Anda di halaman 1dari 47

CASE PRESENTATION

MANAJEMEN PELAYANAN LABORATORIUM DI


PUSKESMAS PANDANARAN
Laporan Kesehatan Masyarakat
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Pandanaran
Periode Kepaniteraan Desember 2017 – Februari 2018

Oleh :
Laode Muhammad Sukarno Kamaluddin
30101306973

Pembimbing :

dr. Suryani Yulianti M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

i
MANAJEMEN PELAYANAN LABORATORIUM DI
PUSKESMAS PANDANARAN
Periode Desember 2017 – Februari 2018
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Pandanaran Periode kepaniteraan Desember 2017 – Februari
2018
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Laode Muhammad Sukarno Kamaluddin


30101306973

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Semarang.
Semarang, Januari 2018
Disahkan Oleh:

Mengetahui
Pembimbing Puskesmas Pandanaran Pembimbing Kepanitraan IKM

Rida Indriyani S.farm, Apt dr.Suryani Yulianti,.M.kes

Kepala Puskesmas Pandanaran Kepala Bagian IKM FK Unissula

dr. Antonia Sadniningtyas Dr.Siti Thomas Z.,SKM,M.kes

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan kasus mengenai Manajemen laboratorium di Puskesmas Pandanaran

Semarang.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini

memuat data tentang Manajemen laboratorium Puskesmas Pandanaran Semarang.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. dr. Antonia, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran yang telah memberikan

bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pandanaran Semarang.

2. . selaku pembimbing di Puskesmas Pandanaran yang telah memberikan

bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pandanaran Semarang.

3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami

sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

iii
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Manajemen

laboratorium di Puskesmas Pandanaran Semarang ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Semarang, Januari 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
PRAKATA................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3. Tujuan............................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
1.4.1. Bagi Dokter Muda.......................................................... 4
1.4.2. Bagi Puskesmas.............................................................. 4
BAB II DASAR MATERI DAN ANALISA SITUASI......................... 5
2.1 Cara pengamatan dan waktu pengamatan……………......... 15
2.2 Hasil analisis situasi.............................................................. 15
2.2.1 Struktur Organisasi Manajemen laboratorium 16
2.2.2 Perencanaan Obat............................................ 16
2.2.3 Pengadaan Obat.............................................. 17
2.2.4 Penerimaan Obat............................................. 18
2.2.5 Penyimpanan Obat.......................................... 18
2.2.6 Pendistribusian Obat....................................... 21
2.2.7 Pemantauan Obat............................................ 23
2.2.8 Form-form yang digunakan............................ 24
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................... 26
3.1 Prioritas Masalah................................................................... 29
3.1.1 Daftar Masalah................................................ 29
3.1.2 Prioritas Masalah dengan metode Hanloon.... 30
3.2 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah........................... 33

v
3.3 Analisis Akar Penyebab Masalah.......................................... 34
3.4 Usulan Pemecahan Masalah.................................................. 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 38
4.1 Kesimpulan............................................................................ 38
4.2 Saran...................................................................................... 39
BAB V PENUTUP....................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 41
LAMPIRAN ........................................................................................ 42

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama (Permenkes, 2014). Puskesmas sebagai salah satu organisasi

fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan

promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan

rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Salah satu upaya yang dilakukan di

puskesmas adalah pelayanan laboratorium. Menurut Kep.Menkes

No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud dengan Laboratorium

Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,

penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan

bukan berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau

faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.

Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya

tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya

transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah,

serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangkan

dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan

yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa

penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu (Permenkes,

2012).

1
2

Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan

pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis

penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat

berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas (Permenkes, 2012).

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan

laboratorium untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan

pemantauan hasil pengobatan serta penentuan prognosis oleh karena itu hasil

pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya.

Oleh karena alasan-alasan tersebut diatas, maka seorang manajer harus

mampu dalam Manajemen laboratorium di sebuah institusi. Manajemen

laboratorium ini sama seperti manajemen yang lain yaitu melibatkan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating) dan pengendalian (controlling).

Adapun penelitian ini dilakukan untuk menganalisis manajemen pelayanan

laboratorium di Puskesmas Pandanaran dalam melakukan pelayanan

kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah Tentang Manajemen Pelayanan laboratorium di

Puskesmas Pandanaran Tahun 2017”


3

1.3 Tujuan Penelitian

a) Mengetahui struktur manajemen laboratorium, serta pembagian tugas tiap-

tiap bagian di Puskesmas Pandanaran

b) Mengetahui tentang pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan obat di

puskesmas Pandanaran

c) Mengetahui tentang pemantauan dan evaluasi manajemen laboratorium di

puskesmas Pandanaran

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Dokter Muda

Memperluas wawasan Dokter Muda mengenai Manajemen

laboratorium dan mampu menjalankan pelayanan kesehatan untuk

masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan

mengikut sertakan peran serta masyarakat setempat.

1.4.2 Bagi Puskesmas Pandanaran

- Sebagai salah satu sumber informasi bagi pemerintah Kota

Semarang dalam rangka penentuan arah kebijakan, perbaikan

dalam hal manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas

Pandanaran.

- Bahan masukan bagi Puskesmas Pandanaran dalam pelayanan

laboratorium dalam rangka peningkatan efisiensi.

- Sebagai aplikasi ilmu dan pengalaman berharga dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan penelitian tentang

pelayanan laboratorium di Puskesmas Pandanaran.


BAB II
ANALISA SITUASI

2.1 Cara Pengamatan Dan Waktu Pengamatan

2.1.1 Cara Pengamatan

Lokasi pengamatan adalah Puskesmas Pandanaran


Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui teknik
in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi.
Informan yang dipilih adalah yang mengetahui permasalahan
dengan jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data
yang baik serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan
benar (Notoatmojo, 2005).

2.1.2 Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada satu minggu saat jam kerja di

Puskesmas Pandanaran Semarang Waktu pengamatan pada tanggal

2 Januari 2018 s.d. 6 Januari 2018.

2.2 Hasil Analisa Situasi

2.2.1 Standart Ketenagakerjaan


Struktur Organisasi Laboratorium Puskesmas Pandanaran :
1. Penanggung jawab : dr. Antonia Sadniningtyas
2. Tenaga Teknis : Nilam atuningtyas, A.Md.Ak
3. Tenaga Non Teknis : - Rini sulistyoningrum
- Skifa

15
16

Bagan 2.2.1 Struktur Organisasi Manajemen Obat di

Puskesmas Pandanaran

Kepala Puskesmas
dr. Antonia S.

Koordinator UKP
drg. Uki W

Koordinator ruang laboratorium

Nilam atuningtyas, A.Md.Ak

Tenaga Non Teknis

1. Rini sulistyoningrum
2. Skifa

Tabel 1. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1. Penanggung jawab Dokter 1

2. Tenaga Teknis Analis Kesehatan ( D III ) 1

3. Tenaga Non Teknis Minimum SMU/ Sederajat 2

A. Penanggungjawab Laboratorium Puskesmas Pandanaran bertugas


dan bertanggungjawab :

1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium


17

2. Bertanggungjawab terhadap mutu laboratorium, mengatasi


masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi
kegiatan laboratorium
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

B. Tenaga Teknis Laboratorium Puskesmas Pandanaran mempunyai


tugas dan tanggung jawab :

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai


kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan
dan standar prosedur operasional
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggungjawab laboratorium
atau tenaga kesehatan lainnya
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

C. Tenaga Non Teknis Laboratorium Puskesmas Pandanaran


mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
2. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
3. Membantu administrasi.
18

2.2.2 Sarana, Prasarana, Perlengkapan Dan Peralatan

A. Sarana

Kursi Pasien
Meja Admistrasi Meja

Kursi Kursi
Meja dari bahan Kayu

Meja
dari
bahan
cor

Almari Kulakas
Almari

Wastafel
Reagent Wastafel
Keterangan :
1. Ukuran Ruangan 4x4 m²
2. Langit – langit berwarna terang
3. Dinding berwarna terang
4. Lantai terbuat dari keramik berwarna putih
5. Pintu berukuran 90 cm memiliki 1 daun pintu
6. Disediakan meja bagi pasien untuk memberikan sampel
dahak
7. Kamar kecil atau WC pasien laboratorium bergabung
dengan WC pasien Puskesmas
19

