Anda di halaman 1dari 21

DEEP VEIN THROMBOSIS

( DVT )

BY : PRASTIKA CT
PENDAHULUAN

1. DVT merupakan kelainan kardiovaskuler tersering


ke – 3 setelah penyakit koroner arteri dan stroke.
2. Kematian dan kecacatan bisa terjadi akibat
kesalahan diagnosis, terapi, dan perdarahan
karena penggunaan antikoagulan yang tidak tepat
 penegakan diagnosis dan tatalaksana yang tepat
diperlukan.2
Background

Trombosis Vena Dalam (TVD) adalah suatu Di Amerika Serikat,


Trombosis adalah diperkirakan
keadaan yang ditandai dengan
terbentuknya bekuan 600.000 kasus emboli paru
ditemukannya bekuan darah (trombus) di
darah dalam pembuluh -60.000 kasus meninggal
dalam vena dalam terutama pada tungkai penyumbatan pembuluh
darah. 1
bawah.3 darah.3
EPIDEMIOLOGY

Insidensi DVT di eropa dan amerika serikat 50/100.000


populasi

Insidens DVT pada ras Asia dan Hispanik lebih rendah


dibandingkan pada ras Kaukasia, Afrika-Amerika Latin,
dan Asia Pasifik.

1 per 10.000 – 20.000 populasi pada umur di bawah 15


tahun

1 per 1000 populasi pada usia di atas 70 tahun.1.3


DEFINISI
Deep vein thrombosis (DVT) adalah
Pembentukan bekuan darah pada lumen
vena dalam yang diikuti oleh reaksi
inflamasi dinding pembuluh darah dan
jaringan perivena 2 yang biasanya
disebabkan oleh disfungsi endotel
pembuluh darah, hiperkoagulabilitas
dan gangguan aliran darah vena stasis
 trias Virchow.4
ETIOLOGY

Kerusakan Pembuluh Darah

Statis Vena

Aktivitas Faktor Pembekuan


PATOGENESIS
Triad of Virchow4
1. Kerusakan pembuluh darah
Trauma langsung
Aktivitas sel endotel oleh cytokines  akibat proses inflamasi dan kerusakan jaringan 
trombin

2. Statis Vena
Imobilisasi lama Aliran darah lambat Statis vena -> gangguan pembersihan
thrombin.
3. Perubahan daya beku darah
aktifitas pembekuan darah meningkat  hiperkoagulasi, defisiensi Anti trombin III,
defisiensi protein C, defisiensi protein S dan kelainan plasminogen.
PATOFISIOLOGY 8
FAKTOR RESIKO7,8
GEJALA 4,5

Nyeri Pembengkakan

Perubahan
Hangat
warna kulit
DIAGNOSIS 5

• Kaki bengkak dan nyeri


• Riwayat thrombosis
anamnesis • Riwayat thrombosis keluarga

• Edema tungkai unilateral


• Eritema
• hangat, nyeri
PF • Dapat diraba pembuluh darah superfisial
• Hofman positif

LAB • Peningkatan D-dimer

• USG Doppler : baik untuk DVT dengan simtomatik


• Doplex scanning : baik untuk DVT proksimal
RAD • Venografi : pemeriksaan standart
• MRI : digunakan untuk pemeriksaan DVT pelvis, wanita hamil, vena cava dan illiaka dan droplex scanning
negative
TATALAKSANA 6,7,8

• Mencegah meluasnya trombosis dan timbulnya emboli paru.


• Mengurangi morbiditas pada serangan akut.
• Mengurangi keluhan post flebitis
• Mengobati hipertensi pulmonal yang terjadi karena proses
tromboemboli.
FARMAKOLOGI NON-FARMAKOLOGI

Heparin Bed rest

Warfarin Peninggian posisi


FARMAKOLOGIS
Antikoagulan :
Heparin : infus iv, dosis 80 unit/kg ATAU 5000 U  BOLUS , lanjut dengan drip
18 unit/kg
Enoksaparin (LMWH) : subkutan, dosis 1 mg/kg, injeksi subkutan setiap 12 jam
Warfarin (Coumadin) : oral, diberikan sebelum penghentian heparin atau
enoksaparin, dilanjutkan hingga 3-6 bulan
Fibrinolitik :
Untuk melarutkan bekuan
Diberikan selama tahap awal DVT akut untuk mengatifkan sistem fibrinolisis
endogen
Idealnya diberikan 24-48 jam pertama
Contoh : Stretpokinase, Urokinase
Tujuan : menghindari perluasan
bekuan dan embolisasi

• Pemakaian kaus penekan atau


pembalut elastik untuk mengurangi
stasis vena  40 mmHg
• Latihan pd tungkai secara aktif dan
pasif untuk memperbaiki aliran
balik vena ke jantung
• Meninggikan bagian kaki tempat
tidur sehingga lebih tinggi dari
jantung untuk mengurangi tekanan
hidrostatik vena dan memudahkan
pengosongan vena
PROGNOSIS

Prognosis trombosis arteri dan vena ditentukan oleh lokasi dan ketepatan
penanganan. Umumnya makin cepat penanganan, maka semakin baik prognosisnya,
dapat menimbulkan kecacatan dan kematian jika tidak ditangani dengan.
Trombektomi terutama berhasil sangat baik bila kejadiannya akut.
KOMPLIKASI

POST THROMBOTIC
EMBOLI PULMO SYNDROME
PREVENTIF
DO EXERCISE 3-3-4
1 2 3

4
KESIMPULAN
• Deep Vein thrombosis (DVT) adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah
balik (vena) sebelah dalam.

• DVT dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu kerusakan pembuluh darah, vena statis, dan
aktivitas faktor pembekuan  TRIAD OF VIRCHOW

• Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.

• Penatalaksanaan DVT dapat dilakukan secara farmakologi dan nonfarmakologi.

• Penatalaksanaan non farmakologis terutama ditujukan untuk mengurangi morbiditas pada


serangan akut  istirahat di tempat tidur (bedrest), meninggikan posisi kaki, dilakukan
pemasangan stoking dengan tekanan kira-kira 40mmHg, dan bisa dilakukan ambulasi dini.

• Untuk penatalaksanaan farmakologi  anti koagulan dengan prinsip save dan efektif. Save
artinya anti koagulan tidak menyebabkan perdarahan. Efektif artinya dapat menghancurkan
trombus dan mencegah timbulnya trombus baru dan emboli.
DAFTAR PUSTAKA
1. Frits R Rosendaal, Harry R Buller. Venous thrombosis. In: Dan L Longo, editor. Horrison’s hematology and
oncology. New York: Mc-Grow Hill Company; 2010.p.246-53.
2. Bates S, Ginsberg G (2014). Treatment of deep vein thrombosis. N Engl J Med, 351:268-77
3. Fauci, AS, DL Kasper, DL Longo, E Braunwald, SL Hauser, JL Jameson, J Loscalzo. Venous Thrombosis. Dalam:
Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th Edition. 2008. Chapter 111. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
4. Bates, SM, R Jaeschke, SM Stevens, S Goodoacre, PS Wells, MD Stevenson, C Kearon, HJ Schunemann, M
Crowther, SG Pauker, R Makdissi, dan GH Guyatt. Diagnosis of DVT: Antithrombotic Therapy and Prevention
of Thrombosis, 9th ed: American College of Chest Physicians. Evidence-Based Clinical Practice Guidelines.
CHEST 2012; 141(2)(Suppl):e351S–e418S
5. JCS Guidelines 2011. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of pulmonary
thromboembolism and deep vein thrombosis. Circ J. 2011; 75: 1258-81
6. Ginsberg, J. Deep venous thrombosis. Cecil Medicine. 23rd ed. New York: Mc Graw-Hill; 2007.
7. David L, Erica P, James D, Mark B. Diagnosis and management of iliofemoral deep vein thrombosis: Clinical
practice guideline. CMAJ. 2015;23: 1-9
8. Dupras D, Bluhm J, Felty C, Hansens C, Johnsons T, Lim K. Venous thromboembolism diagnosis and
treatment. Institute for Clinical System Improvement. 2013; 5 :1-36.

Anda mungkin juga menyukai