Anda di halaman 1dari 50

CASE PRESENTATION

FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT DEMAM DENGUE PADA AN. A DI


PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Halmahera
Periode Kepaniteraan 2017

Oleh :
Annisa Safira Nurdila
30101206788

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT DEMAM DENGUE PADA AN. A DI
PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Halmahera
Periode Kepaniteraan 2017
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Oleh :
Annisa Safira Nurdila
30101206788

Semarang, 2017
Disahkan Oleh:

Mengetahui,
Pembimbing Kepaniteraan IKM

DR. Siti Thomas Zulaikhah, SKM, Mkes

Kepala PKM Halmahera Kepala Bagian IKM

dr. Noegroho Edy R, M.Kes DR. Siti Thomas Zulaikhah, SKM, MKes
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan kasus kejadian Demam Dengue pada An. A di puskesmas Halmahera kota
Semarang.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini
memuat data hasil kunjungan pasien dengan Demam Dengue di Puskesmas
Halmahera.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. dr. Noegroho Edy R., M.Kes, Selaku Kepala Puskesmas Halmahera yang telah
memberikan bimbingan dan pelatihan
2. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Demam Dengue di
wilayah kerja Puskesmas Halmahera Semarang berdasarkan pendekatan segitiga
epidemiologi di Puskesmas Halmahera ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
PRAKATA ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................ 3
1.3.1 Tujuan umum ............................................................. 3
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa ............................................ 4
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat........................................... 4
BAB II ANALISA SITUASI .................................................... 5
2.1 Cara dan Waktu Pengamatan ........................................................ 5
2.2 Hasil pengamatan............................................................................. 5
2.2.1 Identitas pasien ............................................................ 5
2.2.2 Keluhan Pasien ............................................................ 6
2.2.3 Anamnesis .................................................................... 6
2.2.4 Data Lingkungan ........................................................ 10
2.2.5 Data Penghuni Rumah ................................................ 13
2.2.6 Pemeriksaan Fisik ....................................................... 14
2.3 Diagnosis Holistik............................................................................. 17
2.4 Usulan Penatalaksanaan Komrehensif ....................... .................. .....19
BAB III PEMBAHASAN ......................................................... 27
3.1 Analisa Penyebab Masalah ............................................................ 27
3.2 Bagan Trias Epidemiologi.................................................... ........... 31
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah ..................................................... 32
3.4 Plan of Action (POA) ....................................................................... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................... 38
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 38
4.2 Saran ....................................................................................... 39
4.2.1 Untuk pasien ............................................................................ 39
4.2.2 Untuk Puskesmas .................................................................... 39
4.2.3 Untuk Unissula ........................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40
LAMPIRAN ....................................................................................... 41
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Dengue Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan

sub-tropis serta merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat secara

global, nasional dan lokal. Lebih dari 40% populasi dunia berisiko terinfeksi

DBD (Nurjanah, 2013).

Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama

dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. World Health Organization

(WHO) mencatat sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, Indonesia menempati

urutan tertinggi negara dengan kasus DBD di Asia Tenggara (Depkes RI,

2010). Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering

menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang

tidak tepat. Penyakit dengue disebut juga sebagai Demam Dengue (DD), DBD

dan Sindrom Syok Dengue (SSD) (Widoyo, 2011).

Demam Dengue adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dan ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk yang dapat menularkan penyakit

Demam Dengue adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus

Demam Dengue terdiri dari 4 serotipe yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan

DEN-4 (Rampengan, 2007).

Penyakit dengue terdiri atas 3 fase, yaitu: fase febris, fase kritis dan fase

pemulihan. Fase-fase tersebut memperlihatkan gambaran klinis penderita

dengue serta perubahan hasil pemeriksaan laboratorium (WHO, 2009).


Pemeriksaan 2 laboratorium dilakukan untuk menskrining penderita demam

dengue melalui pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), kadar hematokrit (Ht),

jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi (Sudjana, 2010). Tes awal sederhana

yang sering digunakan untuk membuat kecurigaan adanya Demam Dengue

dapat dilakukan dengan pemeriksaan trombosit dan hematokrit (Anggraeni,

2010).

Menurut data WHO dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati

urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu,

terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WHO mencatat Negara

Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Diperkirakan untuk Asia Tenggara (ASEAN) terdapat 100 juta kasus DD dan

500.000 kasus DBD yang memerlukan perawatan dirumah sakit, dan 90%

penderitanya anak-anak usia kurang dari 15 tahun dan jumlah kematian oleh

penyakit DBD mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap

tahunnya (Setiadji, dkk., 2015).

Pada tahun 2014 jumlah penderita DBD di Indonesia yang dilaporkan

sebanyak 100.347 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 907 orang.

Incindence Rate (IR) 39,8 per 100.000 penduduk dan Crude Death Rate (CFR)

0,9 %. Dibandingkan tahun 2013 dengan kasus sebanyak 112.511 serta IR

45,85 terjadi penurunan kasus pada tahun 2014. Target Renstra Kementerian

Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2014 sebesar ≤ 51 per 100.000

penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai target Renstra 2014.


Berikut tren angka kesakitan DBD selama kurun waktu 2008–2014 (Soepardi,

2010).

Pada tahun 2010, Pemerintah Kota Semarang mengidentifikasi 164

kelurahan (93% wilayah kota) terjadi endemik DB, yang menjangkiti

1.553.578 warga dan 412.494 rumah tangga. Pada tahun 2030, proyeksi

memperlihatkan bahwa DB akan menjangkiti 2.156.084 warga kota dan

diperkirakan akan menyebabkan kematian 69 orang tiap tahunnya (Semarang

Dinas Kesehatan, 2010). Bahkan, 2 miliar orang diperkirakan akan terkena

penularan DF pada tahun 2080 akibat perubahan iklim (Hales, 2002).

Menurut berbagai penelitian, perubahan siklus cuaca terbukti

meningkatkan kemungkinan dan resiko penyakit berbasis vector-borne,

khususnya DBD disebabkan virus dengue. Virus dengue ini sangat sensitive

terhadap perubahan iklim karena perubahan suhu rata-rata, kelembaban, dan

curah hujan yang meningkat dapat mempengaruhi siklus hidup dan

perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus tersebut.

Fenomena ini membuat Kota Semarang rentan terhadap DBD, terlebih di

lokasi-lokasi yang rawan banjir dan genangan serta daerah berkepadatan

penduduk tinggi. ). Teori yang di kemukakan oleh John Gordon pada tahun

1950 menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat sebagai adanya

sebatang pengungkit yang mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni

Lingkungan (Environment). Pada kedua ujung batang tadi terdapat pemberat,

yakni Agen (Agent) dan Pejamu (Host). (Suratman,2012)


1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka dibuat rumusan masalah : “Bagaimana

gambaran faktor-faktor yang berperan dalam kasus Demam Dengue pada An.

A wilayah Puskesmas Halmahera?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.1.1 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor

penyebab Demam Dengue pada An. A berdasarkan pendekatan

segitiga epidemiologi.

1.4 Tujuan Khusus

1.4.1 Untuk memperoleh informasi mengenai host yang berperan dalam

kasus Demam Dengue.

1.4.2 Untuk memperoleh informasi mengenai agent yang berperan dalam

kasus Demam Dengue.

1.4.3 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan yang berpengaruh

dalam kasus Demam Dengue.


1.4.4 Untuk memperoleh informasi diagnosis holistik dan terapi

komprehensif pada Demam Dengue.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat bagi mahasiswa

1.5.1.1 Menambah pengetahuan tentang penanganan penyakit secara

holistik dan komprehensif

1.5.1.2 Menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang lebih lanjut

1.5.2 Manfaat bagi masyarakat

1.5.2.1 Masyarakat mengetahui mengenai Demam Dengue

1.5.2.2 Masyarakat mengetahui bahaya mengenai penyakit Demam

Dengue

1.5.2.3 Masyarakat mengetahui cara mencegah Demam Dengue

1.5.2.4 Masyarakat mengetahui bagaimana penanganan awal apabila

terjadi Demam Dengue.


