Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

• Pasien trauma yang nyata, ditolong dan dirawat lebih awal oleh personil
yang terampil akan sembuh lebih cepat dibandingkan pasien yang
perawatannya tertunda. Demikian pula halnya dengan pasien luka bakar
maupun trauma lainnya.
• Luka bakar merupakan suatu tantangan bagi para tenaga kesehatan. Selain
perjalanan penyakit suatu bentuk trauma dan ketidaknyamanan yang nyata,
gangguan permanen pada penampilan dan fungsi diikuti oleh
ketergantungan, kehilangan pekerjaan dan ketidakpastian masa depan.
Masalah ini tidak hanya dihadapi oleh pasien, namun juga keluarga mereka
dan orang di sekitar.
Epidemiologi dan Etiologi
• Satu Persen penduduk Australia dan Selandia Baru (220. 000) menderita
luka bakar dan membutuhkan perawatan medis setiap tahunnya. Dari
mereka, 10% memerlukan rawat inap, dan 10% dari tergolong luka bakar
berat yang mengancam jiwa.
• Sebagian besar luka bakar untuk semua kelompok usia terjadi di rumah.
Penyebab umum luka bakar pada anak:
- Air panas 55%
- Kontak listrik 33%
- Api 18%

Penyebab umum luka bakar pada dewasa:


- Api 44%
- Air panas 28%
Respon lokal pada luka bakar
Respon lokal
• Berdasarkan model Jackson:
• Zona Koagulasi (zona nekrosis) => terjadi koagulasi protein sel
yang menyebabkab kematian sel
Respon lokal dan Sistemik pada Luka Bakar
• Zona Stasis => gangguan mikrosirkulasi jika tidak ditatalaksana
dapat menjadi nekrosis karena pelepasan mediator inflamasi
• Zona Hiperemis => dilatasi pembuluh darah menyebabkan
warna kemerahan
Respon Sistemik pada Luka Bakar
• Peningkatan permeabilitas kapiler karena pelepasan mediator inflamasi oeh
endotel, leukosit dan trombosit.
• Terurainya substansi intersel => peningkatan tekanan osmotik koloid
interstisium
• Hipovolemia terjadi karena kebocoran cairan dan protein ke ruang
interstisium
• Hipermetabolik karena sekresi kortisol
• Imunosupresi => infeksi
• Vasodilatasi menyebabkan:
– Peningkatan tekanan hirostatik kapiler
– Pembuluh kapiler terbuka
– Dinding kapiler meregang => celah antar sel endotel
Asesmen Luka
Asesmen Luka
Resusitasi Cairan
• Sekuestrasi cairan ke jaringan => edema + evaporative loss => defisit volume =>
hipovolemia => acute kidney injury
• Evaluasi resusitasi cairan : produksi urine (0,5 mL/kgBB/jam dewasa, 1 mL/kgBB/jam
anak)
• Resusitasi Cairan
– Dewasa :3-4 mLx BBx %luas luka bakar
– Anak : 3-4 mLx BBx %luas luka bakar + maintenance glukosa 5% + 20 mmol KCl dalam Saline
0,45%
• 10 kg pertama 100 mL/kg
• 10-20 mg 50 mL/Kg
• Note:
– Kalkulasi dihitung sejak mulai terjadi cedera
– Diberikan dengan 2 kanul besar pada daerah yang tidak luka bakar
– Setengah dari kebutuh diberikan 8 jam pertama setengan diberikan 16 jam berikutnya
– Koloid (albumin 5%) dapat diberikan:
• 0,5 mL albumin 5% x BB x %luka bakar
Tatalaksana
• Tujuan : memperkecil terganggunya fungsi lokal
maupun sistemik efektif dilakukan pada 3 jam pertama
• Prinsip:
– Menghentikan proses pembakaran
• Luka bakar api: penderita berguling (stop, drop cover & roll
technique)
• Luka bakar air panas: lepas baju/area terkena segera
– Menurunkan suhu luka dengan air mengalir suhu 8-25C
• Menyemprotkan air
• Handuk basah (mudah panas, sehingga harus sering diganti)
• Hidrogel
Manajemen Awal
• Ekstremitas => Elevasi untuk mengurangi edema
• Perineum => pemasangan kateter untuk mencegah kontaminasi
• Kepala dan leher => elevasi kepala untuk menghambat edema
saluran nafas atas
• Eskarotomi => sayatan pada luka bakar yang mengenai seluruh
ketebalan kulit yang menyebabkan elastisitas kuit hilang
• Trunkus => bila ekstensif dapat menyebabkan elastisitas dan
compliance paru menurun => penurunan ventilasi
• Ekstremitas => luka bakar sirkumferensial=> edema bawah kulit
yang tidak elastik => gangguan sirkulasi => gangguan perfusi =>
kematian jaringan bagian distal dpat disertai dengn sindrom
kompartemen
Prosedur Eskarotomi
• Dalam kondisi steril tanpa anestesi
atau anestesi lokal pada daerah
normal di dekat luka
• Alat: pisau atau elektrokauter,
klem arteri, benang
• Tentukan lokasi sayatan sesuai
posisi anatomis
• Lengan : supinasi dan sayatan di
depan epikondilus medial
• Tungkai: insisi di belakang maleolus
medial

Anda mungkin juga menyukai