Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI PADA PENYAKIT STROKE

KELOMPOK 5

NAMA KELOMPOK :

Eva Sulistiawati (191041018)

Fahrurozi Mahendra (191041019)

Maimunah (191041028)

Nur Hayatun Nupus (191041042)

Sukma Yurista (191041056)

DOSEN DAN INSTRUKTUR

Shelly Festilia Agusanty, S.Gz, MPH

Yanuarti Petrika, S.Gz., MPH

Ersi Afrianti, S.Tr.Gz

Mauliana Ulfa, S.Tr.Gz

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK

TAHUN 2022
A. PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI PADA PENYAKIT STROKE
1) Definisi Penyakit Stroke
Menurut World Health Organization (WHO) stroke merupakan gejala yang
didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung 24 jam
atau lebih (Nasution, 2013).
Stroke adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang
membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat (infark) atau pecah.
Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungan dengan
kemampuan makan pasien, seperti dysphagia (sulit menelan) dan
ketidakmampuan makan sendiri karena parese (kelumpuhan). Stroke juga dapat
memengaruhi perilaku makan pasien melalui perubahan kognitif serta gangguan
sensori. Hal hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan status gizi pada pasien
stroke. Untuk mencegah penurunan status gizi dan mencapai gizi yang optimal,
diperlukan penatalaksanaan asupan gizi yang tepat pada penderita stroke.
Asuhan gizi yang keliru merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
stroke. Konsumsi lemak jenuh seperti mentega, biskuit, produk daging, biskuit dan
krim dapat meningkatkan kejadian stroke yang diperantarai peningkatan tekanan
darah. Konsumsi kolesterol yang tinggi akan menyebabkan arteri menyempit dan
dapat menyumbat peredaran darah dalam tubuh Atrherosklerosis merupakan
faktor risiko terjadinya stroke.
Salah satu tatalaksana gizi yang dilaksanakan dalam mengatasi atau mengurangi
faktor risiko dari kejadian stroke dari bahan makanan adalah membatasi konsumsi
lemak. Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak
tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan
kolesterol pada dinding pembuluh darah yang lama kelamaan akan menyumbat
pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah.

2) Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan komplikasi
penyakit
b. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
c. Memelihara keseimbangan cairan & elektrolit (banyak pasien stroke yang
mengalami dehidrasi maupun kekura ngan Natrium)
d. Menurunkan BB jika berlebih.
e. Menyediakan serat untuk mencegah konstipasi

3) Prinsip Diet
a) Energi Cukup
b) Protein Cukup
c) Lemak Cukup
d) Karbohidrat Cukup

4) Jenis Diet
Diet Stroke I
5) Syarat Diet
1. Energi Cukup, yaitu 24-25 kkal/kg BB. Pada fase akut energi diberikan sebesar
1100-1500 kkal/hari, dinaikkan bertahap sesuai kondisi pasien. Gunanya untuk
mengoptimalkan pemenuhan energi dalam mencegah katabolisme.
2. Protein cukup, yaitu sebesar 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam
keadaan gizi kurang maka diberikan 1,2 – 1,5 gr/kgBB.
3. Lemak cukup, yaitu sebesar 20-25% dari total kebutuhan energi. Utamakan
sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu <10% dari
kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.
4. Karbohidart cukup, yaitu sebesar 60-70% dari sisa total kebutuhan. terutama
karbohidrat kompleks dan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah seperti
labu, ubi, singkong, beras merah.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, vit B6, Asam folat, b12, C dan E.
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Dengan penggunaan
natrium dibatasi.
7. Serat diberikan cukup untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah
dan mencegah konstipasi.
6) Bahan Makanan Yang Dianjurkan
a. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh : minyak yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (minyak kacang tanah, minyak sawit, minyak jagung, minyak
kedelai, margarine).
b. Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, nunur, roti, gandum, makaroni, pasta,
kentang, ubi, havermout, sereal.
c. Sumber protein : tempe, tahu, oncom, kacang-kacangan, daging tak berlemak,
ayam tanpa kulit, ikan.
d. Sayuran yang tidak menimbulkan gas : bayam, buncis, labu kuning, labu siam,
wortel, tauge, tomat, kacang panjang.
e. Makanan yang tidak berlemak dan menggunakan santan encer.
f. Makanan yang ditumis lebih dianjurkan daripada digoreng.

7) Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan


a. karbohidrat : produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, kue telur manis
dan gurih.
b. Protein hewani : daging sapi dan ayam berlemak, jeroan, otak, hati, ginjal, lidah,
ikan banyak duri, es krim, susu penuh, sarden, keju, daging ikan dan telur yang
diawetkan dengan garam.
c. Protein nabati : pindakas dan semua produk olahan kacang yang diawetkan
dengan garam atau digoreng.
d. Lemak : margarin dan mentega biasa, minyak kelapa, santan kental, krim dan
produk gorengan.
e. Sayuran : yang menimbulkan gas seperti nangka, kol, sawi, kembang kol, lobak,
daun singkong, daun melinjo dan sayuran mentah.
f. Buah durian dan nangka serta buah yang diawetkan dengan garam seperti buah
kaleng dan asinan.
g. Bumbu yang tajam seperti cabai, mrrica bubuk dan cuka. Bumbu yang
mengandung pengawet garam seperti kecap, terasi, petis, taoco, msg, maggi,
soda, baking powder.
h. Minuman teh, kopi, coklat dalam jumlah banyak dan kental.
B. CONTOH STUDI KASUS DAN PAGT

Studi Kasus Stroke

Ny. H, 60 tahun, didiagnosis mengalami stroke hemoragik. Dari hasil


pemeriksaan fisik didapatkan penurunan kesadaran, tingkat kesadaran Sopor, GCS: E=2
M=2 V= 2. BB 95 kg dan TB 157 cm, dan klien tampak lemah, pucat dan susah makan/
menelan. Hasil pemeriksaan tekanan darah pasien 201/133 mmHg.

Sebelum sakit pasien sering mengonsumsi gorengan, jerohan, dan dalam


seminggu bisa 3 kali mengonsumsi telur ayam. Serhari-hari ia membutuhkan bantuan
seseorang untuk menyiapkan makanan karena tubuhnya bagian kanannya sudah
mengalami kelumpuhan sehingga untuk berjalan pun membutuhkan bantuan
seseorang.

Keluarga pasien mengatakan 8 hari yang lalu tiba tiba pasien tidak bisa bangun
dan tidak bisa berbicara. Kemudian keluarga langsung membawa pasien ke rumah
sakit, 7hari pasien dirawat di bangsal tetapi tidak ada kemajuan sehingga di pindah ke
ICU. Saat ini Ny. H mengasup makanan yang disediakan rumah sakit berupa peptisol
ataudiabetasol melalui NGT.

Menurut keluarga 7 bulan yang lalu pasien pernah dirawat dirumah sakit
Ketika dilakukan pembedahan pada kaki kanannya akibat luka yang ditimbulkan oleh
penyakit Diabetes Melitus yang diderita Pasien. Menurut keluarga pasien, dalam
keluarga tidak ada yang menderita stroke, akan tetapi keponakan pasien menyebutkan
bahwa ayah dari pasien menderita DM semasa hidupnya. Kedua orang tua pasien telah
meninggal, pasien hidup sendiri, dia dirumah bersama seorang yang mengurusinya.
Sedangkan orang orang terdekat adalah, keponakannya, akan tetapi mereka sudah
berkeluarga dantinggal di luar kota untuk mengurus usahanya.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium (23 Mei 2013) :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


Glukosa sewaktu 138 mg/dl 70-140
Urea 17 mg/dl 10-50
Kreatinin 1,08 mg/dl 0,5-1,2
Cholesterol 293 mg/dl 50-250
HDL Cholesterol 58 mg/dl 0-55
LDL Cholesterol 395 mg/dl 0-150
Trigliserida 129 mg/dl 0-150
SGOT 19 u/L 0-37
SGPT 10 u/L 0-42
Asam urat 5,0 mg/dl 3,4-7
K 3,3 mmol/L 3,4-5,4
Na 145 mmol/L 135-155
Cl 113 mmol/L 95-108
HbsAg - Negative