BAB II

ANALISA SITUASI

2.1 Cara dan Waktu Pengamatan

Pengamatan kasus Demam Dengue dilakukan berdasarkan data

kunjungan pasien terdiagnosis Demam Dengue di Puskesmas Halmahera

pada 18 Oktober 2017. Analisa Trias Epidemiologi terhadap kejadian Demam

Dengue diperoleh dari kunjungan rumah pasien pada 25 Oktober 2017.

Anamnesa dan kunjungan rumah untuk mengamati kondisi lingkungan,

perilaku pasien, dan keluarga pasien. Intervensi pada tanggal 30 Oktober

2017.

2.2 Laporan Hasil Pengamatan

2.2.1 Identitas Pasien

Nama : An. A

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 28 Februari 2007

Umur : 10 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jl. Kanalsari Timur II No.53 RT. 04 RW.

14 Kelurahan Rejosari Semarang

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS


2.2.2 Anamnesis Holistik

A. Aspek 1 Personal

 Keluhan Utama : Demam diikuti dengan nyeri

perut dan muncul bintik – bintik merah di

seluruh tubuh

 Harapan : Sembuh, keluhan menghilang, suhu

tubuh turun, tidak berkembang ke arah

komplikasi.

 Kekhawatiran : Takut penyakit akan

memburuk, pasien terlalu lama tidak masuk

sekolah dan tertinggal pelajaran

B. Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 18 Oktober 2017 seorang laki-

laki bernama An. A berusia 10 tahun datang ke

Puskesmas Halmahera diantar oleh ibunya,

mengeluhkan panas tinggi sejak 3 hari sebelumnya

(15 Oktober 2017), keluhan diikuti munculnya bintik

– bintik merah dan nyeri ada perut.

Riwayat Imunisasi Dasar

No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar

1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x 0, 2, 4,6 bulan

3. Hepatitis B 3x 0,2,6 bulan

4. DPT 3x 2, 4, 6 bulan

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah sakit seperti ini

sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang mengalami sakit

serupa dengan pasien

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah anak terakhir dari 2

bersaudara, Ayah pasien bekerja sebagai buruh

bangunan dengan penghasilan sekitar 750 ribu hingga

1,5 juta rupiah per bulannya. Ibu pasien bekerja

sebagai buruh pabrik dengan penghasilan sekitar 1

juta rupiah per bulannya. Sedangkan pasien sendiri

merupakan seorang pelajar di SDN Rejosari III.

Pasien tinggal bersama ayah, ibu, adik laki - laki, dan

Neneknya
Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah Rejosari

bersama kedua orang tuanya dan adik, dan neneknya.

Luas bangunan ±10 m2. Rumah tersebut terdiri atas

ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi , dapur dan

jamban.

- Dinding dari bata plester dan sebagian dari

anyaman bambu

- lantai semen sebagian tidak ada lantai

- atap genteng tanpa plavon.

- Ventilasi : terdapat di ruang tamu bersumber dari

pintu depan

- Pencahayaan : kurang, hanya terdapat jendela di

ruang tamu

- Sumber air minum air sumur

- mandi dan cuci menggunakan air sumur

- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas

LPG

- Keadaan lingkungan rumah saling berdampingan

dengan rumah tetangga lainnya


C. Aspek 3 Faktor Resiko Internal

1. Data Individu :

Pasien berusia 10 tahun, Pasien merupakan

seorang pelajar Sekolah Dasar. Berat badan

pasien 27 kg, dan tinggi badan 132cm dimana

status gizi menurut BMI :

BB/TB :27/(1.32)2 = 15,4 (kurang)

2. Data Perilaku

 Perilaku

Pasien tidak pernah menggunakan

lotion anti nyamuk maupun

menggunakan obat pengusir nyamuk

ketika akan tidur.

