“Hepatitis A”
Oleh DM FK UNUSA :
Dokter Pembimbing :
dr. Lea Maera Shanty, Sp. PD
Anamnesis Pasien
Keluhan Utama: Nyeri perut
Anamnesis Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD RSI Jemursari dengan keluhan nyeri perut, nyeri
perut sudah dirasakan sejak 2 hari SMRS. nyeri perut dirasa lebih terasa di ulu hati dan di perut kanan
bawah. Nyeri seperti ditusuk dan diremas-remas. VAS 9 hingga tidak bisa berkata-kata. Tidak ada faktor
pemberat maupun peringan. Pasien juga mengeluhkan Muntah. Muntah sudah dirasakan sejak 2 hari SMRS.
pada hari pertama pasien mengaku sudah lebih dari 5 kali muntah. Muntah dirasa sehabis makan dan minum.
Muntah berisi cairan dan makanan. Pasien mengaku jika muntah volume nya bisa 1 gelas aqua ( +220 ml ).
Muntah tidak disertai dengan darah. Saat MRS pasien muntah sebanyak >2 kali namun dengan volume lebih
sedikit. Pasien juga Mengeluhkan demam sebelumnya demam dirasa sejak 1 minggu SMRS. demam dirasa
naik turun dan juga hilang timbul. Tidak ada faktor pemberat, pasien sudah meminum paracetamol
sebelumnya. Demam sempat turun namun timbul lagi. Pasien juga mengaku 1 SMRS merasa selalu haus kalau
sering haus tapi saat diminumkan langsung muntah namun saat diruangan sudah tidak dirasakan. pasien
juga mengeluhkan lemas karena nafsu makan pasien menurun berbarengan dengan demam. volume BAK
diduga menurun semenjak sakit. Dengan warna urin keruh.
Anamnesis Pasien
• Riwayat Penyakit Dahulu : -
• Riwayat Penyakit Keluarga : -
• Riwayat Alergi : -
• Riwayat Penggunaan Obat : ever A, foravit.
• Riwayat Kebiasaan : pasien sering makan di luar seperti bakso , mie, soto. Pasien jarang minum,
dalam sehari hanya minum 600 cc. Dan rutin minum kopi 1 hari 2 sachet. Pasien juga sering
menahan pipis.
Pemeriksaan Fisik Pasien
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : lemah
- GCS : E4 V5 M6
Vital Sign
- Tekanan Darah : 99/67 mmHg
- Nadi : 93x/menit teratur
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5°C
- SpO2 : 99%
- BB : 50 TB : 160
Kepala Leher
- Anemis -/- - Bibir kering +
- Ikterus +/+
- Cyanosis -/-
- Dyspneu -/-
- Cowong -/-
Pemeriksaan Fisik Pasien
Paru
- Inspeksi : Simetris (+), Retraksi dinding dada (-/-)
- Palpasi : Pergerakan simetris (+), Fremitus (+/+)
- Perkusi : sonor (+/+)
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
Jantung
- Inpeksi : Distensi vena jugularis (-), Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Pulsasi arteri karotis (+), Ictus cordis teraba di ICS V
anterior axilla sinistra
- Perkusi : Batas jantung
Kanan atas : ICS II Parasternal line Dextra
Kanan bawah : ICS IV Parasternal line Dextra
Pinggang jantung : ICS II Parasternal line Sinistra
Kiri bawah : ICS V Mid Clavicula Line Sinistra
- Auskultasi : S1/S2 Tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik Pasien
Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Bising usus meningkat
- Perkusi : Shiting dullnes (-), Undulasi (-), Hipertimpani (+)
- Palpasi : Hepatomegali (+), Splenomegali (-), Nyeri tekan Epigastrium (+), Mc
Burney (-), Turgor kulit menurun
Ekstremitas
- Akral hangat kering dan ikterus di semua ekstremitas
- CRT <2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
(26/09/2023)
DARAH Hasil Nilai Normal HITUNG JENIS Hasil Nilai Normal
LENGKAP LEKOSIT
Limfosit 17,20 % 25 ~ 40
Eritrosit 4,44 juta/uL 3.80 ~ 5.20
Easinofil 0,40 % 2-4
Hemoglobin 13,50 g/dL 11.7 ~ 15.5
Monosit 8,30 % 2~8
RDW-CV 13,8 % 11.5 ~ 14.5
Neutrofil 74 % 39.3 ~ 73.7
MCHC 34,7 % 32 ~ 36
Pemeriksaan Laboratorium
(26/09/2023)
