Neurodermatitis Dengan
Infeksi Sekunder
Disusun Oleh:
WAHYU
N 111 22 152
Pembimbing Klinik
dr. Diany Nurdin , Sp.KK, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
TADULAKO PALU
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Wahyu
Stambuk : N 111 22 152
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Profesi Dokter
Universitas : Tadulako
Bagian : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Judul : Neurodermatitis Dengan Infeksi Sekunder
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. W
Umur : 74 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Alamat : Jl. Tinggede
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Pemeriksaan : 16 Januari
2023
Ruangan : Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD UNDATA
2. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Awalnya bintik-bintik merah kemudian memberat sampai terdapat penebalan
pada kulit bagian tungkai bawah
o Gambar
Gambar 1
Ujud Kelainan Kulit Pasien
Regio Cruris Anterior sinistra, tampak plak hiperpigmentasi tepi eritemaatosa
disertai skuama, eksoriasi dan likenifikasi, lesi tunggal, berukuran plakat, serta
berbatas tegas
o RESUME :
Seorang pasien laki – laki berusia 74 tahun datang
ke poliklinik rumah sakit UNDATA dengan keluhan gatal pada
daerah tungkai bawah yang dirasakan cukup mengganggu.
Gatal dirasakan kurang lebih sejak beberapa bulan yang lalu,
gatal dirasakan hilang timbul dan jika berkeringat semakin
gatal. Kemudian saat luka digaruk semakin enak dan
menimbulkan bercak kemerahan yang menyebar di area
tungkai bawah, Nyeri (-), Hipertensi (+).
5. Diagnosis Kerja
Neurodermatitis dengan infeksi sekunder
6. Diagnosis Banding
Dermatitis Atopik
Psoriasis Vulgaris
Liken Planus Hipertrofik
7. Anjuran pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Histopatologi
8. Penatalaksanaan
Non- Medikamentosa
Jangan melakukan penggosokan/penggarukan yang berlebihan
pada area lesi
Menghindari stress psikologi
Medikamentosa
Topical :
Krim clobetasol Propionate 0,5%
Sistemik
Cefadroxil 500 mg 2 x1
Cetirizine 10 mg 1x1
Methylprednisolon 4 mg 2x1
9. Prognosis
Quo ad vitam : Ad Bonam
Quo ad functionam : Ad Bonam
Quo ad sanationam : dubia ad Bonam
Quo ad Cosmetikam : dubia ad Bonam
10. Pembahasan
Seorang pasien laki – laki berusia 74 tahun datang ke poliklinik rumah
sakit UNDATA dengan keluhan gatal pada daerah tungkai bawah yang
dirasakan cukup mengganggu. Gatal dirasakan kurang lebih sejak beberapa
bulan yang lalu, gatal dirasakan hilang timbul dan jika berkeringat semakin
gatal. Awalnya hanya seperti bintik merah dibagian ekstremitas bawah,
namun semakin digaruk luka menjadi menebal, saat luka digaruk semakin
enak dan menimbulkan bercak kemerahan yang menyebar di area tungkai
bawah.
Kondisi klinis pada pasien ini sejalan dengan beberapa catatan serta
sumber yang menjelaskan secara kriteria diagnostic kita perlu melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, pada anamnesis biasanya didapatkan
keluhan sangat gatal, hingga dapat mengganggu tidur. Gatal dapat timbul
terus menerus dan menghebat bila ada stress psikis, kemudian pada
pemeriksaan fisik biasanya didapatkan Lesi likenifikasi umumnya tunggal
tetapi dapat lebih dari satu.dengan ukuran lentikular hingga plakat. Stadium
awal berupa eritema dan edema atau papul berkelompok. 7
Rasa gatal biasanya dirasakan cukup hebat terutama saat malam hari
dan saat tidak sedang melakukan suatu aktivitas. Gatal sendiri timbul akibat
pelepasan mediator inflamasi dan aktivitas enzim proteolitik, keadaan ini
menimbulkan-terjadinya proses inflamasi pada kulit yang menyebabkan
penderita sering menggaruk lesi yang terbentuk.1
Berkaitan pada paragraph sebelumnya dalam hubungannya Pada
prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X dan
protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mas. Jumlah sel
Langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (calcitonin
gene-related peptide) dan SP (substance P), bahan imunoreaktif, jumlahnya
di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada
neurodermatitis sirkumskripta. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel
mas yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan
saraf p75 pada membran sel Schwan dan sel perineurum meningkat,
mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural. 7
1. Sari DP, Primawati I, Akbar RR. Profil Penderita Liken Simpleks Kronikus Di
Puskesmas Padang Pasir Kota Padang Tahun 2017. Health and Medical
Journal, 2019; 50-58
3. Tan ST, Pratiwi YI, Chandra CC, Elizabeth J. Buku Edukasi Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta : IKAPI. 2021
5. Yang, L., Li Y.X., Huang W., et al. Khasiat dan keamanan akupuntur dalam
pengobatan neurodermatitis : tinjauan sistematis dan meta-analisis.
Pengobatan pelengkap dan alternatif berbasis bukti, 2022; 1
6. Sanchez A., Gandhi.K., Lee B., et al. Nuerodermatitis vulva pada pasien
Afrika-Amerika Postmenopause: Laporan kasus. Journal Of Menopausal
Medicine. 2022; 28:42-45
7. Menaldi.S.L.., Bramono. K., Indriatmi.W., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin :
Edisi ketujuh cetakan kedua. Jakarta : FKUI. 2016
9. Harlim. A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin : Alergi Akut.Jakarta
: FK UKI. 2016