Anda di halaman 1dari 48

Luka Bakar

Dr.Ulfa Elfiah,M.Kes,SpBP-RE
Fakultas Kedoteran Universitas Jember

PENDAHULUAN
Luka Bakar
Angka kejadian luka bakar:
• Thermal Burn
• USA 0,5%, Australia1% – Gas
• Asia27% berkonstribusi – Cairan
terhadap kematian luka bakar – Bahan padat
di dunia • Chemical Burn
• Electrical Burn  sengatan listrik
• Soetomo ,surabaya106 • Radiation Injury
kasus (thn 2000)

• Kariadi, semarang250
kasus ( thn 2010) Kulit, mukosa, otot, tulang
Faktor Resiko

Jenis Sosial Ekonomi <<


Kelamin Status Kesehatan <<
Wanita>Pria
Usia
Anak-anak+ Wanita
dewasa muda
Patofisiologi

• Zona nekrotik
Respon Lokal • Zona Statis
• Zona Hiperemi

- Sirkulasihipovolemi
- Respirasi ARDS
Respon - Hipermetabolik
Sistemik - Gangguan barrier usus
- Sistem imun
imunosupresi
Patofisiologi Luka Bakar
• Perubahan permeabilitas kapiler yang berfungsi
disebabkan oleh mediator inflamasi lokal
maupun sistemik Cairan intravaskuler bocor
ke interstitial  Edema jaringan  perfusi
jaringan 
• Penurunan volume plasma  CO   aliran
darah ke perifer berkurang  perfusi jaringan 
• Evaporasi cairan yang berlebihan
• Gangguan keseimbangan elektrolit
Perubahan pada Mikrosirkulasi
• Awalnya terjadi kehilangan cairan plasma 
menurunkan aliran darah
• Diikuti vasodilatasi kapiler di perifer
• Peningkatan permeabilitas kapiler akibat
mediator inflamasi endogen (histamin,
serotonin)  edema (puncaknya pada 8-12 jam
pertama) dan kebocoran protein ke rongga
interstisial  hipoproteinemia  menurunkan
tekanan onkotik  cairan pindah ke interstisial
Penanganan Luka Bakar

Pre-Hospital

Hospital

Akut Subakut Lanjut


48-72 jam pasca 14-21 hari Penyembuhan
trauma pasca trauma luka 8-12 bln
Pertolongan Pertama

Menghentikan proses
Menurunkan suhu

Pre hospital
Hospital
! Trauma inhalasi( luka bakar wajah, bukti sputum,suara serak) tanda
distress pernafasanendotracheal tube/tracheostomi
Menggunakan
cairan fisiologis
& koloid Ditentukan
oleh luas
luka & BB
bakar
RESUSITASI CAIRAN DALAM
LUKA BAKAR
Tujuan
• Mencegah syok dengan memberikan cairan
yang adekuat tanpa overload sistem vaskuler/
tanpa edema
• Mempertahan volume dalam sirkulasi  penting
untuk CO, perfusi organ/ jaringanMencegah
iskemia pada organ
• Mempertahankan perfusi jaringan pada zona
stasis dan mencegah luka bakar menjadi lebih
luas/ dalam
William C, Fluid resuscication in burn patient, April 2008
Indikasi
• Derajat : Luka bakar grade II dan III
• Luas : >10% (anak)
> 15% (dewasa)
dihitung berdasarkan rule of nine (1 telapak tangan= 1%)
dan skema Lund-browder
• Luka bakar listrik
• Luka bakar dengan trauma inhalasi
Rule of Nine
Skema Lund &
Browder
Klasifikasi Luka Bakar
Grade I

Grade II A

Grade II B

Grade III
Penilaian Luka Bakar

KedalamanKlinis
Penilaian Luka Bakar

Luka Bakar
derajat I

Luka Bakar
derajat IIa

Luka Bakar
Luka Bakar derajat III
derajat IIb
F: Resusitasi Cairan 24 jam I
• Estimasi jumlah cairan yang dibutuhkan
berdasarkan luas luka bakar dan berat badan
pasien (BB : Estimasi BB sebelum terjadinya luka bakar)
• Pertahankan :
- MAP > 85 mmHg - Suhu : 36 – 38 C
- Nadi < 130
- Urine output : 0,5-1 mL/kg/jam (dewasa)
1-2 mL/kg/jam (anak)
• Elevasi kepala dan ekstremitas
Resusitasi Cairan 24 jam II
• Permeabilitas kapiler kembali ke normal
secara gradual
• Koloid diberikan utk 8 jam berikutnya
(untuk memperkecil volume diberikan)
– pada luka bakar mayor (> 30% dari TBSA)
– 0.5 ml x Kg x % LLB
• Jam ke-32  D5% + pengganti nutrisi
(membutuhkan pengukuran serial dari SE,
urea, albumin)
Kolloid
• Tidak direkomendasikan pada 24 jam
pertama --->kontroversi
• meningkatkan kebocoran kapiler
disebabkan koloid terjebak di rongga
interstitial
• Peningkatan third spacing dan edema
Pemberian Cairan
Modifikasi Moncrief
2ml x BSA(%) x weight (kg)

Cairan ditambah kebutuhan


faali

Pemberian koloid pada jam


ke-18 500-1000ml dextran

Dewasa
Cairan Rl:Koloid=17:3
diberikan bersama
anak
Formula Resusitasi Cairan pada Luka Bakar

Formula Cairan 24 jam I Kristaloid 24 jam II Koloid 24 jam II

Parkland RL at 4 mL/kg per 20-60% Titrated to


percentage burn estimated plasma urinary output of
volume 30 mL/h
Evans NS at 1 mL/kg per 50% of first 24- 50% of first 24-
percentage burn, hour volume plus hour volume
2000 mL D5W*, 2000 mL D5W
and colloid at 1
mL/kg per
percentage burn
Formula Resusitasi Cairan pada Luka Bakar

Formula Cairan 24 jam I Kristaloid 24 jam Koloid 24 jam II


II
Slater RL at 2 L/24 h plus
fresh frozen plasma
at 75 mL/kg/24 h

Brooke RL at 1.5 mL/kg per 50% of first 24- 50% of first 24-
percentage burn, hour volume hour volume
colloid at 0.5 mL/kg plus 2000 mL
per percentage burn, D5W
and 2000 mL D5W
Manajemen Myoglobinuria & Hemoglobinuria

• Akibat luka bakar listrik tegangan tinggi


• Tambahkan Mannitol 12,5 gr/ L cairan infus
• Pertahankan urine output 2 mL/kg/jam atau
75-100 ml/jam
• Natrium bikarbonat 50 meq) /L cairan infus
Monitoring Resusitasi
• Tekanan darah:
• Heart Rate:
• Hemoglobin & hematocrit:
• Analisa gas darah (luka bakar > 30% BSA)
• Urine Output
Dewasa (0.5-1 ml/kg/hr) dan anak (1-2 ml/kg/hr)
• CXR: setiap hari selama 6-7 hari pertama
• EKG:
Pada luka bakar listrik dan luka bakar dengan
penyakit kardiovaskuler
Komplikasi Resusitasi Cairan
• Jika terjadi kelebihan resusitasi cairan,
dapat menyebabkan komplikasi :
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan keseimbangan elektrolit
Sindroma Compartment
Edema paru
Efusi pleura
Perawatan Luka Emergensiinitial
management

Tidak perlu perawatan dengan


balutan modern

Setelah evaluasi segera tutup dengan


pembalut + antimikroba
INITIAL MANAGEMENT
II. Escharotomy
• Indikasi : luka bakar full-thickness
circumferential
- ekstremitas  mengancam perfusi
tungkai
- dinding dada  mengancam ventilasi
• Hati-hati terhadap saraf superfisialis
• Insisi hanya sampai eschar, bukan fascia
28
29
INITIAL MANAGEMENT
III. Topical wound agent
• Pemilihan bahan tergantung kedalaman
luka bakar
• Antibiotik profilaktik sistemik tidak
memiliki peranan dalam manajemen luka
bakar ok eschar tidak memiliki
mikrosirkulasi
• Antimikroba topikal dengan spektrum luas
untuk meminimalkan kolonisasi kuman
30
pada luka
INITIAL MANAGEMENT – topikal
antimikroba
• Silver sulfadiazine
- tidak penetrasi ke dalam eschar
- ES : lekopeni, alergi
• Mafenide
- penetrasi ke dalam eschar
- ES : nyeri
potent carbonic anhydrase inhibitor 
metabolik asidosis  mengacaukan
pemakaian ventilator 31
INITIAL MANAGEMENT
– topikal antimikroba
• Siver nitrate
- painless
- ES : menimbulkan warna hitam
hyponatremia & hypochloremia
methemoglobinemia
• Bacitracin, neomycin, polymyxin B
- luka bakar gr I daerah wajah
• Mupirocin (Bactroban)
- efektif untuk MRSA 32
Perawatan Definitif

Perawatan Spesialistik
Unit Luka Bakar
Kriteria Rujukan Luka Bakar
Criteria for Referral to a Burn Center

Orgill D. NEJM 2009;360:893-901


Penanganan Fase Sub akut
• Berlangsung setelah fase syok
tertatasi

• Permasalahan :
– Infeksi
– Perawatan Luka
– Nutrisi
Infeksi
• Kerusakan jaringan kulit  barier
fisik jaringan terganggu 
bakteri dermis translokasi ke
saluran limfatik  pembuluh
darah  bakteriemi tanda
klinisSIRSSepsis

• Antibiotik sesuai kultur


lokal & sistemik
• Fase sub akut Flow phase / Fase
Hipermetabolik :
- pemakaian energi ↑
- aktivitas saraf simpatik ↑

Luka bakar > 40%  penururnan BB >20%


bila asupan nutrisi tidak adekuat

Kerusakan jaringan kulit  proses


penguapan dan proteksi terhadap tubuh
terganggu  penguapan berlebih
Evaporasi pada luka bakar:
120-180 g/m2/jam

Evaporative Water Loss (tertutup):


(25+%LB) x BSA
2
• Gangguan metabolisme karbohidrat
 luka bakar > 30%  proses
Glikogenolisis ,Glukoneogenesis,
gangguan toleransi glukosa  hiperglikemi
(burn Pseudodiabetes)

• Gangguan metabolisme protein


Luka bakar  proteolisis  ekskresi
Nitrogen urine ↑ kadar protein ↓
Perkiraan kebutuhan energi
• Rumus Curreri
(25x BB) + (40x %LB) kkal/ hari

• Rumus Shutterland (anak-anak)


(60xBB) + (35x%LB) kkal / hari
Pemberian nutrisi :

Per oral paling ideal : efisien, resiko


minimal, murah
• Syarat :
-Bising usus baik
-Dengan pemasangan NGT, produksi
<300ml/24jam

Per enteral : bila nutrisi per oral tidak


memenuhi
Penutupan Luka
• Preparasi bed Luka
– Debridement
– Bacterial balance  < 104 / gr jaringan
– Exudate management  highly
absorbent dressing

Penutupan bed lukaSkin grafting


 Split Thickness Graft sering digunakan
 Dapat menutup defek luas
Luka Bakar Fase Lanjut
• Problem:
– Parut hipertropik
– Keloid
– Kontraktur

Parut Abnormal
• Teori : ketidakseimbangan sintesis kolagen dengan
degradasi kolagen
– Sintesis meningkat, degradasi tetap
– Sintesis dan degradasi meningkat, sintesis >degradasi
– Sintesis normal, degradasi menurun
43
 Akumulasi kolagen
Parut Hipertropik vs Keloid
Parut Hipertropik Keloid
• Penonjolan terbatas pada • Penonjolan melewati
daerah bekas luka batas luka

• Maturasi (+), cenderung • Maturasi (-), parut bisa


regresi seiring waktu berkembang lebih besar

• Ukuran parut sesuai • Cedera minimal bs


dengan besarnya cedera menimbulkan parut yang
besar

44
Parut Hipertropik vs Keloid
Parut Hipertropik Keloid
• Timbul karena • Tidak tergantung gerak
pergerakan
• Predileksi : bahu, telinga,
• Predileksi pada area punggung, dada
yang menyebrang
permukaan yang bisa
ditekuk (sendi, abdomen)
• Pembedahan dapat
membuat keloid menjadi
• Ada perbaikan dengan lebih buruk
pembedahan
45
Kontraktur
• Definisi : pengkerutan atau
pemendekan (tightening) patologis
otot, tendon, ligament, atau kulit yang
mengakibatkan gangguan
pergerakan normal

• Terbentuk karena jaringan ikat elastik


digantikan jaringan fibrotik yang tidak
elastik

• Area: kulit dan jaringan dibawahnya,


otot, tendon dan persendian.

• Penyebab tersering :
– parut
– imobilisasi yang lama

46
Klasifikasi
• Kontraktur kulit (dermogen)
– setelah luka bakar
– pemendekan patologis dari parut
• Kontraktur osteogen/artrogen
– kelainan tulang atau sendi,
• Kontraktur tipe myogen/tendogen
– hampir semua bagian tubuh yang mengandung otot dan tendon,
– Exm: genu stiffness
• Kontraktur pada otot dan tendon
– Exm: Volkmann Contractures
• Kontraktur e.c. kelainan neurogenik
– Exm: cerebral palsy

47
Penanganan Komplikasi Lanjut
Luka Bakar
Konservatif Pembedahan
• Pressure garment • Eksisi parut
• Silicon gel sheet • Z-plasty
• Conformers • Grafting
• transparent face mask • Flap
• Serial casting splint
• Splint

48

Anda mungkin juga menyukai