Polisitemia Vera
Pembimbing :
Penyusun :
20190420047
Fakultas Kedokteran
Surabaya
2019
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
POLISITEMIA VERA
Referat telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas dalam rangka
menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit
Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya.Penulis telah menyelesaikan penulisan laporan kasus dengan judul
“Polycythemia”.
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
program pendidikan profesi dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah
Surabaya yang dilaksanakan di RSAL Dr Ramelan Surabaya. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada seluruh dokter pembimbing, khususnya kepada dr. I.D.M. Widi Hersana,
SpPD-KHOM., dan kepada semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan kasus ini.
Tulisan laporan kasus ini masi jauh dari sempurna. Dengan kerendahan hati, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga tulisan laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera, Om Santi Santi Om, Namo Buddhaya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
2.1 Definisi...................................................................................................................2
2.2 Epidemiologi..........................................................................................................2
2.3 Etiologi...................................................................................................................2
2.4 Klasifikasi..............................................................................................................3
2.6 Laboratorium........................................................................................................4
2.9 Terapi....................................................................................................................7
2.10 Komplikasi..........................................................................................................9
2.11 Prognosis............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Polisitemia merupakan kelainan darah yang tumbuh lambat di mana sumsum tulang
membuat terlalu banyak sel darah merah. Sel-sel berlebih ini mengentalkan darah,
memperlambat aliran darah.
Polisitemia vera bersifat tidak umum. Biasanya berkembang perlahan, dan penderita
selama bertahun-tahun tidak mengetahui bahwa mengidap polisitemia, seringkali kondisi ini
ditemukan selama tes darah dilakukan karena alasan lain.
Polisitemia vera merupakan suatu penyakit kelainan pada sistem mieloproliferatif yang
melibatkan unsur-unsur hemopoetik dalam sumsum tulang secara progresif, kronik karena
sebagian populasi eritrosit berasal dari satu klon sel induk darah yang abnormal.
Tanpa pengobatan, polycythemia vera dapat mengancam jiwa. Tetapi perawatan medis
yang tepat dapat membantu meringankan tanda, gejala dan komplikasi penyakit ini. Seiring
waktu, dalam beberapa kasus ada risiko berkembang menjadi kanker darah yang lebih serius,
seperti myelofibrosis atau leukemia akut.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kata polisitemia (bahasa yunani) mengandung arti poly (banyak), cyt (sel), dan hemia
(darah) sedangkan vera (benar) adalah suatu penyakit kelainan pada sistem mieloproliferatif
dimana terjadi klon abnormal pada hemopoetik sel induk (hemopoetic stem cell) dengan
peningkatan sensitivitas pada growth factors yang berakibat terjadi peningkatan banyak sel,
istilah ini dikaitkan dengan peningkatan produksi eritrosit. Istilah polisitemia dan eritrositosis
sering diartikan sama, polisitemia (banyak sel) menggambarkan peningkatan total kuantitas
atau volume sel darah, sedangkan peningkatan jumlah dan volume saja dengan pengukuran
hitung eritrosit, hemoglobin dan hematokrit disebut eritrositosis. Eritrositosis
menggambarkan peningkatan volume sel darah merah disebut polisitemia/eritrositosis
absolut, menggambarkan penurunan volume plasma disebut polisitemia/eritrositosis relatif
atau spurious (Prenggono Darwin M.,2014).
2.2 Epidemiologi
Polisitemia vera lebih banyak ditemukan pada usia tua, dengan usia puncak 60-80
tahun, polisitemia akibat hemoglobinopati dan penyakit jantung sianotik bawaan kemugkinan
terdeteksi pada pasien yang jauh lebih muda. Rasio perbandingan antara pria dan perempuan
2 :1. Insiden maksimum polisitemia vera mencapai 20 per 100.000 populasi per tahun.
Diyakini lebih sering terjadi pada orang Yahudi keturunan Eropa Timur daripada orang Eropa
dan Asia lainnya (Pillai Ashwin A., Babiker Hani M.,2019).
2.3 Etiologi
2
membentuk koloni tanpa eritropoetin serta sel eritroid dan myeloid sensitif terhadap growth
factor (Prenggono Darwin M.,2014).
Spourious Polycythemia
Ini terjadi karena kontraksi volume daripada peningkatan massa RBC sejati.
Penyebab meliputi:
Dehidrasi parah karena kehilangan cairan terisolasi: berpotensi terlihat pada diare dan
muntah parah
Sindrom Gaisbock: Biasanya terlihat di antara laki-laki gemuk dan hipertensi.
Konsumsi rokok, alkohol berlebihan, dan penggunaan diuretik merupakan kontribusi.
True Polisitemia
Polisitemia vera
Polisitemia familial dan kongenital primer
Dataran tinggi
Gangguan pernapasan: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sindrom Pickwickian
Penyakit jantung sianotik dengan pirau kanan-ke-kiri
Gangguan ginjal: Kista ginjal, kanker, stenosis arteri renalis, sindrom Bartter,
glomerulonefritis sclerosing fokal
Karboksihemoglobin tinggi: biasanya terlihat pada perokok
Hemoglobinopathies: Hemoglobin afinitas tinggi seperti Hb Yakima,
methemoglobinemia
3
Tumor yang mensekresi EPO: sumber termasuk hepatoma, leiomioma uterin, dan
hemangioma serebelar
Penyebab iatrogenik: Termasuk pemberian erythropoietin, steroid anabolik, dan terapi
penggantian testosteron (Pillai Ashwin A., Babiker Hani M.,2019).
Gejala klinis polisitemia vera terjadi secara perlahan-lahan dan sering ditemukan
secara kebetulan pada pemeriksaan darah rutin.
1. Gejala
d. Produksi sel yang berlebihan bisa menyebabkan penurunan berat badan dan
berkeringat ; hiperurisemia yang bisa menyebabkan gout.
2. Pemeriksaan fisik
d. Facial plethora (muka merah abu-abu) / ruddy cyanosis pada hidung, pipi,
bibir, telinga, leher, dan jari-jari (Tkachuk Douglas C., Hirschmann Jan
V.,2007).
4
2.6 Laboratorium
1. Red cell mass meningkat. Volume plasma biasanya normal atau meningkat ringan.
Hematokrit meningkat (>60%) dan hemoglobin meningkat (Hb>18,5 g/dl pada laki-
laki dan >16,5 g/dl pada perempuan).
2. Morfologi sel darah merah normal pada mulanya, bila telah terjadi metaplasia
mieloid ditandai dengan anisositosis, poikilositsis, meningkatnya sel eritrosit berinti.
3. Lekositosis (>12.000/ml)
4. Trombositosis (>400.000/ml)
8. Kadar vitaamin B12 meningkat sampai 900 pg/ml pada 30% penderita.
10. JAK-2 mutation (pada 97% penderita PV) (Sedana Made Putra,2015).
Kategori A
Meningkatnya massa sel darah merah, dikukur dengan krom radioaktif Cr51.
Pada pria ≥ 36 ml/kg dan pada perempuan ≥ 32 ml/kg.
Splenomegali
5
Kategori B
Kadar vitamin B12 >900pg/ml dan atau UB12BC dalam serum ≥2200pg/ml.
Dalam beberapa literatur terdapat beberapa ususlan modifikasi kriteria diagnosis PV sebagai
berikut:
Kategori A
Peningkatan massa eritrosit lebih dari 25% diatas rata-rata angka normal atau
packed cell volume pada laki-laki >0,6 atau pada perempuan 0,56
Kategori B
Menurut WHO diagnosa polistemia vera ditegakkan dengan beberapa kriteria antara lain:
Kriteria mayor
6
1. hemoglobin >18,5 g/dl pada pria , >16,5 g/dl pada wanita (11,5/10,2 mmol/l) atau
hematokrit >52 pada pria dan >48 pada wanita.
Kriteria minor
Diagnosis ditegakkan jika ada 2 kriteria mayor + 1 kriteria minor atau kriteria mayor yang
pertama + 2 kriteria minor (Prenggono Darwin M.,2014).
2.9 Terapi
Prinsip terapi
d. Menghindari obat mutagenik, teratogenik, dan berefek sterilisasi pada pasien usia
muda.
7
e. Mengontrol panmielosis dengan dosis tertentu fosfor radioaktif atau kemoterapi
sitostatika pada pasien diatas 40 tahun bila didapatkan:
- Leukositosis progresif.
- Gejala sistemik yag tidak terkontrol seperti pruritus yang sukar dikendalikan,
penurunan berat bdan tau hiperurikosuria yang sulit diatasi.
Media Pengobatan
8
pasien dengan usia >55 tahun atau dengan penyakit vaskular aterosklerotik serius,
flebotomi hanya dilakukan dengan prinsip isovolemik yaitu mengganti plasma
darah yang dikeluarkan dengan cairan pengganti lasma setiap kali, untuk
mencegah timbulnya bahaya iskemia serebral atau jantung kaerena hipovolemik..
Flebotomi berulang dapat menimbulkan kekurangan besi. Flebotomi bertujuan
mempertahankan menurunkan hematokrit <42% pada perempuan, dan <47% pada
pria untuk mencegah hiperviskositas dan penurunan shear rate.
2. Fosfor radioaktif (P32) untuk pasien yang tidak memungkinkan untuk berobat
secara teratur. Diberikan pertama dengan dosis sekitar 2-3 mCi/m2 secara
intravena. Sekali pemberian dapat menekan trombosis menjadi normal dan terjadi
remisi 2-3 tahun, kalau perlu diulang dalam waktu lebih dari 6 bulan. Pemberian
yang terlalu sering dapat menimbulkan perubahan menjadi leukemia (risiko 10%
dalam waktu 10 tahun).
Pemberian obat dihentikan jika hematokrit pada pria <47% dan diberikan lagi
jika >52%. Pada perempuan <42% dan diberikan lagi jika >49%.
9
5. Aspirin dosis rendah aman dan efektif untuk menurunkan infark miokard, stroke,
dan angka kematian akibat kardiovaskular. Bisa diberikan pada semua kasus PV
jika tidak ada kontraindikasi. Dosis aspirin 75 mg per hari.
2.10 Komplikasi
2.11 Prognosis
10
DAFTAR PUSTAKA
Sedana, Made Putra. 2015. Buku Ajar Penyakit Dalam. Surabaya. Airlangga University
Press. 378-380
Prenggono, M. Darwin. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta Pusat. Interna Publishing.
2663-2670
Pillai, Ashwin A., Babiker, Hani M. 2019. Ncbi. University of Arizona Cancer Center
11