Disusun Oleh :
Diana Anjelina Masarrang
N 111 19 027
Pembimbing Klinik :
dr. Diany Nurdin, Sp.KK M.kes
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur :64 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tatura
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 07 Mei 2021
Ruangan : Poli Kulit dan Kelamin RSUD Undata
II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama : Luka pada jari telunjuk kaki kanan
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata
dengan keluhan luka pada jari telunjuk kaki kanan, disertai bengkak
berwarna kemerahan pada jari telunjuk dan jempol kaki kanan. Pasien
awalnya dirawat di rumah sakit madani kurang lebih 1 minggu
sebelumnya degan keluhan demam dan sakit perut, setelah dua hari di
rawat paseien mengeluhkan nyeri pada bagian selangkangan, dan
pasien baru menyadari bahwa jari telunjuk serta jari jompol pasien
mengalami pembengkakan, kemerahan seperti melepuh. Kemudian
beberapa hari setelahnya pecah dan pasien mengupas kulitnya hingga
timbul luka pada bagian bawah jari telunjuk. Pada hasil pemeriksaan
gula darah pasien normal. Tidak ada keluhan nyeri, gatal pada kaki.
Status Generalis
1) Keadaan Umum : Sakit Ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Compos mentis GCS E4 M6 V5
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
Status Dermatologis
Wujud Kelainan Kulit :
Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Wajah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Inguinal : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas bawah :
Digiti I pedis : Tampak Patch eritematous difus dengan ukuran
plakat berbentuk tidak beraturan pada digiti I pedis
dextra
Gambar 1. Tampak Patch eritematous difus dengan ukuran plakat berbentuk tidak
beraturan pada regio digiti I dan II pedis dextra.
Gambar 2. Tampak ulkus MH dengan lesi ulcer hiperemis
sirkumskripta dengan ukuran lentikular berbentuk bulat pada dorsal
digiti II dextra
V. RESUME
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata dengan
keluhan ulcus pada Digiti II pedis dextra, disertai edema eritematous pada
digiti I dan II pedis dextra. Pasien awalnya dirawat di rumah sakit madani
kurang lebih 1 minggu sebelumnya degan keluhan Febris dan Nyeri
abdomen , setelah dua hari di rawat paseien mengeluhkan nyeri pada
bagian inguinal , dan pasien baru menyadari bahwa terdapat edema
eritematous disertai bulla pada Digiti I dan II pedis dexrtra. Kemudian
beberapa hari setelahnya bulla pecah dan pasien mengupas kulitnya hingga
timbul ulcus pada bagian plantar digiti II. Pada hasil pemeriksaan gula
darah pasien normal. Tidak ada keluhan nyeri,serta pruritus.
X. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : Ad Bonam
2. Quo ad functionam : Ad Bonam
3. Quo ad cosmetican : Dubia ad malam
4. Quo ad sanationam : Dubia ad malam
PEMBAHASAN
Selulitis adalah infeksi bakteri akut pada kulit dan jaringan subkutan, yang
menyeabr dengan cepat tanpa pengobatan. Streptococcus pyogenes dan
Staphylococcus aureus adalah organisme penyebab paling umum. Selulitis
muncul dengan eritema, nyeri tekan, dan lebih jarang didapatkan fluktuasi.
Eritema dapat dengan cepat memberat dan menyebar. Berbatas tidak tegas. Pada
epidermis dapat terbentuk bulla, atau nekrosis, mengakibatkan pengelupasan
lapisan epidermis dan erosi superficial. 1,2
Gejala klinis selulitis berupa eritema dengan batas yang tidak tegas dan
cepat meluas, nyeri, edema atau bengkak yang teraba hangat dan kencang (jarang
namun bisa terjadi fluktuasi). Pada beberapa kasus selulitis dapat terjadi
pembentukan bula ataupun nekrosis pada jaringan epidermis, menyebabkan erosi
superfisial pada epidermis dan tampak sloughing. Gejala sistemik seperti demam,
menggigil dan malaise bervariasi. Hanya sekitar 66% ditemukan port d’entre
infeksi. Erisipelas juga merupakan bagian dari infeksi kulit dan jaringan lunak,
walaupun banyak mempunyai kesamaan klinis dengan selulitis namun
mempunyai gambaran eritema yang berbatas tegas dengan warna merah terang
yang klasik dengan permukaan menyerupai gambaran peau d’orange. Hal ini
disebabkan keterlibatan jaringan yang lebih superfisial dan batas antara kulit
normal dan sakit yang lebih jelas4
Pada pasien kusta, ulkus trofik merupakan komplikasi pada kaki yang
sering terjadi dan dapat menyebabkan disabilitas. Kaki pasien kusta sering
mengalami anestesi, sehingga pasien tidak menyadari rasa nyeri ataupun trauma.3
Ulkus trofik dapat terjadi pada kusta tipe pausibasilar (PB) maupun tipe
multibasilar (MB).6
Ulkus trofik yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “trophe” yang berarti
nutrisi adalah ulkus yang disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya
gangguan nutrisi pada jaringan, insufisiensi vaskular, atau kerusakan fungsi saraf.
Ulkus jenis ini umumnya terjadi pada kaki pasien diabetes atau kusta. Ulkus trofik
merupakan salah satu bentuk deformitas kaki yang sering ditemukan pada pasien
kusta dan dapat menyebabkan disabilitas pada sekitar 10% - 20% pasien kusta.6
Ulkus trofik atau sering disebut juga sebagai ulkus plantaris, menunjukkan
ciri khas berupa hilangnya jaringan di bagian permukaan tubuh yang mengalami
anestesi dan berkurangnya aliran darah.Predileksi ulkus trofik kaki umumnya
terdapat di bagian phalang proximal ibu jari kaki. Ulkus ini cenderung mengalami
kekambuhan meskipun sudah diobati.6
Penyebab ulkus trofik umumnya akibat trauma dari luar pada kaki yang
anestesi,1kemudian menimbulkan bula pada kulit, selanjutnya menjadi luka
terbuka. Faktor lain yang dapat menyebabkan ulkus trofik adalah gangguan
neurogenik misalnya pada neuropati diabetikum, spina bifida, alcoholic
polyneuropathy, gangguan vaskular baik pada arteri misalnya peripheral vascular
disease, arteriosklerosis, mikroangiopati pada diabetes, maupun pada vena
misalnya venous statis ulcer.6
Ulkus trofik dibagi menjadi beberapa jenis yaitu ulkus akut, ulkus kronik,
dan ulkus tanpa komplikasi. Ulkus akut berupa luka baru pada kulit yang disertai
dengan tanda-tanda inflamasi akut. Ulkus akut menunjukkan gambaran tepi ulkus
yang membengkak dan biasanya disertai pus, limfadenitis dan demam, umumnya
terjadi leukositosis polimorfonuklear. Pada ulkus kronik, atau ulkus yang sudah
lama terbentuk, tidak terdapat pus, dasar ulkus tampak bersih berupa jaringan
granulasi, bentuk punched out atau tepi yang tidak teratur, tidak terdapat sinus
dalam, dan tidak terdapat limfadenitis. Ulkus tanpa komplikasi berupa ulkus yang
tidak disertai inflamasi jaringan di sekitarnya (tulang, sendi atau tendon). Prinsip
pengobatan ulkus trofik adalah dengan cara melakukan debridement, memberikan
antibiotik jika terdapat tanda-tanda infeksi, mengurangi tekanan mekanik, dan
penggunaan dressing6
DAFTAR PUSTAKA