Anda di halaman 1dari 35

ABSES HEPAR

dr. M. Yusuf, Sp. B-KBD


Bagian Ilmu Bedah
Sub bagian Bedah Digestif
Fakultas Kedkteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh 2022
Identitas Pasien
● Nama : Rafid Hadi
● No CM :1301290
● Usia : 37 tahun
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Alamat : Batoh
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Pegawai Swata
LAPORAN KASUS
● Keluhan Utama: Nyeri perut kanan atas
● Keluhan Tambahan: Kembung
● Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri hilang timbul pada perut
kanan atas yang dirasakan 2 minggu SMRS. Kemudian keluhan nyeri perut disertai kembung
yang muncul 1 minggu SMRS, dam Keluhan semakin memberat 2 hari SMRS. Sebelumnya
pasien berobat ke praktik perawat dan diberikan cairan infus namun keluhan tidak kunjung
membaik. Pasien juga mengeluhkan badan terlihat kuning dan juga terasa lemas. BAB seperti
dempul disangkal. BAK berwarna pekat seperti teh. Nyeri saat berkemih disangkal. Keluhan
demam disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat DM dan Hipertensi
● Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit kuning , trauma pada abdomen juga disangkal
● Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada dalam keluarga dengan keluhan yang sama
● Riwayat Pengobatan: Pasien berobat ke praktik perawat dan diberikan cairan infus
● Riwayat Kebiasaan Sosial: Pasien bekerja di lokasi konstruksi. Pasien merokok 1 bungkus/ hari
dan memiliki kebiasaan sering makan makanan gorengan dan berminyak.
● Kesadaran : Compos Mentis
● TD : 112/72 mmHg
● HR : 87 kali/menit, reguler, kuat angkat
● RR : 20 kali/menit
● Suhu : 37 °C

● Kepala : Normocephali
● Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
● Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)
● Mulut : Sianosis sentral (-)
● Leher : Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax :
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Ves (+/+), rh (-/-), wh(-/-) dikedua lapangan paru

Jantung:
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung atas pada ICS II linea parasternal sinistra
Batas jantung kanan ICS IV linea parasternal dextra
Batas jantung kiri pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, murmur (-)
 
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen:
Inspeksi : Simetris, terpasang selang drain pada perut kanan, Ikterik (+), benjolan (-)
Auskultasi : Bising usus normal, 3 kali per menit
Palpasi : Hepar teraba besar 4 cm dibawah arcus costae, konsistensi keras, tepi tumpul, permukaan rata,
nyeri tekan (+)
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)

Ekstremitas:
- Superior : Ikterik (+/+), nyeri tekan (-/-), Edema (-/-)
- Inferior : Ikterik (+/+), nyeri tekan (-/-), Edema (-/-)
LABORATORIUM
Hasil : Hasil : Hasil : Hasil :
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan
27-02-2022 05-03-2022 27-02-2022 05-03-2022
Hematologi PT 13 19,00 11,5-15,5 s
Hemoglobin 13 g/Dl 10,2 12,0-15,0 APTT 32,6 30,8 26-37,0 s
Hematokrit 36% 29 37-47 HBsAg Non reaktif Non reaktif
Eritrosit 4,3 x 106/mm3 3,4 4,2 – 5,4 Kimia Klinik
Trombosit 453 x 10 /mm
3 3
354 150-450 Bilirubin total 6,5 mg/dL 0,3-1,2
Leukosit 21,5x 103/mm3 28,13 4,5-10,5 Bilirubin direk 4,09 mg/dL <0,52
MCV 82 fL 86 80-100 Bilirubin indirek 2,41 mg/dL
MCH 30 pg 30 27-31 SGOT 71U/L 107 <31
MCHC 37 % 35 32-36 SGPT 97 U/L 100 <34
RDW 8,5% 15,4 11,5 – 14,5 Ureum 16 mg/dL 52 13 - 43

Hitung Jenis Kreatinin 0,80 mg/dL 0,5 0,51 – 0,95

Eosinofil 0 0 0-6 Natrium 143 mmol/L 135 132 – 146

Basofil 1 0 0-2 Kalium 3,90 mmol/L 4,7 3,7 – 5,4


Klorida 112 mmol/L 108 98 - 106
Netrofil batang 1 1 2-6
Kalsium 6,4 8,6-10,3 mg/dL
Netrofil segmen 93 94 50-70
Magnesium 1,8 1,6-2,6 mg/dL
Limfosit 3 3 20-40
Monosit 2 2 2-8 Gula Darah Sewaktu 101 mg/dL <200
Pemeriksaan penunjang
TATALAKSANA
 IV Metronidazole 1500 gr/ 12 Jam
 IV Sefoperazone Sulbactam 1 gram/ 8 Jam
 IV Omeprazole 40 mg/ 12 jam
 IV Novalgin 1 Gram/ 8 jam
 IV Albumin 25% 1 Fl/ hari
 Dulcolax Tablet/ 8 Jam
 Curcuma Tablet/ 8 Jam
Definisi
Proses infeksi nekrosis di sentral dgn debris seluler dikelilingi infiltrasi
lekosit & limfosit yang masif, di luarnya ada proliferasi fibroblastik
membentuk jaringan ikat.

Abses pada hati terbagi dua:


 Abses Hati Amebik
 Abses Hati Piogenik
“Abses hati amuba merupakan penyulit
ekstraintestinal yang paling sering terjadi.
Aliran darah dari usus akan menuju ke
hati, terutama lobus kanan atas. Oleh
sebab itu, organisme yang berada di
submukosa usus dapat sampai ke hati.”
● Epidemiologi :
● - Insidensi di RS di Indonesia 5-15 pasien/th
• - Di Amerika Serikat sebagian dari imigran dari daerah endemis, sekitar 2% hingga 5% pasien
dengan amebiasis usus dapat berakhir dengan abses hati.
• - Di seluruh dunia, daerah dengan tingkat infeksi tinggi termasuk India, Afrika, Meksiko dan
bagian dari Amerika Tengah dan Selatan
● Pria : Wanita = 3 : 1 s/d 22 : 1
● Etiologi : Entamoeba Histolitika
● AHA : Komplikasi ekstra intestinal Amebiasis Intestinalis (1-25%)
● Entamoeba Histolitika :
 Kista (tahan kering & asam)
 Vegetatif (tropozoit), aktif bergerak memakan eritrosit, mengandung protase : hialuronidase &
mukopolisakaridase yg mendistruksi jaringan.
PATOGENESIS
 Cara penularan fekal oral

 Di usus tropozoit (E.proteolitik)  ulkus mukosa  aliran


darah porta  ke hati. Amoeba tersangkut menyumbat venula
porta intra hepatik  infark hepatosit.

 E. Proteolitik melisis parenkim hati  abses. Disentralnya


terjadi pencairan jaringan hati yg nekrotik berwarna coklat
kemerahan (anchovy sauce)

 Amoebanya didinding abses.

 Infeksi sekunder 25% AHA  purulen.


MANIFESTASI KLINIS

1. Demam Intermitten
5. Ikterus

2. Nyeri perut kanan atas kadang disertai


mual, muntah, anoreksia, penurunan BB
6. Berak darah

3. Anoreksia
7. Penurunan Berat badan

4. Nausea 8. Malaise, myalgia, atralgia


PEMERIKSAAN FISIK

Ikterus

Febris

Malnutrisi

Hepatomegali

Nyeri tekan Hypokondrium Kanan Atas

Fluktuasi
KRITERIA DIAGNOSIS SHERLOCK (1969)
 Hepatomegali nyeri tekan
 Respon baik thd Amebicid
 Lekositosis
 Peningkatan diafragma KA & pergerakan kurang
 Aspirasi PUS
 USG rongga dalam hati
 Seroamuba (+) 1/128
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Labororium
 Leukositosis, peningkatan serum transaminase, alkali fosfatase.

 USG
 Dapat menentukan ukuran abses, memprediksi ketebalan nanah bersifat non invasif dan sensitivitasnya
tinggi (80-90%) untuk mendapatkan lesi hipoechoic dengan internal echoes.

 CT-Scan Kontras
 Untuk mendiagnosis abses yang lebih kecil dapat melihat seluruh kavitas peritoneal.

 Tes Serologi
 Elisa.
DIAGNOSA BANDING

 Kista hepar
 Kegenasan pada hati
 Abses hati piogenik
TATALAKSANA
 Terapi Medikamentosa
● Metronidazole 3 x 750 mg per oral selama 7-10 hari.
● atau
● Nitoimidazole kerja Panjang (Tinidazone 2gram PO
dan ordidazole 2 gram PO)

 Terapi Operatif
 Aspirasi Jarum Perkutan
 Drainase Perkutan
 Drainase Operasi
 Reseksi Hati
KOMPLIKASI

● Tanpa terapi, abses akan membesar, meluas ke diafragma atau ruptur ke kavitas
peritoneal :
1. Ruptur Abses kedalam : Regio toraks , menyebabkan : Fistula hepatobronkial, Abses paru,
Empiema ameba.
2. Perikardium, menyebabkan : Gagal jantung, Perikarditis, Tamponade Jantung.

3. Peritoneum, menyebabkan : Peritonitis Asites.


PROGNOSIS

Abses hati amuba merupakan penyakit yang sangat treatable, angka kematian <1 % bila
tanpa penyulit.

Penegakan diagnosis yang terlambat memberikan penyulit abses ruptur sehingga


meningkatkan angka kematian, ruptur ke dalam pertonium angka kematian 20 %,
ruptur ke dalam perikardium angka kematian 32-100 %..
ABSES HATI
PIOGENIK
● Epidemiologi :

 Prevalensi autopsi antara 0.29-1.47%


 Di RS antara 0.008 – 0.016%

Etiopatogenesis :
 Infeksi pelvis/gastrointestinal 
pileflebitis/emboli septik vena porta.
 Sumbatan sal. Empedu  cholangitis septik
 Infeksi langsung : luka penetrasi, fokus septik
berdekatan misal : abses perinefrik.
 Umumnya multipel pada dua lobus, 52.3%, lob.kanan 41.8%, lob.kiri
4.8%.
Peradangan perihepatitis  perlengketan
 Flebitis v.porta & cab.nya atau cholangitis & cabnya.
 Histologis nekrosis central dikelilingi lekosit & limfosit yg masif, diluarnya
tdp proliferasi fibroblastik membentuk jaringan ikat.
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK

Demam
Hepatomegali

Menggigil
Nyeri tekan perut kanan
Nyeri Perut
Ikterus
Nausea Vomitus
Kelainan paru
Berat Badan menurun

Anoreksi

Malaise
PEMERIKSAAN FISIK

Leukositosis

Anemi

Peningkatan Alkali Phosphat

Albumin < 3gr

Protombin time memanjang


Rontgent Foto Thorax/ BNO :
 Diafragma kanan meninggi
 Efusi pleura kanan
 Atelektasis basiler
 Emfiema atau abses paru
 Abses lobus kiri mendesak kurvatura minor

USG : Gambaran Abses multipel


KOMPLIKASI
 Septikemi/ Bakteriemi 45 – 86%
 Ruptur Abses  peritonitis generalisata
 Kelainan pleura pulmonal 15%
 Lain-lain : gagal hati, perdarahan rongga abses,
hemobilia, empiem, fistula hepatobronkial ruptur ke
perikard, ruptur retro peritonium
PENGELOLAAN
Pencegahan :
 Dekompresi obstruksi bilier
 Ligasi arteri hati, beri A.B
 Sepsis intra abdominal segera diatasi
Terapi definitif :
 Drainase abses aspirasi perkutan dgn tutunan USG
 A.B masif sesuai dgn perkiraan bakterinya
 Kombinasi:
 Ampicilin+ Aminoglikosida+ Metronidazole. Atau Sefalosphorin generasi
ketiga + Metronidazole.
 Prognosis : Faktor yg berpengaruh
 Usia
 Lokasi & jml abses
 Peny. Dasarnya & komplikasinya
 Drainase
 Bakteriemi polimikroba
 Gangguan faal hati
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai