PEMBIMBING :
DR. B SUSANTO SP.PD
Latar Belakang
ABSTRAK DM tipe 2Subclinical Hipotiroid???
hasil
Sampel8528 dibandingkan tanpa DM2
SCH Tsh>4miu/L Resiko SCH meningkat pada
pasien DM2 yang status
DM dikelompokan kontrol gula darah buruk
berdasarkan status HbA1c berdasarkan HbA1c (>9%)
Kesimpulan:
1. prevalensi SCH tidak berbeda jauh antara pasien dengan DM2 dengan populasi umum tanpa DM2.
2. kontrol glukosa yang buruk berdasarkan HBA1c dapat meningkatkan resiko terjadinya SCH khususnya pada
perempuan tua.
PENDAHULUAN
• Ekslusi :
• hipotiroid klinis atau hipertiroid klinis (FT4 > 1.9 atau FT4< 0.9 ng/dl)
• Anemia berat (HB<8 g/dl),
• penyakit ginjal kronik (kreatinin > 1.5),
• abnormalitas fungsi hepar bilirubin direk dan indiriek, aspartate transaminase atau alanine
transaminase)
• abnormalitas tumor marker (alpha fetoprotein > 15 mg/ml, antigen karbohidrat 19-9 >37U/ml,
carcinoembrionik antigen >10mg/ml, antigen kanker 125>35U/ml, PSA >4mg/ml),
• pasien dengan infeksi kronik,
• wanita hamil,
• wanita post-partum,
• penggunaan tionamid, levotiroksin, amiodarone atau litium
DEFINISI OPERASIONAL
PRO:
• shay et al, yang menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara pasien
Kontra
kelompok DM2 dengan
• Beberapa penelitian
kelompok kontrol.
melaporkan disfungsi tiroid
• Penelitian kohort sebelumnya
cenderung lebih sering terjadi
menyatakan bahwa resiko
pada pasien DM, namun
SCH pada pasien DM2 tidak
sebagian besar penelitian ini
lebih besar dibandingkan
mempunyai kekurangan dalam
dengan resiko hiptiroidi pada
kontrol subjel penelitian.
pasien DM2, SCH tidak lebih
sering pada pasien diabetes
namun penelitian lebih lanjut
masih dibutuhkan.
• c
DISKUSI
Hasil: resiko SCH meningkat pada pasien DM2 dengan kontrol gula darah yang buruk,
khususnya pada pasien dengan kadar HBA1c >9% dan hal ini cenderung terjadi pada pasien
perempuan usia lanjut.
PRO:
• Masih sangat sedikit penelitian mengenai status kontrol gula darah dengan
peningkatan resiko SCH pada pasien DM
• Penelitian eksperimental model tikus proteksi stress oksidatif TSH meningkat
• Hubungan antara SCH dengan DM2 nampaknya mempunyai interaksi interdependen yang
kompleks. Penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan.
DISKUSI
pasien kelompok DM dengan SCH mempunyai kadar TAG dan profil HDL yang lebih baik
dibandingkan dengan pasien DM2 tanpa SCH
Namun hasil penelitian kami tidak dapat dijadikan sebagai acuan yakni efek SCH pada
profil lipid karena adanya beberapa keterbatasan. Namun hasil ini dapat dijadikan
sebagai petunjuk untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
DISKUSI
Pada penelitian kami total pasien SCH dengan DM2 adalah sebesar 7.4%
• Pada penelitian di korea sebesar 12.4%??? perbedaan sampel, pada penelitian tersebut salah
satu kriteria inklusi adalah gangguan mikrovaskular dan status kontrol gula darah yang
buruk
KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN
PENELITIAN
KEUNGGULAN KEKURANGAN
• Jumlah sampel besar • Disain cross-sectional
• Tidak mempertimbangkan obat-obatan
yang dikonsumsi pasien sebagai bias
penelitian yang mungkin dapat
mengganggu hormon tiroid
KESIMPULAN DAN SARAN
Prevalensi SCH tidak berbeda secara signifikan antara kelompok DM2 dan kelompok
kontrol. Namun resiko SCH meningkat pada pasien dengan kontrol gula darah yang buruk
terutama pada pasien perempuan usia lanjut. Hasil ini dapat menjadi acuan untuk
mempertimbangkan SCH sebagai konfisi komotbid pada pasien dengan DM2 kontrol gula
darah yang buruk pada pasien perempuan usia lanjut.
Penelitian:
Praktik Klinis:
• Melakukan penelitian mengenai hubungan profil lipid
Mempertimbangkan SCH sebagai kondisi komorbid pada
dengan kejadian hipotiroid dan atau SCH
pasien DM2 sehingga disarankan untuk melakukan
• meneliti mengenai terapi pengganti hormon tiroid dapat
pemeriksaan fungsi tiroid pada pasien DM2 dengan kontrol
meningkatkan kontrol kadar gula darah pada pasien DM2
gula darah yang buruk terutama pada pasien wanita usia lanjut.
dengan SCH
• Mempertimbangkan konsusmsi obat rutin