GASTROENTERITIS AKUT
Edwinantha Rama Budiharkp
1810221047
Pembimbing : dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD
Identitas Pasien
• No RM : 029921-2013
• Nama : Tn.J
• Tanggal Lahir : 15 Desember 1965
• Umur : 54 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• Alamat : Tugusari 2/11 Kandagan Bawen
• Tgl Masuk : 04 April 2019
• Tgl Keluar : 08 April 2019
Anamnesis dan Px Fisik
IGD
(4/4/2019, 21.50)
Anamnesis Px Fisik
• Pasien datang melalui IGD pada • Vital : TD: 113/72, Nadi: 97, RR: 20,
tanggal 4 April dengan keluhan Suhu: 36.5
utama BAB cair sejak siang hari • Mata: CA-/-
ini. BAB cair > 5x/ hari, cair • Pulmo: SDVes+/+, Ronkhi-, Whz-;
beserta ampas sedikit, lender-,
darah-. Muntah+ 5x. lemas. • Cor: Murmur-, Gallop-, BJ3-
• Riwayat: Hipertensi -, DM-, • Abdomen: BU+Meningkat, Nyeri
tekan epigastrium, Turgor>2dtk
• Eks: AH +/+/-/-, CRT<2dtk
KELUHAN UTAMA
BAB Cair
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan BAB Cair. BAB cair dirasakan sejak 1 hari yang lalu. BAB
sehari kurang lebih >5x. BAB berwarna kecoklatan, cair, menyemprot, ampas + sedikit, lendir -
, darah-, warna kehitaman-
• BAB cair sering didahului dengan nyeri perut. Nyeri perut dirasakan diseluruh perut dan
membaik jika BAB
• Keluhan disertai mual dan muntah sejak onset BAB cair dimulai. Muntah berupa makanan
yang baru dimakan. Muntah darah atau muntah kecoklatan disangkal pasien.
• Pasien mengatakan lemas dan pusing sejak mengalami mencret.
• Napsu makan turun dan kerap merasakan haus. BAK Pasien masih banyak namun berwarna
kekuningan
• Demam-, Batuk-, pilek-, nyeri menelan-, sesak-, nyeri dada-,
• Pasien mengaku makan sehari-hari makan masakan dari istrinya.
Minum air masak dari rumah. Terkadang pasien beli makanan di luar
• BAB menggunakan WC jongkok dirumah tidak dekat dengan dapur.
Pasien kerap tidak cuci tangan sebelum makan.
• Di keluarga dan di lingkungan sekitranya tidak ada yang menderita
keluhan serupa.
• Pasien sudah berobat ke bidan namun keluhan tidak membaik dan
pasien segera datang ke IGD RSUD Ambarawa.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi tidak terkontrol (-)
• Riwayat diabetes mellitus (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat Magh (+)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
• Keadaan umum : tampak lemah, kesadaran compos mentis
• Tanda Vital
• TD : 112/71 mmHg
• Nadi : 78 x/menit, reguler, isi cukup
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,7 0 C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : mesosefal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong-
• Telinga : tidak dilakukan
• Hidung : tidak dilakukan
• Mulut : mukosa lembab, sianosis (-)
• Tenggorokan : tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik
• Leher : KGB dbn, kelenjar tiroid dbn
• Dada : simetris, retraksi (-), jejas (-)
• Cor : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : vesikuler +/+, wheezing (-), ronkhi (-)
• Abdomen : datar, supel, timpani, hepar & lien tidak teraba, BU (+)
meningkat, nyeri tekan (+) regio epigastrium dan
umbilicus
• Ekstremitas : akral hangat (+/+), edema (-/-)
Pemeriksaan Darah Lengkap
Darah Lengkap (05/04/19)
Hematologi Hasil Nilai rujukan
Hb 13.3 13.2 – 17.3 g/dl
Leu 11.9 (H) 3.8 – 10.6 ribu
Erit 4.02 (L) 4.4 - 5.9 juta
Ht 26.8 (L) 40 – 52 %
Trombo 188 150 - 400 ribu
MCV 89.6 (L) 82-98 Fl
MCH 29.2 27-32 pg
MCHC 36.7 32-37 g/dl
RDW 11.7 10 - 16 %
MPV 7.06 7 - 11 mikro m3
Limfosit 10 (L) 25 – 40 %
Monosit 4.49 2–8%
Eosinofil 0.047 (L) 2–4%
Basofil 0.549 0–1%
Neutrofil 9.32 (H) 1.8 – 7.5 %
PCT 0.239 0.2 - 0.5 %
Pemeriksaan Darah Lengkap
Darah Lengkap
Hematologi Hasil Nilai rujukan
SGOT 17 0-50 U/L
SGPT 10 0-50 IU/L
Ureum 49.5 10-50 mg/dL
Kreatinin 1.96 0.62 – 1.1 mg/dL
GDS 127 70-110 mg/dL
Pemeriksaan Urin Lengkap
Urin Lengkap (05/04/19)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODE
Warna Coklat
Konsistensi Lembek
Lendir - -
Darah - -
Leukosit - -
Eritrosit - -
Amoeba - -
Telur Cacing - -
Sisa Makanan ++
Lain-lain -
Pemeriksaan EKG 04/05/2019
Diagnosis
• Diagnosa Banding
• Gastroenteritis Akut ec Virus dengan Dehidrasi ringan-sedang
• Gastroenteritis Akut ec Bakteri dengan Dehidrasi ringan-sedang
• Diagnosa
Gastroenteritis Akut (ec Bakteri) dengan Dehidrasi ringan-sedang
Tata Laksana
• IVFD RL 30 tpm
• Inj. Ceftriakson 2x1 am
• Inj. Ondansentron 2x1 amp
• Inj. Omeprazole 2x1 amp
Tanggal Jam Catatan
5/04/19 06.00 S : Muntah sebanyak 3x/hari, BAB cair > 2x/hari, nyeri perut (+) membaik, demam (-), lemas +, napsu makan
kurang, BAK + biasa
O : CM 100/70, HR : 78, RR : 20, S : 36.5 C, SPO2 : 98%
Abdomen: supel, BU+meningkat, Timpani+, Turgor<2dtk
A : GEA
P : IVFD RL 30tpm, Inj. OMZ 2x1amp, Inj. Ondansentron 2x1amp, Inj. Ceftriakson 2x1amp
6/04/19 06.00 S : Nyeri perut (-), mual (+) muntah (-), BAB cair (-), lemas (+), napsu makan kurang, BAK Biasa
O : CM 110/80, HR : 71, RR : 20, S : 36.7, SPO2 : 98%
Abdomen: Supel, BU+N, Timpani, turgor<2dtk
A : GEA
P : IVFD RL 30tpm, Inj. OMZ 2x1amp, Inj. Ondansentron 2x1amp, Inj. Ceftriakson 2x1amp
7/04/19 06.00 S : BAB -, mual-, nyeri perut-, napsu makan meningkat
O : TD 12/80, HR : 81, RR : 20, S : 36.4, SPO2 : 98%.
A : GEA
P : IVFD RL 30tpm, Inj. OMZ 2x1amp, Inj. Ondansentron 2x1amp, Inj. Ceftriakson 2x1amp.
08/04/19 06.00 S : BAB -, mual-, nyeri perut-, napsu makan meningkat
O : CM (Lemas), TD : 108/81, HR : 87, RR : 20, S : 36.6, SPO2 : 99%.
A : GEA
P : IVFD RL 30tpm, Inj. OMZ 2x1amp, Inj. Ondansentron 2x1amp, Inj. Ceftriakson 2x1amp.
Pasien BLPL
GASTROENTERITIS
• Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian mukosa dari
saluran gastrointestinal ditandai dengan manifestasi diare dan muntah.
• Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih
dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair (kandungan air
pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam)
• Gastroenteritis akut adalah diare dengan onset mendadak dengan frekuensi lebih dari 3
kali dalam sehari disertai dengan muntah dan berlangsung kurang dari 14 hari.
ETIOLOGI
Virus Bakteri Protozoa Non-Infeksi
Nyeri Perut + -
FASE DIARE AKUT
• Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh penuh di abdomen, nausea,
vomitus, berkeringat dan sakit kepala
• Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis, syok, dan lain-
lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala
• Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen berkurang, disertai fatigue
PATOGENESIS
Motilitas
Inflamasi Hipermotilitas
dismotilitas
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja,
lendir dan/ darah dalam tinja, dan baunya.
• Gejala penyerta lain seperti muntah (volume dan frekuensi), kembung, nyeri
perut, kejang, dan demam.
• Buang air kecil terakhir, volume, warna, apakah terdapat riwayat berkemih
dalam 6 – 8 jam terakhir.
• Jumlah cairan yang masuk selama diare, pasien tampak gelisah atau terdapat
penurunan kesadaran, peningkatan/penurunan rasa haus
• Sumber dan jenis makanan dan minuman yang konsumsi sebelum dan
selama diare.
• Anggota keluarga lain penderita di lingkungan sekitar yang mengalami diare.
• Tindakan dan pengobatan apa yang telah diberikan selama pasien
mengalami diare.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan Mikroskopik
• Loperamid
Antimikroba Antidiare • Bismuth
subsalicylate
Antagonis
reseptor 5HT3
Salmonella typhi and S paratyphi Ciprofloxacin 500 mg oral 2 kali sehari, 3-5 hari
Ceftriaxone 1 gram IM/IV sehari
Shigella spp Ciprofloxacin 500 mg oral 2 kali sehari, 3-5 hari
Ceftriaxone 1 gram IM/IV sehari
Shiga toxin producing E coli Peran antibiotik belum jelas malah dapat mencetuskan sindrom hemolitik Uremik, namun sindrom ini juga jarang
terjadi.
Vibrio cholera Tetracycline 500 mg oral 4 kali sehari, 3 hari
Doxycycline 300 mg oral, dosis tunggal
Resisten tetracycline:
Ciprofloxacin 1 gram oral 1 kali
Erythromycin 250 mg oral 4 kali sehari, 3 hari
Lini pertama
Kuinolon (siprofloksasin 2x500) selama 5-7 hari
Sefalosporin (ceftriaxone 2x1gram IV) selama 7 hari
Lini kedua
Kotrimoksazole 2x160 / 800 mg selama 5-7 hari
• Dehidrasi
• Syok hipovolemik
• Hemolytic Uremic Syndrome
PROGNOSIS
• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.