URINE Hasil Nilai Normal HITUNG JENIS Hasil Nilai Normal
LENGKAP LEKOSIT
Ketone 4+ Negatif
Blood 2+ Negatif
Pemeriksaan Laboratorium
FUNGSI HATI Hasil Nilai Normal FUNGSI HATI Hasil Nilai Normal
(BILIRUBIN)
Bilirubin Total 6,33 mg/dl 0,1 - 1,0 SGOT 674 U/Ll < 35
FUNGSI HATI Hasil Nilai Normal FUNGSI HATI Hasil Nilai Normal
(BILIRUBIN)
Bilirubin Total 3,49 mg/dl 0,1 - 1,0 SGOT 159 U/Ll < 35
FUNGSI HATI Hasil Nilai Normal FUNGSI HATI Hasil Nilai Normal
(BILIRUBIN)
Kesimpulan :
Foto thorax dalam batas normal
Anamnesis • Abdominal pain HEPATITIS A • Ig M anti • Inf RL 28 tpm ● Keluhan • Cuci tangan sesering
• nyeri perut ulu hati- • Vomiting AKUT HAV • Diet TKTP lunak ● Tanda-tanda mungkin
kanan bawah sejak 2 • Febris • USG 2100 kkal vital • Stop jajan dari luar
hari yll • Malaise abdomen • Omeprazole drip ● Fungsi hati • Makan makanan yang
• seperti di tusuk2/di • Anoreksia 1 x 40 mg telah dimasak hingga
remas2 • BAK keruh • Inj matang
• VAS : 9 • Sering jajan di luar Ondansentron 2 • Jangan berbagi
• muntah sejak 2 hari • Ikterus x 8 mg makanan dan
>5x sehari • Urobilinogen ↑ • Tramadol 2x50 minuman dengan
• demam sejak 7 hari • Bilirubinuria mg p.o orang lain
naik turun • SGOT SGPT ↑
• Badan lemas • Hiperbillirubinemi
• nafsu makan a
menurun dan sering • Ig M anti HAV :
minum REACTIVE : 16.52
• BAK menurun dan
berwarna keruh
• RSE: Sering jajan di
luar dan rutin
konsumsi kopi sachet, • Febris ISK ● Kultur • inj. Ciprofloxacin ● keluhan ● Higienitas Genitalia
sering menahan • BAK menurun dan urine 2 x 200 mg ● Monitor TTV ● Banyak minum air
kencing, kurang berwarna keruh ● UL ● Respon ● Tidak menahan
minum air • sering menahan terapi kencing
Pemeriksaan fisik kencing
• K/L: ikterik + • Bakteriuria
• Abdomen : • Hematuria
hipertimpani, • Lekosituria
hepatomegali, nyeri • Eritrosituria
tekan epigastrium
• Akral : ikterus semua
kuadran turgor kulit
menurun
• Malaise Dehidrasi ● SE Inf RL 28 tpm ● Keluhan Klinis ● Keluhan Klinis
• Vommiting ringan sedang ● TTV ● TTV
• Thirsty ec Vomitting
* Rehidrasi ● Tanda-tanda ● Tanda-tanda
• Nafsu makan cairan dehidrasi dehidrasi
menurun (daldiyono) skor ● intake cairan intake cairan cukup
• BAK menurun cukup
• Turgor kulit 2, bb 55 : 733 cc
menurun DALAM 2 JAM
PLANING
TPL PPL ASSESSMENT
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Pemeriksaan Lab
DL
• Limfosit 17,20 %
UL :
• Warna : kuning
kecoklatan
• Kejernihan : agak
keruh
• Bilirubin : +2
• Keton : +4
• Blood : +2
• Protein urine +1
• Urobilinogen 70
mg/dl
• Lekosit urine +2
• Eritrosit 6- 8 plp
• Lekosit 3 - 5 plp
• Epithel 3 - 5 plp
• Bakteri +
Elektrolit serum :
Kalium 3,46mEq/L
Fungsi Ginjal
SK 0,21 mg/dl
BUN 6,9 mg/dL
Fungsi Hati
SGOT 1236 U/Ll
SGPT 1416 U/L
Bilirubin Total 4,94
mg/dl
Bilirubin Direct 4,06
mg/dL
Ig M anti HAV :
REACTIVE
COI : 16.52
Follow up
Tanggal Subjek Objek Assesment Planing
Anamnesis GCS E4V5M6 Hepatitis Diagnosis: Kultur urine, Fungsi Hati, Serum
• Keluhan berkurang TTV : TD : 131/69, N : 68, RR 20, SPO2 A+hematuria ec Elektrolit, USG abdomen, Urinalisis
• Badan sudah tidak kuning : 99, S : 36 susp ISK+
Terapi :
Pemeriksaan Fisik Dehidrasi ringan- • Inf RL 28 tpm
• Kepala: dbn sedang • Diet TKTP lunak 2100 kkal
• Thorax pulmo : dbn • Omeprazole drip 1 x 40 mg
• Abdomen : Hipertimpani, Bising • Inj Ondansentron 2 x 8 mg
usus meningkat. • Tramadol 2x50 mg p.o k/p
• Ekstremitas : AKHM, CRT <2 dtk • inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg
Fungsi Hati Monitoring:
Bilirubin Total 3.49 mg/dL • TTV
Bilirubin Direct 2.36 mg/dL • keluhan pasien
SGOT (AST) 159 U/L • Tanda-tanda dehidrasi
SGPT (ALT) 520 U/L
02/10/2023 Edukasi :
• Cuci tangan sesering mungkin
• Stop jajan dari luar
• Makan makanan yang telah dimasak hingga
matang
• Jangan berbagi makanan dan minuman
dengan orang lain
• Higienitas Genitalia
• Banyak minum air
• Tidak menahan kencing
Follow up
Tanggal Subjek Objek Assesment Planing
Anamnesis GCS E4V5M6 Hepatitis Diagnosis: Kultur urine, Fungsi Hati, Serum
• Keluhan berkurang TTV : TD : 131/69, N : 68, RR 20, SPO2 A+hematuria ec Elektrolit, USG abdomen, Urinalisis
• Badan sudah tidak : 99, S : 36 susp ISK+
kuning Dehidrasi ringan- Terapi :
Pemeriksaan Fisik sedang • Inf RL 28 tpm
• Kepala: dbn • Diet TKTP lunak 2100 kkal
• Thorax pulmo : dbn • Omeprazole drip 1 x 40 mg
• Abdomen : Hipertimpani, Bising • Inj Ondansentron 2 x 8 mg
usus meningkat. • Tramadol 2x50 mg p.o k/p
• Ekstremitas : AKHM, CRT <2 dtk • inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg →STOP
• Dulcolax supp 1x1
Monitoring:
• TTV
• keluhan pasien
• Tanda-tanda dehidrasi
03/10/2023
Edukasi :
• Cuci tangan sesering mungkin
• Stop jajan dari luar
• Makan makanan yang telah dimasak hingga
matang
• Jangan berbagi makanan dan minuman
dengan orang lain
• Higienitas Genitalia
• Banyak minum air
• Tidak menahan kencing
Follow up
Tanggal Subjek Objek Assesment Planing
Anamnesis GCS E4V5M6 Hepatitis Diagnosis: Kultur urine, Fungsi Hati, Serum
• Demam - TTV : TD : 131/69, N : 68, RR 20, SPO2 A+hematuria Elektrolit, USG abdomen, Urinalisis
• BAB semalam 1 x berwarna : 99, S : 36
hitam kecoklatan, konsistensi ec susp ISK+ Terapi :
padat, lendir -, bau -, ampas -, Pemeriksaan Fisik Dehidrasi ● Inf RL 28 tpm
darah - • Kepala: dbn ringan-sedang ● Diet TKTP lunak 2100 kkal
• nafsu makan pasien baik • Thorax pulmo : dbn ● Omeprazole drip 1 x 40 mg
• BAK normal • Abdomen : Hipertimpani, Bising ● Inj Ondansentron 2 x 8 mg
• tidak ada keluhan lainya usus meningkat. ● Tramadol 2x50 mg p.o k/p
• Ekstremitas : AKHM, CRT <2 dtk ● ACC KRS
Monitoring:
● TTV
● keluhan pasien
● Tanda-tanda dehidrasi
● LAB ulang jika meningkat→ KRS
04/10/2023
Edukasi :
● Cuci tangan sesering mungkin
● Stop jajan dari luar
● Makan makanan yang telah dimasak
hingga matang
● Jangan berbagi makanan dan minuman
dengan orang lain
● Higienitas Genitalia
● Banyak minum air
● Tidak menahan kencing -
Follow up
Tanggal Subjek Objek Assesment Planing
Anamnesis GCS E4V5M6 Hepatitis Diagnosis: Kultur urine, Fungsi Hati, Serum
• Demam - TTV : TD : 131/69, N : 68, RR 20, SPO2 A+hematuria Elektrolit, USG abdomen, Urinalisis
• BAB semalam 1 x berwarna : 99, S : 36
hitam kecoklatan, konsistensi ec susp ISK+ Terapi pulang :
padat, lendir -, bau -, ampas -, Pemeriksaan Fisik Dehidrasi ● Tab Omeprazole 2 x 20 mg
darah - • Kepala: dbn ringan-sedang ● Tab Ondansentron 2 x 8 mg
• nafsu makan pasien baik • Thorax pulmo : dbn
• BAK normal • Abdomen : Hipertimpani, Bising Monitoring:
• tidak ada keluhan lainya usus meningkat. - TTV
• Ekstremitas : AKHM, CRT <2 dtk - keluhan pasien
- Tanda-tanda dehidrasi
Fungsi Hati - Pasien KRS
Bilirubin Total 2.70 mg/dL
Bilirubin Direct 1.51 mg/dL Edukasi :
SGOT (AST) 65 U/L ● Cuci tangan sesering mungkin
SGPT (ALT) 184 U/L ● Stop jajan dari luar
05/10/2023 ● Makan makanan yang telah dimasak
hingga matang
● Jangan berbagi makanan dan minuman
dengan orang lain
● Higienitas Genitalia
● Banyak minum air
● Tidak menahan kencing
● Kontrol poli-
i
Tinjauan Pustaka
“Hepatitis A”
DEFINISI
Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati.
Dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun
kelainan autoimun. Hepatitis A adalah hepatitis yang disebabkan oleh infeksi
Hepatitis A Virus.
Di indonesia berdasarkan daya yang berasal dari rumah sakit. Hepatitis A masih merupakan
bagian besar dari kasus-kasus- hepatitis akut yang di rawat yaitu berkisar dari 39,8 - 68,3 %
Sebagian besar terjadi di daerah dengan kebersihan yang buruk dan sanitasi yang buruk
Terjadi melalui rute fekal oral, kontak dengan penderita,atau melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi atau melalui darah (jarang)
FAKTOR RISIKO
● Anak anak yang tinggal di sanitasi yang buruk dan di daerah dengan
kebersihan rendah
● Anak anak yang tinggal di daerah dengan tingginya insiden HAV
● Makanan yang berisiko tinggi (lerang mentah)
● Orang yang bepergian ke daerah endemis
● Tempat penitipan anak
Pembahasan:
Kebiasaan pasien makan makan luar dpat
menjadi faktor risiko hepatitis
ETIOLOGI
❏ Hepatitis A disebabkan oleh hepatitis A
virus (HAV) digolongkan dalam
picornavirus, subklasifikasi hepatovirus
❏ Virus ini termasuk untai tunggal (single
stranded), virus RNA
❏ Diameter 27-28 nm dgn bentuk kubus
simetrik
❏ Replikasi di sitoplasma hepatosit yang
terinfeksi ekskresi lewat bile, menular
lewat feses
Pembahasan:
Bersarkan kebiasaan pasien makan
makanan luar shingga kemungkinan
transmisinya secara enterik (fekal 0ral)
PATOGENESIS
● Transmisi fekal oral → replikasi di
hepatosit
● Receptor binding → uncoating →
virion assembly , maturation, release
→ replication
➔ Sel2 inflamasi
➔ Nekrosis
➔ Lymph node membesar
➔ Cholestatis
➔ Fungsi sintesis hepar menurun
Diagnosis
banding
HEPATITIS A
● Pasien dapat dirawat jalan selama terjamin hidrasi dan intake kalori yang cukup
● Pasien diperiksa tiap minggu selama fase awal penyakit dan terus evaluasi sampai
sembuh.
● Pasien dengan hepatitis akut tidak memerlukan perawatan isolasi. Orang yang
merawat pasien hepatitis akut A dan E harus selalu mencuci tangannya dengan
sabun dan air. Pembahasan:
Terapi yang diberikan pada pasien sifatnya
simtomatik yakni obat anti mual, anti nyeri
dan rehidrasi karena muntah hingga dehidrasi
PENCEGAHAN
Menurut WHO, Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi kedua tersering pada tubuh
sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi
ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki. Ditambahkan oleh (Hooton,
2012). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014, diperkirakan jumlah
penderita penyakit infeksi saluran kemih di Indonesia mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk per tahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru per tahunnya.
1) ketidak mampuan atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan isinya secara
sempurna
2) penurunan daya tahan tubuh
3) peralatan yang dipasang pada saluran kemih seperti kateter dan prosedur sistoskopi.
4) Jenis Kelamin
5) Usia
6) Genetik
7) Kelainan refluks
8) Diabetes Mellitus
9) Penggunaan Kateter
10) Aktivitas seksual
11) Kebiasaan Menahan buang air kecil
12) Kurang minum air putih
Berdasarkan bakterinya :
● E.coli (90%)
● klebsiella sp
● Proteus sp
● Providensiac
● Citrobacter
● P.aeruginosa
● Acinetobacter
● enterococcus faecali
● staphylococcus saprophyticus
Menurut WHO, Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi kedua
tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3
juta kasus dilaporkan per tahun.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014,
diperkirakan jumlah penderita penyakit infeksi saluran kemih di Indonesia
mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya atau sekitar
180.000 kasus baru per tahunnya (Darsono, dkk, 2016).
