BAB I
PENDAHULUAN
Glomerulus merupakan bagian nefron yang berfungsi memfilter berbagai zat sisa
metabolisme. Dalam kondisi normal protein tidak akan melewati glomerulus melainkan akan
langsung menuju arteri efferent dan kembali ke jantung. Kebocoran dan kerusakan glomerulus
akan memnyebabkan beberapa zat yang masih berguna bagi tubuh akan ikut terbuang salah
satunya adalah protein. Keberadaan protein dalam urin secara sederhana dapat di deteksi
menggunakan uji asam asetat( Astuti,2017)
Urin sebagai produk metabolisme memiliki kandungan berbagai zat yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. Zat tersebut diantaranya adalah nitrogen, urea, dan amonia.
Kandungan urin menjadi indikasi berbagai fungsi faal dalam tubuh yang berkaitan dengan
metabolisme dan ekskresi, diantaranya adalah kondisi ginjal, liver, dan pankreas. Keberadaan zat
yang masih berguna bagi tubuh dalam urin menandakan ada kesalahan fungsi ginjal dalam
bekerja sebagai filter. Salah satu zat yang masih berguna bagi tubuh yang sering terdapat dalam
urin adalah protein( Astuti,2017)
Eritrosit pada sedimen urine normal dengan jumlah 0-5 sel/LPB dapat ditemukan. Jumlah
lebih dari 5/LPB harus di selidiki secara menyeluruh dan penyebab hematuria harus dicari.
Dalam pemeriksaan mikroskopik eritrosit terlihat mirip dengan yang di temukan pada darah
perifer. Dalam urine hipertonik, eritrosit bisa crenated dan dalam urine hipotonik eritrosit bisa
bengkak, menjadi bola, dan waktunya akan pecah, sehinnga jumlah eritrosit berkurang pada
sedimen urine. Leukosit sering di temukan pada sedimen urine normal, tetapi sedikit dan tidak
melebihi 5/LPB. Walaupun semua jenis leukosit yang muncul dalam darah perifer juga di
temukan dalam urine (yaitu limfosit, monosit, eosinofil), namun sel yang paling umum adalah
PMN. PMN memiliki fungsi fagositosis motil secara aktif, dan bergerak secara amuboid dengan
pseudopodia. PMN dalam urine dapat segera di ketahui inti multi segmennya dan sitoplasma
granular( Mongan,2017)
1.2 Tujuan
BAB II
METODE
A. ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
1. tabung reaksi
2. api ispiritus
3. pipet tetes
4. pipet mikro
5. label
6. pulpen
7. stopwatch
8. kertas saring
9. piring porcean
10. gelas ukur
11. rak tabung reaksi
12. lap
2.2. Bahan
1. Urin
2. ureum
3. aquades
4. NaOH
5. CuSO4
6. Fenol Red
7. Asam Asetat
8. Bubuk kedelai
9. Benedict
10. Na2CO3 Anhidrat
11. Konsentrat HNO3
12. Larutan Amonia
13. Larutan Na2CO3
14. AgNO3
15. Na Nitroprusid
16. Fenolflaten
17. Na2CO3 2%
18. Garam Amonia
19. HNO3
20. MgSO4
21. Asam Asetat 2%
22. NH4OH
24. Amonia Molibdat
25. Larutan BaCl2
B. PROSEDUR
BAB III
HASIL PENGAMATAN
NO PERCOBAAN HASIL
1 Reaksi Biuret
4 Reaksi muroksida
6 Reaksi jaffe
7 Reaksi nitroprussid dari weyl
8 Reaksi nitroprussid-asetat
BAB IV
PEMBAHASAN
Percobaan pertama yaitu reaksi biuret untuk deteksi urea. Prinsip dari praktikum ini yaitu
urea akan terdekomposisi dengan melepaskan amonia dan membentuk kompleks dengan biuret.
Biuret kan larut dalam air dan membentuk warna ungu dengan larutan CuSO4 dalam lingkungan
basa.
Percobaan kedua adalah degradasi urea oleh urease. prinsip dari percobaan ini adalah
bubuk kedelai mengandung enzim urease ini akan aktif pada pH 7-8 dan temperatur 60
derajat Celcius yaitu dengan mengurangi urea menjadi amonia dan karbon dioksida yang
bersama membentuk kalium karbonat komponen alkali yang mengubah reaksi asam menjadi
reaksi basa. interpretasi dari yang pertama yaitu urea dalam urin Biasanya seperti demam
diabetes melitus peningkatan aktivitas adrenokortikoid. ketika kandungan dalam urea
menurun mengindikasikan penyakit hati asidosis respiratorik atau metabolik dan nefritis.
Percobaan ketiga yaitu reaksi Benedict untuk asam urat. prinsip dari percobaan ini
yaitu asam urat akan larut dalam keadaan basah warna biru yang terbentuk itu diakibatkan
adanya reduksi reagen benedict oleh asam urat. reaksi ini digunakan sebagai prinsip
kolorimetri untuk pengukuran asam urat secara kuantitatif. hasil yang diperoleh dari
percobaan ini yaitu larutan menjadi berwarna biru. fungsi dari penambahan na2co3 pada
praktikum ini yaitu sebagai basa..
Percobaan yang keempat yaitu reaksi Muroksida. untuk mendeteksi asam urat dan
puri lainnya. sampai diberi HNO3 yang akan menguap secara perlahan, Kemudian
ditambahkan larutan amonia yang akan membentuk warna ungu jika terdapat asam urat
karena terbentuknya murexide atau terbentuk warna kuning yang berubah menjadi merah
ketika dipanaskan jika mengandung xanthine. tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui
adanya asam urat dengan terbentuknya amonium mureksida yang ditandai dengan larutan
berwarna ungu. adanya asam urat oleh hno3 pekat akan diubah menjadi alaxson dan asam
dialuronat. kedua zat ini bila dipanaskan akan menjadi zat berwarna merah kecoklatan yang
disebut alaxanthin. kemudian alasan penting oleh nh4oh akan dibentuk 2 struktur pertama
berupa endapan alaxanthin yang berwarna hitam coklat dan yang kedua berupa amonium
muroxide yang berwarna ungu.
Percobaan kelima adalah Reaksi reduksi perak. tujuan dari percobaan ini untuk
mengetahui asam urat dari terbentuknya ag2o2. asam urat merupakan senyawa yang
mempunyai gugus karbonil bebas. oleh sebab itu bila ia berada dalam suasana basa gugus
karbonil nya akan menjadi enol reaktif.Enol reaktif suatu zat yang dapat mereduksi senyawa
atau unsur lain. dalam praktikum ini larutan asam urat yang diteteskan ke atas kertas saring,
warna kertas saring akan berubah menjadi kuning coklat atau hitam sebagai hasil dari Ag.
reaksi ini membuktikan adanya ion klorida namun sebelumnya kertas saring telah dibasahi
dengan AgNO3.
Percobaan keenam yaitu reaksi jaffe untuk Kreatinin. tujuan dari praktikum ini untuk
melihat zat Kreatinin pikrat. pada percobaan pada percobaan ini awalnya asam pikrat oleh
NaOH akan di ionisasi menjadi ion hidrogen dan pikrat orange. kemudian pikrat oleh
creatine akan diikat membentuk Kreatinin pikrat yang berwarna orange tua hingga merah.
apabila ditambah Air warna campuran akan menjadi kuning karena gradasi warna yang sangat
tipis percobaan ini rawan yang terlihat positif Tetapi malah salah karena ketidak telitian kita
membaca warna dan kesalahan prosedural. pada tabung pertama dihasilkan larutan berwarna
merah sementara pada larutan kedua dihasilkan larutan berwarna kuning.
Percobaan ke-7 yaitu reaksi nitroprusid dari weyl untuk Kreatinin. dalam percobaan
ini untuk mengamati adanya Kreatinin dalam urin. penambahan NaOH pada praktikum ini
berguna untuk membuat larutan menjadi basa sehingga larutan akan berubah dengan cepat
dari merah menjadi kuning di mana sebelumnya telah ditambahkan beberapa tetes natrium
nitroprusid. larutan tersebut akan digunakan untuk reaksi nitroprusid asetat.
Percobaan kedelapan adalah reaksi nitroprusid asetat dari salkowski untuk Kreatinin.
dari perlakuan ke-7 ditambahkan asam asetat berlebih kemudian panaskan tabung reaksi.
berubah menjadi hijau kemudian menjadi biru. penambahan asam asetat ini membuat larutan
menjadi asam.
Percobaan kesebelas yaitu uji fosfat dalam urine. tujuannya untuk mengukur fosfat
dalam urine dengan melihat endapan ammonium fosfomolibdate. phospat organik akan
mudah diendapkan dengan kalsium dan magnesium. urine ditambahkan dengan magnesium
sulfat akan membuat fosfatnya lepas dan berikatan dengan magnesium membentuk
magnesium fosfat yang mengendap. endapan itu lalu disaring untuk spesifikasi percobaan
selanjutnya. magnesium fosfat akan ditambahkan asam asetat panas dan terbentuk magnesium
asetat dan fosfat organik nya lepas. dengan penambahan hno3 fosfat organik akan diubah
menjadi fosfat inorganikoleh amonium molibdat akan dibentuk endapan berwarna kuning
yang disebut amonium fosfomolibdat. adanya zat ini menunjukkan di substrat uji
mengandung fosfat.
Percobaan kedua belas yaitu kalsium dalam urine. tujuannya untuk mendeteksi
adanya kalsium dalam urin. pada percobaan ini digunakan tabung dari reaksi ke-11 yang
mengandung kalsium magnesium fosfat yang Kemudian ditambahkan kalium oksalat pekat
sehingga menghasilkan larutannya keruh. kalium oksalat mengikat kalsium dan membentuk
endapan kalium oksalat yang menyebabkan kekeruhan pada larutan.
Percobaan ketiga belas yaitu sulfat dalam urine. yaitu untuk mendeteksi adanya sulfat
dalam urine yang ditunjukkan dengan terbentuknya nya BaSO4. dalam percobaan ini dimulai
dari urine yang bereaksi dengan asam asetat membuat sulfat mudah bereaksi dan terurai dari
ikatannya. bersama dengan ion barium yang diperoleh dari ionisasi barium klorida.
Dibentuklah barium sulfat di mana akan menimbulkan keruh. barium sulfat merupakan
senyawa yang sukar larut air sehingga ia menjadi keruh. normalnya susah terkandung dalam
urine sekitar 1 gram per hari.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Urin adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinarisasi.
2. Ginjal adalah organ yang dapat menghasilkan urin dari proses penyaringan darah yang
dilanjutkan dengan proses reabsorbsi dan kemudian dikeluarkan dari tubuh
3. Konsentrasi urin paling encer yang dihasilkan manusia adalah 65 ampai 70 mOsm/liter
dan konsentrasi urin yang paling pekat adalah 1200 mOsm/liter.
4. Urin normal mengandung Urea, Amonia ,Kreatinin ,Kreatin, Asam urat, Asam amino,
Alantoin ,Klorida ,Sulfat,Fosfat,Oksalat,Mineral,Vitamin,Hormon Dan Enzim.
5. Kandungan abnormal urin adalah Protein,Glukosa,Karbohidrat lain, Badan keton,
Garam bilirubin dan kolat, Darah, Porfirin,Indican.
6. Terdapat 13 percobaan Urin yaitu: Reaksi Biuret, Degredasi urea oleh enzim urease,
Reaksi benedict untuk asam urat, Reaksi muroksida, Reaksi reduksi perak, Reaksi
jaffe, Reaksi nitroprussid dari weyl, Reaksi nitroprussid-asetat, Pelepasan NH3 dan
garam ammonium, Klorida dalam urine, Fosfat dalam urine, Kalsium dalam urine,
Sulfat dalam urin
5.2SARAN
Saran untuk department Biokimia adalah lebih melengkapi lagi alat-alat
praktikum agar praktikum berjalan dengan efektif dan lebih mengefisiensikan waktu agar
mahasiswa mendapat waktu untuk belajar materi post-test
DAFTAR PUSTAKA
Astuti,D,S. 2017. Kadar Protein Urin Menggunakan Uji Asam Asetat pada Mahasiswa
Pendidikan Biologi Semester VI FKIP UMS 2017. Proceeding Biology Education Conference
Volume 14(1) . Viewed on 8 Maret 2020. From: file:///C:/Users/User/Downloads/17538-36858-
1-SM.pdf
Mongan,R. 2017. Gambaran Sedimen Urine Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air
Pegunungan Di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari. JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM
Volume 6(1). Viewed on 8 maret 2020. From:// file:///C:/Users/User/Downloads/88-Article
%20Text-336-1-10-20170919.pdf