Pasien sering menumpuk barang

yang tidak terpakai di halaman belakang

rumah.
D. ASPEK 4 Faktor Resiko Eksternal

1. Data Lingkungan

 Lingkungan dan bangunan rumah

 Rumah terletak dilingkungan

yang padat dan jarak antar rumah

sangat berdekatan (berhimpitan),

rumah terletak tidak terlalu dekat

dengan jalan raya.

 Rumah pasien berukuran ± 10 m

persegi yang dihuni 5 orang

 Ventilasi rumah pasien berada di

pintu ruang tamu

 Rumah berlantai semen dan

sebagian dari rumah tidak

berlantai, beratap cukup tinggi

tanpa plavon dan beratapkan

genteng.

 Terdapat 1 kamar mandi di

halaman belakang rumah yang

digunakan untuk kegiatan mandi,

kamar mandi dalam keadaan

kurang bersih, berlantai keramik


dan terdapat pintu, pada bak

mandi terdapat banyak jentik

nyamuk

 Terdapat 1 buah jamban yang

kotor berukuran ± 1x1 meter

dengan kloset jongkok dan

terdapat sabun dan ember

 Terdapat ruangan yang

diperuntukkan kegiatan mencuci

baju, yang dalam keadaan kotor

serta terbuka

 Banyak barang – barang yang

seharusnya ditaruh di luar rumah

tetapi pada rumah pasien ditaruh

di dalam rumah (seperti sepatu,

motor, dll).

 Dibelakang rumah pasien

terdapat jemuran yang kerap kali

digunakan keluarga pasien utnuk

menjemur baju

 Dibelakang rumah pasien

terdapat barang – barang bekas

yang tidak terpakai dan


tertumpuk berantakan, barang

terlihat tidak terawat. Dan

terdapat beberapa genangan air

pada halaman belakang pasien

 Tidak terdapat tempat untuk

mengumpulkan sampah disekitar

rumah.

2. Ekonomi

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah

Rejosari bersama kedua orang tuanya dan adik,

serta neneknya sejak pasien lahir. Luas bangunan

±10 m2 . Rumah tersebut terdiri atas ruang tamu, 1

kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 jamban.

Pasien menggunakan pembiayaan umum.

Kesan ekonomi : Kurang

3. Sosial Masyarakat

Keluarga pasien berhubungan baik dengan

tetangganya. Tetangga sekitar rumah terdapat 1

orang yang terkena Demam Dengue. Rata-rata

lingkungan masyarakat pasien adalah golongan

menengah ke bawah.
E. ASPEK 5 Derajat Fungsional

Derajat Fungsional Skala 1 : mampu

melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.

2.2.3 Data Penghuni Rumah

Nama Usia Status Pendidikan


Terakhir

Ny. T 63 tahun Nenek Tidak Sekolah


Tn. B 36 tahun Ayah SD
Ny. S 30 tahun Ibu SMP
An. A (pasien) 10 tahun Anak SD
An. A 7 tahun Anak SD
2.2.4 Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 87x/menit
RR : 21x/menit
Temperature : 38,60 C
Antropometri :
BB: 27 kg TB: 132 cm
Z-Score
BB/TB :27/(1.32)2 = 15,4 (kurang)

Status Presens :

Kepala : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Kulit kepala : massa (-)

Wajah : simetris (+), massa (-)

Mata :konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

refleks cahaya (+/+)

Telinga : deformitas (-/-), massa (-/-), sekret (-/-)

Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)

Mulut : bibir pucat (-), kering(+), sianosis (-)

Leher : simetris, pembesaran KGB (-)


Thorax

Inspeksi : simetris, retraksi ruang sela iga (-), massa(-)

Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-),

gerakan dinding dada simetris, fremitus

vocal simetris

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi

Cor :S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo :vesikuler (+) seluruh lapang paru, Rhonki

basah (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : datar, tanda-tanda inflamasi (-), massa (-),

caput meducae (-), spider nevy (-), distensi

(-)

Auskultasi : bising usus (+) normal, bising pembuluh

darah (-)

Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-), nyeri ketok

CVA (-/-)

Palpasi : nyeri tekan (+), massa(-), hepar teraba,

lien/ren tidak teraba, tes undulasi (-),

Ekstremitas
s i

Superior Inferior

e - -

Edema -/- -/-

C < <

Capillary refill <2” <2”

A - -

Akral dingin -/- -/-

s - -

Ptekie +/+ +/+

Pe

meriksaan Penunjang

Laboratorium Hasil Nilai Normal

HB 13,8 11,7 – 15,5

HT 40 32 – 47

Trombosit 106.000 150 – 450

Leukosit 6.82 3.6 – 11


2.3 Diagnosis Holistik

ASPEK 1 :

 Keluhan Utama : Demam diikuti dengan munculnya bitnik –

bitnik merah di seluruh tubuh

 Harapan : Sembuh, keluhan menghilang, suhu tubuh turun,

tidak berkembang ke arah komplikasi.

 Kekhawatiran : Penyakit bertambah parah, pasien tidak dapat

bersekolah/ membolos sekolah terlalu lama

ASPEK 2

Diagnosa Klinis : Demam Dengue

Diagnosis Banding : Demam Tifoid

ASPEK 3 :

Faktor Resiko Internal:

 Rendahnya kesadaran Perilaku Sehat

 Penurunan imunitas

ASPEK 4 :

Faktor Resiko Eksternal:

 Lingkungan dan bangunan rumah

 Rumah terletak dilingkungan yang padat dan jarak

antar rumah sangat berdekatan (berhimpitan)


 Rumah pasien berukuran 10 m2 yang dihuni 5

orang

 Banyaknya barang – barang yang tidak terpakai

tertumpuk di rumah pasien

 Adanya genangan air yang tidak tertutup

 Banyaknya jentik nyamuk dalam bak mandi

 Banyaknya jentik nyamuk pada beberapa rumah

disekitar pasien

ASPEK 5 :

Derajat Fungsional Skala 3 : Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa

dilakukan, hanya dapat melakukan kerja ringan

2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

I. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang pasien laki – laki berusia 10

tahun bernama An. A datang ke puskesmas Halmahera pada tanggal 18

Oktober 2017 dengan keluhan demam 3 hari disertai bintik – bintik

merah di seluruh tubuh

Berdasarkan identifikasi dari faktor resiko internal pasien

didapatkan personal hygiene yang kurang dan penurunan imunitas.

Berdasarkan identifikasi factor eksternal daerah rumah pasien

yang berhimpitan dengan tetangga sehingga memungkinkan penyebaran


penyakit, adanya jentik – jentik nyamuk pada bak mandi pasien, adanya

tumpukan barang bekas pada halaman belakang pasien

Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

- Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang apa itu

penyakit Demam Dengue, penyebabnya, cara penularannya,

gejalanya dan pencegahannya.

- Memberikan edukasi tentang pencegahan Demam Dengue.

- Memberikan edukasi tentang rumah sehat kepada pasien.

b. Family Focused

- Diharapkan keluarga khususnya ibu pasien dapat memberikan

makanan gizi seimbang.

- Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya PHBS.

- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya

rumah sehat.

c. Community Oriented

- Melakukan edukasi kepada tetangga pasin tentang bahaya dari

nyamuk Demam Dengue

2. Preventive

a. Patient Centered

- Memberitahu pasien tentang makanan bergizi seimbang


b. Family Focused

- Mengajarkan keluarga bagaimana menyiapkan menu

seimbang.

- Menyarankan untuk memindahkan barang – barang

yang tidak terpakai agar tidak menumpuk di rumah

- Menganjurkan melakukan pencegahan 4M Demam

Dengue

- Pemberian bubuk abate untuk menghilangkan jentik

nyamuk

- Mengedukasi pemakaian lotion anti nyamuk sebelum

tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk

c. Community Oriented

- Melakukan pengamatan jentik pada tetangga pasien dan

memberikan edukasi pada tetangga pasien tentang

Demam Dengue

3. Kuratif

a. Patient Centered

- Paracetamol 500 mg

- Vitamin C

- Rujuk ke RS Panti Wilasa Dr. Cipto

- Menyarankan untuk meminum obat secara rutin

- Menyarankan pasien untuk makan makanan Gizi seimbang


- Menyarankan pasien untuk istirahat cukup

b. Community Oriented

- Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai

informasi tentang penyakit Demam Dengue

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Menyembuhkan Demam Dengue pasien

b. Family Focused

- Anggota keluarga bekerjasama membersihkan rumah agar tidak

menjadi media penyaluran penyakit lainnya

Tabel 2.1Checklist survei PHBS


No Indikator Perilaku ya tidak
1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga/ sarapan V
5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
KLP Kesling
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yg tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali
Dari hasil di atas didaptkan skor 11 sehingga dapat di kasifikasikan
sebagai keluarga yang memiliki PHBS Strata Sehat Utama.

Tabel 2.2 Checklist survei Rumah sehat

KOMPONEN
No RUMAH YG KRITERIA NILAI
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0 V
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan
kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2 Dinding bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah V
tembok/pasangan bata atau batu yang tidak
diplester/papan yang tidak kedap air. 2
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata
yang diplester) papan kedap air. 3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan V
tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah
panggung). 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 V
b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 V
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari V
luas lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas
lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari
luas lantai dapur 1 V
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis. 2
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
8 Pencahayaan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas V
untuk membaca dengan normal 1
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan 2
normal.
II SARANA SANITASI
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesh. 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat V
kesh. 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi
syarat kesh. 4

2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0


b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,
ngan kotoran). disalurkan ke sungai / kolam 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam 2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic V
tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Sarana Pembuangan teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak dengan
Air Limbah (SPAL) sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 V
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak dengan sumber air >
10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup 4
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada V
Sampah/Tempat Sampah tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
PERILAKU
III PENGHUNI

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0 V


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 V
c. Setiap hari dibuka 2

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0


dan halaman b. Kadang-kadang 1 V
c. Setiap hari 2

a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
4 Membuang tinja bayi sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 V

a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam


5 Membuang sampah sembarangan 0
b. Kadang-kadang dibuang ke tempat V
pada tempat sampah sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2

TOTAL HASI PENILAIAN


Keterangan :
: NILAI x BOBOT :
7 x 31 = 217
9 x 25 = 225
5 x 44 = 220
Total : 662
Hasil Penilaian (Rumah tidak sehat)
Kriteria :
1) Rumah Sehat = 1068 – 1200
2) Rumah Tidak Sehat = < 1068
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisa Penyebab Masalah

3.1.1. Host
3.1.1.1. Penurunan Imunitas

Pada kasus ini, pasien adalah seorang pelajar Sekolah

Dasar, jarak antara rumah dan sekolah pasien cukup jauh dan

pasien setiap hari berjalan kaki untuk ke sekolah. Dibutuhkan

kurang lebih 15 - 20 menit untuk menempuh perjalanan dari rumah

ke sekolah. Kegiatan itu berlangsung setiap hari. Sedangkan

menurut teori, Terjadi perubahan yang signifikan pada limfosit

dalam aktivitas yang berlangsung terus menerus dengan intensitas

repetitif yang tinggi. (Rachel, 2012). Selain itu, Pasien memiliki

Indeks Massa Tubuh yang rendah, hal tersebut merupakan

indikator Gizi kurang. Menurut Beck (2000) disebutkan bahwa

status gizi merupakan status gizi merupakan status kesehatan yang

dihasilkan dari keseimbangan masukan atau asupan zat gizi.

Asupan energy dan zat gizi makro seperti protein yang tidak

seimbang akan mengakibatkan system imun yang terganggu.


Yang menyebabkan penurunan imunitas pada sesorang

yang memiliki ritme bekerja secara repetitif dan asupan gizi yang

kurang

3.1.2. Agent
Meningkatnya peranan agent dalam kasus ini disebabkan

karena memasuki musim penghujan yang mengakibatkan

timbulnya genangan air dan perilaku keluarga yang jarang

menguras bak mandi hal tersebut merupakan media baik dalam

pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti.

3.1.3. Environment

Kepadatan penduduk yang tinggi dan jarak rumah yang

sangat berdekatan membuat penyebaran DBD lebih intensif di

wilayah perkotaan daripada wilayah pedesaan karena jarak rumah

yang berdekatan memudahkan nyauk menyebarkan virus dengue

dari satu orang ke orang lain yang ada di sekitarnya (Maria, 2013).

Pada kasus ini, pasien tinggal di daerah yang padat penduduk, jarak

antara rumah yang sempit mengakibatkan mudahnya penyebaran

nyamuk Aedes aegypti.

Tempat perkembangbiakkan Aedes aegypti adalah tempat

penampungan air yang mengandung air jernih atau air yang sedikit

kontaminasi. Aedes aegypti lebih menyukai tempat yang tidak

terkena matahari langsung dan tidak data hidup pada tempat


perindukan yang berkontak langsung dengan tanah

(Hasyimi,2004).

Menurut Ditjen P2PL (2014), tempat perkembang biakkan

Aedes aegypti dibagi menjadi beberapa tempat, yaitu natural

breeding places, seperti lubang di pohon, batok kelapa, rumah

siput, atau lubang breeding di batu dan artificial breeding places

seperti ember, kaleng bekas, botol, drum, toples, dll. Pada pasien,

dirumah pasien terdapat banyak barang – barang bekas pakai yang

tidak di buang atau ditimbun, sehingga mengakibatkan timbulnya

genangan air ketika hujan dan menjadi tempat yang baik untuk

peekembangan nyamuk Aedes aegypti.


3.2. Bagan Trias Epidemiologi

Environment

 Lingkungan rumah yang kurang memenuhi syarat


rumah sehat, jarak antar rumah yang berdekatan,
banyaknya genangan air yang terbuka

Host Agent
 Perilaku sehat
Demam Virus
 Penurunan
Imunitas Dengue
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Pemecahan masalah

Perilaku Sehat  Pemberian Lotion anti nyamuk

 Edukasi tentang tindakan 4M untuk

mencegah Demam Dengue

Penurunan Imunitas  Istirahat yang cukup

 Makan makanan gizi seimbang

Pengenalan penyakit Demam  Edukasi penyakit Demam Dengue

Dengue

Lingkungan Rumah  Edukasi mengenai kriteria rumah

sehat,

 Pemberian bunga zodia sebagai

pencegahan nyamuk

 Pemberian bubuk abate sebagai

larvatisida
3.4. Plan of Action (POA)

No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Tempat Waktu Biaya Pelaksana Indikator

keberhasilan

1 Penurunan Edukasi Menekan Pasien  Edukasi Rumah Oktober Rp 0 Dokter muda - 75% pasien

Imunitas pasien tentang penyakit yang dan pasien 2017 FK Unissula paham dan

istirahat yang disebabkan oleh keluarga mengetahui

cukup, virus pasien tentang

memberi pentingnya

contoh makan menjaga pola

makanan gizi makan secara

seimbang teratur dan

benar

- Berat badan

tubuh turun dari

underweight
menjadi normal

2 Perilaku 1. Edukasi Dapat mencegah Pasien,  Edukasi, Rumah Oktober Rp Dokter muda 1. Mampu

Kesehatan keluarga penularan orang tua pemberian pasien 2017 15.00 FK Unissula memahami

pasien tentang penyakit pasien lotion anti 0 seputar penyakit

pencegahan nyamuk Demam Dengue,

menggunakan 2. menggunakan

cara 4M lotion anti

Demam nyamuk

Dengue
3. Melakukan

2. Pemberian kegiatan 4M

lotion anti sebagai

nyamuk dan pencegahan

penjelasan Demam Dengue

penggunaany
a

3. Edukasi

mengenai

pencegahan

Demam

Dengue

melalui 4M

Lingkungan 1. Edukasi Meningkatkan Keluarga  Edukasi Rumah Agustus Rp.40 Dokter muda 1. Keluarga dan

Sehat tentang rumah pengetahuan pasien tentang pasien 2017 .000 Unissula pasien paham

sehat, tentang criteria criteria mengenai kriteria

rumah sehat rumah rumah sehat serta


2. Pemberian
berdasarkan sehat hubungannya
bubuk abate
permenkes, menggun dengan kesehatan.
3. Pemberian
akan PPT
tanaman 2. keluarga

zodia diharapkan

menggunakan
4. Pemantaua
bubuk abate
Jentik
secara rutin guna
nyamuk di
membunuh jentik
lingkungan
– jentik nyamuk
sekitar serta
dan berkurangnya
edukasi ke
jumlah jentik
tetangga
nyamuk di rumah
tentang
pasien
Demam

Dengue 3. keluarga pasien

menanam

tumbuhan zodia

guna mengusir
nyamuk

4. Penemuan

jentik nyamuk dan

lingkungan sekitar

sadar akan

penyakit Demam

Dengue serta

pencegahannya
HASIL PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa, dapat diambil kesimpulan bahwa kejadian yang

mempengaruhi penyakit Demam Dengue adalah sebagai berikut:

1. Host

 Penurunan Imunitas

2. Agent

Agent penyebab Demam Dengue yaitu Aedes aegypti

3. Environment

 Kondisi rumah yang masih belum memenuhi criteria rumah sehat

menurut Permenkes yaitu kurangnya ventilasi dan pencahyaan

sehingga menjadi lingkungan yang potensial untuk berkembangnya

bakteri dan virus penyebab penyakit.

 Lingkungan sekitar rumah yang kurang bersih dan terbukanya

genangan air yang merupakan media yang baik untuk

berkembangnya jentik nyamuk Aedes aegypti


4.2 Saran

4.2.1 Untuk Pasien

4.2.1.1 Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

4.2.1.2 Makan makanan gizi seimbang

4.2.1.3 Istirahat yang cukup

4.2.1.4 Melakukan kegiatan 4M pencegahan Demam Dengue agar

terhindar dari penyakit Demam Dengue

4.2.2 Untuk Puskesmas

1. Memberikan pengobatan medikamentosa sesuai dengan

pedoman pengobatan yang berlaku.

2. Memberikan penyuluhan sederhana mengenai penyakit

Demam Dengue kepada masyarakat sekitar agar masyarakat

dapat mengetahui tentang Demam Dengue beserta

pencegahannya yaitu gerakan 4M

4.2.3 Untuk Unissula

Meningkatkan kerjasama dengan puskesmas-puskesmas untuk

bersama-sama meningkatkan kesehatan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Dokter Anak Indonesia; Jadwal imunisasi IDAI 2014; 2014; Available
from: http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-
2014.html

WHO; Immunization, Vaccines and Biologicals, Nov 2016; 2016; available from:
http://www.who.int/immunization/diseases/mumps/en/

Suratman; Teori John Gordon Chapter: Chemical Agents; Staff Pengajar


Kesehatan Masyarakat; Universitas Jendral Soedirman; 2012.

WHO; Comprehensive Guidline for prevention and control of DHF ;


2011;available from :
http://www.searo.who.int/entity/vector_borne_tropical_diseases/documents/SEA
ROTPS60/en/

Prasetyowati. I; 2015; Hubungan kepadatan Penduduk dan Insidensi Demam


Dengue; Indonesian Journal of Health Science; Jember

Dan,S. (2009). Hubungan tingkat asupan energy, protein, besi, seng dan status
gizi dengan status imunitas anak balita. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.

Jacob,A. Wahongan. (2004). Ketahanan Hidup dan Pertumbuhan Nyamuk Aedes


Aegypti pada berbagai air. Jurnal E-Biomedik,2(3).

Ridha, m rasyid, dkk. (2013). Hubungan kondisis lingkungan dan container


dengan keberadaanjentik nyamuk aedes aegypti. Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarmasin
LAMPIRAN

KEGIATAN SURVEI PHBS


INTERVENSI

Anda mungkin juga menyukai