Cystitis Akut tanpa penyulit Piolenefritis Akut Cystitis akut dengan penyulit
• Pasien dengan cystitis dapat • Manifestasi klinis yang dapat • ISK pada individu dengan
dijumpai keluhan berupa dijumpai berupa demam tinggi adanya abnormalitas
dysuria, frequency, urgency, dan menggigil, nyeri punggung structural (seperti obstruksi
nocturia dan nyeri suprapubik. dan pinggang, kolik abdomen, ureter dan leher kandung
Urin yang ditemukan seringkali mual dan muntah, dysuria, kemih termasuk akibat
keruh, berbau dan juga dapat frequency, dan nocturia. pembesaran prostat,
bercampur darah sekitar 30% Bakteriemia yang terjadi dapat polycystic kidney disease,
kasus. memicu komplemen, system obstruksi batu, atau adanya
pembekuan dan kinin, yang pemakaian kateter ataupun
akhirnya dapat menyebabkan benda asing lannya) maupun
syok septic, disseminated abnormalitas fungsional
intravascular coagulation. (neurogenic bladder oleh
karena cedera spinal, diabetes
mellitus, dan sclerosis
Pembahasan: pada multiple) pada saluran kemih.
pasien keluhan kencing
keruh
Peranan Host
49
Diagnosis
Anamnesis
1. Urinalisis :
Pada pemeriksaan dipstik dapat berbagai cara, diantaranya :
● Uji leukosit esterase, dapat mendeteksi leukosituri 8-10 per lapang pandang besar (lpb)
pada pemeriksaan mikroskopik.
● Uji reduksi Griess nitrat, dengan adanya bakteri dapat mengubah nitrat menjadi nitrit
pada urin.
● Uji reduksi triphenyltetrazolium chloride menjadi triphenylformazan bila ditemukannya
bakteri. Pembahasan: pada
pasien ditemukan
bakteri + pada banyak
pemeriksaan urin
lengkap
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
3. Teknik Pencitraan :
Karena biaya dan tidak begitu akurat, maka pemeriksaan ini dilakukan bila
ditemukannya hal-hal sebagai berikut : kasus-kasus pyelonefritis yang cukup serius dan berulang,
dicurigainya ada kelainan structural, jika infeksi tidak respon dengan terapi, jika dicurigainya ada
obstruksi atau abses.
Tatalaksana
Dehidrasi dapat disebabkan karena kehilangan cairan akibat faktor patologis, seperti
diare. Dehidrasi juga dapat terjadi karena peningkatan kebutuhan cairan tubuh, seperti
demam, suhu lingkungan yang tinggi.
• Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB) turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
• Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma), otot otot kaku, sianosis.
B. Jumlah Cairan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak
diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
keluar dari badan. Kehilangan cairan dari
badan dapat dihitung dengan memakai
Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis
dengan skor. Rehidrasi cairan dapat diberikan
dalam 1-2 jam untuk mencapai kondisi
rehidrasi. Pembahasan: skor didapatkan 2
dengan bb 50 didapatkan melalui
skor daldiyono pasien mendapatkan
rehidrasi cairan sebanyak 700 cc
Source : Barr, dkk. 2017 dalam 2 jam
Komplikasi
● Keluhan yang dimiliki pasien berupa nyeri perut sejak 2 hari dengan disertai mual dan
muntah, rasa haus, BAK Jarang, Nafsu makan menurun menjadi salah satu dasar diagnosis
dari pasien
● Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang ditemukan adanya mukosa bibir kering,
hipertimpani abdomen, bising usus menurun, hepatomegali, nyeri tekan epigastrium, turgor
kulit menurun dan Ikterus dikeempat ekstremitas dan pada pemeriksaan urin dan ig M anti
HAV serta fungsi hati yang meningkat dapat diambil kesimpulan bahwa pasien mengalami
suatu peradangan hati akut atau hepatitis A dengan infeksi saluran kemh dan disertai
dehidrasi karena muntah yang terus menerus
● Terapi yang diberikan bersifat simtomatik ditambah dengan pemberia antibiotik untuk
infeksi saluran kemih.
● Oleh karena itu pasien diberikan edukasi untuk menjaga higienitas dan sanitasi diri dan
lingkungan.
TERIMA KASIH
Jazakumullah Khairan Katsiran
70