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


WBC 736 103/UL 4,8-10,8
RBC 4,47 1067 UL P : 4,7-6,1
W : 4,2-5,4
HGB 12,0 gr/dl P : 14-18 gr/dl
W : 12-16 gr/dl
HCT 7,0 % P : 42-52%
W : 37-47%
PLT 356 103/UL 150-400

Pemeriksaan Urinalisasi (23 mei 2013)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Warna Kuning Kuning muda – Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Berat jenis 1017 1015-1030
pH 5,5 4,0-7,8
Leukosit 2+ -
Nitrit - -
Protein 3+ -
Glukosa - -
Keton - -
Urobilinogen - -
Eritrosit 3+ -
Sedimen
- Sel epitel 1 1
- Leukosit 10-15 0-5/LPB
- Eritrosit 15-25 0-2/LPB
- Kristal - -
- Silinder
Hyalin + -
Granula + -

Berdasarkan data diatas :


1. Kaji kasus berdasarkan NCP
2. Hitung kebutuhan energi dan zat gizi sesuai dengan kondisi Ny. H
3. Rencanakan intervensi gizi termasuk konsultasi gizi dan menu.
C. PEMBAHASAN

1. Identitas pasien :
Nama : Ny. H
Usia : 60
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
BB : 95 Kg
TB : 157 cm
Aktivitas : minimun karena kelemahan
Keluhan : Keluarga pasien mengatakan 8 hari yang lalu tiba tiba pasien tidak
bisa bangun dan tidak bisa berbicara
Diagnosa : stroke hemoragik
Kondisi Px : Sopor

A. Assesment Gizi
NUTRITION ASSESSEMENT
Antropometri - BB : 95 kg
- TB : 157 cm
- BBI = (157 – 100) – 10% (157 – 100)
= 45,5 Kg
- IMT = 95 kg/ 1,57²
= 38,61 kg/m² (Obesitas/ kelebihan berat badan
tingkat berat)

Biokimia - Kolesterol total = 293 mg/dl (tinggi)


- HDL Kolesterol = 129 mg/dl (tinggi)
- LDL Kolesterol = 395 mg/dl (tinggi)
- Kreatinin = 3,3 mmol/l (rendah)
- CL = 133 mmol/ l (tinggi)
- WBC = 736 10³/UL (rendah)
- HCT = 7% (rendah)

Klinik/ Fisik -
Riwayat Makan Ny. H pemeriksaan tekanan darah pasien 201/133 mmHg.
Sebelum sakit pasien sering mengonsumsi gorengan, jerohan,
dan dalam seminggu bisa 3 kali mengonsumsi telur ayam.

➢ Audit Gizi
-

➢ TEE
= BMR x FA x FS
= 1.282,5 x 1,05 x 1,2
= 1.615,95 kkal

Aktivitas Fisik - mininum karena kelemahan

2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


Protein = 1 gr/kgBBI
= 1 gr x 51,3
= 51,3 gr
% = (51,3 x 4)/1.615,95
= 205,2/1.115,95 = 12,70%

Lemak = 20% x 1.615,95 kkal


= 323,19/9 = 35,91 gr

Karbohidrat = 100% - (%P + %L)


= 100% - (12,70 + 20%)
= 100% - 32,7%
= 67,3% x 1.615,95 kkal
= 1.087,53/4 = 271,88 gr
A. Identitas Masalah
❖ Domain Klinis
NC – 3.3 Kelebihan BB/Obesitas berkaitan dengan asupan energi yang
berlebih ditandai dengan IMT 38,54, kadar kolesterol serum sebesar 293
mg/dl, kolesterol LDL sebesar 395 mg/dl, dan sering mengkonsumsi
gorengan, jeroan dan telur ayam.
❖ Domain Aktifitas dan fisik
Ketidakmampuan dalam mengatur diri sendiri berkaitan dengan adanya
gangguan motorik (stroke) ditandai dengan dysfagia

B. Intevensi
1. Terapi Gizi
a. Tujuan diet
1) Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
2) Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan
ginjal dan dekubitus
3) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Jenis diet
Diet Stroke 1
c. Prinsip diet
- Energi cukup, Protein cukup, Lemak cukup, Karbohidrat cukup
- Vitamin, mineral, cairan dan serat cukup
d. Syarat diet
1) Energi cukup, yaitu 24-25 kkal/kg BB. Pada fase akut energi diberikan
1100-1500 kkal/hari
Fa = 1,05 Fs = 1,2
2) Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB
Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan
1,2-1,5 gr/kgBB. Apabila penyakit diserta komplikasi Gagal Ginjal
Kronis (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 gr/kgBB
3) Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan
sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu <
10% dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.
4) Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total. Untuk
pasien dengan diabetes mellitus diutamakan karbohidrat kompleks.
5) Vitamin cukup, terutama vitamin A, ribolflavin, B6, asam folat, B12, C
danE.
6) Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan
natrium dibatasi.
7) Serat diberikan cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol
darah dan mencegah konstipasi
8) Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas per hari, kecuali pada keadaan
edema dan asites cairan dibatasi. Minum hendaknya diberikan setelah
selesai makan agar porsi makanan dapat dhabiskan. Untuk pasien
dengan disfagia, cairan diberikan secara hati – hati. Cairan dapat
dikentalkan dengan gel atau guarcol.
e. Bentuk makanan
cair
f. Rute
NGT
g. Frekuensi
3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan

2. Terapi Edukasi
a. Topik : - Penerapan Gizi seimbang untuk penyakit Stroke
- Menjelaskan dan memotivasi keluarga tentang
Kondisi dan kebutuhan gizi pasien
b. Sasaran : Ny. H dan keluarga pasien
c. Waktu : 10 – 20 menit
d. Tempat : Ruang Inap
e. Media : leaflet dan food model
f. Bentuk edukasi : Diskusi dan tanya jawab
g. Materi : - Pengertian stroke
- Tipe – tipe stroke
- Penyebab stroke
- Prinsip gizi seimbang untuk stroke
- Komplikasi yang disebabkan oleh stroke

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring
- Memantau asupan makanan yang terasup setiap hari
- Memantau penurunan berat badan selama 1x seminggu
- Memantau pemeriksaan lab terkait kolesterol, kreatinin, cl, wbc, dan HCT
tergantung pemeriksaan yang dilakukan rekomendasi oleh dokter.
2. Evaluasi
- Mengkaji ulang terkait diet yang dilakukan telah berhasil atau tidak
- Mengkaji ulang terkait pelaksaan yang telah dilakukan
- Memantau ulang asupan kebutuhan

PERENCANAAN MENU SEHARI

Waktu Jenis Bahan GR E P L KH


makan makanan makanan
Pagi susu Tepung 50 184 17,9 1,0 25,8
susu skim

snack Susu Tepung 50 184 17,9 1,0 25,8


Sari buah susu skim
Pisang 50 46 0,5 0,3 11,7
ambon
Gula pasir 20 77,4 0,0 0,0 20,0

siang susu Tepung 50 184 17,9 1,0 25,8


susu skim
snack Susu Tepung 50 184 17,9 1,0 25,8
Sari buah susu skim
Pepaya 50 19,5 0,3 0,1 4,9
Gula pasir 20 77,4 0,0 0,0 20,0
Minyak
jagung 10 88,4 0,0 10,0 0,0

malam susu Tepung 50 184 17,9 1,0 25,8


susu skim

snack susu Tepung 50 184 17,9 1,0 25,8


susu skim
Apel 50 29,5 0,1 0,2 7,7
Gula pasir 20 77,4 0,0 0,0 20,0
Minyak
jagung 10 88,4 0,0 10,0 0,0

Kebutuhan 1608,2 60,8 30,0 258,7


asupan 1615,9 51,3 35,91 271,8
% 99,52 118,51 83,54 95,18

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai