Vulnus Punctum
Oleh:
Pendamping:
2019
Kasus 1
Deskripsi :
luka terbuka pada kaki kanan sejak 1 jam SMRS, luka disebabkan
karena tertusuk paku yang berkarat saat pasien sedang bekerja. Darah
Tujuan :
Umur : 24 tahun
Data untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis
Vulnus Punctum
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Banjarmasin dengan keluhan luka terbuka pada kaki
kanan sejak 1 jam SMRS, luka disebabkan karena tertusuk paku yang berkarat saat pasien
sedang bekerja. Darah (+), nyeri (+). Riwayat pemberian imunisasi TT tidak diketahui
5. Lain-lain :
a. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : supel, hepar/lien tidakteraba, defans muscular (-), timpani, bising usus(+)
Status Lokalis : Vulnus Punctum pada region pedis dextra dengan diameter ± 1cm,
Darah (-)
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Kerja
Vulnus Punctum
2. Subyektif
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Banjarmasin dengan keluhan luka terbuka pada
kaki kanan sejak 1 jam SMRS, luka disebabkan karena tertusuk paku yang berkarat saat
pasien sedang bekerja. Darah (+), nyeri (+). Riwayat pemberian imunisasi TT tidak
diketahui
Diagnosis klinis Vulnus Punctum berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Pada pasien Tn. R didapatkan keluhan berupa Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara
Banjarmasin dengan keluhan luka terbuka pada kaki kanan sejak 1 jam SMRS, luka disebabkan
karena tertusuk paku yang berkarat saat pasien sedang bekerja. Darah (+), nyeri (+). Riwayat
. Vulnus Punctum adalah luka kecil dengan dasar yang sukar dilihat. Disebabkan oleh
tertususuk paku atau benda yang runcing, lukanya kecil, dasar sukar dilihat, tetapi pada luka ini
kuman tetanus gampang masuk. Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk
ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien didapatkan adanya Vulnus Punctum
pada regio pedis dextra dengan diameter ± 1cm, kedalam luka tidak dapat ditentukan
b. Suatu gerakan aktif maju yang cepat atau dorongan pada tubuh dengan suatu alat yang
1995)
A. Patofisiologi
jaaringan terputus. Pada umumya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses
peradangan atau inflamasi. Dalam hal ini ada peluang besar terjadinya infeksi hebat. Proses
yang terjadi secara alamiah bila terjadi luka dibagi menjadi 3 fase :
a. Fase inflamsi atau “ lagphase “ berlangsung sampai 5 hari. Akibat luka terjadi
pendarahan, ikut keluar sel-sel trombosit radang. Trombosit mengeluarkan prosig lalim,
trombosam, bahan kimia tertentu dan asam amoini tertentu yang mempengaruhi
pembekuan darah, mengatur tonus dinding pembuluh darah dan khemotaksis terhadap
leukosit. Terjadi Vasekontriksi dan proses penghentian pendarahan. Sel radang keluar
dari pembuluh darah secara diapedisis dan menuju dareh luka secara khemotaksis. Sel
terjadi eksudasi cairan edema. Dengan demikian timbul tanda-tanda radang leukosit,
b. Fase proferasi atau fase fibriflasi. berlangsung dari hari ke 6-3 minggu. Tersifat oleh
proses preforasi dan pembentukan fibrosa yang berasal dari sel-sel masenkim. Serat-serat
baru dibentuk, diatur, mengkerut yang tidak perlu dihancurkan dengan demikian luka
mengkerut/mengecil. Pada fase ini luka diisi oleh sel radang, fibrolas, serat-serat kolagen,
kapiler-kapiler baru yang membentuk jaringan kemerahan dengan permukaan tidak rata,
disebut jaringan granulasi. Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah
menututpi dasar luka. Proses migrasi epitel hanya berjalan kepermukaan yang rata dan
lebih rendah, tak dapat naik, pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh
c. Fase “ remodeling “ fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan. Dikatakan berahir bila
tanda-tanda radang sudah hilang. Parut dan sekitarnya berwarna pucat, tipis, lemas, tidak
Apabila seseorang terkena luka maka dapat terjadi gejala setempat (lokal) dan gejala umum
a. Gejala Lokal :
4) Ganguan fungsi, fungdi anggota badan akan terganggu baik oleh karena
b. Gejala umum :
Gejala/tanda umum pada perlukaan dapat terjadi akibat penyulit/komplikasi yang terjadi
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terutama jenis tes darah lengkap untuk
mengetahui terjadinya infeksi. Pemerksaan X-ray jika terdapat fraktur atau dicurigai terdapat
2. GDA
monoksida. Asidosis dapat terjadi sehubungan dengan penurunana ginjal dan kehilangan
3. Elektrolit serum
SDM dan penurunan fungsi ginjal, hipokalemi dapat terjadi bila mulai dieresis,
4. BUN/ keratin
5. Urin
dan kehilangan protein. Warna hitam kemerahan pada urin sehubungan dengan
mioglobulin.
6. Bronkoskopi
Berguna dalam diagnose luas cidera inhalasi, hasil dapat meliputi edema,
7. EKG
Tanda iskemia miokardial/ disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik.
4. Diferensial Diagnosis
- Vulnus Laseratum
- Vulnus Scissum
5. Tatalaksana
- Inj. Tetagam IM
Luka terkontaminasi, yaitu: luka yang lebih dari 6 jam tidak ditangani, atau luka kurang
dari 6 jam namun terpapar banyak kontaminasi, atau luka kurang dari 6 jam namun
timbul karena kekuatan yang cukup besar (misalnya luka tembak atau terjepit mesin)
Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau tidak mendapat
booster selama 5tahun atau lebih
Imunisasi pasif dengan human immune globulin tidak diindikasikan jika pasien tersebut
sudah mendapat suntikan toksoid minimal 2 kali sebelumnya.
Pasien dengan imunisasi lengkap yaitu, pasien yang sudah mendapat booster dalam 10
tahun terakhir, tidak memerlukan penatalaksanaan tambahan untuk luka-luka non
tetanus biasa. Jika luka dicurigai mengandung tetanus, injeksi 0,5 ml toksoid tetanus
booster yang dapat diabsorbsi harus diberikan jika pemberian terakhir telah lebih dari 5
tahun yang lalu.
Pasien dengan riwayat imunisasi lengkap tetapi booster yang didapat sudah melewati
masa 10 tahun harus mendapat toksoid tetanus untuk semua luka tembus.
Pasien dengan riwayat imunisasi pernah mendapat sekali injeksi atau kurang, atau
riwyatnya tidak diketahui harus mendapat toksoid tetanus untuk luka nontetanus. Untuk
luka yang dicurigai tetanus dapat diberikan ATS.
Tidak jelas Td - Td Ya
0-1 Td - Td Ya
2 Td - Td -(x)
3-lebih -(xx) - -(xx) -
Keterangan;
TIG : Tetanus Imun Globulin (manusia)
Td : Tetanus difteri toksoid
- : Tidak diberikan
Ya : Diberikan
x : Kecuali luka lebih dari 24 jam
xx : Kecuali telah lebih dari 10 tahun pemberian toksoid yang terakhir
xxx : Kecuali telah lebih dari 5 tahun pemberian toksoid yang terakhir tetanus toksoid
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri. 2000. Traumatologi [online]. Dalam. Ilmu Kapita Selekta Ilmu Kedokteran
Forensik. Medan dalam http://luka tusuk porensik.comBrunner and Suddarth. 2002. Buku
luka.html. (online).