Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis;
yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Racun adalah zat atau
senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat
respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan pangan
atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahan kimia
saja yang dapat menyebabkan keracunan. Di sekeliling kita ada racun alam
yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.
Salah satunya adalah gigitan ikan beracun, masuknya zat racun kedalam
tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau
mukosa yang menimbulkan gejala klinis. Keracunan merupakan kondisi
kedaruratan yang sering terjadi pada penyelam bila tidak ditangani segera
maka kondisi tersebut akan mengancam jiwa. Ikan beracun paling berbahaya
adalah familia Scorpaenidae, contohnya stonefish (Synanceja verrucosa)
memiliki sengat beracun sangat mematikan. Spesies dari anggota genus
Pterois (turkey fish, scorpion fish dan zebra fish) juga beracun. Duri-duri sirip
dorsal, ventral maupun anal adalah beracun. Zat racun diproduksi oleh
glandula pada epithelium duri tersebut. Ikan beracun ditemukan di semua
perairan hangat di dunia, tetapi paling banyak ditemukan di perairan Pasifik
dan kawasan Karibia. Ikan puffer (Arothron hispidus) menyebabkan kematian
mencapai 60 % lebih setelah 20 menit memakan jenis ini. Meskipun telah
dikenal beratus ikan beracun, tetapi masih banyak yang belum diketahui.
Di daerah tropis, banyak kasus keracunan ikan dari jenis pompano, red
snapper, sea bass, tuna dan mackerel. Racun sering terdapat pada organ
visceral seperti gonad. Produksi racun pada beberapa spesies berhubungan

1
dengan masa reproduksi. Mengingat masih sering terjadi keracunan akibat
gigitan atau sengatan ikan beracun maka untuk dapat menambah pengetahuan
masyarakat terkhususnya para penyelam, maka penyampaian informasi
mengenai bahaya dan pertolongan terhadap gigitan atau sengatan ikan
beracun.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, masalah yang akan dibahas pada makalah
ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud kegawatdaruratan pada gigitan binatang berbisa di
laut?
2. Apa saja penyebab binatang di laut?
3. Bagaimana penatalaksanaan gigitan binatang berbisa di laut?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui jenis hewan laut yang memiliki gigitan beracun
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan gigitan hewan laut

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan makalah ini bisa menjadi salah satu informasi bagi
petugas kesehatan agar mampu memahami tentang macam-macam jenis
ikan yang memiliki gigitan beracun dan penangannya
2. Bagi Pembaca
Diharapkan makalah ini bias menjadi salah satu sumber informasi
bahwa ruang lingkup tugas seorang perawat sangatlah luas, termasuk
penanganan gigitan ikan laut yang beracun.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ikan Beracun


Ikan beracun adalah hewan laut yang memiliki sengatan beracun
menyebabkan nyeri dan kemerahan. Ini juga umumnya menyebabkan lemas,
berkeringat, demam, muntah, kram otot, kelumpuhan, atau bahkan terkejut.

B. Jenis-Jenis Ikan Beracun Dan Penanganannya


1. Gigitan ikan pari ( Sting Ray )
Ikan pari (Stingray) merupakan salah satu flora laut dari  family
Dasyatidae, bertulang rawan, memiliki ekor menyerupai cambuk, dengan sirip
dada menyerupai sayap dengan sisi  bagian depan menyatu dengan kepala, dan
ekor pada beberapa spesies sangat tajam dan menyerupai cambuk.
Pasien biasanya mengalami luka akibat sengatan ikan pari karena secara
tidak sengaja menginjak ikan pari, yang secara reflek ikan pari tersebut
menyerang orang yang menginjaknya sebagai mekanisme pertahanan
diri.1sengatan ikan pari merupakan perlukaan yang paling sering dialami oleh
para penyelam. Ekor pari dapat menyebabkan luka robek dan luka tusuk.2 ikan
pari tidak akan menyerang kecuali saat ikan tersebut merasa terganggu.
Sengatan akibat ikan pari sendiri sering terjadi namun jarang yang fatal.

Sengatan duri ikan pari yang mengenai kaki

3
Ikan pari mungkin menyebabkan beberapa tipe perlukaan pada manusia
yang tidak fatal seperti, gigitan, laserasi superfisial tanpa disertai adanya racun
yang terlibat, laserasi yang dalam, serta dapat juga kombinasi luka penetrasi
disertai proses envenoming. Walaupun banyak yang tidak fatal, namun luka
penetrasi pada dada dapat menyebabkan tamponade jantung segera atau dalam
waktu tertentu, selain itu luka-luka pada leher yang dapat menyebabkan gangguan
jalan nafas, luka penetrasi yang mengenai pembuluh darah yang dapat
menyebabkan syok, dan infeksi lanjutan disertai adanya kerusakan jaringan serta
syok septik merupakan komplikasi-komplikasi yang dapat muncul dan dapat
menjadi hal yang fatal dari sengatan ikan pari.
Gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien yang mengalami
sengatan ikan pari antara lain:nyeri sedang, tajam dan seperti ditusuk-tusuk, luka
yang berdarah, area disekitar luka biasanya bengkak dan kemerahan atau
membiru, adanya pembesaran kelenjar limfa, mual, muntah, demam, kram otot,
tremor, kelemahan, peningkatan heart rate, penurunan tekanan darah mungkin
terjadi, bahkan kematian.
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien sengatan ikan pari adalah :

1.  Melakukan pemeriksaan luka, jangan lupa melakukan pemeriksaan cermat


kemungkinan luka lain, apabila terjadi perlukaan pada region
thorakoabdominal, segera lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tersier yang
memiliki peralatan dan staf medis yang lengkap.
2. Pastikan kondisi pasien stabil, keluarkan pasien dari air, lakukan pembilasan
luka untuk membuang serpihan duri ekor ikan pari, jaringan kelenjar ikan pari,
namun jika luka yang dihasilkan hanya berupa laserasi superfisial, bukan luka
yang menyebabkan penetrasi ke dada, perut ataupun leher, serta pada duri
yang menancap dalam pada ekstremitas.
3. Jika mengalami perdarahan, lakukan tekanan langsung pada luka, jangan
memberikan ikatan atau torniket untuk menghentikan perdarahan.
4. Bersihkan luka dengan menggunakan larutan irigasi steril  atau dengan air
bersih, beberapa rekomendasi lain antara lain dengan merendam luka ke dalam

4
air hangat ( maksimal 43,3 0C, atau pada suhu yang dapat ditolerir oleh kulit
dan tidak menyebabkan luka bakar) antara 30-90 menit, hal ini karena racun
pada duri ekor ikan pari bersifat heat labile,  sehingga racun dari duri ekor
ikan pari dapat mengalami denaturasi dan dapat mengurangi nyeri yang
timbul, namun pada percobaan pada kontrol acak tidak terlalu efektif dan
beresiko menimbulkan perlukaan tambahan akibat panas yang ditimbulkan.
5. Gunakan pinset untuk mencabut duri ekor yang masih menancap, basuh luka
dengan menggunakan air bersih. Lakukan debridemen luka, untuk
membersihkan luka yang ada, untuk menghindari kerusakan jaringan dan
infeksi. Debridemen luka menggunakan larutan salin atau air yang bersih serta
penanganan jaringan nekrosis segera dan secepat mungkin memberikan hasil
penyembuhan yang lebih cepat.
6. Beberapa rekomendasi lain adalah pemberian anastesi lokal dengan lidokain
ataupun bupivakain untuk mengurangi nyeri, lalu selanjutnya memberikan
serum anti tetanus untuk pencegahan. Pemberian anti nyeri juga dapat
dipertimbangkan.
7. Penggunaan antibiotik rutin tidak direkomendasikan pada luka akibat sengatan
ikan pari, antibiotik dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada luka-luka
yang berpotensi menjadi infeksi. Antibiotik yang dapat diberikan antara lain
kloramfenikol, trimetropim/sulfamethoxazole, golongan quinolon, golongan
aminoglikosida ataupun cefalosforin.  Biasanya pemberian antibiotik
profilaksis diberikan secara oral dengan jangka waktu minimal 5 hari.

