningan, yang disebut muka mula (mola face).
 Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan
kehilangan lebih jelas.
3. Palpasi
 Uterus membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan yang
seharusnya.
 Tidak teraba bagian ballottement janin dan gerakan janin.
 Adanya fenomena hermonica, yaitu tinggi fundus uteri yang turun
ketika darah dan gelembung mola keluar, namun akan naik
kembali karena terkumpulnya mola dan darah baru.
4. Auskultasi
 Tidak terdengar DJJ.
 Terdengar bising dan bunyi khas.
5. Pada tes kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi.
6. Pemeriksaan dalam
 Rahim lebih besar.
 Konsistensi lebih lembek.
 Tidak ada bagian-bagian janin.
 Terdapat perdarahan.
 Teraba jaringan di kanalis servikalis dan vagina.
3. Kehamilan Ektopik
Adalah jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam
endometrium uterus. Keadaan ini akan meningkat menjadi kehamilan
dengan hasil ektopik terganggu (KET) pada usia kehamilan lebih dari
10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada kehamilan yang terletak di
tuba. Diagnosis dan Gejala klinis yang ditemukan antara lain adalah
sebagai berikut:
 Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta
keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya.
 Pada KET jika terjadi abortus tuba, maka kemungkinan keluhan
tidak begitu berat, hanya ada rasa sakit di perut dan pengeluaran
darah pervagina, yang kadang ditemukan oleh diagnosis abortus
biasa. Namun bila terjadi ruptur tuba, maka gejala akan lebih hebat
dan dapat membahayakan jiwa ibu.
 Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris
dengan pisau disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh
pingsan.
 Tanda-tanda akut nyeri abdomen seperti:
a. Adanya nyeri goyang portio
b. Douglas crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum
douglas ditekan.
c. Kavum douglas teraba menonjol karena adanya penumpukan
darah.
d. Teraba massa retrouterin (massa pelvis).
 Nyeri bahu karena ada rangsangan ke diafragma.
 Terdapat tanda cullen, yaitu adanya warna biru lebam pada linea
aba atau sekitar pusat.
 Per vaginam keluar desidual cast.
 Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi terdapat tanda-tanda
perdarahan intra-abdominal.
 Pemeriksaan HB serial (diperiksa setiap 1 jam) didapati penurunan
kadar HB, selain itu juga terjadi leukositosis.
b. Hipertensi Gravidarum
a. Hipertensi Kronik
Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah
ditemukan pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu, dan
hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan.
Anamnesis
 Nyeri kepala.
 Gangguan penglihatan.
 Pemeriksaan fisik
 Tekanan diastolik > 90 mmHg.
 Pemeriksaan penunjang
 Protein urine (-).
b. Superimposed Preeklamsi
Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat
oleh kehamilan.
Anamnesis
 Nyeri kepala.
 Gangguan penglihatan.
 Pemeriksaan fisik
 Tekanan diastolik 90-110 mmHg.
 Pemeriksaan penunjang
 Protein urine > + +
2. Tanda tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Ketika bidan mengikuti langkah-langkah proses manajemen kebidanan, bidan
harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Pada setiap
kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik
dengan segera jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya tersebut.Tanda-tanda
bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut,
adalah:
1. Perdarahan pervaginam.
2. Sakit kepala yang hebat.
3. Penglihatan kabur.
4. Bengkak di wajah dan tangan.
5. Keluar cairan pervaginam.
6. Gerak janin tidak terasa dan nyeri perut yang hebat.
Penting bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya tersebut pada setiap
kunjungan.Jika bidan menemukansuatu tanda bahaya ini, maka tindakan
selanjutnya adalah melaksanakan semua kemungkinan untuk membuat
assesment / diagnosis dan membuat penatalaksanaan yang sesuai.

