B. Fase Subakut
Setelah fase syok berakhir
Persoalan: inflamasi dan infeksi, problem penutupan luka,
hipermetabolisme
Fase Luka Bakar (Lanjutan)
B. Fase Lanjut
Setelah fase sub akut teratasi
- Terjadi maturasi parut
2. Zona stasis
- Akibat hipoperfusi akibat kerusakan endotel disertai
kerusakan trombosit dan lekosit
- Dalam waktu 16-24 jam pasca trauma stagnasi
mikrovaskuler
- Nekrosis bila perfusi tidak dapat dipertahankan
Respon jaringan lokal
terhadap luka bakar (lanjutan)
3. Zona Hiperemi
- Respon vasodilatasi
- Reversible dengan
gambaran luka bakar
grade I
Penatalaksanaan Luka Bakar
D. Pemasangan CVP
Sering pd LB > 40 % u/ pemberian cairan yg
cukup banyak serta mudah u/ evaluasi
overload/devisit cairan
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
E. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Berdasarkan kebutuhan kalori/hari
- Kebutuhan dewasa normal: 30 kal/kg BB/hr
- Kebutuhan luka bakar : 35 kal/1 x % LB
F. Monitoring
monitor thd vital sign, kebutuhan dan p’berian
cairan, produksi urine (biasa dipasang foley – cateter)
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
G. Pemeriksaan
- Lab : Hb, Ht, Leukosit, ureum, creatinin, glukosa
nuchter dan post prandial, lever fungsi dan AGD
(astrup)
- Lab Urine : urine reduksi, ureum, dan creatinin,
elektrolit urine, volume dan berat jenis
- Pemeriksaan EKG Spt pd Lb listrik
- Thorax foto melihat kecurigaan gg jalan nafas
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
H. Perawatan luka
dimulai dg m’bersihkan luka dan dicuci dg
antiseptik debridement jar. Kulit mati, nekrose,
lalu dioleskan obat anti bakteri setempat yaitu :
nitras argentin 0,5 %, silver sulva, diasine krem
1% dlm air, gentamicin salap atau krem 0,1 %
Metode perawatan luka :
1. Metode terbuka (exposure method)
2. Metode semi terbuka (semi open method)
3. Metode tertutup (closed method)
Penatalaksanaan Luka Bakar
(Lanjutan)
I. Pencegahan infeksi/komplikasi
komplikasi yg sering, spt :
1. Irreversibel syok
2. Oedema paru – paru, gg renal
3. Septik syok/hipovolemik syok
4. Curling’s ulcer
5. Kelainan bentuk & fungsi alat tubuh
6. Gg Psikologis
Faktor-faktor yg menentukan
kegawatan
1. Luasnya L.B
2. Kedalaman L.B
3. Usia korban
4. Bagian tubuh yg luka
5. Bahan yg membakar
6. Ada riwayat penyakit jantung, pulmonal, renal
dan hepatitis
7. Lama kontak dg sumber/luka t’tahan pd saat
terbakar
Perubahan patologik sistemik
Tergantung dari luas luka dan kedalaman luka
> 25 % TBSA berefek sistemik
1. Cardiovasculer
Segera setelah tjd LB
dilepaskanlah substansi
vasoaktive
↓
Peningkatan permeabilitas
capiler
↓
Plasma bocor: -Disorientasi
-Gelisah
-Oedema
-Takicardia
-Hematocrit meningkat
-Oliguria
-Relative hipovolemia
-Ileus
-Penurunan cardiac output
-Tachipnoe
2. Renal
Dimulai dari shunt blood dan penurunan GFR
-Translokasi bakteri
3. Sistem immune
LB> 25 % TBSA
Resiko infeksi
4. Sistem respirasi
a.Cidera inhalasi
Perubahan mukosa saluran nafas akibat terpapar suatu
iritan dan menimbulkan gejala distress nafas
Mekanisme:
Menghirup asap panas, Toxic fume Mukosa mjd
erythema, oedema, ulserasi, hipersekresi Inflamasi
akut Disrupsi & maserasi epitel bercampur fibrin
& sekret obstruksi distress nafas
b. Keracunan CO
Menghirup CO >>>
Penurunan ikatan O2 & Hb
Hipoksi jaringan: paling rentan CNS
Sakit kepala, koma, kematian
c. Cidera pulmonal