Anda di halaman 1dari 28

DEEP VEIN

THROMBOSIS
CSS Kelompok 18
ANATOMI
● Vena adalah pembuluh darah yang berfungsi membawa darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh kembali ke jantung.
● Dinding vena terdiri dari 3 lapisan :

○ T. adventisia/eksterna :Lapisan terluar terdiri atas


jaringan ikat fibrous.

○ T. media: Lapisan yang kedua, atau lapisan tengah

○ T. Intima: Lapisan yang dalam disebut sebagai


endotelium,

Terdapat katup vena yang merupakan struktur penting dari


sistem aliran vena, berfungsi untuk mencegah refluks
aliran darah vena tungkai.
◦ Vena superfisialis : terletak di dalam
subkutan, tepatnya pada fascia otot
◦ Vena perforantes (penghubung) : Vena
yang menghubungkan vena
superficialis ke vena profunda, yaitu
dengan cara langsung menembus fascia.
◦ Vena profunda (Deep Vein)
Terletak di bawah Deep Fascia, menyertai
arteri utama.
Leg : Plantar veins, Dorsal veins
Foot : Anterior posterior tibial veins, fibular
vein
Knee : Popliteal vein
Thigh : Femoral vein
Deep Vein
Thrombosis
DEFINISI
● Deep Vein Thrombosis Kondisi timbulnya trombus pada vena dalam.

● Pembentukan bekuan darah pada area profundus kaki, paha, pelvis, atau
perut yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah vena.
EPIDEMIOLOGI
● Terjadi pada 1 dari 1000 orang dewasa
● Pada populasi umum angka kejadian sebesar 100 per 100.000 orang
● Sebesar 20% terdiagnosis lalu dalam tiga bulan sudah melakukan operasi
● 80 % kasus DVT : DVT proksimal
● 25-50% pasien DVT episode pertama tidak ditemukan faktor predisposisi
ETIOLOGI
Tiga faktor yang menyebabkan DVT :
1. Cedera pada pembuluh vena : disebabkan oleh pembedahan, suntikan
bahan yang dapat menimbulkan iritasi, serta kelainan pada vena.
2. Peningkatan risiko terjadinya trombus (hypercoagulable) ; pasien kanker,
pengguna kontrasepsi oral, persalinan, tindakan bedah, geriatri, dehidrasi.
3. Aliran darah yang lebih lambat pada pmbuluh vena. ; tirah baring lama,
naik pesawat lama : trombosis lebih mudah terjadi karena otot daerah
tungkai tidak berkontraksi sehingga aliran darah ke jantung semakin
lambat.
FAKTOR
RISIKO
Gejala dan Tanda
• Umumnya DVT bersifat asimptomatis

Gejala
Tanda
- Nyeri tumpul pada kaki terutama saat
- Homan sign positif (nyeri
berdiri / jalan
dorsofleksi)
- Permukaan kulit licin
- nyeri palpasi
- Bengkak mulai dari distal
- sianosis
- Rasa panas kulit, kaku otot
- vena superfisial tampak jelas
Pemeriksaan Penunjang
D-Dimer
Merupakan produk proteolisis fibrin oleh plasmin. Sensitivias mencapai 90-95%. namun
peningkatan D-dimer juga dapat terjadi pada pasien pascaoperasi, pasien trauma,
kelainan trombosis, infeksi atau kehamilan.

Duplex Ultrasound
Standar baku pemeriksaan DVT, dapat ditemukan peningkatan eksogenitas dan
heterogenitas intralumen, peningkatan diameter vena, resistensi terhadap kompresi
transduser, tidak terdapatnya aliran darah spontan.
Diagnosis
● Anamnesis ● Pemeriksaan fisik
Keluhan utama ; biasanya bengkak
dan nyeri Inspeksi :
Edema tungkai (unilateral)
Riwayat penyakit sekarang (pernah Eritema
terjadi sebelumnya?)
Riwayat penyakit keluarga
Palpasi
Faktor Risiko lainnya
Riwayat perjalanan jauh Teraba hangat
Pulsasi arteri dorsalis (+)
Pitting Edema (+)
Nyeri

Homan’s Sign (+)


nyeri pada gerakan dorsofleksi kaki
Well’s Score
Skor >= 2 menunjukan risiko
terjadinya DVT mencapai 40%

Skor < 2 risiko menjadi 15%

Bila skor lebih dari 2, dilakukan


pemeriksaan usg dalam 4 jam,
DIAGNOSIS BANDING
• Selulitis
• Limfaedema
• Tromboflebitis Superficialis
• Peripheral Arterial Disease
• Vasculitis
Treatment
◦ Bertujuan untuk mencegah emboli paru
◦ Mengurangi morbiditas
◦ Mencegah atau meminimalkan risiko
pengembangan sindrom pasca trombotik
Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A,
Bauersachs R, et al. Diagnosis and management of acute deep
vein thrombosis : a joint consensus document from the European
Society of Cardiology working groups of aorta and peripheral
vascular diseases and pulmonary circulation and right
ventricular function. 2018;4208–18
Antikoagulan

untuk mencegah terjadi bekuan yang semakin besar, dan mencegah pembentukan bekuan darah

1. Low-molecular-weight heparin / fondaparinux selama 5 hari

2. Vitamin K analog selama 3 bulan

3. Pada pasien kanker, pertimbangkan antikoagulan selama 6 bulan

4. Jika trombosit turun kurang dari 75.000, alihkan heparin menjadi fondaparinux
Thrombolytic

◦ Indikasi:

1. DVT iliofemoral yang bergejala

2. Gejalanya kurang dari 14 hari

3. Status fungsionalnya baik

4. Risiko perdarahan rendah

◦ Penggunaan terapi trombolitik dapat menyebabkan perdarahan intracranial maka dari itu perlu
dilakukan pemilihan pasien secara cermat
Thrombectomy
Trombektomi adalah prosedur intervensi mekanis di mana gumpalan darah atau trombus diangkat di bawah
panduan gambar menggunakan perangkat endovaskular.
Contraindications
◦ Intracranial hemorrhage
◦ Large infarct core with minimal penumbra
◦ Small vessel occlusion
◦ Coagulopathies that can not be corrected
◦ Elevated blood pressure (systolic pressure >185 mmHg or diastolic pressure >110 mmHg) that can
not be corrected
Kaos Kaki Kompresi
Stoking kompresi bertingkat dibawah lutut dengan tekanan pergelangan kaki lebih dari 23 mmHg
selama 2 tahun jika tidak ada kontraindikasi

Filter Vena Cava Inferior


◦ Filter yang dapat menghalangi aliran emboli telapi dapat menjaga alkan vena tetap normal
◦ Diindikasikan pada pasien DVT dengan kontraindikasi penggunaan antikoagulan atau jika terjadi
emboli mesikpun antikoagulan memadai
◦ Tidak direkomendasikan pada DVT akut
Komplikasi
Berikut ini adalah komplikasi utama DVT;
◦ Emboli paru (emboli paradoks jika ada defek atrioseptal)
◦ Post-thrombotic syndrome
◦ Pendarahan dari penggunaan antikoagulan

Waheed SM, Kudaravalli P, Hotwagner DT. Deep Vein Thrombosis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507708/?report=classic
Prognosis
◦ Banyak DVT akan sembuh tanpa komplikasi.
◦ Kematian terjadi pada sekitar 6% kasus DVT dan 12% kasus emboli paru dalam waktu satu bulan
setelah diagnosis.
◦ Kematian dini setelah tromboemboli vena sangat terkait dengan presentasi sebagai emboli paru,
usia lanjut, kanker, dan penyakit kardiovaskular yang mendasarinya.

◦ Post-thrombotic syndrome terjadi pada 43% dua tahun pasca-DVT (30% ringan, 10% sedang, dan
berat pada 3%).

◦ Risiko kekambuhan DVT tinggi (hingga 25%).

Waheed SM, Kudaravalli P, Hotwagner DT. Deep Vein Thrombosis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507708/?report=classic

Anda mungkin juga menyukai