Hewan ini menyuntikan racunnya dengan menusukkan duri-durinya / jarum –


jarumnya Tanda dan Gejala :
 Pembengkakan
 Mual,muntah dan diare
 Kejang – kejang bahkan terkadang disertai kelumpuhan otot - otot               
 Penanganan :
 Amankan diri dan lingkungan sekitar
 Nilai keadaan airway ,breathing , dan sirkulasi ( ABC )

5
 Bersihkan luka dengan sabun dan air hangat selama 30-60 menit (efektif untuk
me-non aktifkan racun yang tidak tahan panas
 Bawa segera ke Rumah Sakit

2. Ikan Lepu Batu (Stonefish)

Ikan Lepu Batu atau Stonefish merupakan Ikan yang paling berbisa di
dunia ini. Seperti namanya, Ikan ini berbentuk seperti Batu atau karang yang
biasanya kita temukan di laut sehingga sangat sulit untuk melihatnya.  Stonefish
termasuk ke dalam famili Synanceiidae, yang terdiri atas 9 genus dan 11 spesies,
dimana tiap spesies dari ikan dalam famili ini termasuk ikan yang beracun,
berbahaya, dan bahkan dapat mengakibatkan dampak yang fatal bagi manusia.
Ikan dari genus Synanceia dikenal sebagai ikan Stonefish yang paling umum dan
juga yang paling beracun yang pernah ada. Ikan ini juga termasuk ke dalam Ordo
Scorpaeniformes, sehingga ikan ini memiliki kekerabatan dengan ikan
Scorpionfish (Lepu ayam) yang juga beracun. Secara taksonomis, Ikan Stonefish
memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Biota > Animalia (Kingdom) > Chordata (Filum) > Actinopterygii (Kelas) >
Scorpaeniformes (Ordo) > Synanceiidae (Famili) > Synanceia (Genus) 

6
Stonefish umumnya hidup di perairan laut dengan dasar substrat berupa
karang ataupun batuan, tak jarang pula ikan ini ditemukan mengubur dirinya di
dalam pasir. Stonefish dari jenis Synanceia horrida lebih cenderung hidup di
daerah estuari atau muara sungai dengan dasar substrat berupa lumpur. Ikan ini
tersebar di perairan tropis Indo-Pasifik, termasuk di dalamnya perairan Indonesia,
Australia, dan Pulau - pulau disekitarnya. Ikan ini termasuk ikan yang tidak aktif
berenang, ikan ini cenderung berdiam diri di dasar perairan untuk waktu yang
sangat lama. Ikan ini menunggu mangsa untuk lewat di dalam jangkauannya dan
kemudian memakannya dengan gerakan yang sangat cepat. Makanan ikan ini
adalah ikan - ikan kecil dan udang - udangan. Ikan ini juga dikenal tenang, mereka
tidak akan berenang menjauh ketika ada bahaya datang, namun ikan ini cukup
menegakkan duri - duri punggungnya yang beracun untuk menghalau musuhnya. 
Ikan ini memiliki ukuran rata - rata 15 - 30 cm panjangnya, meskipun
'monster' sebesar 50 cm juga umum ditemukan. Duri ikan ini dikenal mampu
menembus alas kaki, sehingga pengunjung pantai mungkin harus lebih waspada
akan keberadaan ikan ini, karena ikan ini juga seringkali muncul ke permukaan
ketika air sedang surut dan dapat bertahan di luar air selama 24 jam. Racun yang
dikeluarkan ikan ini adalah racun yang menyerang sistem kardiovaskular dan
neuromuskular secara bersamaan. Menyebabkan rasa sakit yang luar biasa
disekitar sumber sengatan, kematian jaringan kulit, dan pelemahan atau
kelumpuhan otot. Tingkat gejala yang dialami bergantung kepada seberapa dalam
duri itu menembus otot, dan berapa jumlah duri yang menembus otot. Metode
yang paling sering digunakan untuk memberikan pertolongan pertama bagi
penderita adalah dengan merendam daerah yang tersengat dengan air panas yang
dapat mengurangi efek racun stonefish sebelum dilakukan penanganan medik
lebih lanjut.
Sengatan Ikan Karang dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa serta
kelumpuhan. Jika tidak segera diobati akan menyebabkan kematian ataupun
amputasi bagian tubuh yang terkena sengatan.

7
Stonefish yang juga disebut dengan Ikan Karang ini banyak ditemukan di
perairan tropikal Samudera Pasifik dan Samudera India.

3. Ikan Buntal (Puffer Fish)

Ikan Buntal atau Puffer Fish merupakan Hewan Vertebrata paling beracun
kedua di Dunia setelah Katak Panah Beracun (Poison Dart Frog). Ginjal, hati dan
kulitnya mengandung racun Tetrodotoxin yang sangat berbahaya bagi yang
memakannya. Hanya dengan racun 1 Ekor Ikan Buntal sudah dapat membunuh 30
orang dewasa yang sehat. Keracunan Ikan Buntal dapat menyebabkan mati rasa di
bibir dan lidah, muntal, mual, sulit bernafas, pening, jantung berdetak dengan
cepat, lumpuh dan kematian. Kebanyakan mereka yang keracunan Ikan Buntal
akan meninggal dunia dalam waktu 4 hingga 24 jam. Namun di Jepang dan
Korea, daging beberapa spesis Ikan Buntal dijadikan sebagai makanan tetapi harus
disiapkan oleh juru masak yang berlisensi dan berpengalaman sehingga mereka
mengetahui bagian mana yang dapat dimakan dan bagian manapula yang tidak
dapat dimakan.

Bagian ikan fugu yang paling beracun adalah hati, telur serta saluran
pencernaanya. Tapi bahkan bagian daging pun bisa beracun jika dalam

8
pengolahannya tidak benar dan terkontaminasi oleh bagian organ dalam. Daging
fugu yang terkontaminasi akan berakibat kematian bagi yang mengkonsumsinya.

Zat racun yang terkandung dalam ikan fugu ini bernama Tetrodotoksin.
Dosis tetrodotoksin sebanyak 2 mg sudah mampu untuk membunuh manusia.
Tetrodotoksin pada ikan fugu akan bereaksi dalam tubuh sekitar kurang dari
setengah jam. Oleh karenanya, di restoran Jepang, untuk menjamin keamamanan
sajian yang dihidangkan, koki yang mengolah ikan fugu akan mencicipinya
masakannya terlebih dahulu setengah jam sebelum disajikan pada konsumen.
Sayangnya, racun pada ikan fugu belum ada penangkalnya (antidote).
Daging ikan fugu yang tercemar racun tidak akan hilang meskipun sudah
dimasak. Gejala keracunan akibat ikan fugu :
 Mual dan muntah-muntah
 Rongga mulut mati rasa
 Rasa gatal di bibir, kaki dan tangan sebagai penanda adanya gangguan
fungsi saraf
 Kelumpuhan otot
Gejala-gejala di atas akan timbul dalam waktu 10 hingga 30 menit pertama
setelah seseorang mengkonsumsi racun dalam ikan fugu. Hingga akhirnya
berakhir dengan kematian akibat sulit bernafas serta serangan jantung. Upaya
Penanganan : Jika seseorang mengalami keracunan ikan fugu, sebaiknya segera di
bawa ke rumah sakit. Penanganan pertama yang dilakukan biasanya adalah
memompa perut pasien untuk mencegah masuknya racun ke bagian tubuh yang
lain. Penanganan ini harus dilakukan sebelum 30 menit pertama setelah makanan
masuk ke dalam tubuh. Pada kasus-kasus tertentu, racun ikan fugu ini bahkan
masih dapat bereaksi 6 jam setelah proses ‘pemompaan’ selesai.

4. Surgeonfish
Biasa sering disebut dengan ikan Botana atau kulit pasir, jenis ikan
herbivora ini hidup didaerah terumbu karang dan umumnya dikonsumsi oleh
masyarakat pesisir. Namun jika diperhatikan dengan seksama dibagian pangkal

9
sirip ekor (penducle) terdapat duri yang menyerupai mata pisau dan setajam pisau
bedah, oleh karena ciri khas ini sehingga ikan ini dberi nama Surgeonfish.

