Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus

Diabetic Foot
Dokter Pembimbing:
dr. M. Riza El Anshory, Sp. B
Disusun Oleh :
Rizka Suhartini Winarso (2210026027)
Identitas Pasien

- Nama : Ny. W
- Usia : 76 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Alamat : Rawamangun, Jakarta Timur
- Agama : Islam
- Status Pernikahan : Menikah
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anamnesis
Keluhan Utama
Keluhan Utama Pasien datang ke RS Islam Pondok Kopi dengan keluhan terdapat
lukapada telapak kaki kanan sejak 3 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS Islam Pondok Kopi dengan keluhan terdapat luka pada telapak kaki kanan sejak 3 bulan
sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien mengatakan awalnya luka pada telapak kaki kanannya terasa gatal,
kemudian pasien menggaruk kakinya dengan tangan hingga terbentuk luka. Pasien juga mengatakan saat terkena
air telapak kakinya terasa perih. Pada awalnya daerah luka tampak bengkak dan memerah sehingga pasien sulit
untuk berjalan. Keluhan nyeri makin memberat jika pasien melakukan aktivitas dan membaik jika pasien istirahat.
Luka yang awalnya kecil lama – lama membesar disertai bengkak dan keluar nanah. Pasien mempunyai riwayat
penyakit diabetes sejak 3 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengeluhkan hal yang
sama sebelumnya. Riwayat penyakit seperti
hipertensi dan penyakit jantung disangkal.
Namun pasien mempunyai riwayat penyakit
DM sejak 3 tahun yang lalu.

Riwayat Keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki keluhan serupa.


Riwayat hipertensi, DM, dan penyakit jantung
pada keluarga tidak ada.
Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat terkait dengan keluhannya saat ini. Pasien mengatakan ia
rutin meminum obat (metformin tablet 500 mg) untuk mengontrol DM-nya

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan minuman, udara, cuaca, debu,
maupun obat obatan

Riwayat Psikososial
Pasien sudah tidak bekerja. Pasien jarang berolahraga. Pola makan pasien tidak teratur
dan ia mengaku terkadang masih suka mengonsumsi makanan atau minuman yang manis
serta jarang mengonsumsi sayur – sayuran. Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi
alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – Tanda Vital

Tekanan darah : 124/81 mmHg


Suhu : 36.4 oC
Nadi : 84x/ menit
Respirasi : 20x/menit
SpO2 : 98%

Pemeriksaan Fisik Umum

Dalam batas normal


Status Lokalis Regio Pedis Dextra

• Look : terdapat ulkus pada telapak kaki, dasar


luka otot, panjang ± 3 cm, kedalaman ± 1 cm,
terdapat eksudat purulent.

• Feel : nyeri (-), sensibilitas (-), akral dingin (-),


CRT <2 detik

• Move : gerakan bebas


Pemeriksaan
Penunjang
LAPORAN PEMBEDAHAN
Tanggal : 03/03/2023
Waktu Operasi : 12.03 – 12.45 WIB
Lama operasi : 42 menit
Diagnosis prabedah : Ulkus diabetikum plantar pedis
dextra
Diagnosis Pasca Bedah : Ulkus diabetikum plantar pedis
dextra
Tindakan Pembedahan : Debridement ulkus
Follow Up
RESUME
o Pasien datang ke poli RS Islam Pondok Kopi dengan keluhan terdapat lukapada telapak kaki kanan sejak 3 bulan sebelum
masuk rumah sakit (SMRS). Pasien mengatakan awalnya luka pada telapak kaki kanannya terasa gatal, kemudian pasien
menggaruk kakinya dengan tangan hingga terbentuk luka. Pasien juga mengatakan saat terkena air telapak kakinya terasa
perih. Pada awalnya daerah luka tampak bengkak dan memerah sehingga pasien sulit untuk berjalan. Keluhan nyeri makin
memberat jika pasien melakukan aktivitas dan membaik jika pasien istirahat. Luka yang awalnya kecil lama – lama
membesar disertai bengkak dan keluar nanah. Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes sejak 3 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, TTV dalam batas normal. Pada status
generalis dalam batas normal status lokalis a/r regio pedis dextra : • Look : terdapat ulkus pada telapak kaki, dasar luka otot,
panjang ± 3 cm, kedalaman ± 1 cm, terdapat eksudat purulent. • Feel : nyeri (-), sensibilitas (-), akral dingin (-), CRT <2
detik.

o • Move : gerak bebas • PEDIS score : 7 Pada pemeriksaan penunjang laboratorium tanggal 02/03/2023 didapatkan GDS 86
mg/dL (normal). Kemudian dilakukan lagi pengecekan GDS pada tanggal 03/03/2023 sebelum operasi, didapatkan GDS
128 mg/dL
TATALAKSANA

DIAGNOSIS

o IVFD Asering 30 TPM


Ulkus diabetikum o Ceftriaxone 3 x 1 g
o Ketorolac 3 x 3
plantar pedis dextra
o Pasien dipuasakan
o Konsul dokter Sp. Bedah → Pro
debridement
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad Fungtionam : dubia

Quo ad Sanationam : dubia ad bonam


Tinjauan
Pustaka
Diabetic Foot

o Definisi o Epidemiologi

Ulkus kaki diabetik (DFU)  ulkus Kaki diabetes  peringkat ke - 5 dalam

yang mengenai kaki pasien diabetes komplikasi DM terbanyak menurut

yang berhubungan dengan neuropati Riskesdas tahun 2013.

perifer dan/atau penyakit arteri Berdasarkan data dari RSUP Cipto

(komplikasi diabetes yang kronis) Mangun Kusumo, angka kematian &


angka amputasi ↑ yaitu 16% : 25%.
Patogenesis
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Penunjang

o Menanyakan tentang ulserasi yang dialami o Pemeriksaan Lab


o Riw. amputasi sebelumnya - Tes darah : leukositosis (abses/infeksi), anemia
o Apakah ada komplikasi diabetes lain? (co : (memperlambat penyembuhan luka)
gangguan penglihatan, riw. dialiasis ginjal) - Profil metabolik : glukosa darah, kreatinin (u/
fungsi ginjal)
Pemeriksaan Fisik
o Pemeriksaan Radiologi
o Inspeksi : terdapat ulkus (cenderung terjadi pada - Pemeriksaan polos pada kaki diabetik dapat
daerah yang menumpu beban terbesar seperti menunjukkan demineralisasi dan sendi charcot
tumit, area kaput metatarsal di telapak, serta serta adanya osteomielitis
ujung jari yang menonjol (jari pertama dan kedua). - Arteriografi konvensional  bila pembedahan
o Palpasi : suhu di kaki, CRT vaskular atau endovaskular direncanakan
o Untuk mengetahui neuropati sensoris 
pemeriksaan sensasi dengan menggunakan
monofilamen
Klasifikasi Kaki Diabetik
1. Wagner Classfication of Diabetic Foot Ulcer
2. PEDIS
classification

Interpretasi skor :

o < 7 : Low risk for adverse outcome


o ≥ 7 : High risk for adverse outcome
(82% spesifik untuk ulkus yang
tidak sembuh, dan perlu untuk
amputasi)
3. University of Texas Classification
PENATALAKSANAAN

A. Wound Control

01 Debridement
Autolisis 03 Debridement
Enzimatik 05 Debridement
Mekanik

Debridement
02 Debridement
Biologic 04 Bedah dengan
Instrumen Tajam
Wound Dressing

1 2 3 4

creams,
nonadherent occlusive absorptive
ointments,
fabrics dressings dressings
and solutions
B. Microbiological control- C. Mechanical control-
infection control pressure control
o Umumnya didapatkan infeksi bakteri
multiple (anaerob dan aerob) o Berbagai cara surgikal dapat digunakan
o Lini pertama antibiotik spektrum luas, untuk mengurangi tekanan pada luka,
mencakup kuman gram negatif dan yaitu dengan dekompresi
positif (misalnya sefalosporin), ulkus/gangren  insisi abses dan
dikombinasi dengan obat untuk kuman prosedur koreksi bedah
anaerob (misalnya metronidazole).
D. Educational control



Thank You!

CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
Please keep this slide for
attribution

Anda mungkin juga menyukai