a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum / perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa
nyeri. Jenis-jenis perdarahan antepartum antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Plasenta previa
Adalah pasenta yang berimplentasi rendah sehingga menutupi
sebagian / seluruh ostium uteri internum. Gejala-gejala yang
ditimbulkan antara lain:
 Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, biasa terjadi
secara tiba-tiba dan kapan saja.
 Bagian terendah janin sangat tinggi karena plasenta terletak pada
bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat
mendekatipintu atas panggul.
 Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berukuran maka pada
plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak
Tanda gejala pada wanita hamil dengan plasenta previa adalah:
2. Solusio plasenta (Abruptio Plasenta)
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta
lepas setelah anak lahir. Tanda dan gejala yang terjadi antara lain
adalah:
 Darah dari tempat pelepasan keluar dari serviks dan terjadilah
perdarahan tampak.
 Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang
plasenta. (perdarahan tersembunyi / perdarahan ke dalam).
 Perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebuh khas
(rahim keras seperti papan) karena seluruh perdarahan tertahan di
dalam rahim. Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan
yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok.
 Perdarahan disetai nyeri, juga di luar his karena isi rahim.
 Nyeri abdomen pada saat dipegang.
 Palpasi sulit dilakukan.
 Fundus uteri makin lama makin naik.
 Bunyi jantung biasanya tidak ada.
3. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang
sakit kepala hebat ini ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya
kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan ini adalah gejala dari
preeklamsi.
4. Pengihatan kabur
Wanita hamil mengeuh penglihatan kabur. Karena pengaruh hormonal,
ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.
Perubahan ringan (minor) adalah normal. Tanda dan gejala
 Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan
kabur dan berbayang.
 Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang
hebat dan mungkin menandakan preeklamsia.
Deteksi dini yang dapat dillakukan antara lain adalah melakukan
pemeriksaan TD, protein urine, refleks dan edema.
5. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
setelah beristirahat dengan meninggikan kaki. Bengkak bisa
menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristiahat, dan disertai keluhan fisik
lainnya. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
preeklamsi.
6. Keluar cairan pervaginam
 Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester 3
 Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung.
 Pecahnya selaput ketuban dapat tejadi pada kehamilan preterm
(sebelum usia kehamilan 37 minggu) maupn pada kehamilan aterm.
 Normalnya selaput ketuan pecah pada akhir kala 1 atau awal kala
2.
 Persalinan. Bisa juga belum pecah saat mengedan
Deteksi dini yang dapat dilakukan antara lain adalah:
 Deteksi faktor resiko.
 Deteksi infeksi secara dini
 USG: biometri dan funelisasi.
Trimester 1: deteksi faktor resiko, aktifitas seksual, ph vagina, USG,
pemeriksaan gram, darah rutin, urine.
Trimester 2 dan 3: hati-hati bila ada keluhan nyeri abdomen,
punggung, kram didaerah pelvis, perdarahan pervaginam, diare,
rasa menekan di pelvis.
 Pengumpulan data: Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan
USG.
 Pemeriksaan
a. Dengan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang
keluar (jumlah, warna dan bau).
b. Nilai apakah cairan yang keluar melalui ostium uteri atau
terkumpul di forniks posterior.
c. Tentukan ada tidaknya infeksi.
d. Tentukan tanda-tanda inpartu.
 Konfirmasi diagnosis
a. Bau cairan yang khas.
b. Jika keluarnya sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan
nilai 1 jam kemudian.
7. Gerakan janin tidak terasa
 Masalah: ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan
trimester 3
 Normalnya ibu mulai merasakan janinnya selama bulan ke 5 atau
ke 6, beberapa ibu dapat merasakan bayinya lebih awal.
 Jika janin tidur gerakannya akan melemah.
 Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
 Deteksi dini: Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak
bergerak, tanyakan pada ibu: kapan terakhir bergerak.
 Pemeriksaan
a. Raba gerakan janin
b. Dengarkan DJJ
c. Jika pemeriksaan radiologi tersedia, konfirmasi kematian janin
seteah 5 hari.
d. USG: merupakan sarana diagnostik yang baik untuk
memastikan kematian janin.
8. Nyeri perut yang hebat
 Masalah: ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan timester 3
 Nyeri abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal
adaah normal.
 Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan
tidak hilang setelah beristirahat.
 Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang panggul, persalinan preterm gastritis, penyakit atau infeksi
lain.
 Deteksi dini
a. Tanyakan pada ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan
terjadi, seberapa hebat, kapan mulai diselesaikan.
b. Tanyakan pada ibu apakah ia mempunyai tanda dan gejala
lain seperti muntah, diare dan demam.

Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan


a. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang
mengalami tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga
dapat dilakukan rujukan ke tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
b. Meningkatkan mutu prinatal care.
c. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke tenaga kesehatan yang kompeten
seperti bidan dan dokter.
d. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit
yang dapat diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
e. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang
merupakan ujung tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
f. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
g. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
h. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
i. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

Daftar Pustaka
Romauli, S. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I, Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai