BIOKIMIA
ANALISIS URIN
Oleh:
220210103131
A/6
UNIVERSITAS JEMBER
2023
ABSTRAK
Pada praktikum kali ini, kami melakukan analisis urin. Urin sendiri merupakan
produk akhir hormonal ginjal yang kompleks yang diperantarai oleh proses biokimia.
Urin perlu diambil dalam keadaan baru sebab pada urin yang tidak cepat diperiksa
menyebabkan bakteri berbiak, merubah urea menjadi CO2+NH3. Tujuan dari
praktikum kali ini yaitu untuk mengidentifikasi hasil metabolisme normal di dalam
urin, menidentifikasi zat-zat abnormal atau patologi di dalam urin, dan
mendemonstrasikan perilaku buffer urin. Uji yang kami lakukan ada 6 yaitu, pH,
Chloroda, sulfat, fosfat, uji gula (glukosa) dalam urin, dan uji albumin dalam urin.
Alat yang digunakan yaitu pipet tetes, tabung reaksi, pH meter atau pH paper,
kompor listrik dan penangas air, sedangkan bahannya kami menggunakan, urin, urin
orang tidak normal (penderita DM, hamil, dll), HNO3 encer, AgNO3 encer, HCL
encer, ammonium molybdate, glukosa oksidase, asam sitrat, benedict, dan asam
asetat. Pada praktikum kali ini kelompok kami (kelompok 6) mendapatkan bagian
untuk mengujikan uji albumin, dengan langkah kerja sebagai berikut, tuang urin
masing-masing probandus ke dalam gelas ukur sebanyak 5 mL. lalu tuang ke tabung
reaksi, setelah itu panaskan pada Bunsen sampai berwarna keruh lali teteskan asam
asetat sebanyak 2 tetes, lalu panaskan lagi, sampai medapatkan endapan pada urin
tersebut. Dan hasil dari pengamatan kami yaitu, pada urin pria normal tetap berwarna
bening, tidak ada endapan, urin pada Wanita normal berubah menjadi kuning sedikit
keruh tidak memiliki endapa, urin pada penderita diabetes mendapatkan hasil kuning
bening dan tidak memiliki endapan, dan yang terakhir urin pada ibu hamil setelah di
proses medapatkan hasil kuning muda bening, dan tidak ada endapan, pada urin
penderita diabetes, meski setelah sampai mendidih tetap tidak keruh.
II. PERCOBAAN
II.1Judul percobaan
Analisis Urin
II.2Tanggal percobaan
12 Maret 2023
II.3Nama Asisten
2.3.1 M. Robith Nurdiensyah (210210103003)
2.3.2 Ni’matul Mukarromah (210210103114)
2.3.3 Aldea Anisyafera Novidayanti (210210103126)
III. TUJUAN PERCOBAAN
III.1 Untuk mengidentifikasi hasil metabolisme normal di dalam urin
III.2 Untuk mengidentifikasi zat-zat abnormal atau patologi di dalam urin
III.3 Untuk mendemonstrasikan perilaku buffer urine
Pembetukan urin pada ginjal sendiri melalui tiga tahap, yaitu: pada
proses pembentukan urin ini, darah mengalir dari arteri ginjal lalu masuk ke
dalam glomerulus yang berisi kapiler-kapiler darah. Pada bagian ini akan
terjadi penyaringan pertama yang kemudian akan disimpan di dalam kapsula
bowman. Cairan hasil penyaringan ini tersusun atas, glukosa, air dan ion – ion
anorganik, seperti natrium, kalium, dan klor. Cairan yang terapung di kapsula
disebur urin primer, tahapan ini disebut proses filtrasi. Selanjutnya tahap
reabsorbsi, tahap ini setelah proses filtrasi urin primer masuk ke tubulus
proksimal, cairan yang dihasilkan dari proses reasbsorbsi disebut urin
sekunder. Hasil dari rearbsorsi ini urin sekunder mengandung air, garam,
pigmen empedu yang akan memberikan warna pada urin sedangkan urea akan
menimbulkan bau pada urin. Dan yang terakhir adalah tahap augmentasi tahap
ini merupakan urin sekunder yang bergerak ketubulus distal dan juga saluran
pengumpul. Cairan yang dihasilkan pada merupakan urin sesungguhnya dan
kemudian disalurkan ke rongga ginjal. (Banyu et al., 2020).
Saat ini kita bisa mendeteksi penyakit diabetes melalui urin dengan tes
laboratorium, tekonologi baru mendukung pemantauan glukosa berkelanjutan
telah memberikan sebuah hal baru. Misalnya ketika kosentrasi glukosa darah,
ginjal tidak mampu menyerap glukosa yang kemudian dieskresikan dalam
urin. Dengan demikian, fungsi ginjal tersebut hanya dapat memantau kadar
glukosa dalam urin. Selain itu, teknologi deteksi glukosa berbasis urin dapat
mengurangi invasi koleksi sampel dan mungkin berguna di rangkaian terbatas
sumber daya untuk menyaring diabetes yang tidak terdiagnosis dimana tes
berbasis darah bukanlah pilihan yang baik/layak. Tes pemantauan glukosa
berbasis laboratorium biasanya menggunakan kombinasu enzim glukosa
exodase/horseradish peroxi dase. (Prasad et al., 2020).
VIII. PEMBAHASAN
Urine atau air seni merupakan hasil sisa metabolisme yang diekresi
oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui sistem saluran
kemih (urinaria). Sistem urinaria sendiri merupakan suatu sistem tempat
terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang
tidak berguna bagi tubuh dan menyerap zat -zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. (Natsir et al., 2023:3). Urin merupakan produk terakhir hormonal
ginjal yang kompleks yang diperantarai proses biokimia. Sistem urinaria
terdiri dari sepasang ginjal, sepasang ureter, vesika urinaria dan utera. Sistem
urin ini sendiri berperan sangat penting dalam membersihkan produk yang
tidak berguna dalam tubuh, pembersihan itu meliputi produk yang larut dalam
darah, mengangkut semua bahan keluar dari dalam rubuh dan menghilangkan
kelebihan air yang ada di dalam tubuh.
Ciri – ciri urin normal yaitu, pada umunya urin bagi orang normal
adalah 1 sampai 2 liter sehari, namun hal ini dapat berbeda beda bagi setiap
invidu tergantung cairan yang kita miun, urin yang normal bisanya berwarna
bening atau tranparan, warna kuning muda karena mengandung urokrom
(birubin dan biliverdin), dengan masa jenis ± 1,005 – 1,04 dengan pH 6,0,
memiliki bau yang tajam, dan reaskinya sedikit asam terhadap. Dari sekitas
1200 mL darah yang melalui glomerulus, setiap menit terbentuk 120-125 ml
fitrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat
membentuk 150-180 liter filtrat. Namun dari jumlah ini hanya 1% (1,5L) yang
akhrnya keluat sebagai kemih, dan sebagian diserap Kembali. (Untari et al.,
2023:166).
Urin abnormal adalah suatu kondisi dimana terjadi perubahan sifat fisij
dan kimia pada urin dari kondisi normal. Urin dianggap tidak normal bila
terjadi perubahan pada satu atau lebih ciri – ciri diatas. Perubahan urin dapat
mengindifikasikan sejumlah masalah kasehatan, seperti infeksi saluran kemih,
batu ginjal, gangguan ginjal, diabetes dan lain-lainnya. Oleh karena itu, jika
ada seseorang yang mengalami perubahan karakteristik urin atau mengalami
gejala seperti nyeri saat buang air kecil dan demam, sebaiknya segera
konsultasikan ke dokter secepatnya untuk didiagnosis secara tepat dan benar.
Urin yang tidak normal dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain yaitu
infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan urine berubah warna, berbau
sangar menyengat, dan menjadi kerug, serta berdarah dan nyeri saat buang air
kecil. Masalah ginjal ini dapat dapat meningkatkan jumlah protein, sel darah
merah, dan sel darah putih dalam urin. Diabetes dapat meningkatkan jumlah
gula dalam urin, yang disebut glucosuria. Dehidrasi dapar menyebabkan urin
menjadi berwarna gelap karena tidak meminum banyak cairan dan badan
menjadi lemas.
Hasil pengamatan pada praktikum kali ini yaitu, pada kelompok satu
melakukan uji pH dan mendapatkan hasil pada laki laki normal mendapatkan
hasil setelah dites dengn pH memiliki pH 7, pada perempuan normal
mendapatkan hasil pH 8, pada ibu hamil medapatkan hasil pH 8, dan
penderita diabetes mendapatkan hasil pH 7, kisaran pH pada urin sekitar 6.0-
7,5, faktor yang mempengaruhi pH urin yaitu fungsi dari ginjal, makanan dan
minuman yang dikonsumsi, urin akan bersifat basa bila probandus
mengonsudi obat – oabtan tertentu, jika ada urin yang memiliki pH yang
rendah hal ini berkaitan dengan urin yang abnormal pada penderita diabetes,
namun pada praktikum kali ini probandus urin orang diabetes memiliki pH
yang cukup tinggi hal ini mungkin dikarekanan probandus sedang
mengonsumsi suatu obat. Uji selanjutny adalah klorida dan mendapatkan hasil
setelah ditambahkan perak nitrat pada urin ibu hamil sebelum ditetesi oleh
perak nitrat berwarna kuning agak pucatm dan sesudahnya terdapat endapan
putih yang menunjukkan bahwa terdapat kandungan klorida pada urin
tersebut, urin laki – laki normal sebelum ditetesi berwarna kuning sangat
pucat hampir bening, sesudahnya teedapat endapan pada dasar tabung reaksi,
pada urin Wanita normal berwarna kuning pekat sesudahn ditetesi terdapat
endapan dan urin menjadi sedikit pudar, mengidikasikan bahwa adalanya
klorida pada urin, dan yang terakhir urin penderita diabetes sebelumnya
berwarma kuning pekat tidak lebih pekat dari urin normal Wanita, dan
terdapat sedikiti endapan pada putih pada dasar tabung reaksi. Selanjurnya uji
sulfat dan mendapatkan hasil bahwa, urin pada pria normal berwarna bening,
dan setelah diteteskan dengan larutan BaCL2 berubah menjadi keruh dan
terdapat sedikit endapan putih pada dasar tabubg reaksi, selanjutnya urin pada
Wanita normal warna sebelumnya berwarna kuning tua dan sesudahnya
berwarna keruh dan terdapat banyak endapan putih pada dasar tabung reaski
yang mengindikasi bahwa urin tersebut terdapat adanya sulfat, urin ibu hamil
sebelumnya berwarna kuning pucat dan setelahnya berwarna keruh dan
terdapat endapan, urin penderita diabetes, sebelum berwarna kuning muda dan
setelahnya berwarna keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung reaksi,
reaksi positif pada uji ini ditandai dengan terbentuknya endapan putih, dan
larutan berubah menjadi keruh. Selanjutnya uji glukosa mendapatkan hasil
pada urin Wanita normal sebelum dipanaskan berwarna biru setelahnya
berubah menjadi biru kehijauan (positif), urin pria normal sebelumnya
berwana biru dan setelahnya mendapatkan hasil warna yang sama yaitu biru
(negative), pada urin ibu hamil mendapatkan hasil sebelum dipanaskan
berwarna biru dan setelahny berwarna biru kehijauan dan terdapat endapan,
dan yang terakhir urin pada penderita diabestes mendapatkan hasil
sebelumnya berwarna biru dan sesudahnya berwarna hijau tua dan terdapat
endapan, bila tidak terjadi perubahan pada urin maka kadar glukosa kurang
dari 0,5%, jika terjadi warna hijau kekuningan maka kadar gula glukosa 0,5-
1%, jika terjadi warna kuning keruh berarti kada glukosa 1%-1,5%, jika
terjadi warna jingga/ orange maka kadar glukosa 2%-3,5% dan jika terjadi
warna merah bata maka kadar glukosa terindikasi sangat tinggi >3,5%,
perubaha ini terjadi karena adanya reaksi reduksi antara glukosa dalam urin
dengan caprisulfat dakam larutan benedict yang mana semakin banyak
glukosa dalam urinn, yang terbentuk, dan semakin kuat perubahan waran pada
larutan benedict. Dan uji yanh terakhir adalah uji albumin dengan asam asetat
yang dilakukan oleh kelompok kami urin Wanita normal sebelum ditetesi
asam asetat berwana kuning bening dan setelah ditetesi dan dipanaskan tidakk
terdapat endapan pada tabung reaksi, urin pada pria normal sebelum ditetesi
memiliki warna kuning tua, setelah ditetesi berubah menjadi lebih keruh
namun tidak ada perubahan, pada urin ibu hamil sebeleum ditetesi berwarna
kuning muda, setelahnay berubah menjadi kuning bening dan tidak terlihat
ada endapan, dan yang terakhir pada urin penderita diabetes sebelumnye
berwarna kuning pucat, setelah ditetesi menjadi berubah warna me jadi
kuning muda bening dan tidak terdapat endapan di dasar tabung reaksi.
Endapan yang banyak pada uji albumin urin dapat disebabkan oleh kondisi
albuminuria atau ginjal bocor, di mana urin mengandung terlalu banyak
protein albumin. Hal ini dapat mengindikasi kelainan pada urin juga dapat
disebabkan oleh kritaslisasi atau pengendapan urin atau fosfat.
IX. PENUTUP
IX.1 Kesimpulan
IX.1.1 Proses metabolisme diantaranya adalah ureum, asam urat, kreatin,
kreathin, kreathinin, asam hipurat , urine patologis kemungkinan
mengandung protein, glukosa, aseton, bilirubin, urobilinogen dan
urolobin. Ekresi urin normal mengandung air dan zat organic dan
zat organic lainnya. Urine normal mengandung sulfat klorida,
asam urat, urea ammonia, keratin, dan garam. Nilai pH urin
normal adalah 5-7, dibawahnya urin bersifat asam bila diatanya
urin bersifat basa.
IX.1.2 Zat zat abnormal yang terdapat dalam urin, seperti klorida,
klorida, memang ada di dalam urin. Tetapi kadarnya sangat kecil
jika kadar klroin tinggi. Ini bisa mengindikasikan masalah ginjal
karena harus disaring. Albumin juga terdapat pada urin sebagai
senyawa yang tidak normal, karena adanya albumin dapat
disebabkan oleh albuminuria atau juga karena kebocoran dari
ginjal
IX.1.3 Buffer urin meurpakan proses yang penting dikarenakan berfungsi
sebagai pengurangan ion hidrogen bebas dalam tubulus, yang
memungkinkan peningkatan laju transport ion hidrogen ke dalam
cairan tubulus ginjal distal. Biokarbonat baru, yang
menghancurkan plasma dan menggantikan konsentrasi bikarbonat
yang berkurang dalam plasma.
IX.2 Saran
IX.2.1 Saran Asisten laboratorium
Asisten laboratorium sudah membimbing praktikan dengan baik
dan sabar, selalu membantu praktikan yang sedang kesulitan dan
bingung.
IX.2.2 Saran praktikan
Praktikan sudah melakukan praktikum dengan baik dan teliti,
namun sebaiknya sebelum melakukan praktikum praktikan
mempelajari materi yang akan dipraktikumkan supaya tidak
terlalu bingung.
DAFTAR PUSTAKA
Hasani. C. 2019. Sistem monitoring ammonia pada ekresi tubuh, jurnal nasional
teknologi dan rekayasa. 2(5): 18-20
Natsir. R. M. 2023. Kimia Klinik 1. Edisi pertama. Yogyakarta: Selat Media Patners
LAMPIRAN