5. Scorpionfish and Lionfish


Sama halnya dengan stonefish, namun bentuknya jauh lebih elegan dengan
sirip –sirip yang memanjang. Pada bagian ujung dari Sirip-sirip keras tersebut
terdapat kelenjar racun juga, apabila terkena tubuh manusia dapat menyebabkan
sakit yang berlangsung selama 6 jam. Untuk mengurangi rasa sakitnya kalian
dapat menggunaka air panas dicampur cuka atau irisan lemon.

10
6. Lined Catfish

Ikan ini biasa ditemukan bergerombol dalam jumlah besar. Seperti lele pada
umumnya tapi ikan ini dapat mematikan menggunakan duri yang terletak di
bagian sirip dada (pectoral) dan sirip punggung (dorsal), duri-duri tersebut kadang
tidak terlihat karena terselubung dibalik kulitnya. Ketika menyelam sebaiknya

11
menjauhi gerombolan ikan ini, dikhawatirkan mereka akan bersifat agresif jika
merasa terganggu.

6. Rabbitfish

Ikan baronang pada sirip bagian punggung, perut dan anal dari ikan
baronang terdapat duri yang beracun, walaupun tidak berdampak fatal terhadap
manusia, namun cukup membuat nyeri dalam waktu yang lama, racunya pun
masih ada hingga ikan ini sudah mati.

7. Ikan Singa

Menjadi ikan favorit penghuni aquarium, ikan singa terkenal dengan duri-
durinya yang beracun. Walaupun tidak terlalu mematikan pada manusia, racunnya
dapat mengakibatkan sakit kepala, muntah-muntah, dan gangguan pernafasan.
Menurut beberapa laporan, gejala tersebut berlangsung selama beberapa minggu.

12
C. Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita dengan gigitan binatang sama dengan
pentalaksanaan pada penderita keracunan. Yang harus selalu diperhatikan pada
penderita keracunan maupun gigitan binatang hendaknya selalu monitor dan catat
setiap perubahan-perubahan yang terjadi (ABC). Bersihkan bagian yang tersengat
dengan air laut untuk melemahkan racun. Keluarkan berbagai partikel sirip ikan
pari yang tertinggal di luka. Rendam bagian yang terinfeksi dengan air panas (43-
45°C) selama 30 menit. Air panas menetralisir berbagai racun dari ikan atau bulu
babi dan membantu mengurangi nyeri.

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ikan beracun adalah hewan laut yang memiliki sengatan beracun
menyebabkan nyeri dan kemerahan. Ini juga umumnya menyebabkan lemas,
berkeringat, demam, muntah, kram otot, kelumpuhan, atau bahkan terkejut.
Macam-macam ikan beracun adalah ikan paru, ikan lepu batu, ikan singa dan
sebagainya.

B. Saran
Adapun saran dari makalah ini :
1. Diharapkan dapat menjadi sebagai bahan pembelajaran bagi petugas
kesehatan dalam penanganan pada korban gigitan ikan laut beracun
2. Diharapkan dapat menjadikan sebagai bahan pembelajaran bagi
pembaca atau mahasiswa untuk mencapai sasaran pembelajaran yang
sudah di tetapkan.
C.

14
DAFTAR PUSTKA

https://pulauherbal.com/jurnal/2489-racun-ikan-fugu-ikan-buntal-yang-
mematikan.html akses tanggal 16 Desember 2019

Suling, Pieter L.2011.Cutaneus Lesions From Coastal and Marine


Organism.surabaya.Dermatoses & STIs Associated with Travel to Tropical
Countries

White J. CSL Antivenom Handbook 2001. CSL Ltd: Parkville, Melbourne,


Victoria

Lee JYL, Teoh LC, Leo SPM. Stonefish envenomation of the hand – a local
marine hazard. A series of 8 cases and review of the literature. Annals of
the Academy of Medicine, Singapore 2004; 33:515–520

15

Anda mungkin juga menyukai