PENANGANAN A-B-C
BY :
Anita Dwi Ariyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep
PENDAHULUAN
Gangguan oksigenasi pd otak dan
jaringan sangat membahayakan
korban gadar & menyebabkan
kematian.
Perdarahan juga merupakan penyebab
kematian >>>> kondisi hipovolemia.
Diperlukan penilaian yang cepat dan
tepat dlm penanganan jalan nafas,
pernapasan maupun status
haemodinamik.
PENGKAJIAN AIRWAY
Obstruksi jalan nafas adalah suatu kondisi
terdptnya benda asing dijalan nafas yg
menyebabkan keluar masuknya udara
terganggu sebagian atau keseluruhan.
Sumbatan jalan nafas :
1. Sumbatan jalan nafas partial
2. Sumbatan jalan nafas total/komplit
PENGKAJIAN AIRWAY
Kepatenan jalan napas ? Apakah pasien dpt
berbicara/bernapas dg bebas ?
Vokalisasi (snoring, gurgling, stridor or abnormal
suara pernapasan)
Sumbatan oleh lidah
Gigi yang lepas atau benda asing
Perdarahan/ sekresi yg lain.
Odema
Fraktur tulang wajah, fraktur
mandibula/maxila, fraktur larynx/trachea.
INTERVENSI
AIRWAY PATEN
Pertahankan stabilisasi cervical spine
Stabilisasi/ mobilisasi pasien dg cedera
leher
(fraktur cervical)
OBSTRUKSI AIRWAY TOTAL/ PARTIAL
Atur posisi klien
Jaw thrust/ chin lift
Suction, manuver heimlich, finger sweep /
mengeluarkan benda asing
Memasang oro/nasopharingeal tube
Stabilisasi cervical colar
Intubasi endotracheal tube
Nedle/ surgical cricothyroidotomy
PENATALAKSANAAN AIRWAY
1. Manuver Heimlich (hentakan
subdiafragma-abdomen)
Suatu tindakan yg bertujuan untuk
membebaskan jalan nafas akibat
obstruksi oleh benda asing.
Tujuan : utk menghilangkan obstruksi
Pengulangan hentakan 6-10 kali.
Pertimbangan : kemungkinan
kerusakan pd organ2 besar.
MANUVER HEIMLICH YG
DILAKUKAN SENDIRI
PENATALAKSANAAN AIRWAY
2. Penyapuan Jari (finger sweep)
Finger sweep
PENATALAKSANAAN AIRWAY
3. Membuka Jalan Nafas scr manual
Jaw thrust
Jika dicurigai adanya cedera pada leher
(fraktur cervical) untuk menghindari
ekstensi kepala.
TEKNIK MANUAL
HEAD TILT CHIN LIFT
AIRWAY
Bila curiga Fraktur Cervical :
Fiksasi kepala secara manual.
Pasang servikal colar
Bila perlu diikat ( Head Stabilizer)
4. Penghisapan cairan/suction
5. AIRWAY SEMENTARA
OROPHARINGEAL TUBE : TDK SADAR
(Jgn dipakai jika reflek muntah +/ GCS >10)
6. AIRWAY SEMENTARA
NASOPHARINGEAL TUBE : SADAR
Intubasi
Laryngoscope
2. PENGKAJIAN BREATHING
Kaji adanya kondisi yg mengancam nyawa :
Trauma tumpul/ tembus
(tension pneumothoraks, massive
hematothoraks, open pneumothoraks, flail
chest, tamponade jantung ect)
Pernapasan spontan
Naik turunnya dinding dada
Warna kulit
Jumlah dan kedalaman pernapasan
Pola pernapasan
Penggunaan otot bantu napas dan
abdomen
Suara napas bilateral
Vena jugularis dan posisi trachea
INTERVENSI
PERNAPASAN EFEKTIF
Beri O2 via Non Breathing Mask 12-15 lpm
PERNAPASAN TDK EFEKTIF
Beri O2 via Non Breathing Mask
Begging/Ventilasi dg BVM
Bantu dg Intubasi
Needle Thoracentesis
Chest tube/ pasang WSD
TIDAK BERNAPAS
Ventilasi dg BVM
Bantu dg intubasi
Mouth to mouth
Mouth to mask
Pocket Face
Mask
Bisa
disambungkan ke
tabung oksigen
Ventilasi mekanik/ventilator
Nasal Canulla
Non-Rebreathing Mask
3. PENGKAJIAN CIRCULATION
Palpasi Nadi Central (nadi carotis)
Cek jumlah dan kualitas nadi, Jk tdk ada
lakukan CPR
Inspeksi dan palpasi warna kulit, suhu,
dan derajad diaphoresis.
Inspeksi tanda-tanda perdarahan
eksternal
Ukur tekanan darah
INTERVENSI
SIRKULASI EFEKTIF
Lanjutkan pengkajian
SIRKULASI TDK EFEKTIF
Kontrol perdarahan :
Perdarahan Eksternal :
Lakukan penekanan langsung diatas
lokasi perdarahan yg tdk terkontrol.
Lakukan pembalutan
Perdarahan Internal : Pelvis (PASG/Gurita),
Tulang Panjang (Traksi/Splint)
Pasang infus 2 jalur no 14/16 dg RL/NS hangat
SIRKULASI TDK ADA : CPR/ ALS.
DIRECT PRESSURE
MENGHENTIKAN PERDARAHAN
PEMERIKSAAN KESADARAN
KUANTITATIF & NADI
PEMERIKSAAN KESADARAN
KUANTITATIF
Pemeriksaan kesadaran secara
kuantitatif terbagi menjadi 2 :
1. GCS (Glascow Coma Scale).
2. AVPU.
PEMERIKSAAN KESADARAN
GCS (GLASGOW COMA SCALE)
Glascow Coma Scale (GCS) adalah
skala yg dipakai utk
menentukan/menilai tingkat
kesadaran pasien.
Terdiri dari 3 penilaian : respon
mata (E), verbal (V), dan motorik
(M).
Nilai poin tertinggi adalah 15.
GCS
(GLASGOW COMA SCALE)
PEMERIKSAAN KESADARAN
(AVPU)
Skoring AVPU digunakan untuk
mengkaji tingkat kesadaran
pasien scr cepat selain dg
menggunakan GCS.
PEMERIKSAAN KESADARAN
(AVPU)
Pemeriksaan kesadaran dengan
menggunakan sistem AVPU meliputi :
A : Alert (sadar penuh) >>> merespon suara
dg tepat.
V : Vocalises (secara verbal) >>>
mengeluarkan suara yg mungkin kurang
dipahami/jelas.
P : Respon to Pain only (respon nyeri) >>>
mengkaji respon nyeri pasien.
U : Unresponsive (Tidak ada respon) >>> jika
pasien tdk berespon terhadap stimulus
nyeri maupun stimulus verbal.
PEMERIKSAAN NADI
Pemeriksaan nadi sangat penting
dilakukan oleh tim kesehatan terutama
pada pasien yg mengalami kondisi
kegawatan.
Terutama pd pasien yang mengalami
permasalahan dengan gangguan sirkulasi
(C) seperti kondisi syok maupun henti
jantung.
PEMERIKSAAN NADI
Nadi besar seperti arteri femoralis dan
arteri carotis harus diperiksa bilateral <<<
kekuatan nadi, kecepatan dan irama.
Pada kondisi syok : nadi teraba kecil dan
cepat.
Pertimbangan : penyebab lain yg dpt
menimbulkan nadi teraba cepat & kecil >>>
g3 jantung.
Jk nadi yg kuat dan reguler menunjukkan
kondisi normovolemia.
Jika pulsasi nadi sentral (arteri besar) tidak
teraba >>> Resusitasi segera.
KASUS (SCENARIO)
Anda sbg perawat sedang bertugas di unit gawat darurat di
sebuah RS tempat anda bekerja. Anda mendapat telepon
dari 119 menginformasikan terjadi kecelakaan lalulintas
skrng korban sedang dalam perjalan menuju RS tempat
kerja anda dengan jumlah korban 3 orang. Setelah sampai di
RS menurut informasi dari saksi mata kecepatan kendaraan
yg korban tumpangi sekitar 100 km/jam. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan keadaan korban sbb :
KASUS (SCENARIO)
KORBAN A
Perempuan umur 35 tahun, menurut informasi saksi ditempat
kejadian berada 9 meter dari kendaraan minibus yg ditumpangi,
tampaknya terpental dr dalam mobil. Pada saat diperiksa pasien
dalam keadaan somnolen, terjadi penurunan kesadaran, GCS
223, muntah proyektil +. Pemeriksaan fisik kepala didapatkan
hematom dikepala dg diameter 4 cm, teraba lunak, rhinorea +,
othorea +, battle sign +, nadi teraba kecil dam akral dingin,
snoring +, otot bantu nafas +. TTV : N 108x/mnt, RR 32x/mnt,
TD 90/80 mmHg,
KORBAN B
Laki2 umur 37 thn , sadar. Menurut informan korban terjepit
diantara dashboard mobil. Keadaan korban : terdapat open
fraktur dibagian femur dektra, perdarahan masif +, akral
dingin, mengerang kesakitan. GCS 456. TTV : Nadi 90 x/mnt,
RR 24x/mnt, TD 130/90 mmHg.
KORBAN C
An. A umur 5 thn dalam kondisi sadar. Menangis meraungraung dan terlihat ketakutan. Kondisi sadar dan terdapat
luka robek dilengan kanan dg diameter 5 cm, luka bersih,
akral hangat, GCS 456. TTV dalam batas normal.
Questions???
1.
2.
3.