Anda di halaman 1dari 24

ANTIKOAGULAN PADA

HEMODIALISIS

R. A G U S S I S W A N T O
Terminologi
• Gagal Ginjal Kronik (GGK) 
Kerusakan ginjal >3 bulan, yaitu : kelainan
struktur histopatologi petanda kerusakan
ginjal, meliputi kelainan komposisi darah dan
urin atau uji pencitraan ginjal. LFG<60
ml/mny/1.73m2 >3bln dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.
Terminologi
• Gagal Ginjal Terminal (End State Renal Disease) 
Fungsi ginjal sangat menurun (LFG
<15ml/mnt/1.73m2), sehingga terjadi uremia
dan dibutuhkan terapi ginjal pengganti untuk
mengambil alih fungsi ginjal dalam
mengeliminasi toksin tubuh
Terminologi
• Heparin 
Heparin adalah asam glycosaminoglycans yang
terdiri dari residu asam glukuronat dan
glukosamin yang diesterifikasi dangan asam
sulfat sebagai antikoagulan.
Antikoagulan
• Selama berlangsungnya proses hemodialisis
diperlukan antikoagulasi supaya tidak terjadi
pembekuan darah didalam sirkuit
ekstrakorporeal.
• Antikoagulan mutlak diperlukan selama
prosedur hemodialisis untuk mencegah
bekuan darah pada sirkuit ektrakorporeal.
Menilai koagulasi sewaktu dialisis
• Secara visual :
Darah dalam sirkuit ekstrakorporeal berwarna
sangat tua
Dalam dializer terlihat garis – garis merah
Dalam drip chumber terlihat busa dan pembentukan
bekuan darah
Darah setelah melalui dializer tak dapat masuk ke
venous chumber
Terlihat bekuan dalam arterial header dari dializer
Menilai koagulasi sewaktu dialisis
• Tekanan dalam sirkuit ekstrakorporeal
• Keadaan dializer paska dialisis
• Mengukur volume residual dari dializer
• Tes masa pembekuan
Teknik heparinisasi
• Discontinous heparinization
Dosis awal (loading dose) 1000-2000 IU
heparin kedalam arterial line segera setelah
konektor dihubungkan dengan dializer.
Pada saat sesi hemodialisis diberikan lagi
1000-2000 IU heparin.
Dosis total 4000-5000 IU heparin.
Teknik heparinisasi
• Continous heparinazation
Teknik heparinisasi ini menggunakan heparin
pump.
Dosis awal (loading dose) 1000-2000 IU
heparin, dilanjutkan takaran pemeliharaan
500-1000 IU heparin perjam.
Dosis total 4000-5000 IU heparin.
Teknik heparinisasi
• Teknik modifikasi heparinisasi
Teknik modifikasi heparinisasi : mini heparin
free heparinization, LMWH, atau pemberian
antitrombotik.
Indikasi pada pasien dengan resiko
perdarahan : Gastritis erosif, Hematom
subdural, Perikarditis, Trombositopeni dan
trombopati, Paska operasi
Persentase pemakaian Antikoagulan pada tindakan
HD Di Indonesia tahun 2015
Pemberian heparin pada pasien
beresiko perdarahan
Pemberian heparin pada pasien
beresiko perdarahan
Pemberian heparin pada pasien
beresiko perdarahan
Metode pemakaian Antikoagulan pada
tindakan HD Di Indonesia tahun 2015
Efek Samping Heparin
• Pusing atau sakit kepala.
• Pendarahan pada gusi saat menyikat gigi.
• Sakit perut atau pembengkakan pada perut.
• Sakit punggung.
• Konstipasi.
• Sendi yang terasa sakit, nyeri, atau kaku.
• Darah pada urine.
• Mimisan.
• Menstruasi dengan volume pendarahan yang berlebihan.
Asuhan Keperawatan
Resiko terjadi perdarahan b.d. heparinisasi
• Observasi tanda vital, tanda-tanda perdarahan seperti petechiae,
ekimosis, perdaran gusi, rembesan pada luka penusukan yang
berlebihan, melena, hematuria
• Berikan heparin dalam dosis yang aman melalui cara pemberian
yang tepat
• Evaluasi pasca dialisis akan adanya rembesan dan lamanya waktu
pembekuan
• Kaji kadar ureum pre dialisis untuk mengantisipasi perdarahan
• Kaji kadar Hb, koreksi dulu bila memungkinkan.
• Kaji clotting time dan bleeding time.
Asuhan Keperawatan
Resiko terjadi shock hipovolemi b.d UFR tinggi, UF
di bawah BB kering, sirkulasi ekstrakorporeal,
perdarahan
•Observasi tanda vital tiap jam/sesuai keadaan, kaji
keluhan
•Anjurkan untuk membatasi peningkatran BB < 5% BB
•Kaji ulang BB klien
•Kaji ulang pemakaian ginjal dengan volume priming
minimal.
Asuhan Keperawatan
Resiko terjadi kloting b.d sirkulasi ekstrakorporeal, Darah
bersentuhan dengan alat-alat dialisis, heparinisasi tidak adekuat UFR
tinggi QB rendah, akses darah tidak adekuat
•Inspeksi bubble trap dari adanya busa/clot
•Inspeksi dializer dari adanya warna darah yang lebih hitam (cloted dializer)
dengan cara membilas dengan NaCl
•Optimalkan QB sesuai BB
•Batasi peningkatan BB klien < 5% BB kering.
•Berikan dosis heparin sesuai BB/kondisi.
•Cek CT dan BT bila ditemukan gejala kloting.
•Lakukan priming soacking dan UF pada sirkulasi tertutup secara adequate.

Anda mungkin juga menyukai