Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sinar X abdomen
2. USG
3. Koleskintografi
4. Kolangiografi Transhepatik Perkutan
5. ERCP (Endoscopic Retrograde CholangioPancreatography)
6. MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography)
Penatalaksanaan
Penanganan non bedah
1. Oral dissolution therapy, adalah cara penghancuran batu dengan pemberian
obat-obatan oraL
2. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography), Batu di dalam
saluran empedu dikeluarkan dengan basket kawat atau balon ekstraksi dan
batu dapat dikeluarkan bersamaan dengan tinja
3. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) atau pemecahan batu lewat
gelombang suara
Penanganan bedah
Kolesistektomi laparaskopik, indikasi pembedahan karena menandakan stadium
lanjut, atau kandung empedu dengan batu besar, berdiameter lebih dari 2cm.
Kolesistektomi terbuka, suatu tindakan pembedahan dengan cara mengangkat
kandung empedu dan salurannya dengan cara membuka dinding perut.
Komplikasi
Kolesistis
Kolangitis
Hidrops
Empiema
Kolesisitis
Kolesistitis kalkulus
Kolesistitis akalkulus
Etiologi
• Kolesisitis Akut
• Kolesisitis Kronik
Kriteria Diagnosis Kolesisitis
Gejala dan tanda lokal
Tanda Murphy
Nyeri atau nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
Massa di kuadran kanan atas abdomen
Gejala dan tanda sistemik
Demam
Leukositosis atau peningkatan kadar CRP
Pemeriksaan pencitraan
Temuan yang sesuai pada pemeriksaan USG
Penatalaksanaan Kolesisitis
Antibiotik dapat diberikan untuk mengendalikan
infeksi.
Mengistirahatkan usus atau diet rendah lemak,
Pemberian hidrasi secara intravena
Koreksi abnormalitas elektrolit
Pemberian analgesik dan antiemetik
PATHWAY
TINJAUAN KASUS
Pengkajian Rawat Inap Apel
Pasien dipindahkan ke ruang Apel pada tanggal
04/08/2022 jam 17.00. Pasien dengan diagnosa
Ikterik Kolelitiasis Kolesisitis, DPJP dr. T, SpPD
konsul dr.A, SpB.
Saat dilakukan pengkajian rawat inap, pasien
mengatakan mual mual, napsu makan menurun dan
lidah terasa pahit. Perut terasa tidak nyaman terasa
seperti begah dan ditusuk. Badan terasa lemas.
Pengkajian Rawat Inap Apel
Riwayat penyakit dahulu dan pengobatan
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit pada tahun 2002
sebelumnya akibat usus buntu. Pasien di diagnosa memiliki kolelitiasis sejak
setahun lalu dan konsumsi obat urdahek. Namun sedang berhenti minum obat
sejak 6 bulan lalu.
KIMIA KLINIK
AST/SGOT (Enzimatik 370oC ) 45 U/L 0 - 50
ALT/SGPT (Enzimatik 370oC ) 52 U/L 0 - 50
Gamma GT (Enzimatik 370oC ) Hasil Menyusul
IMUNOLOGI
HBSAg (ELISA) Hasil Menyusul
Anti HV (Elisa) Hasil Menyusul
Pemeriksaan Penunjang
USG abdomen (tgl 29/7/2022)
Hasil Ekspertise :
Hepar; permukaan rata, tak membesar. Struktur gema homogen, hipoekhoik.
Kesan :
Penebatalan sirkuler kolon ascendens disertai limfadenopati
mesenterial
Sugestif gambaran kolesisitis
Pelebaran duktus billier
Penatalaksanaan
Peroral
Urdahek 3x 1 tab (po)
Curcuma 3x 1 tab (po)
Intravena
Antibiotik :
Cefoperazone 3 x 1 gr (iv)
Omeprazole 2x 40 mg (iv)
Diagnosa Keperawatan
1. Nausea berhubungan dengan gangguan
metabolisme lemak dan tekanan intra
abdomen.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
biologi (adanya infeksi).
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum.
4. Resiko jatuh berhubungan dengan kelemahan
umum dan diagnosa medis ≥ 2.
Nausea
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x ... jam tingkat menurun dengan kriteria hasil:
1. Nafsu makan meningkat
2. Keluhan mual menurun
3. Perasaan ingin muntah menurun
4. Perasaan asam dimulut menurun
5. Wajah pucat membaik
6. Takikardia membaik
Intervensi
Manajemen Mual
1. Identifikasi pengalaman mual
2. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis: nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggungjawab peran, dan tidur)
3. Identifikasi faktor penyebab mual
4. Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi dan tingkat keparahan)
5. Monitor asupan nutrisi dan kalori.
Terapeutik
1. Kendalikan faktor penyebab mual
2. Kurangi atau hilangkan keadaanpenyebab mual
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil
Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Nyeri akut
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x ... jam, diharapkan tingkat nyeri menurun, dengan kriteria
hasil :
1. Skala nyeri tidak ada gangguan
2. Ungkapan nyeri tidak ada gangguan
3. Tidak ada kehilangan selera makan
4. Ketegangan otot tidak ada gangguan
5. Ekspresi wajah tidak ada gangguan
6. Istirahat tidak ada gangguan
1. Mandiri
Kaji skala nyeri.
Monitor tanda tanda vital
Observasi reaksi verbal dan non verbal terhadap nyeri
Berikan posisi nyaman
Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi maupun distraksi
2. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian terapi analgetik.
Intoleransi aktivitas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x ... jam, diharapkan toleransi aktivitas, dengan kriteria hasil:
1.Tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
2.Ambulansi baik
3.Tingkat keletihan menurun
INTERVENSI
1. Mandiri :
Pemantauan tanda-tanda vital klien.
Dukungan ambulasi bertahap.
Dukungan kepatuhan minum obat.
Edukasi mengenai latihan fisik
Melibatkan keluarga dalam aktivitas keseharian pasien.
2. Kolaborasi :
Pemberian terapi obat
Kolaborasi dengan fisioterapi jika diperlukan sesuai indikasi pasien.
Resiko jatuh
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x ... jam, diharapkan toleransi aktivitas, dengan
kriteria hasil:
1. Tidak ada gangguan saat berdiri, berjalan, duduk, dari tempat tidur dan saat menuju dan
dari kamar mandi
2. Mempertahankan keseimbangan tanpa bantuan
3. Tepat menggunakan pengaman tempat tidur.
INTERVENSI
1. Mandiri
Monitor kemampuan transfer pasien
Lakukan pengkajian resiko jatuh dan faktor perilaku yang mempengaruhi resiko jatuh
Tempatkan barang sehingga mudah dijangkau dan dekatkan bel untuk memanggil petugas
4/8/2022 Menerima pasien datang dari IGD pasien dr. T Sp.PD konsul dr. A Sp.B
17.00 dengan diagnosa medis ikterik kolelitiasis kolesisitis. Keadaan umum sakit
sedang, kes cm, sklera tampak ikterik, napas spontan, IVFD(+), mual (+),
muntah (-), nafsu makan menurun, akral hangat, nadi teraba kuat, turgor
elastis, abdomen perkusi pekak, eliminasi normal.
Pasien mengeluh perut terasa tidak nyaman begah, nyeri dibagian perut
atas tidak menyebar. Skala nyeri 3 (0-10). Adl dibantu sebagian.
4/8/2022 Dx 4 Memastikan hek bed terpasang dan memberikan gelang kuning ke pasien.
18.00 Menginformasikan pada pasien dan keluarga pencegahan resiko jatuh
Respon : pasien beserta keluarga mampu memahami cara mencegah
terjadinya jatuh
4/8/2022 Dx 1 Melakukan pemesanan diit lnak rendah lemak untuk pasien baru
18.15
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
4/8/2022 Dx Menggganjurkan pasien untuk makan selagi hangat dan
19.00 1,3 melibatkan keluarga jika pasien masih merasa lemas.
Respon : diit pasien diberikan dibantu oleh keluarga,
pasien cukup kooperatif, pasien makan secara perlahan
habis 1 porsi
4/8/2022 Melakukan balance cairan dan evaluasi
20.30
Evaluasi Keperawatan
S : Pasien mengatakan mual-mual dan badan terasa lemas, perut terasa tidak nyaman begah dan
sepert tertusuk, terasa menetap dan bertambah jika posisi berbaring. Pasien mengatakan skala
nyeri 3 (0-10).
O : keadaan umum sakit sedang, cm, akral hangat, nadi kuat, turgor elastis, abdomen perkusi
terdengar pekak, sklera tampak ikterik, IVFD (+) dengan asering : AmHep (2:1)/ 24j, BAK
spontan, BAB (-), ADL dibantu sebagian. Hek bed terpasang TD 133/75 HR 92 T37 RR 20 SpO2
100%
A : Dx1 Nausea
Dx 2 Nyeri akut
Dx 3 Intoleransi aktivitas
Dx 4 Resiko jatuh
P : Intervensi sesuai RAK
Ns. Arindita,S.Kep
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Kegiatan
jam Keperawatan
5/8/2022 Operan dinas dan keliling ke pasien. Keadaan umum sakit
14.30 sedang, kes cm, akral hangat, nadi kuat, napas spontan, turgor
elastis, abdomen tampak kembung dengan suara perkusi pekak,
sklera dan tubuh kuninng, BAK spontan, BAB spontan, ADL
dibantu.
Ns. Arindita,S.Kep
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tanggal
jam
Diagnosa
Keperawatan
Kegiatan
Ns. Arindita,S.Kep
KESIMPULAN