Anda di halaman 1dari 36

Klasifikasi Luka Bakar

B. Menurut Berat ringannya


1. L.B Ringan
 Boleh dirawat / tdk, luka bakar derajat I, L.B Derajat II
Kurang dari 10%
2. L.B Sedang
 Dirawat di RS Tandanya L.B Derajat II Dangkal 15-25%
pd orang dewasa

3. L.B Berat (Kritis)


 Dirawat intensif, tandanya L.B Derajat II lebih dari 25%,
derajat III kurang dari 10% mengenai muka, kaki, lengan
dan genetalia, terdapat komplikasi saluran nafas, trauma
jar lunak dan luas
 Sering krn arus listrik
Perhitungan luas luka bakar
(Rule Of Nine)
Perhitungan luas luka bakar
Perhitungan luas L.B
 Ada macam 2 x cara, spt rule of nines, dubois, dll
 Plg sering dan mudah dg rumus sembilan rule of nine yi :
* kepala dan leher : 9%
* Dada dan perut : 18 %
* Punggung dan bokong : 18 %
* Anggota gerak bawah kanan dan kiri : 4 x 9% = 36 %
* Anggota gerak atas kanan dan kiri : 18 %
* Genetalia : 1 %
Perhitungan luas luka bakar
 Pada bayi dan anak-anak 1-5 tahun, rumus
sembilan ini harus disesuaikan sebagai berikut
 Bagian tubuh  Usia 1 tahun  Usia 5 tahun
 Tbh depan (dada dan  2x9  2x9
perut)
 Tubuh belakang  2x9  2x9
 Tangan kiri/kanan  a 9  a9
 Seluruh tangan  18  14
 Seluruh tangan dan  a. 14  a. 16
kaki (kiri dan kanan)
Fase Luka Bakar
A. Fase akut
 Disebut fase syok
 Bersifat life threatening
 Ancaman ABC
 Observasi ketat
 Lakukan resusitasi
 Gangguan yang terjadi berdampak sistemik

B. Fase Subakut
 Setelah fase syok berakhir
 Persoalan: inflamasi dan infeksi, problem penutupan luka,
hipermetabolisme
Fase Luka Bakar (Lanjutan)
B. Fase Lanjut
Setelah fase sub akut teratasi
- Terjadi maturasi parut

- Pemulihan organ fungsional

- Penyulit berupa keloid, parut hipertropik,

gangguan pigmentasi, deformitas dan


kontraktur
Kondisi luka bakar
Respon jaringan lokal
terhadap luka bakar
1. Zona koagulasi
- Bagian yang langsung terkena luka bakar
- Irreversible
- Pada luka bakar grade III

2. Zona stasis
- Akibat hipoperfusi akibat kerusakan endotel disertai
kerusakan trombosit dan lekosit
- Dalam waktu 16-24 jam pasca trauma stagnasi
mikrovaskuler
- Nekrosis bila perfusi tidak dapat dipertahankan
Respon jaringan lokal
terhadap luka bakar (lanjutan)
3. Zona Hiperemi
- Respon vasodilatasi
- Reversible dengan
gambaran luka bakar
grade I
Penatalaksanaan Luka Bakar

A. Bebaskan jln nafas


 Obstruksi jalan nafas, spasme, trauma
dada serta ketidakmampuan pasien
mengeluarkan slem  perlu segera diatasi
bila perlu siapkan untuk tindakan
trakheostomy/pemasangan respirator
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
B. Pemberian cairan
 Dasar p’berian cairan (menurut John A
Moncrief)
* L.B < dari 20% kecuali krn listrik, tdk perlu
diberi cairan infus, kecuali bila peroral tidak
mungkin
* L.B 20 – 30 %  diberi infus cairan oral
* L.B 40 – 60 %  pemberian cairan tdk
menjamin pengobatan 100% berhasil
Formula u/ menentukan jumlah
pemberian cairan :
1. Formula Evans (1952)
- Jumlah cairan yg diberikan dlm 24 jam
pertama = lar. normal saline, % luas L.B x
KgBB x 1 ml + 2000 ml larutan glukosa
- Dlm 24 jam pertama, cairan yg diberikan
separuhnya dlm 8 jam pertama, separuh lagi
diberikan 16 jam stlh pemberian pertama
- Pd hari ke-2 jmlhnya diberikan merata dlm 24
jam. Sedangkan pd hari selanjutnya hanya
cairan glukosa sampai produksi urine
dipertahankan pd 50 ml/jam
Formula u/ menentukan jumlah
pemberian cairan : (lanjutan)
2. Formula brooke (1953)
- Jumlah cairan yg diberikan dlm 24 jam p’tama : ringer,
% luas L.B x KgBB x 0,5 ml + 2000 ml larut glukosa

- Jumlah cairan yg diberikan dlm 24 jam berikutnya :


RL, % luas L.B x KgBB x ¾ ml, cairan koloid, % luas
L.B x Kg BB x 0,25 ml, glukosa ditambah 2000 ml
 P’berian cairan dan elektrolit ini sampai produksi
urine berkisar 30-50 ml/jam
- Maksimum u/ 50% luas L.B
Formula u/ menentukan jumlah
pemberian cairan : (lanjutan)
3. Formula Baxter/parkland (1968)
- Jml cairan yg diberikan dlm 24 jam p’tama :
RL, % luas LB x Kg BB x 4 ml, tidak diberikan
cairan koloid atau cairan lain
- Dlm 24 jam p’tama, cairan diberikan
separuhnya dlm 8 jam p’tama & sisanya
diberikan dlm 16 jam berikutnya
- P’berian cairan disesuaikan dg produksi urine
tiap jam 50-100 ml/jam
Formula u/ menentukan jumlah
pemberian cairan : (lanjutan)
Pemberian ciaran pd anak 2 x dg luka bakar :
* 0 – 2 tahun : 120 ml/kgBB
* 2 – 5 tahun : 100 ml/kgBB
* 5 – 8 tahun : 80 ml/kgBB
* 8 – 12 tahun : 50 ml/kgBB
kontrol urine : 0,5 – 1 cc/kgBB/jam
Formula u/ menentukan jumlah
pemberian cairan : (lanjutan)
4. Formula cureri dpt digunakan u/
menghitung kebutuhan kalori klien secara
sederhana

Harris – Benedict m’perhitungan


kebutuhan kalori pada ♂ : 665 + (13,7
x BB) + (5 x BB) – (6,8 x umur).
Pada ♀ : 665 + (9,6 x BB) + (1,7 x
BB) – (4 x umur)
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
C. Pemasangan NGT
 Penting untuk mendeteksi lambung, m’cegah
muntah dan aspirasi, p’berian
makanan/minuman

D. Pemasangan CVP
 Sering pd LB > 40 % u/ pemberian cairan yg
cukup banyak serta mudah u/ evaluasi
overload/devisit cairan
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
E. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
 Berdasarkan kebutuhan kalori/hari
- Kebutuhan dewasa normal: 30 kal/kg BB/hr
- Kebutuhan luka bakar : 35 kal/1 x % LB

F. Monitoring
 monitor thd vital sign, kebutuhan dan p’berian
cairan, produksi urine (biasa dipasang foley – cateter)
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
G. Pemeriksaan
- Lab : Hb, Ht, Leukosit, ureum, creatinin, glukosa
nuchter dan post prandial, lever fungsi dan AGD
(astrup)
- Lab Urine : urine reduksi, ureum, dan creatinin,
elektrolit urine, volume dan berat jenis
- Pemeriksaan EKG  Spt pd Lb listrik
- Thorax foto  melihat kecurigaan gg jalan nafas
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
H. Perawatan luka
 dimulai dg m’bersihkan luka dan dicuci dg
antiseptik debridement jar. Kulit mati, nekrose,
lalu dioleskan obat anti bakteri setempat yaitu :
nitras argentin 0,5 %, silver sulva, diasine krem
1% dlm air, gentamicin salap atau krem 0,1 %
 Metode perawatan luka :
1. Metode terbuka (exposure method)
2. Metode semi terbuka (semi open method)
3. Metode tertutup (closed method)
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
I. Pencegahan infeksi/komplikasi
 komplikasi yg sering, spt :
1. Irreversibel syok
2. Oedema paru – paru, gg renal
3. Septik syok/hipovolemik syok
4. Curling’s ulcer
5. Kelainan bentuk & fungsi alat tubuh
6. Gg Psikologis
Faktor-faktor yg menentukan
kegawatan
1. Luasnya L.B
2. Kedalaman L.B
3. Usia korban
4. Bagian tubuh yg luka
5. Bahan yg membakar
6. Ada riwayat penyakit jantung, pulmonal, renal
dan hepatitis
7. Lama kontak dg sumber/luka t’tahan pd saat
terbakar
Perubahan patologik sistemik
 Tergantung dari luas luka dan kedalaman luka
 > 25 % TBSA berefek sistemik


1. Cardiovasculer
Segera setelah tjd LB
dilepaskanlah substansi
vasoaktive

Peningkatan permeabilitas
capiler

Plasma bocor: -Disorientasi
-Gelisah
-Oedema
-Takicardia
-Hematocrit meningkat
-Oliguria
-Relative hipovolemia
-Ileus
-Penurunan cardiac output
-Tachipnoe
2. Renal
Dimulai dari shunt blood dan penurunan GFR

Oliguria Hipoksi ginjal

Renin angiotensin dilepas


GGA, GGK
Merangsang dilepasnya ADH,
cortisol, Glukagon, ACTH

Stimulasi sistem parasimpatik


3. GI Track
Penurunan perfusi GI

Degenerasi hepar dan SCBA

Gangguan Detoks Iskhemia, atropi


Gangguan metabolisme
Hiperglikemia -Perdarahan
Gangguan sintesis -Gangguan motilitas

-Translokasi bakteri
3. Sistem immune
 LB> 25 % TBSA

 Depressed immune fungtion


- Immunoglob. Prod.
- Lymphosit Activite
- Complement Activite
- Neutrophile & macrophage

Resiko infeksi
4. Sistem respirasi

a.Cidera inhalasi
Perubahan mukosa saluran nafas akibat terpapar suatu
iritan dan menimbulkan gejala distress nafas
Mekanisme:
Menghirup asap panas, Toxic fume Mukosa mjd
erythema, oedema, ulserasi, hipersekresi  Inflamasi
akut  Disrupsi & maserasi epitel  bercampur fibrin
& sekret  obstruksi  distress nafas
b. Keracunan CO

Menghirup CO >>>

Penurunan ikatan O2 & Hb

Hipoksi jaringan: paling rentan CNS

Sakit kepala, koma, kematian
c. Cidera pulmonal

Peningkatan permeabilitas kapiler



Oedema

Gangguan sistem, dgn 3 tahapan
- Insufisiensi pulmonal akut (36 Jam I)

- Oedema pulmonal (6-72 Jam)

- Bronkhopnemonia (3-10 hari)


d. Gangguan mekanisme bernafas

Adanya eskar di dinding thoraks



Gangguan ekspansi

Gangguan komplience paru dan penurunan
volume

Gangguan O2 Exchange

Hipoksia
5. Nervus
Luka Bakar

Trauma neuro
Gang. Fungsi cerebral
Inhalasi injuri

Gangguan kesadaran
Gangguan fungsi gerak
6. Metabolik
Luka Bakar

Me+ penggunaan energi
Me+ kebutuhan nutrisi

Hipermetabolisme (Puncak H 7-17)
Pe+ aliran glukosa (burn Pseudo Diabet.)
Pemecahan protein dan lemak

Perlu asupan nutrisi adekuat

Anda mungkin juga menyukai