Menyetujui,
Clinical Instructure
Rusniati, S.Tr.Gz
NIP 19760531 200012 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
Asuhan Gizi Klinik di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam dan Nifas ini dengan
Dalam penyelesaian laporan ini telah banyak berbagai pihak yang membantu
baik arahan dan bimbingan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ucapkan
1. Ibu Rusniati S.Tr.Gz selaku Clinical Instruktur Manajemen Asuhan Gizi Klinik
dan Evaluator Pra Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
2. Ibu Sri Murdianti A.Md.Gizi, RD selaku Kepala Instalasi Gizi di RSUD Dr.
Soedarso.
3. Bapak Edy Waliyo, S.Gz, M.Gizi selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
4. Ibu Nopriantini, SP, M.Pd selaku Ka.Prodi D-IV Gizi Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
5. Seluruh Ahli Gizi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak yang telah banyak
membantu secara materi dan non materi demi terselesainya laporan Pra
Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD Dr.
Soedarso Pontianak
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
laporan Manajemen Asuhan Gizi Klinik dan dengan penuh harapan semoga
laporan ini dapat menambah pengetahuan dan memberi manfaat bagi penyusun
dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Planning .................................................................................................. 25
1.5 Terapi diet (Jenis, bentuk makanan, dan cara pemberian) ............... 27
1.7.1 Tujuan............................................................................................... 28
1.7.5 Metode............................................................................................. 28
1.7.7…Materi .............................................................................................. 29
2. Implementasi........................................................................................... 30
2. Antropometri ........................................................................................... 34
3. Biokimia .................................................................................................. 34
5. Asupan.................................................................................................... 37
1. Vertigo .................................................................................................... 40
2. Dispepsia ................................................................................................ 41
3. Epidemiologi ........................................................................................... 41
4. Patofisiologi............................................................................................. 41
1. KESIMPULAN ......................................................................................... 51
2. SARAN ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 54
LAMPIRAN 1 ..................................................................................................... 56
LAMPIRAN 2 ..................................................................................................... 57
LAMPIRAN 3 ..................................................................................................... 58
DAFTAR TABEL
1. Data Subjektif
b. Umur : 22 tahun
e. No. RM : 00355xxx
h. Suku : Jawa
i. Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
minggu
Alergi makanan
Tidak ada
Pantangan
jalankan
Perubahan pengecapan/penciuman :
Tidak ada ( - )
Gangguan mengunyah :
Tidak ada ( - )
Gangguan menelan :
Tidak ada ( - )
- Kentang 2x/minggu @ ½ bh ; 50 gr
- Tahu 3x/minggu @ 2 bh ; 50 gr
LAIN-LAINYA
masih lengkap
( kkal ) ( gr ) ( gr ) ( gr )
Kurang <80%
Baik 80-110%
LebihK >110%
e
2. Data Objektif
2.1 Antropometri
Tabel 4. Antropometri
= 90% x (TB-100)
= 90% x (160-100)
= 90% x 60 = 54 kg
LLA 24 cm
IMT
𝐵𝐵 55
= = = 21.5 kg/m2
𝑇𝐵(𝑐𝑚)2 (1.6)2
(Normal)
Status gizi berdasarkan (WHO Asia Pasific, 2000), yaitu :
2.2 Biokimia
Pemeriksaan Hasil
Rentang Normal Keterangan
urin/darah
Leukosit 13.5 ribu/ml 3.8-10.6 ribu/ml Tinggi
Kurang <80%
Baik 80-110%
Lebih >110%
2.5 Terapi medis (obat)
muntah
nyeri sementara
kosong
BAB II PENENTUAN MASALAH GIZI
1. Diagnosis Medis
di.diagnosis.Vertigo + Dispepsia.
2. Keluhan Utama
pusing berputar, lalu merasa mual dan muntah-muntah, nyeri perut, skala
nyeri 3.
3. Identifikasi Masalah
a. Diagnosa medis
+ Dispepsia.
b. Keluhan utama
Interpretasi status gizi berdasarkan nilai IMT normal IMT normal 21.48
kg/m2.
e. Biokimia
f. Fisik/ Klinis
normal.
diluar rumah adalah untuk sayuran dengan cara dibening dan disop,
untuk lauk nabati dengan cara digoreng dan dibacem, sedangkan
i. Sosial ekonomi
4. Diagnosa Gizi
mual dan muntah ditandai dengan hasil recall asupan energy, protein,
abdominal pain.
jam pasien yang kurang yaitu energi 77.3 % dan karbohidrat 74.4%.
d. NI. 5.6.2 Kelebihan intake lemak berkaitan dengan kurang dalam
memilih makanan yang sehat ditandai dengan hasil recall lemak lebih
(lemak 126.4%)
jam pasien yang kurang yaitu energi 66.7%, protein 47.5%, lemak
1. Planning
a. Diketahui : TB : 160 cm
BB : 55 kg
Umur : 22 tahun
b. BBI = 90% x (TB – 100)
= 54 kg
= 1469.9 kkal
TEE = BEE x FA x FS
= 2293.04 kkal
= 343.96 kal / 4
= 85 gram
= 38.21 gram
Karbohidrat =E–P–L
= 1605.12 kkal / 4
= 401.3 gram
1.5 Terapi diet (Jenis, bentuk makanan, dan cara pemberian)
perut
Biokimia - - -
RR mendekati nilai
Nadi normal
Lemak
Karbohidrat
1.7.1 Tujuan
kebutuhan
1.7.2 Sasaran
1.7.3 Waktu
1.7.4 Tempat
1.7.5 Metode
dianjurkan
- Media
Leaflet
2. Implementasi
Diet Lambung.
( kkal ) ( gr ) ( gr ) ( gr )
Kebutuhan
2293.04 85 38 401.3
( planning )
% Standar
79.15% 75.29% 136.84% 67.66%
Kebutuhan
modifikasi menu.
snack dan air kacang hijau serta tambahan ekstra putih telur.
Makan pagi
- Lauk hewani - 50 gr - 50 gr
- Lauk nabati - - 50 gr
- Sayur - 75 gr - 75 gr
Selingan pagi
Makan siang
- Lauk hewani - 50 gr - 50 gr
- Lauk nabati - 50 gr - 50 g
- Sayur - 75 gr - 75 g
- Kacang hijau
Makan malam
- Lauk hewani - 50 gr - 50 g
- Sayur - 75 gr - 75 g
d. Waktu : ± 10 menit
e. Tujuan :
disampaikan.
1. Diagnosis Medis
di.diagnosis.Vertigo + Dispepsia.
2. Antropometri
TB 160 cm - - -
BB - - 47.6 kg 47.5 kg
LiLA 24 cm 24 cm
badan dan LiLA. Pada awal skrining gizi data tinggi badan dan berat
3. Biokimia
urin/darah (25-08-2018)
data dasar karena hari pengamatan tidak ada data terbaru. Berdasarkan
4. Klinik / Fisik
a. Klinik
b. Fisik
28/08/2018 Tidak ada mual dan muntah, tidak ada nyeri diulu
hati.
tidak merasakan mual, muntah dan nyeri diulu hati. Salah satu
Chart Title
100
50
0
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
%Kebutuhan %Asupan
80-110% asupan, namun pada hari kedua hari ke 2 asupan pasien dalam
kategori baik.
disebabkan pasien sudah tidak merasakan mual dan muntah serta pasien
mengonsumsi makanan dari rumah sakit pada siang hari dan pada sore
memenuhi kebutuhan.
Grafik 2. Hasil Asupan Protein
100
80
60
40
20
0
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
%Kebutuhan 80 80 80
%Asupan 87.6 81.4 47.5
kurang. Hal tersebut dikarenakan pada siang dan sore hari pasien tidak
140
120
100
80
60
40
20
0
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
Kebutuhan 80 80 80
Asupan 96.3 126.4 61
dari luar, untuk hari ke 3 asupan lemak kurang karena asupan makan
kurang dan untuk hari ke 2 asupan lemak pasien masuk dalam kategori
84
82
80
78
76
74
72
70
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
26-Aug-18 27-Aug-18 28-Aug-18
Kebutuhan 80 80 80
Asupan 74.4 81.8 78.2
masih < 80% dan fluktuatif. Hari ke 1 asupan pasien hanya 74.4%, hari ke
1. Vertigo
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar,
dan igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari “dizziness”
yang secara defi nitif merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering
seperti ini lebih jarang dirasakan. Kondisi ini merupakan gejala kunci yang
gejala kelainan labirin. Namun, tidak jarang vertigo merupakan gejala dari
stress, mata lelah dan makanan dan minuman tertentu. Selain itu vertigo
tekana pada selaput otak atau pembuluh darah besar didalam kepala
dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala (Herlina, 2017).
2. Dispepsia
nyaman pada ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat
bergantian dirasakan pasien atau bervariasi baik dari segi jenis keluhan
3. Epidemiologi
kasus, dan sampai dengan 56,4% pada populasi orang tua.1 Sementara
itu, angka kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui,tetapi dari studi
sekitar 15% anak paling tidak pernah merasakan sekali serangan pusing
4. Patofisiologi
bertanggung jawab atas fiksasi mata terhadap objek diam sewaktu kepala
5. Penatalaksanaan Farmakologi
a. Antihistamin
diberikan per oral, dengan lama kerja bervariasi mulai dari 4 jam
b. Ondancentron
Ondansetron yang merupakan salah satu antiemetik golongan
response dan total control (tidak ada mual, muntah, serta penggunaan
atau tidaknya muntah yang dialami oleh pasien dalam waktu 24 jam
Sdr. CSS pasien rawat inap RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo yang
bekerja sebagai pegawai swasta berusia 22 tahun. Masuk rumah sakit pada
1. Skrining Gizi
yang tidak direncanakan dan didapatkan skor 0, dan asupan makan pasien
tidak beresiko. Bila skor MST >2, pasien beresiko malnutrisi (PGRS,.2013).
2. Antropometri
badan dan LiLA. Pada awal skrining gizi data tinggi badan dan berat
pada hari terakhir pengamatan berat badan pasien 47.5 kg. berat badan
badan dan LiLA. Pada awal kasus data berat badan pasien didapatkan
160 cm. Tinggi badan dapat digunakan karena stabil dan tidak akan
tahun (Fong et al., 1984 dalam Asmilati, 2012). IMT pasien adalah.21.5.
hasil berat badan yaitu 47.6 kg dan 47.5 kg. Diketahui bahwa berat badan
terjadi karena nafsu makan pasien untuk 3 hari mengalami masalah nafsu
3. Biokimia
nilai GDS yang tinggi, hal ini sejalan dengan penelitian (Indriawati dan
infark labirin dan timbul tuli mendadak. Akibat lain dari hiperglikemi adalah
kerusakan saraf yang apabila sampai pada serabut motorik dan sensorik
4. Klinis / Fisik
penurunan dan kenaikan. Hal ini disebabkan karena asupan pasien yang
kurang dan penurunan nafsu makan sehingga tekanan darah pasien juga
dan aktifitas fisik. Tekanan darah pasien terpantau mengalami turun naik
Asupan RS
1432.3 58.7 32.3 240.3
26-08-2018 Total
1772.1 74.5 36.8 298.4
% Asupan
77.3% 87.6% 96.3% 74.4%
Kategori Asupan Asupan Asupan Asupan
kurang baik baik kurang
Kebutuhan 2293.04 85 38.21 401.3
Asupan RS
1707.4 58.7 31.2 296.4
H2 Asupan LRS
333.9 10.9 17.1 32
27-08-2018 Total Asupan
2042 69.2 48.3 328.4
% Asupan 89.1% 81.4% 126.4% 81.8%
Asupan RS
829.4 22.4 13.3 167.3
H3 Asupan LRS
742.7 18 10.1 146.4
28-08-2018 Total Asupan
1572.1 40.4 23.4 313.7
%Asupan 68.6% 47.5% 61.2% 78.2%
yang diberikan rumah sakit cukup. Hal ini akibat kurangnya nafsu makan
pasien karena penyakit yang dideritanya dan dapat juga karena menu
yang disajikan oleh instalasi gizi tidak sesuai dengan selera pasien.
orang dengan depresi tinggi bisa meningkatkan nafsu makan bahkan bisa
dan Adriani (2017) asupan makanan seseorang dari energi maupun protein
yang kurang bisa juga disebabkan karena rasa kenyang yang lebih cepat.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dyspepsia, yaitu
gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, nafsu makan
pasien sudah kenyang dan mendapatkan makanan dari luar rumah sakit
seperti nasi dan roti manis. Hal ini sejalan dengan penelitian (Dian, 2016)
makanan pokok (nasi atau mie) dan snack (roti, gorengan) mengonsumsi
makanan yang tidak enak dan perilaku pasien yang sering mengonsumsi
1. KESIMPULAN
a. Antropometri :
underweight).
b. Biokimia :
c. Clinis / Fisik :
sudah tidak ada mual, muntah serta nyeri diulu hati selama 3 hari
pengamatan.
d. Dieraty :
sakit.
e. Diagnosa gizi
recall 24 jam pasien yang kurang yaitu energi 77.3 % dan karbohidrat
74.4%.
recall 24 jam pasien yang kurang yaitu energi 66.7%, protein 47.5%,
f. Terapi diet
Rute : Oral
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Pt Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Amiliati, Hesti. 2012. Model Prediksi Tinggi Badan Untuk Kelompok Usia Dewasa
Muda Dengan Menggunakan Predictor Panjang Depa di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Depok
Andre, Yuriko., et al. 2013. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Depresi
Pada Penderita Dispepsia Fungsional. Jurnal Kesehatan Andalas Padang
Dewi, N.L.P.R., Et Al. 2014. Efektivitas Ondansetron Dalam Menangani Mual dan
Muntah Pasca Kemoterapi Metotreksat Dosis Tinggi Pada Pasien Anak
Dengan Leukemia Limfoblastik Akut Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
Udayana University Press . Bali
Habiba, Rizka Amalia dan Adriani, Merryana. 2017. Hubungan Depresi, Asupan,
dan Penampilan Makanan Dengan Sisa Makan Pagi Pasien Rawat Inap
(Studi Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya). Universitas Airlangga.
Surabaya.
Junaidi, Iskandar. 2013. Sakit Kepala, Migrain dan Vertigo Edisi Revisi. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer.
Laksmidewi, Putri., et al. 2016. Neurology In Elderly Hope For Healthy And
Successful Aging. Udayana University Press. Bali
Wahyudi, Kupiya Timbul. 2012. Vertigo. Jurnal Medical Department Pt Kalbe
Farma Tbk. Volume 39 : 10
LAMPIRAN 1
Lampiran 2.1 Formulir Food Recall 1x24 JAM MRS (1 juli 2018)
Nama Hidrat
g kcal g g g
Skrining gizi
Parameter
a. Tidak 0
1 – 5 kg 1
6 - 10 kg 2
11 – 15 kg 3
.> 15 kg 4
a. Tidak 0
b. Ya 1