Anda di halaman 1dari 27

PENATALAKSANAAN

LUKA BAKAR

Nita Sri Wahyuningsih


Penyebab luka bakar dapat berupa api, air
panas, paparan suhu tinggi, bahan kimia atau
listrik
Beratnya luka bakar tergantung pada:
a) Derajat atau kedalaman
b) Luas
c) Letak
d) Umur
e) Kondisi kesehatan sebelumnya
Semua itu sangat mempengaruhi prognosis
luka bakar
Derajat Luka Bakar
Derajat I :
 Hanya mengenai epidermis
 Nyeri atau hipersensitifitas setempat
 Eritema, kulit kering dan tidak ada bula
 Biasanya sembuh dalam 5 - 7 hari
Derajat II

 Mencapai kedalaman dermis, tetapi masih


ada epitel sehat yang tersisa
 Terasa nyeri
 Warna merah muda atau merah terang
 Timbul bula
 Dapat sembuh dalam 2 – 3 minggu
Derajat III

 Meliputi kedalaman seluruh kulit, sub kutis,


atau organ yang lebih dalam
 Tidak terasa nyeri
 Kulit pucat, abu-abu, gelap atau hitam
 Tidak ada bula
 Permukaan lebih rendah dari jaringan
sekitarnya
 Memerlukan skin graft
Lokasi luka bakar
Menggunakan rule of nine :
Ada daerah yang masing-masing 9% :
• Kepala
• Dada
• Punggung
• Perut
• Pinggang
• Lengan kiri
• Lengan kanan
• Masing-masing tungkai atas
• Masing-masing tungkai bawah
Perineum 1%
Lokasi luka bakar
perineum, ketiak, leher, tangan, sendi-sendi
besar berpotensi mengalami kontraktur

Usia : bayi dan lansia mempunyai kompensasi


yang lebih rendah

Kondisi kesehatan sebelumnya juga sangat


mempengaruhi prognosis.
Trauma inhalasi
Gejala :
 Sputum bercampur karbon
 Luka bakar di wajah, bulu-bulu terbakar
 Terdapat sisa jelaga
Pemeriksaan :
 Erosi pita suara, faring hiperemis
 Edema laring
 Slouging mucosa
 Trachea eritema
Penatalaksanaan
 Airway : jaga jalan napas, bila perlu pasang ET
 Breathing : oksigen murni
 Sirkulasi : pantau produksi urin, dewasa: 0,5
cc/kgBB/jam, anak 1cc/kgBB/jam
penggantian cairan dengan rumus Dexter
RL 4cc/kgBB/% luka bakar, ½ volume diberikan 8
jam I, sisanya 16 jam berikutnya
 Analgetik
 Perawatan luka
 Antibiotika tidak dianjurkan, kecuali ada infeksi
Perawatan luka :

 Cuci luka dengan air mengalir, dengan


sabun bayi bila sirkulasi stabil
 Bula dibiarkan, bila diameter > 5cm
dipecahkan tanpa membuang lapisannya
 Eskarotomi
 Luka dibalut dengan kasa lembab dan steril
Penatalaksanaan luka listrik
 A, B, C
 EKG
 Kateter, bila urin gelap terjadi mioglubinuria
dan bisa terjadi gagal ginjal
 Infus

Pada luka bakar kimia hendaknya disemprot


air min 15 menit.
Rujukan dilakukan bila :
 Luka bakar der II dan III > 20% dewasa
 Luka bakar der II dan III > 10% pada bayi dan
lansia
 Luka bakar der II dan III mengenai mata, wajah,
telinga, tangan, kaki, genital, sendi utama
 Luka bakar der III > 5%
 Luka bakar listrik dan petir
 Luka bakar kimia
 Trauma inhalasi
 Dengan trauma
Untuk dewasa:
 Area15DewasaA : Umur10 Setengah
bagian kepala5 ½4 ½3 ½B : 15 thn,
Setengah bagian tungkai atas4 ¼4 ½4 ¾C
: Setengah bagian tunhkai bawah33 ½3 ½
 Berdasarkan Klasifikasi Luka Bakar
– Berat/Kritis, bila :
 (1). Derajat 2 dengan luas lebih dari 25 %
 (2). Derajat 3 dengan luas lebih dari 10 %, atau
terdapat di muka, kaki, tangan dan genitalia
 (3). Luka bakar disertai trauma jalan napas atau
jaringan lunak luas, atau fraktur
 (4). Luka bakar akibat listrik
– Sedang, bila :
 (1). Derajat 2 dengan luas 15-25 %
 (2). Derajat 3 dengan luas kurang dari 10 %, kecuali
muka kaki, dan tangan
– Ringan, bila :
 (1). Derajat 2 dengan luas kurang dari 15 %
 (2). Derajat 3 kurang dari 2 %
Continous…
 Berdasarkan Luas Luka Bakar
– Rumus/perhitungan luka bakar lain berdasarkan rumus
sembilan (Rule of Nines). Rumus sembilan merupakan cara
yang cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar.
 (1). Kepala dan leher: 9 %
 (2). Ekstremitas atas 2x9 % (kiri dan kanan)
 (3). Paha dan betis-kaki: 4x9 % (kiri dan kanan)
 (4). Dada, perut, punggung, bokong: 4x9 %
 (5). Perineum dan genitalia 1 %
– Persentase area yang terbakar sesuai pertumbuhan
 (1). Untuk Anak-anak:
 (a). Kepala dan leher: 18%
 (b). Ekstremitas atas: 2x9%
 (c). Paha dan betis-kaki: 2x14%
 (d). Dada, perut, punggung, bokong: 2x18%
Penanggulangan terhadap shock
mengatasi gangguan keseimbangan cairan
1. Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah
dimodifikasi yaitu :
 24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 - 4 cc/kg BB/% LB.
 a. ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam
kecelakaan).
b. ½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.
 24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
 Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 - 0,5 cc/kg/%).
 Mengatasi gangguan pernafasan
 Mengataasi infeksi
 Eksisi eskhar dan skin graft.
 Pemberian nutrisi
 Rahabilitasi
 Penaggulangan terhadap gangguan psikologis
2). Cara Evan untuk menghitung kebutuhan cairan pada
hari pertama:
 a). Berat badan(Kg)x% luka bakar x1cc Nacl(1)
 b). Berat badan(Kg)x% luka bakar x1cc larutan koloid (2)
 c). 2000 cc glokosa 5% (3)
 Separuh dari jumlah (1), (2), (3) diberikan dalam 8 jam
pertama, sisanya di berikan 16 jam berikutnya. Pada hari
kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.
Pada hari ketiga diberikan setegah jumlah cairan hari
kedua. Sebagai monitoring pemberian cairan lakukan
penghitungan deuresis.
3). Cara Baxter. Merupakan cara lain yang lebih
sederhana. Cara Baxter dihitung dengan rumus = % luka
bakar x BB (kg) x 4cc. Separuh dari jumlah cairan ini
diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam
16 jam.
Diagnosa Keperawatan
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan edema
dan efek inhalasi asap
 Kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler dan kehilangan lewat evaporasi dari luka
bakar
 Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan dan saraf serta
dampak emosional cedera
 Hipotermia berhubungan dengan gangguan mikrosirkulasi kulit dan
luka yang terbuka
 Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan keracunaan
karbon monoksida, inhalasi asap dan obstruksi saluran nafas atas
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d keadaan
hipermetabolisme dan kesembuhan luka
 Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar terbuka
 Kerusakan mobilitas fisik b.d edema serta rasa nyeri pada luka
bakar dan kontraktur persendian
 Perubahan proses keluarga b.d luka bakar
Intervensi
 Pertahankan kepatenan jalan nafas melalui pemberian posisi
pasien yang tepat, pembuangan sekresi, dan jalan nafas
artifisial bila diperlukan
 Berikan oksigen yang sudah dilembabkan
 Dorong pasien agar mau membalikkan tubuh, batuk dan
nafas dalam. Anjurkan agar pasien menggunakan spirometri
insentif tindakan pengisapan jika diperlukan
 Amati tanda-tanda vital (yang mencakup tekanan vena
sentral atau tekanan arteri pumonalis jika perlu), haluaran
urine, dan waspada terhadap tanda-tanda hipovolemia atau
kelebihan beban cairan
 Pantau haluaran urine sedikitnya setiap jam sekali dan
menimbang berat badan pasien setiap hari
 Pertahankan pemberian infus dan mengatur
tetesannya pada kecepatan yang tepat sesuai
dengan program medik
 Amati gejala defisiensi atau kelebihan kadar
natrium, kalium, kalsium, fosfor dan bikarbonat
 Naikkan bagian kepala tempat tidur pasien dan
tinggikan ekstremitas yang terbakar
 Beritahu dokter dengan segera jika terjadi
penurunan haluaran urine, tekanan darah,
CVP, tekanan arteri pulmonalis, peningkatan
frekuensi denyut nadi
 Jelaskan kepada pasien mengenai perjalanan
nyeri yang lazim terjadi pada kesembuhan luka
dan berbagai pilihan pengendalian nyeri
 Berikan instruksi dan membantu klien dalam
melaksanakan teknik relaksasi, imajinasi, dan
destruksi
 Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri, amati
indikator yang menunjukkan rasa nyeri muka
meringis
 Berikan preparat analgetik sebelum rasa nyeri
bertambah parah
 Bekerja dengan cepat kalau lukanya terpajan udara
dingin
 Berikan lingkungan yang hangat dengan
menggunakan perisai pemanas, selimut berrongga,
lampu dan selimut penghangat
 Kaji inti tubuh dengan sering
 Berikan oksigen yang sudah dilembabkan
 Kaji bunyi nafas, frekwensi pernafasan, irama, dalam
dan simetrisnya pernafasan.
 Pantau pasien untuk mendeteksi tanda-tanda hipoksia
 Laporkan pernafasan yang berat, penurunan dalamnya
pernafasan, atau tanda-tanda hipoksia dengan segera
kepada dokter
 Amati adanya : Eritema atau pembentukan bula
(lepuh) pada mukosa pipi dan bibir, Luka bakar pada
muka, leher, atau dada, bertambahnya keparauan
suara.
 Berikan diet tinggi kalori dan tinggi protein
mencangkup kesukaan pasien dan makanan
yang dibuat dirumah.
 Rasional: Pasien memerlukan nutrien yang
cukup untuk kesembuhan luka dan
peningkatan kebutuhan metabolisme.
 Pantau berat badan pasien dan jumlah asupan
kalorinya setiap hari.
 Rasional: Tindakan ini membantu menentukan
apakah kebutuhan makanan telah terpenuhi.
 Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai
dengan ketentuan medik
 Bersihkan luka, tubuh, dan ranbut setiap hari
 Laksanakan perawatan luka sesuai preskripsi medik
 Oleskan preparat antibiotik topikal dan memasang balutan sesuai
dengan ketentuan medik
 Atur posisi pasien dengan seksama untuk mencegah posisi yang
terfiksasi pada daerah tubuh yang terbakar
 Laksanakan latihan rentang gerak beberapa kali sehari
 Bantu pasien untuk duduk dan ambulasi dini
 Gunakan bidai dan alat-alat latihan yang dianjurkan oleh spesialis
terapi oksupasi dan fisioterapi
 Kaji persepsi pasien dan keluarganya terhadap dampak luka
bakar pada fungsi keluarga
 Tunjukkan keinginan untuk mendengarkan. Beri dukungan yang
realistik
 Rujuk keluarga pada unit pelayanan sosial dan sumber-sumber
pendukung lainnya jika diperlukan
Evaluasi
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan edema dan efek inhalasi asap
 Mencapai keseimbangan cairan yang optimal
 1). Mempertahankan asupan serta keluaran cairan dan
berat badan yang menpunyai kolerasi dengan pola yang
diharapkan
 2). Memperlihatkan tanda-tanda vital, CVP, tekanan
arteri pumonalis dan tekanan baji (wedge presure) yang
tetap berada dalam batas-batasyang direncanakan
 3). Memperlihatkan peningkatan haluaran urin sebagai
reaksi terhadap pemberian diuretik dan vasoaktif
 4). Memiliki frekuensi denyut jantung yang kurang dari
110/menit dengan irama sinus yang normal
 Mengalami nyeri yang minimal
 Memperlihatkan status nutrisi yang
anabolik
 Memperlihatkan perbaikan integritas kulit
 Memperlihatkan mobilitas fisik yang
optimal
 Mengaitkan dengan tepat dalam proses
pasien/keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai