Anda di halaman 1dari 6

Cuci tangan merupakan salah satu bagian dari menjaga kebersihan

diri. Dahulu mencuci tangan dikampanyekan hanya dengan menggunakan


air mengalir namun hal tersebut terbukti tidak efektif. Pada tahun 2008
WHO mencanangkan cuci tangan menggunakan sabun. Tindakan ini
bertujuan sebagai pencegahan dari penularan penyakit serta peningkatan
kualitas hidup masyarakat di dunia. Semua jenis sabun dapat digunakan,
sabun (mandi) biasa baik yang berbentuk batang maupun cair dan sabun
antiseptik.
Kapan harus mencuci tangan
Mencuci tangan wajib dilakukan 1) sebelum menyiapkan makanan,
2) saat tangan kotor, contohnya : setelah memegang uang, binatang,
berkebun, setelah buang air besar dan buang air kecil, setelah menceboki
anak, 3) setelah memegang atau menggunakan pestisida/insektisida, 4)
sebelum menyusui bayi.
Tata cara mencuci tangan dengan baik dan benar
Langkah-langkah cuci tangan yang ditetapkan WHO (2009)
membasahi kedua tangan dengan air mengalir, beri sabun secukupnya,
menggosokkan kedua telapak tangan dan punggung tangan, menggosok
sela-sela jari kedua tangan, menggosok kedua telapak dengan jari-jari
rapat, jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan
kiri ke kanan, dan sebaliknya, menggosok ibu jari secara berputar dalam
genggaman tangan kanan, dan sebaliknya, menggosokkan kuku jari
kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya, basuh dengan air,
dan mengeringkan tangan. Hal yang terpenting dalam mencuci tangan
bukan lama waktu mencuci tangannya, tetapi cara mencuci tangannya
(Kemenkes RI, 2014).
Gambar 1 Tujuh langkah cuci tangan
Penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan

1. Diare
Kuman penyebab sakit diare berada pada feses. Jalan masuk
penularan kuman tersebut melalui jalur fecal-oral, dimana kuman masuk
melalui mulut. Kuman masuk ke mulut melalui tangan yang pernah
menyentuh kotoran, air minum yang terkontaminasi feses, peralatan
makan yang tidak dicuci terlebih dahulu, atau tempat makan yang
terkontaminasi.
2. ISPA (Infeksi Saluran Napas Akut)
Etika batuk yang salah yang masih dilakukan masyarakat pada
umumnya, yakni menutup mulut dengan tangan kosong saat batuk, hal
ini merupakan sumber penularan penyakit. Apabila seseorang tersebut
berjabat tangan atau memegang benda namun tidak mencuci tangannya
terlebih dahulu.

3. Penyakit Hepatitis

Penyakit yang menyerang organ hati ini termasuk jenis penyakit yang
mudah menular. Virus ini bisa menyebar dengan mudah lewat udara dan
makanan. Tak hanya itu, kontak langsung bahkan lingkungan yang buruk
bisa menjadi tempat endemi hepatitis. Penyakit hepatitis ditandai dengan
gejala seperti kelelahan, kulit menguning, warna urin gelap, mual, dan
muntah.
4. Cacingan

Ini adalah alasan mengapa harus mencuci tangan yang benar dan
menjaga kesehatan kuku. Di dalam kuku yang kotor biasanya terdapat
telur-telur cacing penyebab penyakit. Terdapat empat jenis cacing perut,
di antaranya cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, dan cacing
cambuk. Telur cacing yang menempel di tangan ukurannya tak kasat mata
dan mudah terselip pada sela-sela kuku dan sela-sela kulit tangan. Jika
tidak mencuci tangan sebelum makan, telur cacing yang terselip ini akan
ikut termakan dan akan menetas di dalam usus. Inilah yang membuat
tubuh mengidap penyakit cacingan. Cacingan dapat menyebabkan
kekurangan gizi. Perlu diketahui, cacing tak hanya menghisap darah,
namun juga memakan karbohidrat dan protein di dalam tubuh. Nutrisi
yang seharusnya untuk dihisap habis oleh cacing. Akibatnya akan terjadi
anemia, kurang gizi dan menurunnya tingkat kecerdasan.
Selain penyakit di atas perilaku mencuci tangan menggunakan
sabun dapat mengurangi terjadinya infeksi cacing, infeksi mata, dan
penyakit kulit (InfoDATIN, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2009). Panduan Penyelenggaraan Cuci


Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan RI.

WHO. (2009). Guidelines on Hand Hygiene in Healthcare. Geneva: WHO.

Departemen Kesehatan RI. (2008). Perilaku Mencuci Tangan Pakai


Sabun di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai