Anda di halaman 1dari 22

TUMOR OVARIUM

by Yohan Rush Sykes

KLASIFIKASI
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid

A. Tumor Non Neoplastik

1. Tumor akibat radang

a. Abses ovarial
b. Abses tubo – ovarial
c. Kista tubo – ovarial

2. Tumor lain
a. Kista folikel
b. Kista korpus luteum
c. Kista lutein
d. Kista inklusi germinal
e. Kista endometrium
f. Kista steven –leventhal

B. Tumor Neoplastik Jinak


1. Kistik
a. Kistoma ovarii simpleks
b. Kistadenoma ovarii musinosum
c. Kistadenoma ovarii serosum
d. Kista endometroid
e. Kista dermoid

2. Solid
a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
b. Tumor Brenner
c. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari
pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi dari tumor tersebut.

TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK

1. Tumor Akibat Radang

Abses Ovarium
Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer
pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii
terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap
setelah operasi dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik dan drainase
purulen yang lama dari vagina.
Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda
asing dan komplikasi intestinal.
Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh
karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi
adekuat supaya terjadi resolusi.

2. Tumor lain

d. Kista Folikel
Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini
sering diketemukan secara kebetulan pada pememeriksaan pelvis, walaupun
bisa pecah dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel
ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graff yang
tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari
beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi kista.
Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta
tumbuh di permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel
berisi dengan cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen.
Diameter jarang lebih dari 6-8 cm. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk
ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Sebaian
besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya
dan dapat menghilang spontan.
b. Kista Korpus Luteum
Dalam keadaan normal, kerpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun
mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum
mempertahankan diri (korpus luteum persistens); pendarahan yang sering
terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna
merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna
kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein labih
besar daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam
konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi
peritoneum.
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa
amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat
menyebabkan rasa berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang
dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat
mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.
Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea
sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis dengan kehamilan
ektopik yang terganggu.
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang
sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil
perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil.

e. Kista Teka Lutein


Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya kista ini terjadi
bilateral, dan berisi cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola
hidatidosa, atau koriokarsinoma. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya
kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan dengan
hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan.
Tetapi apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi.

f. Kista Inklusi Germinal


Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat
pada wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista
ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium
yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan
berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah memberikan gejala-gejala
yang berarti.

g. Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang
disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran
kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat.
Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding
kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium
dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam
rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.

h. Kista Stein Leventhal


Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,
amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan
mengalami hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita
antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin,
dan kapsulnya menebal.
Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal.
Umumnya pada wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena
endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii juga
sering ditemukan.

TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK


1. Kistik

a. Kistoma Ovarii Simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,


seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan
dalam kista jernih, serous, dan berwarna kuning. Berhubung dengan adanya
tangkai, maka dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul
sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum
dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada
penderia yang muda.
Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali
pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-
sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-
kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovaii musinosum
nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala
(lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang
mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira
10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat
ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi
dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila
terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan
terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna
kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak tinggi
dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu
lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti
struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan
kista menjadi multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista
(spontan ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma peritonei timbul penyakit
menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak
perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-
kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.
Tempat-tempat tersebut harus diteliti karena kemungkinan adanya
tanda-tanda ganas (kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum).

c. Kistadenoama Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan


kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista
ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum.
Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi
lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan
tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun
dapat berbentuk multikolur, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista
putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar
5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah.
Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan
pertumbuhan papiler (solid papiloma)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran
makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak,
bahkan pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian.
Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel
kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang
besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam srtomanya
yang dinamakan psamoma. Adanva psamoma menunjukkan hahwa kista
adalah kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif.
Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang
pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan
ditemukan massa abdomen atau pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang
ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada stadium terminal.
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel,
serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari
kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat
implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis penyakit adalah
kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor tersebut
mungkin jinak (histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap
sebagai neoplasma ovarium ganas (clinicallyy maignant).
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena
berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.
Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen
section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu
operasi.

d. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
Kista ini yang ditemukan oleh Sartesson pada tahun 1969, tidak ada
hubungannva dengan endometriosis ovarii.

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik,
dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua
kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun
dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih
keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain
padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal),
tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus
gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea berupa
massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari
semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.

2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak berarti
bahwa semuanya neoplasma ganas, meskipun semuanya memunyai potensi
maligna.

a. Fibroma ovarii

Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari
1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel
mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma
ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg,
dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya
merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma
durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas
jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas
kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii
yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini
sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).

b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari
semua tumor ovarium.
Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya
beberapa kilogram. Lazimnva tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna
kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada
tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas,
terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang
dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan
jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor
ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.

c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)

Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya


bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan
perubahan suara.

GEJALA KLINIS

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama


tumor ovarium yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut.
Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut
akan bertambah jika kista tetsebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga
rasa penuh di perut.
Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadapat
kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus
terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering.
Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu
makan dan rasa enak dan rasa sesak.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika
tumor tersebut mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan
pendarahan vagina yang abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat
menimbulkan menarche lebih awal.
Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,
inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne.
Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat badan yang drastis.

PEMERIKSAAN FISIK
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada
wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini
adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi
sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan
massa umummnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.
Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada
ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada
perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-
sifat tumor.
Ultasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam
rongga perut yang bebas dan tidak.
USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium.
Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas yang
didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak
ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga
kistadenoma serosa atau kista inklusi. Kista kompleks multilokular, dindingnya
menebal terdapat papul ke dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna
atau mungkin juga kista neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista
ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal
dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis.
Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG
transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa yang
besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini
memerlukan kandung kemih yang penuh.

MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya
tidak diperlukan
CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang
baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untukmengidentifikasi
organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.

Foto Rontgen
Menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang dapat
terlihat gigi.
Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila teijadi kehamilan.

DIAGNOSIS
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut
yaitu :
Anamnesis
1. Timbul benjolan di perut dalam waktu relatif
2. Keluhan rasa berat dalam perut
3. Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nafsu
makan, rasa serak, dan lain-lain
4. Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu megeluarkan hormon
5. Nyeri perut bila terinfeksi, terpundir, pecah
Pemeriksaan Fisik
1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran > 5 cm
2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau
mengisi kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

PENATALAKSANAAN
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan
operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya
besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami
pengecilan secara spontan dan menghilang.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi
anatomi untuk diperikasa.
Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan
terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang
berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk
tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial.
Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm
dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang
lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunaknan pada
pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan
keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan
dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi.
Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.
Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita
postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari
35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium.
Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas
untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan
onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA
125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium
pada keluarga.
Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
penteriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli
patologi anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.
Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.
Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi,
dan appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya saja
(ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya ia
masih muda, belum menpunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti
pada fow potential malignancy (borderline).
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat
sitostatika seperti agens alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan
antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah
penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan
sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali. 1,2,5,10

KOMPLIKASI
Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit, berangsur-
angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik
yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan
nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan
melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale.
Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma
yaitu jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan
serosa, rasa nyeri akbat robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi
hemoragi yang timbul secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus
menerus dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda-tanda abdomen akut.
Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen,
seperti appendicitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista
denoma ovarii derosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid.
Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari kasus febroma ovarii yaitu
tumor ovarium disertai asites dan hidrotoraks.

PROGNOSIS
Prognosis untuk kista benigna adalah baik. Dapat residual dan terjadi di
ovarium kontralateral.
Mortalitas pada karsinoma ovarium berhubungan dengan stadium saat
diagnosis, dan biasanya terdeteksi pada stadium lanjut. Angka harapan hidup
secara umum adalah 41,6%, bervariasi antara 86,9% pada stadium II dan
11,1% pada stadium IV.

Agungbagoeng's Blog
kanker ovarium dan pengobatannya
December 24, 2009 at 2:44 pm (Uncategorized)
Anatomi dan Fisiologi Ovarium

Ovarium adalah salah satu organ sistem reproduksi wanita, sistem


reproduksi terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium terletak
dikedua sisi uterus dalam rongga pelvis dengan panjang sekitar 1,5 – 2 inchi dan lebar <
1 inchi, ovarium akan mengecil setelah menopause.

Ovarium memiliki dua fungsi yaitu:

1. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba
fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi
proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan
berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan
dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.
2. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini
berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita
dan mengatur siklus menstruasi.

A. Definisi

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering
ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian
lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru-paru.

Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)

B. Etiologi

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

1.Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium
normal dan sel-sel kanker ovarium.

C. Faktor Risiko
Diet tinggi lemak

merokok

alkohol

penggunaan bedak talk perineal

riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium

riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium

nulipara

infertilitas

menstruasi dini

tidak pernah melahirkan

D. Tanda & Gejala

Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :

haid tidak teratur

ketegangan menstrual yang terus meningkat

menoragia

nyeri tekan pada payudara

menopause dini

rasa tidak nyaman pada abdomen

dispepsia

tekanan pada pelvis

sering berkemih

flatulenes

rasa begah setelah makan makanan kecil

lingkar abdomen yang terus meningkat


Jenis kanker ovarium

1. Tumor epitelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada


umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor
ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis
tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker
ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi
sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas
(LMP tumor : Low Malignat Potential).

Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous,


endometrioid dan sel jernih.

2. Tumor germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya
tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel
germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden
keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun,
sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal
stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium
germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.

3. Tumor stromal

Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi
hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang
didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat
keganasan yang rendah.

Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of


Gynecology and Obstetrics(1,13,14).
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
IA Mengenal 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IB Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IC Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :

1. Mengenai permukaan luar ovarium

2. Kapsul ruptur

3. Ascites (+)
Stadium II perluasan pada rongga pelvis
II A Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B Mengenai organ pelvis lainnya
II C Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :

1. Mengenai permukaan ovarium

2. Kapsul ruptur

3. Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium

Mikroskopis : mengenai intraperitoneal


III B Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
III C 1. Meluas mengenai KGB dan /

2. Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm

Derajat keganasan kanker ovarium

1. Derajat 1 : differensiasi baik

2. Derajat 2 : differensiasi sedang

3. Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih
baik.

Deteksi dini kanker ovarium

Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan hidup akan
semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan sebagai penyaring
kanker ovarium adalah:

Ø Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk mengetahui
bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan rektovaginal tidak dapat
mendeteksi stadium dini kanker ovarium.

Ø Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan gambaran


jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen ataupun pervaginam,
dimana mampu mendeteksi keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada
stadium dini rendah.

Ø Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar CA-
125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium stadium
lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35µ/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan
pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause,
kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati dan kista
ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.
Diagnosis kanker ovarium

· Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik

· Radiologi : USG Transvaginal, CT scan, MRI

· Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan AFP
(penanda tumor sel germinal)

· Laparoskopi

· Laparotomi

· Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium

– Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi.

– Foto rontgen dada dan tulang.

– Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)

– Scan traktus urinarius

Penatalaksanaan kanker ovarium

1. Operasi

2. Radioterapi

3. Kemoterapi

Kanker ovarium epitelial :

· Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai sedang,
operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi dan ovarium)
atau disertai histerektomi abdominal total (pengangkatan uterus) dan sebagian jaringan
abdominal, harapan hidup selama 5 tahun mencapai 90%, pada stadium I dengan
diferensiasi buruk atau stadium IC pilihan terapi berupa:

· Radioterapi

· Kemoterapi sistemik

· Histerektomi total abdominal dan radioterapi

· Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau radioterapi, dengan terapi
ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan harapan hidup selama 5 tahun mendekati
80 %.
· Stadium III dan IV:

Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis sekitarnya diangkat (sitoreduktif)
berupa pengeluran asites, omentektomi, reseksi daerah permukaan peritoneal, dan usus,
jika masih memungkinkan salpingo-ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan
kemoterapi dan atau radioterapi.

Kanker ovarium germinal :

· Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker ditemukan


dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.

· Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dilanjutkan
kemoterapi.

Kanker ovarium stromal :

· Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin


atau carboplatin), CP (cyclophosphamide + cisplatin), CC (cyclophosphamide +
carboplatin).
Loading...

Leave a Reply

 Search


 Pages
o About
 Archives
o January 2010
o December 2009
 Categories
o Uncategorized
 Meta
o Register
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS

Blog at WordPress.com. The Thirteen Theme.

Follow

Follow “Agungbagoeng's Blog”

Get every new post delivered to your Inbox.

Build a website with WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai