Disusun Oleh:
PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp. KK, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Oklusif
Oklusif adalah senyawa berminyak yang dapat menghambat TWEL
dengan membentuk lapisan hidrofobik di lapisan permukaan dan superfisial
stratum korneum. Oklusif bekerja dengan cukup baik pada kulit lembab
karena air tidak dapat bercampur.11
Petrolatum adalah oklusif yang paling banyak di gunakan, dan
merupakan moisturizer yang paling efektif dilihat dari kemampuannya
mereduksi TEWL sebanyak 99%. Petrolatum juga dapat berdifusi menjadi
lipid antar sel dari stratum korneum dam membantu dalam pemulihan Barier,
namun demikian kelemahan utama dari petrolatum dan kebanyakan oklusif
adalah rasa berminyak 10
Lanolin dan mineral oil juga dapat dignakan namun kurang efektif.
Mineral oil (Paraffinum Liquidum) memberikan tektur yang lebih disukai
namun hanya dapat mengurangi TEWL sebesar 30 %. Lanolin tidak sering
digunakan karena potensi alergi, bau yag tidak sedap dan biaya.. Silikon,
termasuk dimethicone dan cyclomethione adalah oklusif sintetik baru yang
popular sebagai moisturizer berbahan bebas minyak, bersifat hipoalergenik,
non komedogenik, serta tidak berbau11
Selain oklusif tradisional, seperti yang disebutkan di atas, beberapa
moisturizer topikal mungkin mengandung lipid barier fisiologis, ceramide,
kolesterol dan asam lemak bebas. Tiga lipid utama ini, dalam dibandingkan
dengan oklusif eksogen, seharusnya meresap lebih dalam ke Stratum korneum
dan akhirnya menjadi bagian dari barier lipid Stratum korneum sehingga
mengembalikan keadaan normal keseimbangan barrier epidermis11
Humektan
Humektan adalah kelompok senyawa hidrofilik hidroksil yang mampu
menyerap dan menahan air. Humektan dapat menarik air dari dermis ke
epidermis dan menangkap air dari lingkungan luar bila kelembaban ambien
relative melebihi 70%. Moisturizer yang hanya mengandung humektan dapat
meningkatkan TEWL apabila diaplikasikan pada kulit dengan kerusakan
barrier, oleh karena itu formulasi moisturizer harus mengombinasikan oklusif
dan humektan untuk menarik air dan mencegah penguapan air ke luar
lingkungan gliserin merupakan humektan yang paling efektif10,11
Oleh karena humektan mempunyai kemampuan menyerap air maka
terjadi pembengkakan ringan pada lapisan korneum, perubahan ini akan
memberikan sensasi kulit yang halus dan tidak keriput. Humektan terdiri atas 7
1. Natural moisturizing factor (NMF), merupakan substansi larut dalam air,
bersifat higroskopis pada stratum korneum. Substansi ini berperan penting
dalam menahan air pada stratum korneum, contohnya:
a. Asam amino
b. Pirolidon
c. Urea
2. Polyol, terdiri dari sejumlah molekul hidroksil yang bersifat higroskopis,
bahannya antara lain:
a. Gliserin
b. Sorbitol
c. Propilen glikol
3. Molekul makro adalah bahan yang termasuk hidrofilik, memiliki bentuk
molekul yang besar sehingga tidak dapat berpenetrasi ke dalam stratum
korneum, tetpa dapat membentuk suatu lapisan permukaan yang
semipermeabel seperti
a. Asam hialuronat
b. Kondroitin sulfat
4. Liposom merupakan vesikel kecil yang berdiameter 50-500 nm yang
dikelilingi oleh satu atau beberapa membran biologikal. Bentuk liposom
yang khusus disebut niosom. Sekarang, fosfolipid digantikan dengan
bentuk sintetiknya yakni non-ionic amphiphilic lipids yang memiliki
afinitas tinggi terhadap stratum korneum dan meningkatkan kekuatan
hidrasi.
Jenis humektan yang lain adalah urea yang merupakan komponen dari
NMF. Urea banyak dipakai sebagai krim tangan sejak tahun 1940-an. Selain
sebagai humektan urea juga memiliki kemampuan sebagai antipruritus, hal ini
menguntungkan untuk pemakaian pada DA. TEWL dapat menurunkan dengan
pemakaian krim urea 10%. Penetrasi urea dapat meningkat bila
dikombinasikan dengan hidrokortison. Pemakian moisturizer yang
mengandung urea dianjurkan hanya dipakai pada saat kulit dalam keadaan
lembab untuk menghindari iritasi. Pada kulit penderita DA terdapat
kekurangan kadar urea hingga 85% sehingga pemakaian urea pada DA
diharapkan dapat memperbaiki faktor tersebut.8
Emolien
Emolien adalah senyawa yang dapat mengisi celah antar cluster dari
deskuamasi lapisan corneocyte. Emolien membantu memperbaiki kondisi
kulit dengan memberikan kehalusan, kelembutan dan kelenturan pada
permukaan kulit. Walaupun emolien tidak dapat mengurangi TEWL beberapa
emolien memiliki Oklusif atau humektan. Alkohol emolien seperti cetyl,
stearyl, octyl dodecanol, hexyl dodecanol dan oleyl alcohol, memberi tekstur
halus pada kulit. Emolien tipe ester, misalnya, oleyl oleate, octyl stearate,
isopropil miristat, stearil isononanoat, dan PEG-7 gliseril cocoate. Umumnya
emolien terdiri dari emulsi air dalam minyak dengan komponen minyak
sebesar 3-25%10,12
Tabel 1. Klasifikasi Moisturizer11
BAB III
PENUTUP
Dermatitis atopik (DA) atau atopik eczema adalah peradangan kulit berupa
dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai bagian tubuh
tertentu terutama di wajah pada bayi (fase infantil) dan bagian fleksural
ekstremitas (pada fase anak).
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdi D. Dermatitis Atopik..II(1) [Wal’afiat Hospital Journal] 2020. (Diakses
8 Mei 2021)
2. Febriansyah J P E, Grace M K, Agus H. Profil Dermatitis Atopik di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado Periode Januari
2010- Desember 2012. 7(3) [Jurnal Biomedik (JBM)] 2015 (Diakses 8 Mei
2021)
3. Evina B. Clinical Manifestations and Diagnistic Criteria of Atopic
Dermatitis.4(4) [J Majority] 2015. (Diakses 8 Mei 2021)
4. Giam YC, Hebert AA, Dizon MV, et al. A review on the role of moisturizers
for atopic dermatitis. Asia Pac Allergy. 2016;6(2):120-128.
doi:10.5415/apallergy.2016.6.2.120 (Diakses 8 Mei 2021)
5. Adhi, Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7 Bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. 2017
6. Lestari Wahyu. Manifestasi Klinis dan Tatalaksana Dermatitis Atopik.1(1)
[J.Ked.N.Med]2018. (Diakses 8 Mei 2021)
7. Utami DNT, Disfungsi Sawar Epidermis dan Strategi Penanganan Dermatitis
Atopik. CDK-215 42 (4). 2014. (Diakses 8 Mei 2021)
8. Lubis RAS. Penggunaan Moisturizer Pada Dermatitis Atopik Anak. 1(2)
[Jurnal Implamenta Husada].2020.(Diakses 8 Mei 2021)
9. Martalova A AJ, Saraswati PDA. Peran dan Fungsi moisturizer pada
Tatalaksana Dermatitis Atopi.47(3).[CDK-284]2020 (Diakses 8 Mei 2021)
10. Sirikudta W, Kulthanan K, Varothai S, Nuchkull P (2013) Moisturizers for
Patients with Atopic Dermatitis: An Overview. J Allergy Ther 4: 143.
doi:10.4172/2155-6121.1000143 (Diakses 9 Mei 2021)
11. Varothai S, Nitayavardhana S, Kulthanan K. Moisturizers for patients with
atopic dermatitis. Asian Pac J Allergy Immunol. 2013 Jun;31(2):91-8. PMID:
23859407. (Diakses 9 mei 2021)
12. Butarbutar MET,Chaerunisaa AY. Peran Moisturizer dalam Mengatasi
Kondisi Kuli Kering.6(1)[Majalah Farmasetika]2021( diakses 9 Mei 2021)