B. Prasarana
1. Pencahayaan cukup
2. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka yang
telah disiapkan
3. Suhu ruangan tidak panas
4. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir
5. Tersedia wadah / tempat sampah khusus / terpisah yang
dilengkapi dengan penutup
C. Perlengkapan
1. Meja pengambilan darah
2. Loket pendaftaran
3. Kursi petugas Laboratorium
4. Kursi Pasien
5. Tempat Sampah
6. Bak cuci
7. Komputer
8. Alat Hematologi Analizer (Cobhac 111)
9. Urin Analizer
10. Meja Pemeriksaan
11. Refigerator
12. sterilisator
13. Almari
D. Peralatan
1. Mikroskop binokuler : 2 buah
2. Centrifuge : 1 buah
3. Cetrifuge hematocrit : 1 buah
4. Mikropipet 5 ul : 2 buah
5. Mikropipet 10 ul : 1 buah
6. Mikropipet 20 ul : 1 buah
7. Mikropipet 200 ul : 1 buah
8. Mikropipet 500 ul : 2 buah
20

9. Mikropipet 1000 µl : 2 buah


10. Spektrofotometer : 1 buah
11. Hemositometer : 1 set
( bilik hitung, pipet lekosit, pipet eritrosit )
12. Hemometer : 1 set
( tabung Hb, pengaduk Hb, standart warna )
13. Pipet LED Westergreen : 9 buah
14. Rak LED : 2 buah
15. Tabung reaksi : 100 buah
16. Tabung centrifuge Urin : 20 buah
17. Rak tabung : 5 buah
18. Glukotest : 2 buah
19. Cholesterol test : 1 buah
20. Asam urat test : 1 buah
21. Hb meter test : 1 buah
22. Tourniquet : 2 buah
23. Autoclick : 2 buah
24. Pipet tetes : 10 buah
25. Lampu spirtus : 2 buah
26. Rak pengecatan : 2 buah
27. Rak pengering : 2 buah
28. Ose : 1 buah
29. Teely Counter : 1 buah
30. Timer : 2 buah
31. Aspirator : 1 buah
32. Stop watch : 1 buah
33. Batang pengaduk : 1 buah
34. Corong kaca : 1 buah
35. Thermometer ruangan : 1 buah
36. Termometer kulkas : 1 buah
37. Pipet ukur : 3 buah
21

2.2.3 Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Pandanaran

1. Alur Pemeriksaan Pasien


a) Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran
Puskesmas.
b) Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa,
dan bila diperlukan, diberi formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium
c) Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium kepada petugas laboratorium.
d) Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan
Laboratorium pasien diambil spesimennya
e) Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas
laboratorium.
f) Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab
laboratorium untuk dilakukan validasi.
g) Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh
pasien ke ruang pemeriksaan dokter untuk mendapat
penjelasan dari dokter tentang hasil pemeriksaan
laboratorium tersebut.
2. Kemampuan Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium di
Puskesmas Pandanaran meliputi :

a) Hematologi
Hemoglobin, Hitung jumlah lekosit, Laju endap
darah, Hitung jenis lekosit, Hitung jumlah trombosit,
Hematokrit.

b) Kimia Klinik
Gula darah, Cholesterol, Asam urat, Trigliserid

c) Mikrobiologi dan Parasitologi


22

BTA, IMS ( meliputi : Diplococcus gram negatif,


Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial
vaginosis ), Malaria.

d) Imuno serologi
Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, HbsAg,
Anti HIV, Syphilis, Leptospira

e) Urinalisa
Makroskopik ( meliputi : warna, kejernihan, bau,
volume ), pH, Protein, Reduksi, Mikroskopik ( sedimen )

2.2.4 Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas


Pandanaran menggunakan metode manual, semi automatic dan
automatic
2.2.5 Reagen

Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang


digunakan untuk tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas
tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai
persyaratan antara lain:

1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.


2. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan
ke dalam reagen induk
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan
yang terjadi pada sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah
digunakan
6. Lindungi label dari kerusakan.
23

7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari


supaya tidak kena cahaya matahari langsung.
8. Reagen terdaftar di Kementerian Kesehatan.
9. Reagen HIV sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan
Nasional

Sumber bahan logistik yang ada di Puskesmas


Pandanaran didapatkan dari dropping Pemerintah Kota melalui
Instalasi Farmasi, dana APBD dan dana JKN.
Adapun bahan – bahan logistik yang berada di
laboratorium Puskesmas Pandanaran adalah :
1. Alkohol 70 %
2. Spuit 2,5 cc
3. Tabung Vacutainer
4. Jarum Flashback
5. Alkohol Swab
6. Lancet
7. Kapas
8. Spiritus
9. Larutan EDTA 10%
10. Larutan turk
11. Larutan Rees Ecker
12. HCL 0,1 N
13. Aquabides
14. Minyak immersi
15. KOH 10%
16. Nacl 0,9%
17. Tes kehamilan
18. Mikrokapiler hematokrit
19. Reagen widal
20. Reagen golongan darah
24

21. Reagen ZN
22. Kaca objek
23. Stik glucotest
24. Stik cholesterol test
25. Stik UA test
26. Stik Trigliserid
27. Stik Hb Mission
28. Reagen Gula Biolabo
29. Reagen Cholesterol Biolabo
30. Reagen Asam Urat Biolabo
31. Reagen Trigliserid Biolabo
32. Stik urin 3 parameter ( Prot, Red, pH )
33. Reagen HIV Onchoprobe
34. Reagen HIV Intec
35. Reagen HIV SD
36. Reagen syphilis rapid test
37. Reagen Leptospira Ig M
2.2.6 Rujukan

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke


bagian pemeriksaan sejenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka spesimen atau pasien dikirim ke laboratorium lain (dirujuk).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium:
1. Spesimen yang akan dirujuk, dikirim dalam bentukyang relatif
stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman
spesimen antara lain:
a) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas
specimen
b) Tidak terkena sinar matahari langsung
c) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja
laboratorium
25

d) Suhu pengiriman harus memenuhi syarat


2. Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor
spesimen,nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal
pengambilan spesimen pada badan wadah
3. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang
berisi data sebagai berikut:
a) Nomor specimen
b) Nama penderita
c) Umur
d) Jenis kelamin
e) Alamat penderita
f) Tanggal dan jam pengambilan specimen
g) Jenis spesimen dan asal bahan
h) Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang
diberikan sebelumnya
i) Permintaan pemeriksaan
j) Tanggal pengiriman

2.2.7 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dilakukan pada :


a. Buku Register Laboratorium
b. Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil
Pemeriksaan
c. Buku Rujukan Laboratorium
Pelaporan disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan
Kota Semarang berupa laporan bulanan yang merupakan hasil
rekapitulasi pencatatan harian.

2.2.8 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


26

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas


Pandanaran dapat menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas
yang beraad di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya.
Untuk mencegah / mengurangi bahaya yang etrjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaay kesehatan dan
keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1. Di Tempat Kerja dan Lingkungan kerja
a. Desain Tempat Kerja yang menunjang K3 :
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan
proses kerja di laboratorium ;
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara
kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah
dijangkau jika diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
b. Sanitasi Lingkungan :
 Ruangan bersih, kering, dan higienis;
 Disediakan tempat sampah yang di dalamnya
dialpisi kantong plastic dan diberi tanda khusus
 Tata ruang laboratorium baik sehingga tidak dapat
dimasuki serangga atau binatang pengerat
 Disediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir
dan dibersihkan secara teratur
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum
dalam laboratorium
 Dilaarng meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di
27

dalam laboratorium

2. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


a. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap
petugas laboratorium harus mengerti dan
melaksanakaan upaya pencegahan terhadap bahay yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan
laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan
kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi
apabila terjadi kecelakaan di laboratorium
b. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan
keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan dengan
air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
c. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas
laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki tertutup)
yang sesuai selama bekerja.
d. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus
menerus selama bekerja dalam laboratorium dan harus
dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
e. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus
diikat ke belakang dengan rapi.
f. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan
menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan
aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang aboratorium.
g. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium
tanpa ijin pejabat yang berwenang.
h. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol
air) dan merokok di tempat kerja.
28

i. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca


pecah, jarum atau benda tajam dan barang sisa
laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan.
j. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam
bak/ peti kuning (menjadi limbah medis/ infeksius)
yang diberi tanda khusus.
k. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
l. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet,
gunakan karet penghisap.
m. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan
kepada penanggung jawab Laboratorium.
n. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di
tempat yang ditentukan.
o. Pengelolaan specimen :
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai
bahan infeksius.
 Harus mempunyai loket khusus untuk
penerimaan spesimen.
 Setiap petugas harus mengetahui dan
melaksanakan cara pengambilan, pengiriman
dan pengolahan spesimen dengan benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus
disimpan pada wadah yang memiliki konstruksi
yang baik, dengan karet pengaman untuk
mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati
guna menghindari pencemaran dari luar
kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah
dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup
29

tabung vakum) harus menggunakan sarung


tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut
harus cuci tangan dan mengganti sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan
sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai
ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat
laboratorium harus didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan
laboratorium.
 Pengelolaan bahan kimia yang benar :
 Semua petugas harus mengetahui cara
pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain
penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang
tidak boleh tercampur, efek toksik dan
persyaratan penyimpanannya).
 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan
kimia dan mempunyai pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani kecelakaan.
 Semua bahan kimia yang ada harus diberi
label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai.
p. Pengelolaan Limbah
1) Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah
umum dan limbah khusus seperti benda tajam,
limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik,
limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
a) Tempat Pengumpulan Sampah
30

Terbuat dari bahan yang kuat, cukup


ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang
mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat
satu buah untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau
apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus
dilapisi plastic sebagai pembungkus sampah
dengan label dan warna seperti digambarkan
pada tabel sebagai berikut:

No KATEGORI Warna Lambang Keterangan

tempat/kantong

plastik

pengumpulan
sampah

1. Radioaktif Merah

Sampah
berbentuk benda
tajam, ditampung
2. Infeksius/ Kuning
dalam wadah
Toksik/Kimia
yang kuat / tahan
benda tajam
31

3. Sitotoksik Ungu

sebelum
dimasukkan ke
dalam kantong
yang sesuai
4. Umum Hitam “ Domestik “
(Warna Putih)

b) Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan
sampah yang tidak permanen, yang
diletakkan pada lokasi yang mudah
dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara
dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24jam.
c) Tempat Pembuangan Sampah Akhir :
- Sampah infeksius, sampah toksik dan
sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
- Sampah umum (domestik) dibuang ke
tempat pembuangan sampah akhir yang
dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku
- Limbah cair terdiri dari limbah cair
umum / domestic, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia
32

2.2.9 Kendali Mutu Pelayanan Laboratorium Puskesmas

Pandanaran

Untuk menjaga mutu pelayanan laboratorium Puskesmas


Pandanaran perlu dilakukan pemantapan mutu internal dan
pemantapan mutu eksternal.
a. Pemantapan mutu internal
Pemantapan mutu internal meliputi :
a. Tahap pra analitik
- Persiapan pasien
- Penerimaan specimen
- Penanganan spesimen
- Pengiriman specimen
- Penyimpanan spesimen
b. Tahap analitik
- Persiapan reagen
- Kalibrasi dan pemeliharaan alat
- Uji ketelitian dan ketepatan
c. Tahap pasca analitik
- Mencatat hasil pemeriksaan
- Melakukan validasi hasil
- Memberikan interpretasi hasil
- Melakukan pelaporan
d. Pembuatan alur pasien
e. Pembuatan prosedur untuk pengambilan specimen dan
setiap jenis pemeriksaan
b. Pemantapan mutu eksternal
Pemantapan mutu eksternal dilakukan kerjasama dengan Balai
Laboratorium Kesehatan.
Disamping itu, tenaga laboratorium juga mengikuti
pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan.
33

Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas


Kesehatan adalah :
a. Pelatihan TB Paru metode LQAS
b. Pelatihan HIV
c. Pelatihan IMS
BAB III
PEMBAHASAN
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan

permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada

pelayanan secara holistic, komprehensif, dan terpadu dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap

Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan

memenuhi criteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan

peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan

mutu. ( Peratutan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012)

Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam

menegakkan diagnosis yang ingin ditegakkan oleh dokter dalam merawat

pasiennya. Selain itu, laboratorium mempunyai peran seperti uji penyaring

secara laboratories sehat tidaknya seseorang misalnya medical chek up.

Juga berperan sebagai follow up atau pemantauan hasil pengobatan. Serta

prognosis suatu penyakit . Sehubungan dengan hal tersebut, pemeriksaan

laboratorium hendaknya dilakukan sesuai dengan standart pelayanan

laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang akurat ( Workshop

Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009).

Dalam pelaksanakan pelayanan laboratorium di puskesmas

pandanaran terdapat beberapa sarana dan prasarana yang blum ada seperti,

penyekat transparan antara area pengambilan sampel dan laboratorium

tidak terdapat sehingga tidak terdapat pembatas yang jelas, Ruangan

laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi

26
27

silang/cross ventilation) berupa alat exhauster sehingga pertukaran udara

dari dalam ruangan dapat mengalir ke luar ruangan. Sedangkan menurut

Peraturan Pemerintah No. 37 tentang penyelenggaran laboratorium

puskesmas, dalam mendukung terciptanya keselamatan pasien diperlukan

adanya sarana dan prasarana yang lengkap.

Selain sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium diperlukan reagent, standart, bahan control, air, media. Dasar

pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus mempertimbangkan

kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap dari

bahan atau produk, mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, volume,

mudah diperoleh di pasaran, kelancaran dan kesinambungan pengadaan,

pelayanan purna jual.( Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar,

Depkes RI Tahun 2004)

Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang

berasal dari factor fisik, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan

akibat dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium

serta lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan manajemen K3 yang

meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

melaksanakan upaya perbaikan. ( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan

Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)

Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk

mencegah terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah


28

terjadinya kesalahan pengobatan / medikasi (medication error), yang

bertujuan untuk keselamatan pasien.

Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:


a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Operasional Prosedur.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja
sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya,
respon dan tingkat pendidikan masyarakat.

Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program

pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara

berkesinambungan.

Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:


1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu standar.
2. Pelaksanaan, yaitu:
a) Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)
b) Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
a) Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
b) Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses

berlangsung untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai

dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh

tenaga medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas


29

monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil

pemantauan.

Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan

pelayanan klinis, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap

data yang dikumpulkan yang diperleh melalui metode berdasarkan

waktu, cara dan teknik pengambilan data.

 Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:


a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan
dilaksanakan.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan
pelaksanaan pelayanan.
 Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi
oleh pengambil data.
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak
langsung
 Cara pengambilan data :
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau
proses dengan menggunakan ceklist atau perekaman.

 Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


30

a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan

kualitas pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi

yang memberikan pelayanan dengan menentukan

kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki

dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh

karena itu, audit merupakan alat untuk menilai,

mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis

secara sistematis.

b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian

terhadap pelaksanaan pelayanan klinis tanpa

dibandingkan dengan standar.

Dari Analisa situasi tersebut maka dapat disusun daftar masalah

sebagai berikut :

1) Tidak adanya penyekat transparan antara area pengambilan

sampel dan laboratorium

2) Ruangan laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara

yang baik (ventilasi silang/cross ventilation)

3.1.1 Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif

Prioritas Masalah

Prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan kriteria

sebagai berikut:
31

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan

prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif

dengan 3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus

segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin

mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran

kuantitatif berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan.

Semakin berat masalah, semakin diprioritaskan.

3.1.1.1 Urgency

No Permasalahan Nilai Skor U


1 Tidak adanya penyekat transparan antara area 3

pengambilan sampel dan laboratorium


2 Ruangan laboratorium tidak mempunyai 2

sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross

ventilation)
Tabel 3.1 Kriteria Urgency

3.1.1.2 Seriously

No Permasalahan Nilai Skor S


1 Tidak adanya penyekat transparan antara area 3

pengambilan sampel dan laboratorium


32

2 Ruangan laboratorium tidak mempunyai 2

sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross

ventilation)
Tabel 3.2 Kriteria Seriously

3.1.1.3 Growth

No Permasalahan Nilai Skor G


1 Tidak adanya penyekat transparan antara area 3

pengambilan sampel dan laboratorium


2 Ruangan laboratorium tidak mempunyai 2

sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross

ventilation)
Tabel 3.3 Kriteria Growth

3.1.1.4 Tabel total USG

Masalah Urgency Seriously Growth Total Prioritas


Tidak adanya

penyekat transparan

antara area 3 3 3 9 I

pengambilan sampel

dan laboratorium
Ruangan laboratorium

tidak mempunyai

sirkulasi udara yang


2 2 2 6 II
baik (ventilasi

silang/cross

ventilation)

Tabel 3.4 Tabel total USG


33

Urutan masalah berdasarkan prioritas masalah adalah :

1. Tidak adanya penyekat transparan antara area pengambilan sampel

dan laboratorium

2. Ruangan laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik

(ventilasi silang/cross ventilation)


33

Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis:

MAN MONEY METHOD

Pengadaan sarana
dan prasarana
kurang maksimal
Tidak adanya penyekat

transparan antara area

pengambilan sampel

dan laboratorium

MACHINE MATERIAL MARKET


Distribusi obat
kurang praktis
karena
34 gudang
penyimpanan dan
ruang IF tidak satu
lantai

3.1.2 Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem

Komponen Kekurangan

Input

Man -
Money -
Method Pengadaan sarana dan prasarana kurang maksimal

Machine -
Material -
Market -

Proses

P1 Perencanaan dan pengadaan Manajemen laboratorium ke pasien kurang

maksimal
P2 -
P3 -

Output Tidak adanya penyekat transparan antara area pengambilan sampel dan
laboratorium menyebabkan pelayanan pada pasien kurang maksimal

Umpan Balik Koordinasi dengan pihak terkait dioptimalkan terutama mengenai

rencana pengadaan sarana dan prasarana.


Tabel 3.5 Identifikasi kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem
35

Tabel 3.7 Tabel Plan of Action

Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode
keberhasilan

1. Melakukan Agar Kepala Puskesmas Dokter Januari - Diskusi Laboratorium


Advokasi puskesmas puskesmas Pandanaran muda, 2018 puskesmas
dengan kepala mendapatkan petugas pandanaran
puskesmas dan penambahan laboratoruim mendapatkan
pemegang sarana dan penyekat
program untuk prasarana transparan
mengajukan antara area
penambahan pengambilan
sarana dan sampel dan
prasarana. laboratorium
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1) Terdapat 2 masalah manajemen farmasi puskesmas pandanaran yaitu

Tidak adanya penyekat transparan antara area pengambilan sampel

dan laboratorium, Ruangan laboratorium tidak mempunyai sirkulasi

udara yang baik (ventilasi silang/cross ventilation).

2) Prioritas masalah adalah Tidak adanya penyekat transparan antara area

pengambilan sampel dan laboratorium.

3) Alternatif pemecahan masalah yaitu dengan melakukan advokasi

dengan kepala puskesmas dan pemegang program untuk mengajukan

penambahan sarana dan prasarana

5.2 Saran

1) Mengadakan pertemuan atau diskusi berkala antar pihak Puskesmas

untuk menyampaikan, membahas, dan menyelesaikan masalah dari

masing-masing divisi.

2) Saling bekerja sama dan mendukung antar tenaga kesehatan khususnya

bidang laboratorium agar mengikuti aturan dan metode yang sesuai

dengan SOP.
37

BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang

Manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas Pandanaran . Kami menyadari

bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena

dokter juga berperan sebagai manajer.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Pandanaran.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2004, Pedoman Pengelolaan Obat Program Kesehatan, Ditjen Pelayanan


Farmasi dan Alat Kesehatan, Depkes RI, Jakarta

Depkes RI. Jakarta, 2000. Jasa Konsultan Pelatihan Manajemen laboratorium


Puskesmas Pengelolaan dan pelayanan obat di Puskesmas.

Depkes, Permenkes RI, No. 30/Menkes/2014 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Puskesmas. (Jakarta: Depkes RI. 2014)

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasia di Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Jendral Nina Kefarmasian dan Alat kesehatan.

George R. Terry, Ph.D., Office Management and Control, Fourth Edition, Richard
D. Irwin Inc., Homewood, Ilinois, 1992, Halaman 21

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Permenkes RI, No. 11/Menkes/2017 Tentang Keselamatan Pasien

Trisnantoro, L., 2001. Sistem Kesehatan Wilayah Pasca Desentralisasi, Makalah


Seminar, PMPK FK UGM, Yogyakarta.

Widhayani, 2002. Studi Tentang Pengelolaan Obat dengan Menggunakan Analisis


Pareto di Puskesmas Patingaloang Kec. Ujung Tanah Kota Makassar. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makass
39

LAMPIRAN

DOKUMENTASI RUANG FARMASI, GUDANG FARMASI, DAN KARTU

STOK OBAT

1. Gudang Farmasi

2. Ruang Farmasi (Obat dan BMHP)


40

KARTU STOK OBAT


41
42
43

Anda mungkin juga menyukai